1 22302 1 10 20150216
1 22302 1 10 20150216
Dewasa dengan Demam Tifoid (Pertiwi, G.A.E., Niruri, R., Tanasale, J.D., Erlangga, I.B.E.)
ABSTRAK
Demam tifoid masih menjadi masalah kesehatan yang bersifat endemik dengan angka
kejadian yang tinggi di Indonesia. Fluorokuinolon merupakan golongan antibiotika yang dikenal
efektif dalam pengobatan demam tifoid pada pasien dewasa. Selain pemberian antibiotika,
diberikan juga obat-obat simptomatik pada pengobatan demam tifoid. Pemberian antibiotika
secara bersamaan dengan obat lain dapat menimbulkan efek yang tidak diharapkan mulai dari
penurunan absorpsi atau penundaan absorpsiantibiotika. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui potensi interaksi penggunaan antibiotika golongan fluorokuinolon dengan obat-obat
lain yang diberikan bersamaan padapasien dewasa dengan demam tifoid.Metode: Penelitian
yang dilakukan merupakan penelitian observasional dengan jenis penelitian cross-sectional.
Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Umum (RSU) Puri Raharja Denpasar dengan
menggunakan data pasien yang diambil selama periode 1 Januari 2013 - 31 Maret 2014. Hasil:
Selama rawat inap, pemberian obat yang menimbulkan potensi interaksi, diantaranya
levofloksasin dengan antasida (8,6%); levofloksasin dengan sukralfat (5,2%); dan siprofloksasin
dengan antasida (3,4%). Untuk obat pulang, pemberian obat yang berpotensi menimbulkan
interaksi, diantaranya levofloksasin dengan antasida (6,9%), levofloksasin dengan
sukralfat(1,7%), dan sparfloksasin dengan antasida (1,7%).
Resikoinidapatdiminimalkandenganpemberian antibiotikafluorokuinolon2 jam sebelum atau 6
jam setelah pemberian antasida dan sukralfat.Kesimpulan: Potensi interaksi penggunaan
fluorokuinolondapatterjadi akibat pemberian levofloksasin, siprofloksasin, dan sparfloksasin
dengan antasida, serta levofloksasin dengan sukralfat.
17
Potensi Interaksi Obat pada Penggunaan Antibiotika Golongan Fluorokuinolon dari Pasien
Dewasa dengan Demam Tifoid (Pertiwi, G.A.E., Niruri, R., Tanasale, J.D., Erlangga, I.B.E.)
fleroksasin; dianggap sebagai terapi optimal bersamaan pada pengobatan pasien dewasa
untuk pengobatan demam tifoid pada pasien dengan demam tifoid.
dewasa. Antibiotika golongan ini lebih 2. BAHAN DAN METODE
cepat dan efektif dalam pengobatan demam 2.1 Bahan Penelitian
tifoid dibandingkan obat-obat yang dulunya Bahan yang digunakan dalam
menjadi lini pertama pengobatan demam penelitian ini adalah data yang diambil dari
tifoid seperti kloramfenikol, ampisilin, rekam medis pasien dewasa dengan demam
amoksisilin, dan trimetoprim- tifoid, yaitu data umur dan jenis kelamin,
sulfametoksazol (WHO, 2003). serta data penggunaan obat baik selama
Fluorokuinolon sangat aktif melawan rawat inap maupun obat yang diresepkan
Salmonella secara in vitro, memiliki pada saat pasien keluar rumah sakit (obat
penetrasi ke jaringanyang sangat baik, dapat pulang).
membunuh Salmonella typhiintraseluler di
dalam makrofag, sertamencapai konsentrasi 2.2 Metode Penelitian
yang tinggi dalam kandungempedu Penelitian yang dilakukan merupakan
dibandingkan antibiotika lain dalam penelitian observasional dengan jenis
pengobatan demam tifoid (Kalra, 2003; penelitian cross-sectional. Penelitian ini
Nelwan, 2012). Antibiotika golongan dilakukan di Rumah Sakit Umum (RSU)
fluorokuinolon memiliki angka Puri Raharja Denpasar, menggunakan data
kesembuhan klinissebesar 98% dan pasien yang diambil selama periode 1
memberikan respon terapeutik yang cepat Januari 2013-31 Maret 2014. Subyek dalam
(waktu penurunandemam dan hilangnya penelitian ini adalahseluruh pasien dewasa
gejala-gejala demam tifoid 3-5 hari), serta dengan demam tifoid selama periode 1
angka kekambuhan dan fecal carrierkurang Januari 2013-31 Maret 2014. Dalam
dari 2% dalam pengobatan demam tifoid penelitian ini, digunakan beberapa kriteria
(Bhan et al., 2005; WHO, 2003). sebagai subyek penelitian yaitu: pasien
Dalam pengobatan demam tifoid, berusia di atas 18 tahun dan didiagnosa
selain pemberian antibiotika, diberikan juga demam tifoid oleh dokter, serta pasien yang
obat-obat penunjang yang sifatnya mendapatkan terapi dengan antibiotika
simptomatik (Menkes RI, 2006). Pemberian golongan fluorokuinolon baik selama rawat
antibiotika secara bersamaan dengan obat inap atau sebagai obat pulang.
lain dapat menimbulkan efek yang tidak
diharapkan. Efek dari interaksi yang dapat 3. HASIL
terjadi cukup beragam mulai dari Dalam penelitian ini didapat104 pasien
penurunan absorpsi obat atau penundaan dewasa dengan demam tifoid selama
absorpsi sehingga meningkatkan efek periode 1 Januari 2013-31 Maret 2014. Dari
toksik obat lainnya (Menkes RI, 2011). 104 pasien, terdapat 58 pasienyang
Fluorokuinolon memiliki interaksi memenuhi kriteria sebagai subyek
dengan beberapa obat seperti antasida, penelitian. Karakteristik 58 pasien
sukralfat, zat besi oral, kortikosteroid yangmenjadi subyek penelitian, dapat
sistemik, Nonsteroidal Anti-Inflammatory dilihat pada Tabel 3.1.
Drugs (NSAIDs), teofilin, dan antikoagulan Setelah dilakukan evaluasi terhadap
warfarin (Lacy, et al., 2005; Menkes RI, obat selama rawat inap maupun obat pulang
2011; Sweetman, 2009). Penggunaannya pada 58 pasien, didapat beberapa pemberian
secara bersamaan dengan obat-obat tersebut obat pada pasien dewasa dengan demam
dapat menyebabkan penurunan absorpsi tifoid yang berpotensi mengalami interaksi
fluorokuinolon (Lacy et al., 2005). Oleh dengan antibiotika fluorokuinolon.
sebab itu, dilakukan penelitian ini untuk Pemberian obat yang menimbulkan potensi
mengetahui potensi interaksi penggunaan interaksi selama rawat inap dan sebagai
antibiotika golongan fluorokuinolon obat pulangdapat dilihat pada Tabel 3.2 dan
terhadap obat-obat lain yang diberikan Tabel 3.3.
18
Potensi Interaksi Obat pada Penggunaan Antibiotika Golongan Fluorokuinolon dari Pasien
Dewasa dengan Demam Tifoid (Pertiwi, G.A.E., Niruri, R., Tanasale, J.D., Erlangga, I.B.E.)
Umur
19-30 tahun 21 (36,2%)
31-40 tahun 12 (20,7%)
41-50 tahun 15 (25,9%)
51-60 tahun 5 (8,6%)
61-70 tahun 5 (8,6%)
Jenis Kelamin
Laki-laki 25 (43,1%)
Perempuan 33 (56,9%)
19
Potensi Interaksi Obat pada Penggunaan Antibiotika Golongan Fluorokuinolon dari Pasien
Dewasa dengan Demam Tifoid (Pertiwi, G.A.E., Niruri, R., Tanasale, J.D., Erlangga, I.B.E.)
20
Potensi Interaksi Obat pada Penggunaan Antibiotika Golongan Fluorokuinolon dari Pasien
Dewasa dengan Demam Tifoid (Pertiwi, G.A.E., Niruri, R., Tanasale, J.D., Erlangga, I.B.E.)
21