Anda di halaman 1dari 16

RANGKUMAN

1. Pancasila sebagai Ideologi Terbuka

Makna Pancasila Sebagai Ideologi Terbuka

Pancasila sebagai ideologi terbuka adalah nilai-nilai dasar dari Pancasila dapat
dikembangkan sesuai dengan bangsa Indonesia dan tuntutan perkembangan zaman.

Pancasila sebagai ideologi terbuka memiliki nilai:

• Nilai dasar : nilai yang bersifat umum, abstrak, tidak terikat dengan tempat atau
waktu, dengan kandungan kebenaran yang tinggi berupa cita-cita, tujuan dan tuntunan
dasar kehidupan yang dicita-citakan.
• Nilai instrumental; penjabaran dari nilai dasar yang merupakan arahan dalam
kurun waktu dan kondisi tertentu.
• Nilai praktis : interaksi antara nilai instrumental dengan situasi kongkrit pada
tempat dan situasi tertentu.

Tiga dimensi yang sebagai ideologi terbuka

a. Dimensi realitas.

Bahwa nilai-nilai dasar yang terkandung dalam ideologi secara reel berakar dan hidup
dalam masyarakat/bangsanya, terutama karena nilai-nilai dasar tersebut bersumber dari
budaya dan pengalaman sejarahnya.

b. Dimensi idealisme.

Bahwa nilai-nilai dasar ideologis tersebut mengandung idealisme, bukan angan-angan


yang memberi hambatan tentang masa depan yang lebih baik melalui perwujudan atau
pengalamannya dalam praktek kehidupan bersama mereka sehari-hari dengan berbagai
dimensinya.

c. Dimensi fleksibelitas.

Bahwa ideologi tersebut memiliki keluwesan yang memungkinkan Merangsang


pengembangan pemikiran-pemikiran baru yang relevan tentang dirinya, tanpa menghilangkan
hakikat (jati diri) yang terkandung dalam nilai dasar.

2. Pancasila Sebagai Sumber Nilai Dan Paradigma Pembangunan

• Pancasila Sebagai Sumber Nilai.


Negara Indonesia adalah Negara yang berdasarkan pancasila, segala yang ada dan
terjadi dalam kehidupan bangsa Indonesia baik dalam kehidupan berbangsa, bernegara
maupun dalam kehidupan masyarakat dan dinilai berdasarkan pancasila.

• Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa.

Pancasila sebagai pandangan hidup digunakan sebagai pegangan atau petunjuk dalam
menghadapi dan mengatasi persoalan dalam kehidupan sehari-hari dari setiap warga Negara
Indonesia.

• Pancasila sebagai Dasar Negara RI.

Pancasila sebagai dasar Negara disebut sebagai philosofische grondslag Negara


Indonesia yang dijadikan sebagai dasar dalam mengatur penyelenggaraan pemerintahan
Negara.

• Pengertian Paradigma.

Paradigma adalah kerangka berpikir atau pola berpikir dalam ilmu pengetahuan.

• Pancasila sebagai paradigma pembangunan nasional.

Pancasila sebagai paradigma pembangunan nasional mengandung maksud bahwa


pelaksanaan pembangunan di Indonesia harus berdasarkan kepribadian Indonesia dan
menghasilkan manusia dan menghasilkan manusia dan masyarakat maju yang tetap
kepribadian Indonesia yang dijiwai dan dilandasi oleh nilai-nilai luhur pancasila.

• Pancasila sebagai paradigma.

• Pancasila sebagai paradigma pembangunan politik


• Pancasila sebagai paradigma pembangunan ekonomi
• Pancasila sebagai paradigma pembangunan social budaya.
• Pancasila sebagai paradigma pembangunan pertahanan dan keamanan.
3. Sikap Positif Terhadap Pancasila sebagai Ideologi Terbuka

• Makna nilai-nilai setiap sila pancasila.

Nilai-nilai pancasila terdiri dari seperangkat prinsip yang merupakan sikap kepribadian bangsa
Indonesia. Nilai-nilai tersebut antara lain :

1) Nilai ketuhanan yang Maha Esa berisi prinsip hidup sesuai dengan hakekat tuhan meliputi;
Wajib disembah dan wajib ditaati serta dihormati, kewajiban menyembah, mentaati dan
menghormati sesuai dengan cara agama masing-masing.

2) Nilai Kemanusiaan yang adil dan beradap bahwa kita berprinsip hidup sesuai dengan hakekat
manusia sebagai mahluk inpidu yang membedakan manusia yang satu dengan manusia yang
lain. Hakekat manusia sebagi mahluk sosial selalu hidup berkelompok sangat bergantung pada
manusia lain dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.

3) Nilai Persatuan Indonesia.

Mengandung makna bahwa ; bangsa Indonesia adalah bangsa yang :

Memiliki persatuan dan kesatuan, selalu utuh, tidak mau pecah belah, hidup dalam wadah
Negara kesatuan RI, memiliki Negara yang mandiri, tidak tergantung pada bangsa lain, selalu
ikut mewujudkan perdamaian dunia lewat hubungan kerja sama dengan bangsa lain.

4) Nilai Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan


perwakilan.

Ciri kehidupan berdemokrasi Indonesia;

Menyelesaikan permasalahan dan perbedaan melalui musyawarah, setiap keputusan yang


diambil melalui musyawarah mufakat, memiliki wakil rakyat untuk melaksanakan kehendak
rakyat melalui pemilu, presiden dan wakil presiden dipilih oleh rakyat melalui pemilu secara
berkala dan teratur.

5) Nilai Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Prinsip hidup sesuai dengan hakekat adil yaitu keseimbangan antara hak dan kewajiban dengan
maksud harus mendahulukan kewajiban. Kewajiban bergandengan dengan hak bila yang satu
terpenuhi maka yang lain harus dilaksanakan.

• Pengamalan pancasila dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara.

Pengamalan pancasila sebagai dasar Negara mengandung keharusan yang harus


dilaksnakan atau larangan-larangan yang harus dijauhi oleh stiap warga Negara, setiap
penyelnggara Negara, serta setiap lembaga kenegaraan dan lembaga kemasyarakatan baik di
pusat maupun di daerah.

2.sistem pemerentahan Indonesia


Penduduk ialah orang yang bertempat tinggal pada wilayah suatu negara. Penduduk
dibedakan antara warga negara dan warga negara asing. Bangsa ialah sekelompok orang yang
memiliki perasaan senasib akan keberadaan suatu negara. Sedangkan Masyarakat ialah
sekelompok orang yang tinggal bersama di suatu daerah tertentu dan terikat pada nilai-nilai
tertentu yang diterima secara bersama.
Pengertian kedaulatan rakyat berhubungan erat dengan pengertian perjanjian
masyarakat dalam pembentukan asal mula negara. Negara terbentuk karena adanya perjanjian
masyarakat. Perjanjian masyarakat disebut juga dengan istilah kontrak sosial. Ada beberapa ahli
yang telah mempelajari kontrak sosial, antara lain Thomas Hobbes, John Locke, dan Jean Jaques
Rousseau.
Kedaulatan rakyat berarti juga, pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat.
Pemerintahan dari rakyat berarti mereka yang duduk sebagai penyelenggara pemerintahan
terdiri atas rakyat itu sendiri dan memperoleh dukungan rakyat. Pemerintahan oleh rakyat
mengandung pengertian, bahwa pemerintahan yang ada diselenggarakan dan dilakukan oleh
rakyat sendiri baik melalui demokrasi langsung maupun demokrasi perwakilan. Pemerintahan
untuk rakyat artinya pemerintahan yang dilaksanakan sesuai dengan kehendak rakyat.

UUD 1945 menentukan, bahwa rakyat secara langsung dapat melaksanakan kedaulatan
yang dimilikinya. Keterlibatan rakyat sebagai pelaksana kedaulatan dalam UUD 1945 ditentukan
dalam hal:
a. Mengisi keanggotaan MPR, karena anggota MPR yang terdiri atas anggota DPR dan anggota DPD
dipilih melalui pemilihan umum (Pasal 2 (1)).
b. Mengisi keanggotaan DPR melalui pemilihan umum (Pasal 19 (1)).
c. Mengisi keanggotaan DPD (Pasal 22 C (1)).
d. Memilih Presiden dan Wakil Presiden dalam satu pasangan secara langsung (Pasal 6 A (1)).
Penjelasan tentang lembaga-lembaga Negara pelaksanaan kedaulatan rakyat berdasarkan
Undang- Undang Dasar 1945 dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR)
Pasal 2 (1) UUD 1945 menyatakan, bahwa MPR terdiri atas anggota DPR dan anggota DPD
yang dipilih melalui pemilihan umum dan diatur lebih lanjut dengan undangundang. Pemilihan
umum anggota DPR dan anggota DPD diatur melalui UU No. 12 Tahun 2003. Sedangkan
ketentuan tentang susunan dan kedudukan MPR diatur dengan UU No. 22 Tahun 2003 tentang
Susunan dan Kedudukan MPR, DPR, DPD, dan DPRD.
MPR merupakan lembaga permusyawaratan rakyat yang berkedudukan sebagai lembaga
negara. Dengan kedudukannya sebagai lembaga negara, MPR bukan lagi sebagai lembaga
tertinggi negara. Tugas dan wewenang MPR diatur dalam Pasal 3 UUD 1945, bahwa MPR :
(1) berwenang mengubah dan menetapkan UUD,
(2) melantik Presiden dan/atau Wakil Presiden, dan
(3) hanya dapat memberhentikan Presiden dan/atau Wakil Presiden dalam masa jabatannya
menurut UUD.
2. Presiden
Syarat-syarat untuk menjadi Presiden dan Wakil Presiden diatur lebih lanjut dengan
undang-undang (Pasal 6 (2) UUD 1945). Presiden dan Wakil Presiden memegang jabatan selama
lima tahun, dan sesudahnya dapat dipilih kembali dalam jabatan yang sama, hanya untuk satu
kali masa jabatan (Pasal 7 UUD 1945). UUD 1945 mengatur, bahwa calon Presiden dan calon
Wakil Presiden harus memenuhi syarat sebagai berikut:
a. warga negara Indonesia sejak kelahirannya dan tidak pernah menerima kewarganegaraan lain
karena kehendaknya sendiri (Pasal 6 (1) UUD 1945);
b. tidak pernah mengkhianati negara (Pasal 6 (1) UUD 1945);
c. mampu secara rohani dan jasmani untuk melaksanakan tugas dan kewajiban sebagai Presiden
dan Wakil Presiden (Pasal 6 (1) UUD 1945);
d. dipilih dalam satu pasangan secara langsung oleh rakyat (Pasal 6 A (1) UUD 1945);
e. diusulkan oleh partai politik atau gabungan partai politik peserta pemilihan umum sebelum
pelaksanaan pemilihan umum (Pasal 6 A (2) UUD 1945).
Presiden Republik Indonesia memegang kekuasaan pemerintahan menurut UUD, yang
dalam melakukan kewajibannya Presiden dibantu oleh satu orang Wakil Presiden (Pasal 4 UUD
1945). Kekuasaan Presiden yang diatur dalam UUD 1945 adalah:
a. mengajukan rancangan undang-undang dan membahasnya bersama DPR (Pasal 5 (1) dan Pasal
20 (2) UUD 1945);
b. menetapkan Peraturan Pemerintah (Pasal 5 (2) UUD 1945);
c. memegang kekuasaan yang tertinggi atas Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan Angkatan Udara
(Pasal 10 UUD 1945);
d. menyatakan perang, membuat perdamaian dan perjanjian dengan negara lain dengan
persetujuan DPR (Pasal 11 (1) UUD 1945);
e. menyatakan keadaan bahaya (Pasal 12 UUD 1945);
f. mengangkat dan menerima duta dan konsul dengan memperhatikan pertimbangan DPR (Pasal
13 UUD 1945);
g. memberi grasi dan rehabilitasi dengan memperhatikan pertimbangan MA (Pasal 14 (1) UUD
1945);
h. memberi amnesti dan abolisi dengan memperhatikan pertimbangan DPR (Pasal 14 (2) UUD
1945);
i. memberi gelar, tanda jasa, dan lain-lain tanda kehormatan (Pasal 15 UUD 1945);
j. membentuk suatu dewan pertimbangan yang bertugas memberikan nasihat dan pertimbangan
kepada Presiden (Pasal 16 UUD 1945);
k. mengangkat dan memberhentikan menteri-menteri negara (Pasal 17 (2) UUD 1945);
l. mengajukan rancangan undang-undang anggaran pendapatan dan belanja negara (Pasal 23 (2)
UUD 1945).
3. Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)
Anggota DPR dipilih melalui pemilihan umum (Pasal 19 (1) UUD 1945). Sedangkan
susunan keanggotaan DPR diatur melalui undang-undang (Pasal 19 (2) UUD 1945). Dalam UU
No. 10 Tahun 2008 tentang Pemilian Umum Anggota DPR, DPD, dan DPRD ditentukan jumlah
anggota DPR sebanyak 560 orang yang berasal dari anggota partai politik peserta pemilihan
umum (Pasal 7 dan Pasal 21 UU No. 10 Tahun 2008). Fungsi DPR ditegaskan dalam Pasal 20A (1)
UUD 1945, bahwa DPR memiliki :
a. fungsi legislasi, antara lain diwujudkan dalam pembentukan undang-undang bersama Presiden.
b. fungsi anggaran, berupa penetapan anggaran pendapatan dan belanja negara yang diajukan
Presiden.
c. fungsi pengawasan, dapat meliputi pengawasan terhadap pelaksanaan undang-undang,
pengawasan terhadap pelaksanaan anggaran pendapatan dan belanja negara, dan pengawasan
terhadap kebijakan pemerintah sesuai dengan jiwa UUD 1945.
4. Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)
BPK merupakan lembaga negara yang bebas dan mandiri dengan tugas khusus untuk
memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara (Pasal 23 E (1) UUD 1945).
Dalam melaksanakan tugasnya, BPK berwenang meminta keterangan yang wajib diberikan oleh
setiap orang, badan/instansi pemerintah, atau badan swasta sepanjang tidak bertentangan
dengan undang-undang.
5. Mahkamah Agung (MA)
MA merupakan lembaga negara yang memegang kekuasaan kehakiman di samping
Mahkamah Konstitusi di Indonesia (Pasal 24 (2) UUD 1945). Dalam melaksanakan kekuasaan
kehakiman, MA membawahi beberapa macam lingkungan peradilan, yaitu Peradilan Umum,
Peradilan Agama, Peradilan Militer, dan Peradilan Tata Usaha Negara (Pasal 24 (2) UUD 1945).
6. Mahkamah Konstitusi
Mahkamah Konstitusi beranggotakan sembilan hakim konstitusi, di mana tiga anggota
diajukan oleh MA, tiga anggota diajukan oleh DPR, dan tiga anggota diajukan oleh Presiden
(Pasal 24 C (3) UUD 1945). Hakim konstitusi harus memiliki integritas dan kepribadian yang
tidak tercela, adil, negarawan yang menguasai konstitusi dan ketatanegaraan, serta tidak
merangkap sebagai pejabat Negara (Pasal 24 C (5) UUD 1945). UUD 1945 menyebutkan adanya
Mahkamah Konstitusi. Mahkamah Konstitusi memiliki kewenangan untuk:
(1) mengadili pada tingkat pertama dan terakhir untuk menguji undang-undang terhadap
UUD,
(2) memutus sengketa kewenangan lembaga negara yang kewenangannya diberikan oleh
UUD,
(3) memutus pembubaran partai politik, dan
(4) memutus perselisihan tentang hasil pemilihan umum (Pasal 24 C (1)), serta
(5) wajib memberikan putusan atas pendapat DPR mengenai dugaan pelanggaran oleh
Presiden dan/atau Wakil Presiden menurut UUD (Pasal 24 C (2) UUD 1945).
7. Dewan Perwakilan Daerah (DPD)
DPD merupakan bagian dari keanggotaan MPR yang dipilih melalui pemilihan umum dari
setiap propinsi (Pasal 2 (1) dan Pasal 22 C (1) UUD 1945). DPD merupakan wakil-wakil propinsi
(Pasal 32 UU No. 22 Tahun 2003). Oleh karena itu, anggota DPD berdomisili di daerah
pemilihannya, dan selama bersidang bertempat tinggal di ibukota negara RI (Pasal 33 (4) UU
No. 22 Tahun 2003).
8. Pemerintah Daerah
Pemerintah Derah merupakan penyelenggara pemerintahan daerah. Keberadaan
pemerintahan daerah dilandasi oleh ketentuan UUD 1945 Pasal 18 (1) yang menyatakan, bahwa
Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas daerah-daerah provinsi dan daerah provinsi itu
dibagi atas kabupaten dan kota, yang tiap-tiap provinsi, kabupaten, dan kota itu mempunyai
pemerintahan daerah, yang diatur dengan undangundang.
Pemerintahan daerah dibedakan antara pemerintahan daerah provinsi dan pemerintahan
daerah kabupaten/ kota (Pasal 3 UU No. 32 Tahun 2004). Pemerintahan daerah provinsi terdiri
atas pemerintah daerah provinsi dan DPRD provinsi. Sedangkan pemerintahan daerah
kabupaten/kota terdiri atas pemerintah daerah kabupaten/kota dan DPRD kabupaten/kota.
Dalam Pasal 24 UU No. 32 Tahun 2004 dibedakan sebutan kepala daerah provinsi,
kabupaten, dan kota. Pemerintah daerah provinsi dipimpin oleh Gubernur sebagai kepala
daerah provinsi. Pemerintah daerah kabupaten dipimpin oleh Bupati sebagai kepala daerah
kabupaten. Pemerintah daerah kota dipimpin oleh Walikota sebagai kepala daerah kota.
9. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD)
DPRD dalam UU No. 22 Tahun 2003 tentang Susunan dan Kedudukan MPR, DPR, DPD, dan
DPRD dinyatakan, bahwa DPRD terdiri atas DPRD Propinsi dan DPRD Kabupaten/Kota. DPRD
merupakan lembaga perwakilan rakyat daerah dan berkedudukan sebagai unsur
penyelenggaraan pemerintahan daerah (Pasal 40 UU No. 32 Tahun 2004).
DPRD Propinsi merupakan lembaga perwakilan rakyat daerah yang berkedudukan sebagai
lembaga daerah propinsi (Pasal 60 UU No. 22 Tahun 2003). Sedangkan DPRD Kabupaten/Kota
merupakan lembaga perwakilan rakyat daerah yang berkedudukan sebagai lembaga
pemerintahan daerah kabupaten/kota (Pasal 76 UU No. 22 Tahun 2003). Fungsi DPRD secara
umum sama dengan fungsi DPR, yaitu legislasi, anggaran, dan pengawasan.
10. Komisi Pemilihan Umum
Komisi pemilihan umum merupa-kan komisi yang bertanggung jawab akan pelaksanaan
pemilihan umum di Indonesia. UU No. 12 Tahun 2003 tentang Pemilihan Umum Anggota DPR,
DPD, dan DPRD menyatakan, bahwa tugas dan wewenang Komisi Pemilihan Umum adalah:
a. merencanakan penyelenggaraan pemilihan umum (pemilu);
b. menetapkan organisasi dan tata cara semua tahapan pelaksanaan pemilu;
c. mengkoordinasikan, menyelenggarakan, dan mengendalikan semua tahapan pelaksanaan
pemilu;
d. menetapkan peserta pemilu;
e. menetapkan daerah pemilihan, jumlah kursi dan calon anggota DPR, DPD, DPRD Provinsi, dan
DPRD Kabupaten/Kota;
f. menetapkan waktu, tanggal, tata cara pelaksanaan kampanye, dan pemungutan suara;
g. menetapkan hasil pemilu dan mengumumkan calon terpilih anggota DPR, DPD, DPRD Provinsi,
dan DPRD Kabupaten/Kota;
h. melakukan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan pemilu;
i. melaksanakan tugas dan kewenangan lain yang diatur undang-undang.
11. Komisi Yudisial
Komisi Yudisial adalah lembaga yang mandiri yang dibentuk oleh Presiden dengan
persetujuan DPR (Pasal 24 B (3) UUD 1945). Anggota Komisi Yudisial harus mempunyai
pengetahuan dan pengalaman di bidang hukum serta memiliki integritas dan kepribadian yang
tidak tercela (Pasal 24 B (2) UUD 1945). Komisi Yudisial berwenang mengusulkan pengangkatan
hakim agung serta menjaga dan menegakkan kehormatan, keluhuran martabat, dan perilaku
hakim (Pasal 24 B (1) UUD 1945).

Menurut Pasal 1 UU No. 2 Tahun 2008 tetang Partai Politik, bahwa yang disebut partai
politik adalah organisasi yang bersifat nasional dan dibentuk oleh sekelompok warga negara
Indonesia secara sukarela atas dasar persamaan kehendak dan cita-cita untuk memperjuangkan
dan membela kepentingan politik anggota, masyarakat, bangsa, dan negara, serta memelihara
keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan UUD Negara Republik
Indonesia Tahun 1945. Adapun Pasal 11 UU No. 2 Tahun 2008 tentang Partai Politik
menggariskan fungsi partai politik sebagai sarana:
a. pendidikan politik bagi para anggota dan masyarakat luar agar menjadi warga negara Indonesia
yang sadar akan hak dan kewajibannya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara;
b. penciptaan iklim yang kondusif bagi persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia untuk
kesejahteraan masyarakat;
c. penyerap, penghimpun, dan penyalur aspirasi politik masyarakat dalam merumuskan dan
menetapkan kebijakan negara;
d. partisipasi politik warga negara Indonesia; dan
e. rekrutmen politik dalam proses pengisian jabatan politik melalui mekanisme demokrasi dengan
memperhatikan kesetaraan dan keadilan gender.
Partai-partai politik dalam memperjuangkan kepentingannya dilaksanakan melalui
pemilihan umum. Pada umumnya dalam praktik pemilihan umum dikenal dua sistem pemilihan
umum, yaitu :
a. Sistem Distrik
Sistem distrik disebut juga dengan single-member constituency, satu daerah pemilihan memilih
satu wakil, di mana negara dibagi dalam sejumlah distrik dan anggota lembaga legislatif
ditentukan oleh jumlah distrik tersebut.
b. Sistem Perwakilan Berimbang (Sistem Proporsional).
Sistem perwakilan berimbang disebut juga Proportional Representation bersifat multi-member
constituency, satu daerah pemilihan memilih beberapa wakil dengan gagasan pokok jumlah
kursi di lembaga legislatif yang diperoleh oleh partai politik adalah sesuai dengan jumlah suara
yang diperolehnya

3. Peranan pers dalam masyarakat demokrasi, Pers adalah salah satu sarana bagi warga
negara untuk mengeluarkan pikiran dan pendapat serta memiliki peranan penting dalam
negara demokrasi. Pers yang bebas dan bertanggung jawab memegang peranan penting dalam
masyarakat demokratis dan merupakan salah satu unsur bagi negara dan pemerintahan yang
demokratis. Menurut Miriam Budiardjo, bahwa salah satu ciri negara demokrasi adalah
memiliki pers yang bebas dan bertanggung jawab.

Sedangkan, Inti dari demokrasi adalah adanya kesempatan bagi aspirasi dan suara rakyat
(individu) dalam mempengaruhi sebuah keputusan.Dalam Demokrasi juga diperlukan
partisipasi rakyat, yang muncul dari kesadaran politik untuk ikut terlibat dan andil dalam sistem
pemerintahan.Pada berbagai aspek kehidupan di negara ini, sejatinya masyarakat memiliki hak
untuk ikut serta dalam menentukan langkah kebijakan suatu Negara.

pers merupakan pilar demokrasi keempat setelah eksekutif, legislatif dan yudikatif. pers sebagai
kontrol atas ketiga pilar itu dan melandasi kinerjanya dengan check and balance. untuk dapat
melakukan peranannya perlu dijunjung kebebasan pers dalam menyampaikan informasi publik
secara jujur dan berimbang. disamping itu pula untuk menegakkan pilar keempat ini, pers juga
harus bebas dari kapitalisme dan politik. pers yang tidak sekedar mendukung kepentingan
pemilik modal dan melanggengkan kekuasaan politik tanpa mempertimbangkan kepentingan
masyarakat yang lebih besar.

kemungkinan kebebasan lembaga pers yang terkapitasi oleh kepentingan kapitalisme dan
politik tersebut, mendorong semangat lahirnya citizen journalism. istilah citizen journalism
untuk menjelaskan kegiatan pemrosesan dan penyajian berita oleh warga masyarakat bukan
jurnalis profesional. aktivitas jurnalisme yang dilakukan oleh warga sebagai wujud aspirasi dan
penyampaian pendapat rakyat inilah yang menjadi latar belakang bahwa citizen journalism
sebagai bagian dari pers merupakan sarana untuk mencapai suatu demokrasi.

Wajah demokrasi sendiri terlihat pada dua sisi. Pertama, demokrasi sebagai realitas kehidupan
sehari-hari, kedua, demokrasi sebagaimana ia dicitrakan oleh media informasi. Di satu sisi ada
citra, di sisi lain ada realitas. Antara keduanya sangat mungkin terjadi pembauran, atau malah
keterputusan hubungan. Ironisnya yang terjadi sekarang justru terputusnya hubungan antara
citra dan realitas demokrasi itu sendiri. Istilah yang tepat digunakan adalah simulakrum
demokrasi, yaitu kondisi yang seolah-olah demokrasi padahal sebagai citra ia telah mengalami
deviasi, distorsi, dan bahkan terputus dari realitas yang sesungguhnya. Distorsi ini biasanya
terjadi melalui citraan-citraan sistematis oleh media massa. Demokrasi bukan lagi realitas yang
sebenarnya, ia adalah kuasa dari pemilik informasi dan penguasa opini publik.

Proses demokratisasi disebuah negara tidak hanya mengandalkan parlemen, tapi juga ada
media massa, yang mana merupakan sarana komunikasi baik pemerintah dengan rakyat,
maupun rakyat dengan rakyat. Keberadaan media massa ini, baik dalam kategori cetak maupun
elektronik memiliki cakupan yang bermacam-macam, baik dalam hal isu maupun daya jangkau
sirkulasi ataupun siaran.

Akses informasi melalui media massa ini sejalan dengan asas demokrasi, dimana adanya
tranformasi secara menyeluruh dan terbuka yang mutlak bagi negara yang menganut paham
demokrasi, sehingga ada persebaran informasi yang merata. Namun, pada pelaksanaannya,
banyak faktor yang menghambat proses komunikasi ini, terutama disebabkan oleh
keterbatasan media massa dalam menjangkau lokasi-lokasi pedalaman.

Keberadaan radio komunitas adalah salah satu jawaban dari pencarian solusi akan
permasalahan penyebaran akses dan sarana komunikasi yang menjadi perkerjaan media massa
umum. Pada perkembangannya radio komunitas telah banyak membuktikan peran pentingnya
di tengah persoalan pelik akan akses informasi dan komunikasi juga dalam peran sebagai
kontrol sosial dan menjalankan empat fungsi pers lainnya.

Pengertian ( berdasar UU No.40 thn 1999) :


Adalah lembaga social dan wahana komunikasi massa yang melakukan kegiatan jurnalistik
meliputi mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan mengolah dan menyampaikan informasi
baik dalam bentuk tulisan maupun gambar dalam segala jenis media.
Dalam arti luas pers diartikan sebagai semua media baik cetak maupun elektronik (Koran, radio,
tv dll)
Dalam arti sempit pers diartikan sebagai media cetak saja (Koran, majjalah dll)
Pers merupakan salah satu perwujudan dari hak kebebasan berbicara , berpendapat yang diatur
dalam UUD 45 psl 28.
UU yang mengatur tentang pers adalah :
1. UU No.11 tahun 1966
2. UU No 40 thn 1999
Fungsi dan Peranan Pers
Beda fungsi dan peranan :
Fungsi lebih mengacu pada kegunaan suatu hal dalam hal ini adalah kegunaan atau manfaat
dari per s itu sendiri.
Peranan lebih merujuk kepada bagian atau lakon yang dimainkan pers dalam masyarakat,
dimana pers memainkan peran tertentu dalam seluruh proses pembentukan budaya manusia
Fungsi :
1. Sebagai media komunikasi
Memberikan informasi kepada masyarakat dalam bentuk berita
2. Sebagai media pendidikan
Pemberitaan mengandung nilai dan norma tertentu dalam masyarakat yang baik
3. Sebagai media hiburan
Lebih bersifat sebagai sarana hiburan
4. Sebagai lembaga ekonomi
Mendatangkan keuntungan financial
Peranan :
• Memenuhi hak masyarakat untuk mengetahui
• Menegakkan nilai dasar demokrasi, mendorong terwujudnya supremasi hokum, dan HAM, serta
menghormati kebhinekaan
• Mengembangkan pendapat umum berdasarkan informasi yang tepat, akurat dan benar
• Melakukan pengawasa, kritik, koreksi, dan saran terhadap hal-hal yang berkaitan dengan
kepentingan umum
• Memperjuangkan keadilan dan kebenaran
Sejarah Pers di Indonesia
A. Jaman Belanda
Pers mulai dikenal pada masa gubjen Belanda Jan Pieter zoon Coen masa VOC (abad 17)
Tujuan pendirian pers masa itu :
• Untuk menegakkan penjajahan
• Menentang pergerakan rakyat
• Melancarkan perdagangan
• Pada masa Jepang
Sesuai dengan sifat penjajahan maka pers oleh Jepang dijadikan sebagai alat propaganda
dengan maksud memperoleh dukungan rakyat Indonesia dalam perangnya melawan tentara
sekutu.
B. Pada masa pendudukan tentara Sekutu
Sekutu masuk ke Indonesia pada tahun 1945. Pada saat itu bangsa Indonesia telah dapat
mengoperasikan peralatan pers sendiri. Adapun tujuan dari pers waktu itu dilihat dari sisi kita
adalah mengobarkan semangat perlawanan untuk melawan penjajah
C. Pers di awal Kemerdekaan
Ini adalah pada masa awal kemerdekaan Indonesia. Pers dibentuk dan dikembangkan dengan
tujuan utama untuk menyebarluaskan berita proklamasi ke seluruh wilayah RI.
D. Pers di masa Liberal
Struktur pers terbagi dalam 3 katagori
• Pers Nasional
• Surat kabar Belanda
• Surat kabar berbahasa Cina
Secara financial pers nasional jauh lebih lemah dibanding Koran Belanda maupun Cina.
Pembredelan pers (pelarangan terbit krn kegiatan melawan pemerintah) banyak dipakai
sebagai upaya menghambat perkembngan pers oleh pemerintah di era Soekarno. Tahun 1957-
1958 banyak terjadi pengambilalihan perusahaan Belanda oleh Indonesia, yang juga menandai
menghilangnya Koran Belanda.
E. Pers masa Orde Lama
Pers tunduk sepenuhnya pada peraturan pemerintah, pers dimanfaatkan sebagai alat revolusi
dan penggerak massa. Hal yang menonjol adala :
• Peraturan No3. Thn 1960 tentang larangan terbit surat kbr berbahasa Cina
• Peraturan no 19 thn 1961 tentang keharusan adanya Surat Izin terbit bagi surat kabar
• Peraturan No.2 tahun 1961 tentang pembinaan pers oleh pemerintah, yang tidak loyal akan
dibreidel
• UU no 4/ 1963 tentang wewenang Jaksa Agung mengenai pers
F. Pers masa Orde Baru
Awalnya bagus, mengikis dan memberitakan kebobrokan rezim orde lama namun tidak
bertahan lama karena segera dikendalikan oleh penguasa dengan dikeluarkannya UU
No.11 tahun 1966 tentang pokok-pokok pers. Dibentuk dewan pers yang merupakan
perpanjangan tangan Orde Baru untuk mengontrol perkembangan pers. Pers ideal adalah pers
Pancasila yang penerapannya dilaksanakan dengan penuh tanggungjawab demi tercapainya
stabilitas nasional serta terwujudnya keamanan dan ketertiban umum. UU No.21 thn 1982 yg
dikeluarkan mempertegas pemberlakuakn KUHP terhadap pers. Di era ini ada 3 faktor
penghambat kebebasan pers yaitu :
• Adanya perizinan terhadap pers (SIUP)
• Adanya wadah tunggal organisasi pers dan wartawan yaitu PWI
• Praktek intimidasi dan sensor pers.
Pencabutan SIUPP atau yang disebut dengan pembreidelen pers manjdi momok yang sangat
menakutkan dunia pers.
G. Perkembangan pers di era Reformasi
SIUPP dicabut oleh Habibie karena dianggap memnghambat kebebasan pers di era demokrasi
ini, dan diganti dengan UU No.40 thn 1999. Pers menjadi lebih bebas dan longgar, banyak pers
yang mengumbar sensasional dan lebih vulgar sehingga terkesan pers menjadi tidak terkontrol.
Era reformasi telah membuka kesempatan bagi pers Indonesia untuk mengeksplorasi
kebebasan. Akibat ketiadaan otoritas yang memiliki kewenangan untuk menegur atau
menindak pers, public kemudian menjalankan aksi menghukum pers sesuai tolak ukur mereka
sendiri.
Pers Yang Bebas dan bertanggungjawab
Kebebasan pers memiliki hubungan yang erat dengan fungsi pers dalam masyarakat
demokratis. Pers adalah salah satu kekuatan demokrasi terutama kekuatan untuk mengontrol
dan mengendalikan jalannya pemerintahan. Dalam masyarakat demokratis pers berfungsi
menyediakan informasi dan alternative serta evaluasi yang dibutuhkan oleh masyarakat dalam
partisipasinya dalam proses penyelenggaraan Negara. Kedaulatan rakyat tidak bias berjalan
atau berfungsi dengan baik jika pers tidak memberikan informasi dan alternative pemecahan
masalah yang dibutuhkan.
Meskipun demikian, pers tidak bias mempergunakan kebebasannya untuk bertindak seenaknya
saja. Bagaimanapun juga, kebebassan manussia tidak bersifat mutlak. Kebebasan bersifat
terbatas karena berhadapan dengan kebebasan yang dimiliki orang lain. Juga dalam kebebasan
pers, pers tidak bias seenaknya memberitakan informasi tertentu, wajib menghormati hak
pribadi orang lain.
Ada 3 kewajiban pers yang harus diperhatikan :
• Menjunjung tinggi kebenaran
• Wajib menghormati privacy orang atau subyek tertentu
• Wajib menjunjung tinggi prinsip bahwa apa yang diwartakan atau diberitakan dapat
dipertanggungjawabkan
Menurut UU No. 40 thn 1999 tanggungjawab pers meliputi :
• Pers memainkan peran penting dalam masyarakat modern sebagai media informasi
• Pers wajib memberitakan peristiwa dan opini dengan menghormati norma-norma agama dan
rasa kesusilaan masyarakat
• Pers wajib menghormati asas praduga tak bersalah
• Pers dilarang memuat iklan yang merendahkan martabat suatu agama dan/ atau melanggar
kerukunan hidup antar umat beragama
• Pers dilarang memuat iklan minuman keras, narkotika, psikotropika dan zat aditif lainnya
Penyalahgunaan kebebasan pers dan Dampak-dampaknya
Menurut UU No.40 thn 1999 pers Indonesia memiliki kebebasan yang luas sesuai tuntutan pada
era reformasi. Beberapa dampak yang mungkin sebagai ekses dari kebebasan pers misalnya :
• Berita bohong
• Berita yang melanggar norma susila dan norma agama
• Berita kriminalits dan kekerasan fisik
• Berita, tulisan, atau gambar yang membahayakan keselamatan dan keamanan Negara dan
persatuan bangsa
Untuk memecahkan masalah ini maka Komisi penyiaran Indonesia (KPI) menetapkan beberapa
ketentuan yang harus diperhatikan dalam memberitakan peristiwa kejahatan (kriminalits)
terutamna bag media elektronik yaitu :
• Menyiarkan atau menayangkan gambar pelaku kejahatan melanggar etika dan hokum
• Penayangan gambar-gambar mengerikan merugikan konsumen
• Penayangan gambar korban kejahatan harus dengan izin korban

4.Dampak globalosasi

Pengertian, Penyebab, Dampak Globalisasi| Menurut pendapat para ahli dalam membahas
pengertian globalisasi, penyebab globalisasi dan dampak globalisasi dengan definisi yang
berbeda beda. Secara umum, Pengertian Globalisasi adalah suatu proses yang mendunia
dimana individu tidak terikat oleh negara atau batas-batas wilayah. Setiap individu dapat
terhubung oleh siapa saja yang ada dibelahan bumi ini dan terjadi penyebaran informasi dan
komunikasi melalui media cetak dan elektronik yang mendunia. Globalisasi sendiri berasal dari
bahasa inggris yaitu Globalization. Kata "Global" berarti mendunia sedangkan "Lization" berarti
proses. Sehingga dalam Pengertian Globalisasi menurut Bahasa adalah suatu proses yang
mendunia. Globalisasi merupakan suatu proses masuknya negara ke dalam pergaulan dunia.
Globalisasi membuat suatu negara semakin kecil atau sempit dikarenakan kemudahan dalam
berinteraksi antarnegara baik itu dalam perdagangan, teknologi, pertukaran informasi, dan
gaya hidup maupun dengan bentuk-bentuk interaksi lainnya.

Pengertian Globalisasi Menurut Definisi Para Ahli - Pengertian globalisasi menurut


definisi Achmad Suparman yang mengatakan bahwa pengertian globalisasi adalah suatu proses
yang menjadikan sesuatu benda atau perilaku sebagai ciri dari setiap individu di dunia tanpa
dibatasi oleh wilayah. Pengertian Globalisasi menurut definisi Anthony Giddens mengatakan
bahwa globalisasi adalah intensifikasi hubungan sosial secara mendunia sehingga
menghubungkan antara kejadian yang terjadi dilokasi yang satu dengan yang lainnya serta
menyebabkan terjadinya perubahan pada keduanya. Menurut definisi Selo
Soemardjan, Pengertian globalisasi adalah sebuah proses terbentuknya sistem organisasi dan
komunikasi antar masyarakat di seluruh dunia untuk mengikuti sistem dan kaidah-kaidah
tertentu yang sama. Pengertian Globalisasi menurut Laurence E. Rothernberg adalah
percepatan dari intensifikasi interaksi dan integrasi antara orang-orang, perusahaan dan
pemerintah dari negara yang berbeda. Pengertian Globalisasi menurut definisi Emanuel
Ritcher mengatakan bahwa pengertian globalisasi adalah suatu jaringan kerja global yang
mempersatukan masyarakat secara bersamaan yang sebelumnya tersebar menjadi terisolasi
kedalam saling ketergantungan dan persatuan dunia. Pengertian Globalisasi menurut
definisi Martin Albrow adalah seluruh proses penduduk yang terhubung ke dalam komunitas
dunia tunggal, komunitas global.

Penyebab Globalisasi - Ada beberapa faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya globalisasi.


Faktor-faktor penyebab terjadinya globalisasi adalah sebagai berikut...
• Majunya ilmu pengetahuan pada teknologi transportasi yang mempermudah dalam jasa
pengeriman barang keluar negeri.
• Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang berperan menjamin
kemudahan dalam transaksi ekonomi antar negara.
• Kerja sama ekonomi Internasional yang memudahkan terjadinya kesepakatan-
kesepakatan antarnegara yang terjalin dengan erat.
Dampak Globalisasi- Dalam terjadi dan berlangsungnya globalisasi ada dampak yang
ditimbulkan dari era globalisasi. Dampak globalisasi terbagi dua yaitu dampak positif globalisasi
dan dampak negatif globalisasi. Dampak positif dan dampak negatif globalisasi adalah sebagai
berikut...

a. Dampak Positif Globalisasi


• Komunikasi yang semakin cepat dan mudah
• Meningkatnya taraf hidup dari masyarakat
• Mudahnya mendapatkan informasi dan ilmu pengetahuan.
• Tingkat pembangun yang semakin tinggi
• Meningkatnya turisme dan pariwisata
• Meningkatnya ekonomi menjadi lebih produktif, efektif, dan efisien
b. Dampak Negatif Globalisasi
• Informasi yang tak terkendali
• Timbulnya sikap yang ala kebarat-baratan
• Munculnya sikap individualisme
• Berkurang sikap solidaritas, gotong royong, kepedulian dan kesetiakawanan
• Perusahaan dalam negeri lebih mementingkan perusahaan dari luar ketimbang
perusahaan yang ada dalam negeri membuat perusahaan dalam negeri sulit
berkembang
• Berkurangnya tenaga kerja pertanian akibat dari sektor industri yang menyerap seluruh
petani.
• Budaya bangsa akan terkikis

Anda mungkin juga menyukai