Anda di halaman 1dari 8

Tinjauan Sistematis : Mengontrol Bau Luka Dengan Metronidazole

Diana Lima Villela de Castro1,2, Vera Lúcia Conceição de Gouveia Santos3

ABSTRAK
Tujuan: Memeriksa bukti dari efikasi terapeutik dari penggunaan metronidazole topikal untuk mengendalikan bau
luka. Metode: Tinjauan literatur sistematis, sesuai dengan rekomendasi Cochrane Collaboration. Hasil: 329 artikel
diidentifikasi dalam database Cochrane, LILACS, SciELO, CINAHL dan PubMed, dengan 14 di antaranya
dimasukkan dalam sampel akhir. Dua dari penelitian tersebut adalah penelitian uji klinis acak tersamar ganda.
Kesimpulan: Efektivitas sebenarnya dari metronidazole dalam mengendalikan bau luka belum dapat dibuktikan
karena tidak adanya bukti kuat dari penelitian pada subjek, meskipun praktik klinis merekomendasikan manfaatnya.

Deskripsi: Wound and Injuries; Deodorization; Metronidazole; Wound Infection; Review.

I. PENDAHULUAN
Kolonisasi dan infeksi bakteri adalah faktor yang mengganggu penyembuhan luka,
terutama pada luka kronis. Untuk mengendalikan faktor-faktor ini, antiseptik dan antibiotik
topikal diterima sebagai pilihan terbaik untuk pengobatan infeksi lokal (dalam beberapa kasus
diperlukan penggunaan antibiotik sistemik). Infeksi pada luka memperlambat proses
penyembuhan dan mungkin memiliki komplikasi sistemik jika tidak cepat dikontrol.1
Bau yang tidak enak merupakan masalah yang sering mengganggu bagi orang dengan
luka yang terinfeksi, serta untuk anggota keluarga dan pengasuh mereka. Pasien dengan luka
yang berbau busuk sering mengalami isolasi sosial, depresi, rasa malu, dan kurang nafsu
makan, faktor-faktor yang dapat berdampak negatif pada kualitas hidup mereka. Perawat
yang merawat pasien-pasien ini menghadapi tantangan klinis yang sulit ketika mengobati
penyebab dan mengendalikan gejala-gejalanya.2
Luka yang berbau tidak hanya dialami oleh pasien yang menjalani perawatan paliatif,
tetapi juga terjadi pada luka kaki kronis dan ulkus dekubitus. Nekrosis luka berkontribusi
terhadap terjadinya bau, tetapi tidak dapat dianggap sebagai penyebab utama
kemunculannya.3
Terdapat beberapa produk antibiotik berbasis perak, berbasis yodium, berbasis madu dan
antibiotic topikal yang tersedia untuk membantu pengendalian bau. Di antara antibiotik
topikal, metronidazole diyakini efektif dalam mengendalikan bau luka. Metronidazole adalah
turunan dari nitroimidazole dengan efek anti protozoa. Metronidazol juga memiliki aktivitas
bakterisidal terhadap bakteri basil anaerob gram negatif, semua kokus anaerob dan basil
grampositif. Bau busuk merupakan karakteristik infeksi lokal oleh bakteri anaerob, sehingga
dapat dibenarkan penggunaannya untuk pengendalian bau.2
Dengan demikian, kami bertujuan untuk memeriksa bukti efikasi terapetik dari
penggunaan metronidazole topikal untuk mengendalikan bau luka.
II. METODE
Kami melakukan tinjauan literatur sistematis tentang penggunaan metronidazole sebagai
terapi luka topikal untuk pengendalian bau dari berbagai macam etiologi menurut
rekomendasi dari Cochrane Collaboration.4 Untuk tujuan ini, kami memasukkan penelitian
yang diterbitkan dalam Cochrane, LILACS, CINAHAL, SciELO, dan PubMed, hingga
Desember 2014. Kata kunci yang diindeks pada database MeSH dan DeCS digunakan untuk
metodologi pencarian elektronik menurut PICO - Patient, Intervention, Comparison, dan
Outcome :4
“Deiscência da Ferida Operatória – Surgical Wound Dehiscence” OR
“Ferimentos e Lesões – Wounds and Lesions” OR “Ferimentos Penetrantes –
Penetrating Wounds” OR “Infecção da Ferida Operatória – Surgical Wound
Infection” OR “Cicatrização – Healing” OR “Úlcera Cutânea – Skin Ulcer” OR
“Úlcera por Pressão – Pressure Ulcer” OR “Pé Diabético – Diabetic foot
P (infection)” OR “Úlcera do Pé – Foot Ulcer” OR “Úlcera Varicosa – Varicose
Ulcer” OR “Úlcera da Perna – Leg Ulcer” OR “Infecção dos Ferimentos –
Wound infections” OR “Infecções Bacterianas e Micoses – Bacterial infections
and Mycoses” OR “Infecções por Bactérias Gram-Negativas – Gram-Negative
Bacterial Infections” OR “Infecções por Bactérias Gram-Positivas – Gram-
Positive Bacterial Infections”
I “Metronidazole” OR “Nitroimidazóis - Nitroimidazoles” OR “Anti-Infecciosos –
Anti-Infection” OR “Antibacterianos – Antibacterial”
C Tidak ada perbandingan
“Neutralizadores de Odores – Odor neutralization” OR “Odores – Odors” OR
O
“Desodorização – Deodorization”

Untuk pemilihan dan penyertaan artikel dalam tinjauan sistematis, kriteria berikut
didefinisikan: penelitian di mana luka diobati secara topikal dengan metronidazole;
diterbitkan secara lengkap; diterbitkan dalam jurnal nasional dan internasional yang diindeks
dalam basis data yang sudah ada, dan tanpa batasan bahasa.
Pengumpulan data dilakukan pada semester pertama tahun 2015 dengan pencarian
elektronik (internet) tanpa batasan data, dilakukan pada masing-masing dari lima database
yang dipilih. Semua penelitian diambil konsisten dengan strategi penelitian dievaluasi sesuai
dengan judul dan abstrak oleh dua peneliti independen. Bahkan dalam kasus di mana data
tidak mencukupi, penelitian dimasukkan dalam pra-seleksi, sehingga menghindari
penghapusan yang salah. Setelah penelitian diperoleh secara penuh, referensi mereka
diperiksa, untuk memulihkan penelitian yang mungkin belum diverifikasi. Data dikumpulkan
selama pembacaan seluruh artikel, melalui instrumen spesifik yang berisi: judul, jurnal, tahun,
penulis utama, jenis penelitian, solusi yang digunakan.
Data dianalisis dalam tiga tahap:
Tahap 1 - Karakterisasi dari proses seleksi penelitian-penelitian: analisis data mengenai
jumlah total penelitian yang diperoleh dari database. Setelah mencari di database, dua peneliti
yang berbeda secara individual menganalisis artikel yang diambil (berdasarkan judul dan
abstrak) dan mengidentifikasi artikel yang relevan dengan tema yang diusulkan -
metronidazole in wounds. Setiap penelitian dibaca secara keseluruhan dan penelitian yang
akan dimasukkan dalam tinjauan sistematis dipilih melalui konsensus.
Fase 2 - Karakterisasi penelitian-penelitian yang dimasukkan: analisis data yang terkait
dengan penelitian yang dimasukkan dilakukan oleh dua peneliti, yang meliputi judul, jurnal,
tahun, penulis utama, jenis penelitian, metode aplikasi, konsentrasi metronidazole dan hasil.
Fase 3 - Penilaian kualitas dan bukti dari penelitian-penelitian yang dimasukkan: kualitas
penelitian-penelitian (validitas internal) dinilai sesuai dengan STROBE - Strengthening the
Reporting of Observational studies in Epidemiology for observational studies dan CONSORT
- Consolidated Standards of Reporting Trials for clinical trials (case report yang tidak
memiliki evaluasi kualitas internal).5,6
Untuk evaluasi STROBE, masing-masing 22 kriteria mendapatkan skor dari 0 hingga 1 (0
- dijelaskan dan 1 - tidak dijelaskan). Untuk evaluasi menurut CONSORT, juga terdiri dari 22
item, skor dilakukan dengan mempertimbangkan 0 - tidak dijelaskan, 1 - dijelaskan sebagian
dan sesuai, dan 2 - sesuai (dalam kasus di mana tidak berlaku, seperti dalam penelitian klinis
yang tidak terkontrol, item tidak ditambahkan) . Skor total diubah menjadi persentase untuk
evaluasi artikel yang lebih baik. Item yang mencapai persentase lebih tinggi dari 70%
dianggap berkualitas baik.

III. HASIL
Penelitian menunjukkan bahwa tidak ada ulasan sistematis tentang penggunaan
metronidazol dalam pengendalian bau luka. 26 penelitian dipilih sebelumnya, satu penelitian
pada hewan dan 6 penelitian perdibentuk dengan cara lain pemberian metronidazole (tiga
secara oral, satu intravena dan dua penelitian tidak menggambarkan metode pemberian) dan
empat penelitian review dikeluarkan (Gambar 1). Di antara tiga surat kepada editor yang
diidentifikasi, satu menggambarkan uji klinis acak, tetapi tidak ada cukup data untuk evaluasi
penelitian, sehingga kemudian dihapus. 14 artikel dimasukkan dalam penelitian ini (Tabel 1).

Diambil dari database


Jumlah = 329

Pubmed Cinahl Lilacs Cochrane Scielo


151 142 25 3 8
Gambar 1. Deskripsi strategi untuk pencarian dan pemilihan artikel – Sao Paolo, SP, Brazil, 2015

Tabel 1. Deskripsi 14 penelitian yang mengenai penggunaan metronidazol untuk mengendalikan bau
Penulis, Sampel Interverensi Pemberian Jenis Luka Hasil
tahun
Letter to Editor
Jones, 19787 Tidak Metronidazole Kasa basah Ulkus decubitus, Pengurangan bau
dilaporkan. 1% solution, ulkus dalam beberapa jam.
Case report dipanaskan diabetikum, Tidak berbau dalam
dengan autoclav ulkus vena, dan 24 jam, luka bersih
121ºC selama 20 abses dan bebas bakteri
minutes. anaerob dan selulit. -
Tidak ada hasil
statistik.
Ashford, 12 pasien. Perbandingan Tidak Luka neoplastik Kelompok
19848 Studi kasus dua kelompok: dideskripsika ganas. eksperimen memiliki
acak, metronidazole n pengurangan bau (p
tersamar 200mg 3 kali <0,01), dan
ganda. sehari pengurangan beban
dibandingkan mikroba (p <0,005).
dengan plasebo. CONSORT: 42%
Case report
Ashford, 1 pasien Metronidazole Tidak Luka neoplastik Pengurangan bau
19809 200 mg 3 kali dideskripsika ganas dalam 1 minggu
sehari n
Gomolin, 4 pasien Metronidazole Kasa lembab Ulkus decubitus Pengurangan bau dari
198310 1% solution. diganti setiap stadium II-IV 48 jam sampai 1
8 jam minggu
Pierleoni, 2 pasien Metronidazole Kasa lembab Ulkus decubitus Pengurangan kontrol
198411 1% solution. diganti setiap stadium III dan bau yang tinggi.
8 jam IV
Burnakis, 1 pasien Metronidazole 10 ml larutan Ulkus decubitus, Pengurangan bau
198912 1% solution, dioleskan ke stadium tidak dalam 24 sampai 48
dipanaskan kain kasa di dijelaskan jam
dengan autoclav setiap shift.
121ºC selama 20 Setelah kain
minutes. kasa kering,
dilepas,
diberikan
"cahaya
hangat"
selama 20
hingga 30
menit.
Descriptive
Witkowski1, 10 pasien Gel Rendam Ulkus tekan Bau hilang pada
199113 metronidazol dengan saccrum stadium semua luka dalam 36
(tanpa deskripsi larutan saline, III- IV. jam. - Tidak ada hasil
konsentrasi). dioles lapisan statistik. STROBE:
tipis gel yang 46%
ditutup
dengan kain
kasa. Diganti
12 jam.
McMullen, 11 pasien Metronidazole Dioleskan 1 Luka neoplastik Setelah 24 jam, bau
199214 0,75% gel untuk atau 2 kali ganas, itu baru tercium
luka dan larutan sehari Radiodermatitis, ketika pembukaan /
1% untuk fistula fistula dan ulkus pelepasan perban;
decubitus dalam 5 hari bau
dihilangkan. - Tidak
ada hasil statistik.
STROBE: 61%
Clinical trials
Newman, 68 pasien Metronidazole Dioleskan gel Tidak dijelaskan, Pengurangan bau
198915 0.8% gel metronidazol hanya pada 96% subjek, di
e ditutup menyebutkan mana 50% adalah
dengan kain bahwa luka kontrol total dan 46%
kasa. Diganti berbau busuk adalah kontrol
sekali sehari. parsial. - Tidak ada
hasil statistik.
CONSORT: 62%
Bower, 9 pasien Perbandingan Plasebo atau Luka neoplastik Pengurangan bau
199216 dua kelompok: metronidazol ganas. dalam 5 hari untuk
metronidazole e gel kelompok eksperimen
0,8% gel dengan diberikan satu (p <0,001).
plasebo. kali sehari CONSORT: 71%
selama 5 hari,
diikuti oleh 6
hari
metronidazol
e.
Finlay, 39 pasien Metronidazole Diberikan Luka neoplastik Pengurangan bau
199617 0.75% gel. dengan kasa dan ulkus dengan metronidazole
metronidazol tungkai (p
e gel. <0,002).CONSORT:
84%
Kuge, 199618 5 pasien Perbandingan Dioleskan 1 Luka karena Pengurangan atau
dua kelompok: atau 2 kali kanker payudara penghilangan bau
metronidazole sehari dari 2 hingga 5 hari
0,8% gel dengan dalam kelompok
placebo eksperimen. - Tidak
ada hasil statistik.
CONSORT: 65%
Bale, 20042 41 pasien Perbandingan Dioleskan 1 Ulkus arteri, Pengurangan 100%
dua kelompok: kali sehari ulkus vena, untuk kelompok
metronidazole dehisensi, dan dengan metronidazole
0,8% gel dengan ulkus dekubitus versus 76% plasebo
placebo (p <0,05).
CONSORT: 68%
Kalinski, 16 pasien Metronidazole Dioleskan 1 Luka neoplastik Pengurangan bau
200519 0.75% gel. atau 2 kali 100%. CONSORT
sehari 73%
IV. DISKUSI
Pada tahun 1978, satu penelitian melaporkan (dalam bentuk surat kepada editor) bahwa
bau busuk yang dikeluarkan dari ulkus decubitus dan beberapa kasus lain pasien berkembang
menjadi sepsis yang disebabkan oleh bakteri anaerob. Para penulis menggambarkan bahwa
dari publikasi sebelumnya tentang keberhasilan pengobatan pasien dengan sepsis yang
disebabkan oleh bakteri anaerob melalui metronidazole sistemik, mereka mulai menyarankan
penggunaan topikal pada luka yang terinfeksi. Dalam laporan yang sama, penulis
menyebutkan bahwa ada kekurangan formulasi topikal pada waktu itu, oleh karena itu apotek
rumah sakit membuat larutan metronidazole 1%, dan menerapkannya pada ulkus decubitus,
ulkus diabetes, ulkus kaki, dan ulkus vena dengan bau, melalui kasa yang dibasahi. Sebagai
hasilnya, terdapat pengurangan bau dari luka dalam beberapa jam, selain itu hasil kultur
negatif pada permukaan luka setelah 24 jam.7
Pada 1980, penulis lain mengusulkan penggunaan metronidazole untuk pengendalian bau
pada luka neoplastik untuk pertama kalinya, untuk menerbitkan laporan kasus di mana luka
yang berbau busuk menjadi karakteristik infeksi oleh bakteri anaerob. Mereka mengusulkan
pengobatan lokal dengan 200 mg metronidazole tiga kali sehari, tanpa penjelasan bentuk
pemberian (oral, intravena atau topikal). Mereka menemukan pengurangan bau dalam
seminggu, yang hanya tercium ketika mereka melepas pembalut dan baunya tidak sebusuk
sebelumnya. Menurut penulis, pasien kembali bekerja sebagai guru, hal yang tidak mungkin
dalam kondisi sebelumnya, sehingga meningkatkan kualitas hidup pasien dan tanpa
toksisitas.9
Saat ini, metronidazole topikal direkomendasikan untuk luka untuk mengontrol bau
karena efeknya pada bakteri anaerob yang menghasilkan asam volatil, yang menyebabkan
bau, tanpa efek samping dari penggunaan oral. Pemberian metronidazole topikal memiliki
sedikit atau tidak ada penyerapan sistemik.19,20
Menurut ulasan ini, terapi luka topikal menggunakan larutan metronidazole dalam 0,75
dan 0,8%, dalam bentuk gel atau cairan. Namun, beberapa penulis menggambarkan
penerapannya dengan memaserasi tablet oral dengan kemudian diencerkan; yang lain hanya
menjelaskan bahwa metronidazole dimanipulasi tanpa merinci bagaimana ini dilakukan, dan
yang lain menjelaskan penggunaan Metrotop® (metronidazole 0,8% gel tidak tersedia di
Brasil). Tidak ada instrumen untuk evaluasi bau yang telah diidentifikasi, yang dapat menilai
interpretasi hasil ketika digambarkan sebagai pengurangan bau.
Meskipun hanya ditemukan dalam dua uji klinis acak, terapi metronidazole topikal untuk
luka menunjukkan hasil yang berbeda (sehingga tidak mungkin untuk melakukan meta-
analisis). Pengalaman klinis menunjukkan bahwa metronidazole efektif dalam pengendalian
bau, terutama pada luka neoplastik (kanker).19
Di Brasil, metronidazole tersedia dalam bentuk krim vagina (8% - 400mg / 5g dan 10% -
500mg / 5g), suspensi oral (40mg / ml), tablet oral / pil (250mg atau 400mg) dan larutan
parenteral (0,5 %). Formulasi topikal memiliki konsentrasi tinggi karena jumlah krim / salep
yang digunakan kecil, sekitar 5 hingga 10g dalam perawatan vaginitis atau acne rosacea.
Dua rumah sakit onkologi Brasil melaporkan menggunakan pil yang dilarutkan dalam
larutan saline di samping tempat tidur dalam protokol mereka untuk pengendalian bau luka
neoplastik; dan perak dan papain digunakan untuk mengontrol bau etiologi lain.21
Karena tidak ada formulasi topikal 0,8% metronidazole siap pakai, manipulasi menjadi
perlu - misalnya tablet metronidazol yang terkait dengan larutan salin fisiologis (penggunaan
off-label).22,23

V. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil tinjauan sistematis ini, larutan metronidazole direkomendasikan dalam
praktik klinis untuk mengontrol bau pada luka yang terinfeksi, dan digunakan lebih tepat pada
luka neoplastik ganas, tetapi tidak ada uji coba terkontrol acak dengan bukti yang kuat untuk
secara efektif mendukung hal ini. Penelitian klinis lain dari bukti yang lebih kuat harus
dilakukan sehingga kita dapat menggunakan metronidazol off-label secara lebih asertif dan
aman secara klinis.

DAFTAR PUSTAKA
1. Sarabahi S. Recent advances in topical wound care. Indian J Plast Surg. 2012;45(2):379-87.
2. Bale S, Tebbie N, Prince P. A topical metronidazole gel used to treat malodorous wounds. Br
J Nurs. 2004;13(11):S4-11.
3. Morris C. Wound odour: principles of management and the use of Clinisorb. Br J Nurs. 2008;
17(6):S38-42.
4. Higgins JPT, Green S, editors. Cochrane handbook for systematic reviews of interventions
version 5.1.0 [updated March 2011]. London: The Cochrane Collaboration; 2011.
5. Malta M, Cardoso LO, Bastos FI, Magnanini MMF, Silva CMFP. STROBE initiative:
guidelines on reporting observational studies. Rev Saúde Pública [Internet]. 2010 [cited 2014
Oct 12];44(3):559-65. Available from: http://www.scielo.br/pdf/rsp/v44n3/en_21.pdf
6. Altman DG, Schultz KF, Moher D, Egger M, Davidoff F, Elbourne D, et al. The revised
CONSORT statement for reporting randomized trials: explanation and elaboration. Ann
Intern Med. 2001;134(8):663-94.
7. Jones PH, Willis AT, Ferguson IR. Treatment of anaerobically infected pressure sores with
topical metronidazole. Lancet. 1978;1(8057):2134.
8. Ashford R, Plant G, Maher J, Teare L. Double-blind trial of metronidazole in malodorous
ulcerating tumours. Lancet. 1984;1(8388):1232-3.
9. Ashford RFU, Plant GT, Maher J, Pickering D, Coe MA, Drury A, et al. Metronidazole in
smelly tumors. Lancet. 1980;1(8173):874-5.
10. Gomolin IH, Brandt JL. Topical metronidazole therapy for pressure sores of geriatric patients.
J Am Geriatr Soc. 1983;31(11):710-2.
11. Pierleoni EE. Topical metronidazole therapy for infected decubitus ulcers. J Am Geriatr Soc.
1984;32(10):775.
12. Burnakis TG. Topical metronidazole for decubitus ulcers. Hosp Pharm. 1989;24(11):960-1.
13. Witkowski JA, Parish LC. Topical metronidazole gel: the bacteriology of decubitus ulcers. Int
J Dermatol. 1991;30(9):660-1.
14. McMullen D. Topical metronidazole. Part II. Ostomy Wound Manage. 1992;38(3):42-6, 48.
15. Newman V, Allwood M, Oakes RA. The use of metronidazole gel to control the smell of
malodours lesions. Palliat Med. 1989;3(4):303-5.
16. Bower M, Stein R, Evans TR, Hedley A, Coombes RC. A doble-blind study of the efficacy of
metronidazole gel in the treatment of malodorous fungating tumours. Eur J Cancer.
1992;28A(4-5):888-9.
17. Finlay IG, Bowszyc J, Ramlau C, Gwiezdzinski Z. The effect of topical 0,75% metronidazole
gel on malodours cutaneous ulcers. J Pain Symptom Manage. 1996;11(3):158-62.
18. Kuge S, Tokuda Y, Ohta M, Okumura A, Kubota M, Ninomiya S, et al. Use of metronidazole
gel to control malodor in advanced recurrent breast cancer. Jpn J Clin Oncol. 1996;26(4):
207-10.
19. Kalinski C, Schnepf M, Laboy D, Hernandez L, Nusbaum J, McGrinder B, et al.
Effectiveness of topical formulation containing metronidazole for wound odor and exudate
control. Wounds. 2005;17(4):84-9.
20. Finegold SM. Anaerobic infections in humans: an overview. Anaerobe. 1995;1(1):3-9.
21. Matsubara MGS, Villela DL, Hashimoto SY, Silva Reis HC, Saconato RA, Denardi UA, et al.
Feridas e estomas em oncologia: uma abordagem interdisciplinar. São Paulo: Lemar; 2011.
22. Brasil. Ministério da Saúde; Secretaria de Ciências, Tecnologias e Insumos estratégicos,
Comissão Nacional de Incorporação de Tecnologias no SUS. Uso off label: erro ou
necessidade? Rev Saúde Pública. 2012;46(2):398-9.
23. Brasil. Ministério da Saúde; Agência Nacional de Vigilância Sanitária (ANVISA). Como a
ANVISA vê o uso off label de medicamentos [Internet]. Brasília; 2005 [citado 2014 out. 12].
Disponível em: http//www.anvisa.gov.br/medicamentos/registro/registro_offlabel.htm

Anda mungkin juga menyukai