Anda di halaman 1dari 18

Faktor – Faktor Yang Berhubungan Dengan Kematian Maternal

JURNAL PENA MEDIKA, ISSN : 2086-843X


Di Kabupaten Batang
Vol. 6, No. 1, Juni 2016 : 1 - 18

FAKTOR – FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN


KEMATIAN MATERNAL DIKABUPATEN BATANG

Nor Amalia Muthoharoh¹ Imam Purnomo² Rr.Vita NurLatif³


1,2,3
Program Studi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas
Pekalongan
Korespondensi : amaliamamel1126@gmail.com

ABSTRAK
Latar Belakang. Kematian ibu dan kematian bayi merupkan dua diantara masalah
kesehatan yang mendesak diselesaikan, khususnya bagi negara miskin dan berkembang.
Angka kematian Ibu (AKI) yang tinggi di suatu negara berpotensi meningkatkan biaya
pemeliharaan sosial, termasuk pembiayaan langsung berupa biaya perawatan kesehatan
maupun biaya tidak langsung bersumber dari penurunan pendapatan dan produktivitas
keluarga.Angka kematian ibu (AKI) merupakan salah satu indikator dalam
menentukan derajat kesehatan masyarakat. Salah satu upaya dalam penurunan AKI
yaitu dengan adanya SMS Bunda serta Si Jari Emas strategi program baru nasional
perlu digerakan seluruh pihak yang berwenang dan yang mempunyai kebijakan. Tujuan
penelitian. Untuk mengetahui faktor – factor yang berhubungan dengan kematian
maternal di Kabupaten Batang pada tahun 2015. Metode. Kuantitatif dan Kualitatif.
Kuantitatif dengan desain Case Control sedangkan Kualitatif dengan wawancara
mendalam (Indept interview) kepada kepala bidang kesehatan keluarga, bidan
koordinator / bidan desa serta pada responden kasus dan kontol untuk menggali lebih
dalam tentang riwayat audit maternal prenatal (AMP). Jenis penelitian yang digunakan
adalah deskriptif analitik. Hasil penelitian. Kuantitatif diketahui ada hubungan
kematian maternal dengan komplikasi dengan nilai p-value 0,000 OR= 4,223, status gizi
dengan nilai p-value 0,320, usia ibu dengan nilai p-value 0,010. paritas responden
dengan p-value sebesar 0,175, pemeriksaan antenatal dengan nilai p-value 0,017,
keluarga berencana dengan nilai p-value sebesar 0,000, pendidikan ibu dengan nilai p-
value sebesar 0,783.pendapatan keluarga dengan nilai p-value sebesar 0,218. Hasil
faktor berpengaruh dari determinan dekat, determinan antara dan determinan jauh
terhadap kematian maternal di Kabupaten Batang diketahui dengan nilai saling dengan
nilai p value <0,05. Hasil penelitian kualitatif menunjukkan bahwa masih kurangnya
PONED disetiap puskesmas, jumlah bidan yang kurang disetiap desa serta perlunya
meningkatkan kualitas bidan, dengan meningkatkan P4K secara berkala, perlunya
kerjasama dengan pemegang kebijakan setempat untuk memperbaiki fasilitas pelayanan
kesehatan.

Kata Kunci : AKI, komplikasi, pemeriksaan antenatal, keluarga berencana

ABSTRACT
Background. Maternal and infant mortality rates are two of the urgent health problems
might be solved, especially for poor and developing countries. The mortality rate
(MMR) is high in a country potentially increasing the cost of social maintenance,

1
Nor Amalia Muthoharoh, Imam Purnomo, Rr. Vita Nur Latif

including the form of direct financing of health care costs and indirect costs derived
from the decrease in family income and productivity. The maternal mortality rate
(MMR) is one indicator in determining the degree of public health. One effort in
reducing maternal mortality, with the occurrence SMS Bunda and Si Jari Emas is a new
strategies national program need to be moved across the authorities and the policy.
Method.The aim of the research was to find the associated factors with case of
maternal mortality in Batang at2015. This study uses two methods, namely quantitative
and qualitative research. Quantitative Case Control while Qualitative design with in-
depth interviews to the head of the family health, coordinating midwife / midwives and
the respondent cases and dick to dig deeper into the history of prenatal maternal audit
(AMP). So, this type of research is descriptive analytic. Results. The survey results
revealed no association with the complications of maternal mortality with p - value
0,000 OR = 4,223, nutritional status and the p-value 0.320, maternal age with a p-value
of 0.010. Parity respondents with a p-value of 0.175, antenatal care with p-value 0.017,
family planning with a p-value of 0.000, mother's education with a p-value of 0.783.
Income families with a p-value of 0.218. The results of the determinant factors Affect
close, determinants and determinants far between to maternal mortality in Batang
known mutual value with p value of <0.05. The Qualitative research shows the results
that there is a lack PONED at every clinic, midwife numbers less each village as well as
the need to improve the quality of Midwives, with increasing P4K Periodically, the
important cooperation with local policy makers to improve health care facilities.

Keywords : MMR, complication, antenatal care, KB program

PENDAHULUAN
Kematian ibu dan kematian bayi Pembangunan Milenium Development
merupkan dua diantara masalah Goal’s (MDG’s), berjalan lambat dalam
kesehatan yang mendesak diselesaikan, beberapa tahun terakhir. Rasio kematian
khususnya bagi negara miskin dan ibu, yang diperkirakan sekitar 228 per
berkembang. Angka kematian Ibu 100.000 kelahiran hidup, tetap tinggi di
(AKI) yang tinggi di suatu negara atas 200 selama dekade terakhir,
berpotensi meningkatkan biaya meskipun telah dilakukan upaya-upaya
pemeliharaan sosial, termasuk untuk meningkatkan pelayanan
pembiayaan langsung berupa biaya kesehatan ibu. Hal ini bertentangan
perawatan kesehatan maupun biaya dengan negara-negara miskin di sekitar
tidak langsung bersumber dari Indonesia yang menunjukkan
penurunan pendapatan dan peningkatan lebih besar pada MDG’s.
produktivitas keluarga. Terkait kesehatan ibu, beragam
Peningkatan kesehatan ibu di masalah kesehatan yang dihadapi anak
Indonesia, yang merupakan Tujuan pun tidak terlepas dari minimnya

2
Faktor – Faktor Yang Berhubungan Dengan Kematian Maternal
Di Kabupaten Batang

dukungan lingkungan sosial, dalam hal Tahun 2007, AKB 34 per 1.000
ini dukungan terhadap kaum perempuan kelahiran hidup.
/ ibu. Masalah kesehatan anak memang Angka kematian ibu (AKI)
terkait kesehatan ibu. Buruknya status merupakan salah satu indikator dalam
kesehatan ibu akan sangat berpengaruh menentukan derajat kesehatan
kepada anak. Masih menurut UNICEF, masyarakat. Di Indonesia Angka
hampir 10.000 wanita Indonesia Kematian Ibu tertinggi dibandingkan
meninggal setiap tahun karena masalah negara-negara ASEAN lainnya. Angka
kehamilan dan persalinan. Padahal, Kematian Ibu (AKI) mencerminkan
masa kehamilan dan persalinan adalah risiko yang dihadapi ibu-ibu selama
salah satu fase vital bagi kelangsungan kehamilan dan melahirkan yang
hidup anak. Kualitas kesehatan di masa dipengaruhi oleh status gizi ibu,
kanak-kanak dan dewasa akan sangat keadaan sosial ekonomi, keadaan
ditentukan dari proses panjang sang ibu kesehatan yang kurang baik menjelang
dari mulai sejak persiapan kehamilan, kehamilan, kejadian berbagai
proses persalinan hingga fase tumbuh komplikasi pada kehamilan dan
kembang anak. kelahiran, tersedianya dan penggunaan
Indonesia sedang berupaya fasilitas pelayanan kesehatan ternasuk
memenuhi salah satu target pelayanan prenatal dan obstetri.
Pembangunan Millenium (MDG’s) di Tingginya angka kematian ibu
bidang kesehatan, yakni menurunkan menunjukkan keadaan sosial ekonomi
Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka yang rendah dan fasilitas pelayanan
Kematian Bayi. Target MDG’s kesehatan termasuk pelayanan prenatal
Indonesia untuk AKI diharapkan turun dan obstetri yang rendah pula.
menjadi 102 per 100.000 kelahiran Berdasarkan Survei Demografi
hidup tahun 2015. Berdasarkan Survei Kesehatan Indonesia (SDKI) pada tahun
Demografi Kesehatan Indonesia 2007, 2012 Angka kematian ibu di Indonesia
AKI masih bertahan pada angka 228 per mencapai 359 per 100.000 kelahiran
100.000 kelahiran hidup. Sedangkan hidup. Terlebih kala itu dikaitkan
target MDGs untuk AKB adalah 23 per dengan target Millenium Development
1.000 kelahiran hidup tahun 2015. Goal’s (MDGs) Angka tersebut masih
jauh dari AKI yang ingin diwujudkan di

3
Nor Amalia Muthoharoh, Imam Purnomo, Rr. Vita Nur Latif

tahun 2015 sebesar 102 per 100.000 Hampir dua pertiga kematian
kelahiran hidup. maternal disebabkan oleh penyebab
Angka kematian ibu Provinsi langsung yaitu perdarahan (25%),
Jawa Tengah tahun 2010 berdasarkan infeksi (15%), eklamsia (12%), abortus
laporan dari kabupaten/kota sebesar yang tidak aman (13%), partus macet
104,97/100.000 kelahiran hidup, (8%), dan penyebab langsung lain.
mengalami penurunan bila Sedangkan sepertiga lainnya disebabkan
dibandingkan dengan AKI pada tahun oleh penyebab tidak langsung yaitu
2009 sebesar 117,02/100.000 kelahiran keadaan yang disebabkan oleh penyakit
hidup. atau komplikasi lain yang sudah ada
Data dari dinas kesehatan Batang sebelum kehamilan atau persalinan dan
setempat AKI di setiap tahunnya memberat dengan adanya kehamilan
meningkat baik kematian ibu waktu atau persalinan, seperti terdapatnya
hamil , kematian saat ibu bersalin, dan penyakit jantung, hipertensi, diabetes,
kematian ibu nifas. Angka Kematian hepatitis, anemia, malaria, kanker atau
Ibu di Kabupaten Batang pada tahun AIDS (19%). (Sarwono
2014 sebesar 179,04 per 100.000 Prawihardjo,2009)
kelahiran hidup (23 kasus), meningkat Proses yang paling dekat terhadap
bila dibandingkan dengan tahun 2013 kejadian kematian maternal, disebut
sebesar 111,77 per 100.000 kelahiran sebagai determinan dekat yaitu
hidup (14 Kasus ). Angka ini masih kehamilan itu sendiri dan komplikasi
diatas target renstra tahun 2013 sebesar yang terjadi dalam kehamilan,
110 per 100.000 kelahiran hidup dan persalinan dan masa nifas (komplikasi
angka jawa tengah tahun 2013 sebesar obstetri). Determinan dekat secara
118,62 per 100.000 kelahiran hidup langsung dipengaruhi oleh determinan
serta target MDG’s ke-4 tahun 2015 antara yaitu status kesehatan ibu, status
yaitu 102 per 100.000 kelahiran hidup, reproduksi, akses ke pelayanan
walaupun angka kematian pada tahun kesehatan, perilaku perawatan
2015 menurun dari tahun sebelumnya kesehatan/ penggunaan pelayanan
yaitu 103 kelahiran hidup atau sebanyak kesehatan dan faktor–faktor lain yang
13 kematian ibu namun hal ini masih tidak diketahui atau tidak terduga. Di
menjadi masalah. lain pihak, terdapat juga determinan

4
Faktor – Faktor Yang Berhubungan Dengan Kematian Maternal
Di Kabupaten Batang

jauh yang akan mempengaruhikejadian yang ada dimana kelompok kasus yaitu
kematian maternal melalui pengaruhnya riwayat ibu maternal, informasi dari
terhadap determinan antara, yang keluarga dan bidan yang ada serta
meliputi faktor sosial, budaya dan dengan melihat data AMP dan AV yang
faktor ekonomi, seperti status wanita bisa dilihat dibagian kesehatan keluarga
dalam keluarga dan masyarakat, status di Dinas Kesehatan, sedangkan
keluarga dalam masyarakat dan status kelompok kontrolnya yaitu dengan cara
masyarakat. (Sarwono wawancara (Indept Interview) ibu
Prawihardjo,2009). bersalin hidup pada waktu yang sama.
Berdasarkan permasalah yg sudah Rancangan penilitian ini yaitu dengan
diuraikan diatas maka peneliti membandingkan antara kelompok kasus
bermaksud menguraikan lebih dalam dan kelompok kontrol dengan melihat
mengenai faktor-faktor yang factor resiko yang dapat mempengaruhi
berhubungan dengan kejadian kematian terjadinya kematian pada ibu hamil.
maternal yang terjadi di Kabupaten Studi kasus kontrol dilakukan
Batang berdasarkan faktor-faktor yang dengan mengidentifikasi kelompok
meliputi Determinan Dekat, Determinan kasus (kematian maternal) dan
Antara dan Determinan Jauh dalam kelompok kontrol (ibu pasca persalinan
upaya penurunan kematian maternal di yang hidup), kemudian secara
Kabupaten Batang. retrospektif (penelusuran ke belakang)
diteliti faktor – faktor risiko yang
METODE PENELITIAN mungkin dapat dijelaskan secara baik.
Desain penelitian yang digunakan
HASIL DAN PEMBAHASAN
dalam penelitian ini adalah penelitian
Kuantitatif dengan menggunakan Kabupaten Batang merupakan
Deskriptif Analitik dan dilakukan pula salah satu Kabupaten Batang di Jawa
studi kualitatif dengan metode Tengah yang berada di jalur pantura
wawancara mendalam (indept Pulau Jawa, terletak antara 6o 51” 46”
interview). dan 7o 11” 47” Lintang Selatan dan
Rancangan penelitian ini dengan antara 109o 40” 19” dan 110o 03” 06”
menggunakan desain Case Control. Bujur Timur. Perbatasan Kabupaten
Karena akan mencari kasus dan control Batang sebelah barat kabupaten dan

5
Nor Amalia Muthoharoh, Imam Purnomo, Rr. Vita Nur Latif

kota pekalongan, sebelah selatan Tabel 1. Sarana pelayanan kesehatan Kabupaten


Batang tahun 2015
kabupaten banjarnegara dan wonosobo, No Fasilitas Kesehatan Jumlah Satuan
(%)
sebelah timur kabupaten kendal , dan 1. Rumah Sakit Umum 2 RS
2. Rumah Sakit Khusus - RS
sebelah utara laut jawa
3. Puskesmas Rawat Inap 5 -
Luas wilayah Kabupaten 4. Puskesmas Non Rawat 16 -
Inap
Batang sebesar 788,7 Km2 ,terbagi 5. Puskesmas Keliling 29 -
6. Puskesmas Pembantu 44 -
menjadi 15 kecamatan yang terdiri dari 7. Jumlah Apotek 46 -
248 desa dan kelurahan, daerah terluas 8. RS dengan kemampuan 100,00 %
pelayanan gadar level 1
adalah Kecamatan Subah dengan luas 9. Jumlah Posyandu 1.215 Posyandu
10. Posyandu Aktif 100 %
83,52 Km2 atau sekitar 10,59% dari luas 11. Rasio Posyandu per 1,76 Per 100
100 balita balita
total Kabupaten Batang, sedangkan 12. UKBM
1. Poskesdes 175 Poskesdes
Kecamatan Warungasem merupakan 2. Polindes - Polindes
daerah yang luasnya paling kecil di 3. Posbindu 8 Posbindu
13. Desa Siaga 248 Desa
Kabupaten Batang, yaitu 23,55 𝐾𝑚2 Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten Batang
Tahun 2015
atau sekitar 2,99%.
Keadaan demografi Kabupaten GAMBARAN UMUM

Batang perkembangan penduduk Penelitian ini dilaksanakan pada

menurut jenis kelamin dapat dilihat dari 12 Mei 2016 sampai tanggal 22 Juni

rasio jenis kelamin, yaitu perbandingan 2016. Adapun responden pada

penduduk laki – laki dengan penduduk penelitian ini adalah populasi kasus

perempuan. Berdasarkan data dari yaitu semua ibu yang mengalami

Badan Pusat Statistik Kabupaten Batang kematian maternal sejumlah 13 ibu

tahun 2015 sebesar 361.052 jiwa meninggal di Kabupaten Batang pada

(50,01%) dan jumlah penduduk tahun 2015 dan populasi kontrol yaitu

perempuan 360.972jiwa (49,99%). semua ibu pasca persalinan yang tidak

Sehingga kita dapatkan rasio jenis mengalami kematian maternal juga

kelamin sebesar 100,02. sejumlah 13 ibu di Kabupaten Batang

Sarana pelayanan kesehatan pada tahun 2015.Penelitian ini bertujuan

kabupaten Batang pada tahun 2015 mengetahui faktor-faktor yang

meliputi : berhubungan dengan kejadian kematian


maternal yang terjadi di Kabupaten
Batang berdasarkan faktor-faktor yang

6
Faktor – Faktor Yang Berhubungan Dengan Kematian Maternal
Di Kabupaten Batang

meliputi Determinan Dekat , KEK 5 19,2


Tidak KEK 21 80,8
Determinan Antara dan Determinan Total 26 100.0
Jauh.
b. Umur Ibu
HASIL UNIVARIAT Tabel 5. Distribusi Frekuensi Responden
Berdasarkan Faktor risiko kematian
1. Kematian maternal maternal yang terjadi berdasarkan
determinan antara yaitu umur ibu
Tabel 2.Distribusi Frekuensi Responden Variabel Frekuensi Persentase
Berdasarkan kematian maternal (n) (%)
Variabel Frekuensi Persentase 19 Tahun 1 3,8
(n) (%) 20-24 Tahun 7 26,9
Kasus 13 50,0 25-29 Tahun 4 15,4
Kontrol 13 50,0 30-34 Tahun 9 34,6
Total >35 Tahun 5 19,2
26 100.0
Total 26 100.0

2. Faktor penyebab kematian


c. Paritas
maternal berdasarkan
determinan dekat yaitu Tabel 6. Distribusi Frekuensi Responden
komplikasi dalam kehamilan Berdasarkan Faktor Risiko
Kematian Maternal yang Terjadi
Berdasarkan Determinan Antara
Tabel 3.Distribusi Frekuensi Responden yaitu Paritas
Berdasarkan Faktor penyebab Variabel Frekuensi Persentase
kematian maternal berdasarkan (n) (%)
determinan dekat yaitu komplikasi
dalam kehamilan 1 Anak 2 7,7
Variabel Frekuensi Persentase 2-3 Anak 8 30,8
(n) (%) >4 Anak 16 61,5
Total 26 100.0
Komplikasi
6 23,1
Tidak
20 76,9 d. Keluarga Berencana (KB)
Komplikasi
Total 26 100.0
Tabel 7. Distribusi Frekuensi Responden
Berdasarkan Faktor Risiko
3. Faktor risiko kematian maternal Kematian Maternal yang Terjadi
berdasarkan determinan antara Berdasarkan Determinan Antara
yaitu Keluarga Berencana (KB)
yaitu: Variabel Frekuensi Persentase
a. Status Gizi Ibu Saat Hamil (n) (%)
(Gizi) Tidak
4 15,4
Pernah
22 84,6
Tabel 4. Distribusi Frekuensi Responden Pernah
Berdasarkan Faktor Risiko Total 26 100.0
Kematian Maternal yang Terjadi
Berdasarkan Determinan Antara
e. Pemeriksaan Antenatal
yaitu Status Gizi Ibu Saat Hamil
(Gizi). Tabel 8. Distribusi Frekuensi Responden
Variabel Frekuensi Persentase Berdasarkan Faktor Risiko
(n) (%) Kematian Maternal yang Terjadi

7
Nor Amalia Muthoharoh, Imam Purnomo, Rr. Vita Nur Latif

Berdasarkan Determinan Antara


yaitu Pemeriksaan Antenatal b. Pendapatan Keluarga
Variabel Frekuensi Persentase
(n) (%)
Tabel 10. Distribusi Frekuensi Responden
Tidak Baik 7 26,5 Berdasarkan Faktor Risiko
Baik 19 73,1 Kematian Maternal yang Terjadi
Total 26 100.0 Berdasarkan Determinan Jauh
yaitu Pendapatan Keluarga
Variabel Frekuensi Persentase
4. Faktor risiko kematian maternal (n) (%)
berdasarkan determinan jauh > 1 Juta
yaitu : perbulan
23 88,5
1 Juta
a. Pendidikan Ibu 2 7,7
perbulan
1 3,8
< 1 Juta
Tabel 9. Distribusi Frekuensi Responden perbulan
Berdasarkan Faktor Risiko
Kematian Maternal yang Terjadi Total 26 100.0
Berdasarkan Determinan Jauh
yaitu Pendidikan Ibu
Variabel Frekuensi Persentase
(n) (%)
SD/Sederajat 13 50,0
SMP/Sederajat 4 15,4
SMA/Sederajat 8 30,8
Sarjana 1 3,8
Total 26 100.0

HASIL BIVARIAT
1. Pengaruh Faktor Risiko Kematian Maternal Yang Terjadi Dengan Faktor
Penyebab Kematian Maternal Berdasarkan Determinan Dekat, Antara, dan
Jauh
Tabel 11. Analisis Pengaruh Faktor Risiko Kematian Maternal Yang Terjadi Dengan Faktor Penyebab
Kematian Maternal Berdasarkan Determinan Dekat Yaitu Komplikasi Dalam Kehamilan
(n=26)
Variabel
Maternal Total P value OR 95% CI
Kematian
Kasus Kontrol
n % n % n %
Komplikasi
Komplikasi 0 0 13 100 13 100 0,000 4,223 0,306-6,230
Tidak
13 100 0 0 13 100
Komplikasi
Status Gizi
Ibu
KEK 4 80 1 20 5 100 0,320 0,350 0,489-1,226
Tidak KEK 9 42,9 12 57,1 21 100
Usia Ibu
19 Tahun 0 0 1 20 1 100 0,010 0,500 0,102-7,221
20-24 Tahun 1 14,3 6 85,7 7 100
25-29 Tahun 2 50,0 2 50,0 4 100
30-34 Tahun 7 77,8 2 22,2 9 100
>35 Tahun 3 60,0 2 40,0 5 100
Paritas

8
Faktor – Faktor Yang Berhubungan Dengan Kematian Maternal
Di Kabupaten Batang

1 Anak 2 100 0 0 0 100 0,175 0,500 0,102-7,221


2-3 Anak 5 62,5 3 37,5 8 100
>4 Anak 6 37,5 10 62,5 16 100
KB
Tidak Pernah 2 50 2 50 4 100 0,000 1,000 0,119-8,421
Pernah 11 50 11 50 22 100
Pemeriksaan
Antenatal
Tidak Baik 6 85,7 1 14,3 7 100 0,017 10,28 0,018-1,948
Baik 7 36,8 12 63,2 19 100 6
Pendidikan
Ibu
SD/ Sederajat 7 53,8 6 46,2 13 100 0,783 9,206 1.023-0,454
SMP/Sederajat 2 50,0 2 50,0 4 100
SMA/Sederajat 4 50,0 4 50,0 8 100
Pendapatan
Keluarga
>1 Juta 12 52,2 11 47,8 23 100 0,218 0,055 2,054-7,250
1 Juta 0 0,0 2 100,0 2 100
< 1Juta 1 100,0 0 50,0 0 100

Berdasarkan Tabel 11 diketahui bahwa nilai p-value 0,017, pendidikan ibu


distribusi frekuensi responden yaitu SD/Sederajat pada kasus dengan
berdasarkan variabel yaitu komplikasi nilai p-value 0,783, dan pendapatan
dalam kehamilan dimana yang keluarga >1 juta sebanyak 12 orang
komplikasi dan tidak komplikasi kasus (52,2%) pada kasus dengan nilai p-
dan kontrol sebanyak 13 orang (100%) value 0,218.
dengan nilai p-value 0,000, status gizi Distribusi frekuensi responden
sebagian besar tidak KEK 12 orang berdasarkan determinan dekat yaitu
(57,1%) pada kontrol dengan nilai p- komplikasi dalam kehamilan dimana
value 0,320, rata – rata usia ibu yang komplikasi dan tidak komplikasi
sebagian besar usia 39-34 tahun kasus dan kontrol sebanyak 13 orang
sebanyak 7 orang (77,8%) pada kasus
(100%), berdasarkan determinan dekat
dengan nilai p-value 0,010. Paritas >4 komplikasi dalam kehamilan yaitu
anak sebagian besar 10 orang (62,5%) dengan uji analisis Chi Square
pada kontrol dengan nilai p-value 0,175, diperoleh dari nilai Continuity
sedangkan pemakaian KB sebanyak 11 Correctiondengan p-value sebesar
orang (50%) pada kasus dan kontrol 0,000, maka dapat disimpulkan bahwa
dengan nilai p-value 0,000,. ada pengaruh faktor penyebab kematian
Pemeriksaan antenatal baik sebanyak 12
maternal dengan faktor penyebab
orang (63,2%) pada kontrol dengan

9
Nor Amalia Muthoharoh, Imam Purnomo, Rr. Vita Nur Latif

kematian maternal berdasarkan kematian maternal yang terjadi dengan


determinan dekat yaitu komplikasi faktor penyebab kematian maternal
dalam kehamilan mil dengan nilai OR = berdasarkan determinan dekat,
4,223, nilai 95% CI 0,306 – 6,230. determinan antara dan determinan jauh.
Hasil penelitian menunjukkan
HASIL MULTIVARIAT
bahwa dari 13 kasus kematian maternal
Hasil multivariat pengaruh variabel
yang ada, sebagian besar kematian
dependen dengan beberapa variabel
disebabkan oleh Pre- Eklamsia Berat /
independen yaitu :
Eklamsia sebanyak, karena Riwayat
Tabel 12. Analisis Multivariat Pengaruh Faktor
Risiko Kematian Maternal Yang penyakit, dan terakhir karena
Terjadi Dengan Faktor Penyebab
Kematian Maternal Berdasarkan Pendarahan. Dengan pemberian MgSO4
Determinan Dekat Yaitu (Magnesium Sulfat) pada pasien pre
Komplikasi Dalam Kehamilan (n
=26) eklamsia dan eklamsia diberikan karena
Faktor OR
95% CI p
Resiko Adjus obat anti kejang yang efektif tanpa
ted
Komplikasi 0,306 0,009 menimbulkan depresi susunan saraf
22,154
46,230
0,102- 0,001
pusat baik pada ibu maupun janinnya.
Usia Ibu 0,500
7,221 Pemberian pada preeklamsia berat sama
Pemeriksaan 1.023-
1,007 0,029
Antenatal 10,454 seperti untuk eklamsia karena
1,003-
KB 0,218 0,015
89,400 persalinan dan pelahiran merupakan
Hasil uji multivariat yaitu hasil
kejang, wanita biasanya diberikan
variabel independent yaitu komplikasi, MgSo4 selama persalinan dan selama
status gizi ibu saat hamil, umur ibu,
24jam post partum.
paritas, KB, pemeriksaan antenatal,
Disamping penyebab kematian
pendidikan ibu, pendapatan keluarga
akibat komplikasi obstetri langsung dan
dapat menjelaskann variabel kematian tidak langsung ini, penelitian
maternatal diketahui memiliki nilai
menemukan bahwa berbagai faktor turut
yaitu pengaruh antara variabel berperan untuk terjadinya kematian
independen yaitu komplikasi, paritas,
maternal. Faktor keterlambatan rujukan
KB, pendidikan ibu, pendapatan yang meliputi keterlambatan dalam
keluarga tidak saling berpengaruh erat pengambilan keputusan dari pihak
secara multivariat dengan nilai <0,05, keluarga masih memegang peranan
hal ini dapat disimpulkan bahwa penting pada kejadian kematian
terdapat pengaruh faktor risiko

10
Faktor – Faktor Yang Berhubungan Dengan Kematian Maternal
Di Kabupaten Batang

maternal di Kabupaten Batang, dengan meminta pertolongan pada


disamping itu juga faktor status bidan terdekat, dan dirujuk ke rumah
kesehatan ibu, faktor status reproduksi, sakit, akan tetapi hasil penelitian
pemeriksaan antenatal, penolong menunjukkan bahwakasus mengalami
persalinan, tingkat pendidikan dan keterlambatan rujukan saat terjadi
faktor sosial ekonomi. Sebagian besar komplikasi, dan sebagian besar kasus
ibu meninggal pada usia 20-35 tahun mengalami keterlambatan pertama yaitu
sebanyak 11 ibu yang meninggal dari terlambat dalam mencapai fasilitas
13 kasus ibu yang meninggal sisanya pelayanan kesehatan yang lebih baik
ibu meninggal pada usia diatas 35 seperti Rumah Sakit karena dari pihak
tahun, jika dilihat darisegi usia kategori keluarga yang terlalu lama dalam
usia 20 – 35 tahun termasuk usia pengambilan keputusan. Dari hasil
produktif, namun dari segi pekerjaan indepth interview diketahui bahwa
ibu yang bekerja untuk menambah kemampuan ibu, suami dan anggota
pendapatan keluarga hanya sebagian keluarga lainnya untuk mengetahui
kecil saja), hal ini dapat diartikan tanda–tanda kegawat daruratan
walaupun sebagian besar ibu meninggal kebidanan yang mengharuskan ibu
di usia produktif akan tetapi dapat segera mendapatkan pertolongan
diasumsikan hanya sebagian kecil yang ternyata masih rendah. Rendahnya
kemungkinan disebabkan oleh kemampuan untuk mengenali tanda–
pekerjaan yang ikut sebagai pemicu tanda kegawatdarutan kebidanan,
kematiannya karena penyebab seperti edema pada tangan dan kaki,
terbanyak kematian ibu itu sendiri nyeri kepala, perdarahan yang terjadi
karena faktor riwayat penyakit yang saat kehamilan maupun persalinan,
disudah ada sebelum kehamilan infeksi dan persalinan bayi kedua dalam
terakhir. persalinan kembar, juga diperburuk oleh
dominannya peran suami dalam
Hasil penelitian menunjukkan
pengambilan keputusan serta budaya
bahwa hampir 95% kasus telah
‘berunding’/musyawarah dalam
memanfaatkan fasilitas kesehatan saat
keluarga yang dapat menghambat
terjadi komplikasi, baik komplikasi
pelaksanaan rujukan, merupakan hal
yang terjadi selama masa kehamilan,
yang memberikan kontribusi bagi
persalinan, maupun masa nifas yaitu

11
Nor Amalia Muthoharoh, Imam Purnomo, Rr. Vita Nur Latif

keterlambatan pertama pada kasus – didesain untuk memberikan informasi


kasus kematian maternal, sehingga saat kepada ibu hamil hingga pasca
bidan datang kondisi ibu sudah buruk. melahirkan. Program Si Jari Emas
Kendala biaya dan sikap pasrah pada merupakan program baru secara
takdir juga merupakan alasan terjadinya nasional, yang mana program tersebut
keterlambatan pertama pada kasus – pada dasarnya untuk mencatat AKI dan
kasus kematian maternal. AKB secara online, program ini
Strategi P4K (Program diprioritaskan untuk pertolongan medis
Perencanaan Persalina dan Pencegahan persalinan ibu dan anak, Program si jari
Komplikasi) adalah dengan cara emas atau sistem informasi jejaring
menempelkan stiker merupakan suatu rujukan expanding maternal and new
kegiatan yang di fasilitasi oleh bidan born survival bantuan kementrian
didesa dalam rangka merencanakan kesehatan secara Nasional bertujuan
persalinan yang aman dan persiapan menutunkan resiko AKI dan AKB
menghadapi komplikasi bagi ibu hamil, secara signifikan
termasuk perencanaan penggunaan KB Dari kasus di atas menunjukkan
pasca persalinan dengan menggunakan bahwa faktor waktu menjadi sangat
stiker sebagai media notifikasi sasaran penting pada kasus–kasus dengan
dalam rangka meningkatkan cakupan komplikasi. Keterlambatan dalam
dan mutu pelayanan kesehatan bagi ibu merujuk akan menjadi lebih buruk bila
dan bayi baru lahir. terjadi gangguan, rumah sakit sebagai
Dapat dilaksanakan program tempat rujukan untuk menyediakan
SMS Bunda dan Si jari Emas strategi ini pelayanan gawat darurat selama 24 jam.
dapat diterapkan di kabupaten batang Upaya penurunan angka
untuk menekan terjadinya Aki setiap kematian maternal yang dilakukan oleh
tahunnya. SMS bunda yaitu apa ada hal dinas kesehatan Kabupaten Batang,
yang terjadi / yang ibu rasakan pada antara lain dengan melakukan pelatihan
kehamilan / kondisi dirinya dan bayi bidan desa, seperti pelatihan LSS (Life
nya bunda dapat melakukan sms kepada Saving Skills), pelatihan KIE, dan
pelayanan kesehatan, sebelum itu ibu pelatihan bagi dukun bayi yang
hamil terlebih dahulu mendaftarkan dilaksanakan oleh puskesmas.
dirinya. Layanan ini gratis yang Meskipun pelatihan terhadap petugas

12
Faktor – Faktor Yang Berhubungan Dengan Kematian Maternal
Di Kabupaten Batang

kesehatan telah dilakukan oleh dinas kesulitan dalam mencari alat


kesehatan Kabupaten Batang, pada transportasi. Keberadaan ambulan desa
beberapa contoh kasus diperoleh yang merupakan salah satu wujud
informasi bahwa di sekitar keadaan program GSI belum berjalan
kegawatdaruratan kebidanan juga dapat sebagaimana diharapkan. Pada kasus
dikaitkan dengan ketidakmampuan kematian maternal yang memerlukan
petugas dalam memberikan pertolongan rujukan segera ke rumah sakit, alat
medis yang memadai karena terhambat transportasi yang digunakan sebagian
kurangnya fasilitas penunjang besar adalah mobil pinjaman tetangga
penolongan kesehatan. atau keluarga yang mempunyai mobil
Pertolongan Pertama pada saat tapi ada desa yang memang dari pihak
Bersalin Masyarakat sudah baik hasil desanya saling menolong dan memang
penelitian menunjukkan bahwa perilaku sudah disediakan mobil untuk berjaga –
ibu saat akan bersalin sudah jaga dari Kepala Desa nya apa bila ada
menggunakan tenaga kesehatan dan kasus kegawatdaruratan hanya berapa
bidan adapun pada saat bersalin desa yang mempunyai ambulan desa
keluarga memanggil juga dukun bayi biasanya hanya menggunakan
karena dipengaruhi oleh tradisi turun – ambulance Puskesmas, namun kendala
temurun, dimana dukun memberi – kendala dalam trasportasi yang setiap
perawatan pada ibu selesai bersalin desa belum tentu mempunyai
(perawatan ibu dan bayi) sampai bayi ambulance desa kenyataannya tetap
lahir dengan imbalan jasa yang tidak membutuhkan waktu untuk mencarinya
mengikat dan karena dukun bayi sudah apa lagi bila memerlukan rujukan pada
mendapat pelatihan dari puskesmas. malam hari. Hasil wawancara dengan
Kerjasama antara bidan desa dengan Kepala Seksi Kesehatan Keluarga
dukun bayi selain melalui pelatihan Kabupaten Batang mengenai Gerakan
yang diadakan oleh puskesmas, juga Sayang Ibu (GSI) di kabupaten Batang,
dalam bentuk pendampingan bidan saat Baliau menyampaikan bahwa
ibu bersalin. untukkeberhasilan pelaksanaan program
Keterlambatan kedua dijumpai GSI yang memerlukan kerjasama secara
pada kasus kematian maternal, dan lintas sektoral, tidak dapat dilakukan
sebagian besar disebabkan oleh dalam waktu yang singkat.

13
Nor Amalia Muthoharoh, Imam Purnomo, Rr. Vita Nur Latif

Pembahasan kualitatif pada UMR, sehingga keterlambatan mencari


penelitian ini mengungkapkan pertolongan ke rumah sakit sesegera
kompleksnya kematian ibu yang terjadi mungkin, tidak hanya berhubungan
pada kasus – kasus kematian maternal dengan kurangnya pengetahuan, tetapi
di Kabupaten Batang. Yang tampak juga dengan kurangnya biaya, sehingga
jelas merugikan adalah rendahnya upaya pencegahan kematian maternal
kemampuan untuk mengenali tanda – ini juga membutuhkan dukungan dari
tanda risiko kebidanan baik oleh kasus segi perbaikan tingkat ekonomi yang
maupun oleh anggota keluarganya. nantinya akan berdampak pada
Kegagalan mengenali kondisi perbaikan terhadap akses pelayanan
kegawatdaruratan ini akan berlanjut kehamilan dan persalinan yang aman.
pada keterlambatan penanganan kasus Hal lain yang penting adalah
yang membawa akibat pada terjadinya meningkatkan partisipasi suami dan
kematian maternal. Untuk menurunkan keluarga dalam tugasnya sebagai
kematian maternal di kabupaten Batang pendamping dalam menghadapi
perlunya informasi dari bidan atau masalah kehamilan dan persalinan
tenaga kesehatan lainnya untuk karena dari hasil penelitian menemukan
masyarakat mengenai gejala – gejala bahwa peran suami dalam keluarga
penting yang perlu diperhatikan selama masih dominan. Keluarga dari setiap
kehamilan, persalinan dan masa nifas ibu hamil harus mempunyai rencana
baik pada ibu sendiri, para suami rujukan, termasuk persiapan kendaraan
maupun anggota keluarga lainnya. untuk mengirim ibu ke pelayanan
Diperlukan jaringan kerjasama lintas kesehatan rujukan dan memberikan
sektoral baik di tingkat desa, kecamatan pengertian pada keluarga agar tidak
dan kabupaten dalam memberikan membuang – buang waktu dalam
pengetahuan yang cukup mengenai rujukan yaitu dengan menunggu pihak
risiko kehamilan/persalinan dan kapan keluarga lain pada saat terjadinya
harus merujuk ke rumah sakit. Dilihat kegawatdaruratan yang mengharuskan
dari tingkat pendidikan dan pendapatan segera langsung dirujuk ke pelayanan
keluarga, hasil penelitian menunjukkan kesehatan yang lebih memadai seperti
bahwa kasus berpendidikan rendah Rumah Sakit. Kualitas pelayanan
(SD) dan berpendapatan di bawah maternal di tingkat pelayanan kesehatan

14
Faktor – Faktor Yang Berhubungan Dengan Kematian Maternal
Di Kabupaten Batang

rujukan sangat penting untuk 5. Faktor risiko kematian maternal


diperhatikan, terutama mengenai dengan pemeriksaan antenatal
masalah ketersediaan darah dan memiliki nilai prosentase baik
kesiapan pelayanan Kegawatdaruratan sebanyak 11 orang (50%) pada
24 jam kasus dan kontrol dengan nilai p-
value 0,017 dan nilai OR = 10.286.
SIMPULAN
1. Faktor risiko kematian maternal 6. Faktor risiko kematian maternal
yang terjadi dengan komplikasi dengan keluarga berencana
dalam kehamilan memiliki nilai memiliki prosentase baik sebanyak
prosentase sebanyak 13 orang 12 orang (63,2%) pada kontrol
(100%) dengan nilai p-value 0,000 dengan nilai p-value sebesar 0,000,
OR= 4,223. dengan nilai OR = 1.000.
2. Faktor risiko kematian maternal 7. Faktor risiko kematian maternal
dengan status gizi ibu saat hamil dengan pendidikan ibu memiliki
memiliki prosentase sebagian besar nilai sebagian besar SD/ Sederajat
tidak KEK sebanyak 12 orang sebanyak 7 orang (53,8%) pada
(57,1%) pada kontrol dengan nilai kasus dengan nilai p-value sebesar
p-value 0,320 OR= 0,350. 0,783, dengan nilai OR=9.206.
3. Faktor risiko kematian maternal 8. Faktor risiko kematian maternal
yang terjadi dengan usia dengan pendapatan keluarga
ibusebagian besar berumur 30-34 memiliki prosentase sebagian besar
tahun sebanyak 7 orang (77,8%) > 1 juta perbulan sebanyak 12
pada kasus dengan nilai p-value orang (52,2%) pada kasus dengan
0,010 nilai OR= 0,500. nilai p-value sebesar 0,218 dengan
4. Faktor risiko kematian maternal nilai OR= 0,055.
dengan paritas responden memiliki 9. Hasil faktor berpengaruh dari
nilai prosentase sebagian besar determinan dekat, determinan
adalah > 4 anak sebanyak 10 orang antara dan determinan jauh
(62,5%), pada kasus kontrol dengan terhadap kematian maternal di
p-value sebesar 0,175 dengan nilai Kabupaten Batang diketahui
OR= 0.500. dengan nilai saling dengan nilai p
value <0,000.

15
Nor Amalia Muthoharoh, Imam Purnomo, Rr. Vita Nur Latif

SARAN komplit dan diperhitungkan


1. Bagi Pemerintah Daerah dan Dinas kebutuhan jumlah bidan dengan
Kesehatan Kabupaten Batang kapasitas ibu hamil di wilayah
a. Pemanfaatan fasilitas PONED tersebut.
yang dimiliki masing-masing f. Perlu diberikan penghargaan
kecamatan secara optimal khusus pada bidan yang berada
beserta sistem rujukannya. didaerah terpencil agar bidan
Pemerintah Daerah memberikan tetap tinggal di desa dan
dukungan operasional dan bertugas dalam waktu yang lebih
kebijakan dalam peningkatan lama.
pelayanan kesehatan ibu dan g. Akses terhadap informasi
anak dan bagi puskesmas yang kesehatan harus lebih didekatkan
belum ada PONED nya agar kepada masyarakat sebagai
segera di adakan. pengguna pelayanan kesehatan
b. Monitoring kerja bidan secara tersebut, agar terbentuk perilaku
berkala. yang baik dari masyarakat dalam
c. Peningkatan kompetensi dan pemanfaatan pelayanan
pengetahuan bidan puskesmas kesehatan dengan melakukan
atau bidan desa dalam asuhan penyuluhan.
persalinan normal dan dalam 2. Bagi Puskesmas dan Pelayanan
asuhan penanganan komplikasi Kesehatan di Wilayah Kerja
yang masih dapat ditangani oleh Kabupaten Batang
bidan dengan melakukan a. Dengan meningkatkan program
pelatihan secara berkala. P4K (Program Perencanaan
d. Mencetuskan strategi nasional Persalinan dan Pencegahan
terbaru yaitu SMS Bunda dan Si Komplikasi) secara berkala,
Jari Emas dalam upaya setiap ibu memeriksakan
penurunan kematian pada ibu. kehamilan hendaknya selalu
e. Meningkatkan kualitas bidan diperiksa kembali keadaan dan
yang terampil terutama pada kondisi riwayat penyakit atau
daerah terpencil yang jauh dari daya tahan tubuh ibu yang setiap
pelayanan kesehatan yang saat menurun.

16
Faktor – Faktor Yang Berhubungan Dengan Kematian Maternal
Di Kabupaten Batang

b. Melakukan kunjungan rumah dengan mendekatkan ibu pada


c. Kerjasama dengan pemegang fasilitas kesehatan terdekat.
kebijakan setempat agar adanya g. Meningkatkan kualitas
perbaikan fasilitas di kecamatan pelayanan dengan cara
tersebut, seperti ambulan desa memberikan pelayanan antenatal
bagi desa yang jauh dari sesuai standar minimal,
puskesmas dan rumah sakit. melakukan KIE (komunikasi,
d. Lebih meningkatkan kemitraan informasi,dan edukasi) pada
antara bidan dan dukun, serta semua ibu hamil dan keluarga
membuat kebijakan apabila h. Catatan tentang riwayat
salah satu tidak melakukan kehamilan, persalinan dan nifas
sesuai tugasnya dikenakan sebelumnya sangatlah penting
sanksi baik bidan, dukun dan disertakan ke dalam KMS
maupun ibu hamil ibu hamil, sehingga terdapat
e. Mengaktifkan peran serta kesinambungan pengobatan dan
masyarakat dan tokoh perawatan ibu hamil sampai
masyarakat dalam mendukung melahirkan dan masa nifas.
program kesehatan ibu dan anak i. Puskesmas dan penyedia
ini secara berkesinambungan pelayanan kesehatan lainnya
dengan tetap memberikan dapat lebih meningkatkan
pembinaan agar terbentuk kualitas pelayanan, keberadaan
perilaku yang baik dari staf medis 24 jam, keberadaan
masyarakat dalam pemanfaatan ambulan 24 jam dan mekanisme
pelayanan kesehatan. komunikasi yang lebihfleksibel.
f. Kehamilan berrisiko tinggi harus j. Puskesmas dan penyedia
mendapat perhatian lebih dari pelayanan kesehatan lainnya
tenaga kesehatan di puskesmas dapat lebih meningkatkan
dan penyedia pelayanan kompetensi dan keterampilan
kesehatan lainnya. Ibu hamil tenaga kesehatan dalam
selalu dipantau kesehatannya menangani komplikasi
dan persiapan persalinannya kehamilan, persalinan dan nifas,
dan mengaktifkan sistem

17
Nor Amalia Muthoharoh, Imam Purnomo, Rr. Vita Nur Latif

rujukan, transfusi darah dan Anantyo, Herman. 2009. Ilmu Kebidanan.


Jakarta : Yayasan bina Pustaka
obat-obatan untuk kasus-kasus
Sarwono Prawirohardjo.
yang tidak dapat ditangani di
Bobak dkk, 2005. Buku Ajar
tingkat pelayanan dasar. Keperawatan maternitas. Edisi
3. Bagi Peneliti Selanjutnya 4. Jakarts: EGC.pp:143-16
a. Meneliti dengan metode Chabdranita Manuaba, Fajar Manuaba, &
kualitatif namun dengan GdeManuaba. 2008. Gawat-
Darurat Obstetri-Ginekologi &
melakukan FGD (Fokus Grup obstetri-Ginekologi Sosial untuk
Discussion) pada masyarakat. Profesi Bidan.Jakarta : EGC

Melibatkan berbagai pihak Cunningham, F.Gant, J.Leveno, Gilstrap,


yang membuat kebijakan serta Hauth dan D.Wenstrom., 2006.,
Obstetri Williams. Ed 21,Vol.2.
masyarakat. Jakarta : EGC
b. Perlu dilakukan penelitian
DepKes RI (2008), Asuhan Persalinan
dengan disain yang berbeda Normal, JNPK-KR,
Jakarta
untuk melihathubungan sebab
akibat terhadap kejadian Kemenkes RI 2008 dalam Wilopo 2010
komplikasi persalinan. Profil Kesehatan kabupaten Batang Tahun
c. Dalam penelitian kasus dan 2014.Pemerintah kabupaten
Batang.Dinas Kesehatan
kontrol sebaiknya lebih
Prawirohardjo,S.,2008. Ilmu Kebidanan.
menekankan pada responden
Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
dengan karakteristik yang Sarwono Prawirohardjo.
sama, agar lebih terlihat jelas Prawirohardjo,S.,2009. Ilmu Kebidanan.
perbedaannya namun dalam Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo.
status sosial ekonomi yang
sama. Prawirohardjo,S., 2009. Pelayanan
Kesehatan Maternal Dan
DAFTAR PUSTAKA Neonatal . Jakarta: Yayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Abdul Bari, Saifuddin. 2008. Pelayanan
Kesehatan maternal Dan Priyo.Sutanto, 2007. Analisis Data
Neonatal.Jakarta : Bina Pustaka Kesehatan. Jakarta : Fakultas
Ilmu Kesehatan Masyarakat
Universitas Indonesia

18

Anda mungkin juga menyukai