Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PENDAHULUAN

ISOLASI SOSIAL

A. Definisi Isolasi Sosial


Isolasi sosial merupakan upaya menghindari suatu hubungan komunikasi
dengan orang lain karena merasa kehilangan hubungan akrab dan tidak
mempunyai kesempatan untuk berbagi rasa, pikiran dan kegagalan. Klien
mengalami kesulitan dalam berhubungan secara spontan dengan orang lain
yang dimanifestasikan dengan mengisolasi diri tidak ada perhatian dan tidak
sanggup berbagi pengalaman (Balitbang 2007, dalam Herman 2011)
Isolasi sosial merupakan keadaan dimana individu atau kelompok
mengalami atau merasakan kebutuhan atau keinginan untuk meningkatkan
keterlibatan dengan orang lain tetapi tidak mampu untuk membuat kontak.
Penarikan diri adalah suatu tindakan pelepasan diri baik dari perhatian
maupun minatnya terhadap lingkungan sosial secara langsung (isolasi diri).
Penarikan diri sebagai pola tingkah laku.
Menarik diri merupakan hambatan sosial yang berhubungan dengan
situasi yang menyebabkan hubungan baik antar personal tidak adekuat, terlalu
halus perasaan (peka) terhadap kritikan, penolakan dan rasa malu.

B. Etiologi
1. Faktor Predisposisi
a. Perkembangan
Sentuhan, perhatian, kehangatan, dari keluarga yang
menyebabkan individu menyendiri, kemampuan berhubungan
dengan klien tidak adekuat yang berakhir dengan menarik diri.
b. Komunikasi dalam keluarga
Klien sering mengalami kecemasan dalam berhubungan dengan
anggota keluarga : sering menjadi kambing hitam, sikap keluarga
yang tidak konsisten (kadang boleh, kadang tidak boleh). Situasi ini
membuat klien enggan berkomunikasi dengan orang lain.
c. Sosial budaya
Dikota besar, masing-masing individu sibuk memperjuangkan
hidup, sehingga tidak ada waktu bersosialisasi, situasi ini
mendukung perilaku menarik diri.

2. Faktor Presipitasi
a. Stressor sosiokultur
Menurunnya stabilitas unit keluarga. Berpisah dengan orang
yang berarti dalam kehidupannya, missal karena dirawat di rumah
sakit.
b. Stressor psikologik
Ansietas berat yang berkepanjangan terjadi bersamaan dengan
keterbatasan kemampuan untuk mengatasi. Sehingga memunculkan
stress.

C. Rentang respon

Respon Adaptif Respon Maladaptif

- Solitude - Kesepian - Manipulasi


- Otonomi - Menarik diri - Impulsif
- Kebersamaan - Ketergantungan - Narkisme
- Saling ketergantungan
Gambar 1. Rentang respon Sosial

1. Rentang Respon Adaptif


a. Menyendiri ( Solitute)
Merupakan respon yang dibutuhkan seseorang untuk merenungkan
seseorang untuk merenungkan apa yang telah dilakukan
dilingkungan sosialnya dan suatu cara mengevaluasi diri untuk
menentukan langkah selanjutnya.
b. Otonomi
Merupakan kemampuan individu untuk menentukan dan
menyampaikan ide-ide, pikiran perasaan dalam hubungan sosial.
c. Kebersamaan
Adalah suatu kondisi dalam hubungan interpersonal dimana individu
tersebut mampu untuk saling memberi dan menerima.
d. Saling ketergantungan
Merupakan kondisi saling tergantung antara individu dengan orang
lain dalam membina hubungan interpersonal.
2. Rentang respon antara adaptif dan maladaptif
a. Kesepian
Merupakan kondisi klien yang sendiri tanpa teman.
b. Menarik diri
Merupakan suatu keadaan dimana seseorang menemukan kesulitan
dalam membina hubungan secara terbuka dengan orang lain.
c. Ketergantungan
Terjadi apabila seseorang gagal mengembangkan rasa percaya diri
atau kemampuannya untuk berfungsi secara sukses.
3. Rentang respon maladaftip
a. Manipulasi
Merupakan gangguan hubungan social yang terdapat pada
individu yang menganggap orang lain sebagai objek, hubungan
terpusat pada pengendalian dan individu berorientasi pada diri
sendiri atau pada tujuan, bukan berorientasi pada orang lain.
b. Impulsif
Yaitu suatu keadaan dimana klien tidak mampu merencanakan
suatu, tidak mampu belajar dari pengalaman, penilaian yang
buruk dan tak dapat diandalkan.
c. Narkisme
Merupakan suatu keadaan dimana harga diri klien rapuh, secara
terus menerus berusaha mendapatkan penghargaan pujian, sikap
egosentris, pencemburu dan marah jika orang tidak mendukung.
D. Tanda dan gejala
Tanda-tanda pasien mengalami isolasi sosial, diantaranya :
1. Kurang spontan, apatis, ekspresi sedih, afek tumpul
2. Menghindar dari orang lain
3. Komunikasi kurang atau tidak ada
4. Tidak ada kontak mata
5. Menolak berhubungan
6. Tidak melakukan kegiatan sehari-hari

Batasan karakteristik lainnya seperti :


1. Menyendiri dalam ruangan
2. Tidak berkomunikasi, menarik diri
3. Tidak melakukan kontak mata
4. Meringkuk ditempat tidur dengan punggung menghadap ke pintu
5. Menyatakan secara verbal atau memperlihatkan ketidaknyamanan
dalam situasi-situasi sosial
6. Disfungsi interaksi dengan teman sebaya, keluarga, atau orang lain
7. Terkadang mendekati perawat untuk berinteraksi, namun kemudian
menolak untuk berespon terhadap penerimaan perawat terhadap dirinya

E. Penatalaksanaan
1. Farmakologi
a. Haloperidol (HPD)
1) Indikasi
Berdaya berat dalam kemampuan, menilai realitas dalam fungsi
internal serta dalam fungsi kehidupan sehari-hari.
2) Mekanisme kerja
Obat anti psikosi dalam memblokade dopamine pada reseptor
pasca sinoptik neuron di otak khususnya system limbik dan
system ekstra piramidal.
3) Efek samping
Sedasi gangguan otonomik, gangguan endokrin.
4) Kontra indikasi
Penyakit hati, penyakit darah, epilepsi, dan kelainan jantung.
b. Trihexipenidyl (THP)
1) Indikasi
Segala jenis penyakit Parkinson, termasuk pasca encephalitis dan
idiopatik
2) Mekanisme kerja
Sinergis dengan kinidine, obat anti depresi dan anti kolinergik
lainnya.
3) Efek samping
Mulut kering, penglihatan kabur, pusing, mual, muntah,
binggung, takikardi, retensi urine.
4) Kontra indikasi
Hipersensitif terhadap trihexipenidyl, psikosis berat,
psikoneurosis, dan obstruksi saluran cerna.
c. Risperidone
1) Indikasi
Untuk skizofreniaakut dan kronik, keadaan psikotik lain dengan
gejala (halusinasi, delusi, curiga, gangguan emosi) atau
mengurangi gejala afektif berhubungan dengan skizofrenia.
2) Efek samping
Insomnia, agitasi, cemas, sakit kepala, somnolen, lelah, takikardi.
3) Kontra indikasi
Hipotensi, penyakit ginjal, lanjut usia, Parkinson, epilepsi.
2. Terapi somatis
Terapi somatis adalah terapi yang diberikan kepada klien dengan
gangguan jiwa dengan tujuan mengubah perilaku yang maladaptif menjadi
perilaku adaptif dengan melakukan tindakan yang ditujukan pada kondisi
fisik klien. Walaupun yang diberikan perlakuan fisik adalah fisik klien,
tetapi target terapi adalah perlakuan klien. Jenis terapi somatik adalah
meliputi pengikatan, ECT, isolasi, dan fototerapi
a. Pengikatan
Pengikatan adalah terapi menggunakan alat mekanik atau manual
untuk membatasi mobilitas fisik klien yang bertujuan untuk
melindungi cedera fisik pada klien sendiri atau orang lain.
b. Terapi Kejang Listrik/Elektro Convulsive Therapy (ECT)
Adalah bentuk terapi kepada klien dengan menimbulkan kejang
(Grandmal) dengan mengalirkan arus listrik kekuatan rendah (2-3
joule) melalui electrode yang ditempelkan di bebrapa titik pada
pelipis kiri/kanan (lobus frontalis) klien.
c. Isolasi
Isolasi adalah bentuk terapi dengan menempatkan klien sendiri di
ruangan tersendiri untuk mengendalikan perilakunya dan melindungi
klien, orang lain, dan lingkungan dari bahaya potensial yang
mungkin terjadi.
d. Fototerapi
Fototerapi adalah terapi yang diberikan dengan memaparkan
klien pada sinar terang 5-10 x lebih terang daripada sinar ruangan
dengan posisi klien duduk, mata terbuka, pada jarak 1,5 meter di
depan klien diletakkan lampu setinggi mata.

3. Terapi Modalitas
Terapi modalitas adalah terapi utama dalam keperawatan jiwa. Tetapi
ini diberikan dalam upaya mengubah perilaku klien dari perilaku yang
maladaptif menjadi perilaku adaptif. Jenis-jenis terapi modalitas antara
lain:
a. Aktifitas Kelompok
Terapi Aktifitas Kelompok (TAK) adalah suatu bentuk terapi
yang didasarkan pada pembelajaran hubungan interpersonal. Fokus
terapi aktifitas kelompok adalah membuat sadar diri (self-
awereness), peningkatan hubungan interpersonal, membuat
perubahan, atau ketiganya.
b. Terapi keluarga
Keluarga merupakan sistem pendukung utama yang memberi
perawatan langsung pada setiap keadaan (sehat-sakit) klien. Perawat
membantu keluarga agar mampu melakukan lima tugas kesehatan
yaitu mengenal masalah kesehatan, membuat keputusan tindakan
kesehatan, memberi perawatan pada anggota keluarga yang sehat,
menciptakan lingkungan yang sehat, dan menggunakan sumber yang
ada dalam masyarakat.
c. Terapi Rehabilitasi
Program rehabilitasi dapat digunakan sejalan dengan terapi
modalitas lain atau berdiri sendiri, seperti Terapi okupasi, rekreasi,
gerak, dan musik.
d. Terapi Psikodrama
Psikodrama menggunakan struktur masalah emosi atau
pengalaman klien dalam suatu drama. Drama ini memberi
kesempatan pada klien untuk menyadari perasaan, pikiran, dan
perilakunya yang mempengaruhi orang lain.
e. Terapi Lingkungan
Terapi lingkunagan adalah suatu tindakan penyembuhan
penderita dengan gangguan jiwa melalui manipulasi unsur yang ada
di lingkungan dan berpengaruh terhadap proses penyembuhan.
Upaya terapi harus bersifat komprehensif, holistik, dan
multidisipliner.
F. Pohon Masalah

Risiko tinggi perubahan sensori persepsi : halusinasi

Isolasi sosial : Menari Diri Devisit Perawatan Diri

Mekanisme Koping Tidak Efektif

Gangguan konsep diri : Harga diri rendah


G. Akibat Yang Di Timbulkan
Perilaku isolasi sosial : menarik diri dapat berisiko terjadinya perubahan
persepsi sensori halusinasi. Perubahan persepsi sensori halusinasi adalah
persepsi sensori yang salah (misalnya tanpa stimulus eksternal) atau persepsi
sensori yang tidak sesuai dengan realita/kenyataan seperti melihat bayangan
atau mendengarkan suara-suara yang sebenarnya tidak ada.
Halusinasi adalah pencerapan tanpa adanya rangsang apapun dari panca
indera, di mana orang tersebut sadar dan dalam keadaan terbangun yang dapat
disebabkan oleh psikotik, gangguan fungsional, organik atau
histerik.Halusinasi merupakan pengalaman mempersepsikan yang terjadi
tanpa adanya stimulus sensori eksternal yang meliputi lima perasaan
(pengelihatan, pendengaran, pengecapan, penciuman, perabaan), akan tetapi
yang paling umum adalah halusinasi pendengaran.

H. Masalah keperawatan dan data yang perlu dikaji


1. Data subyektif:
a. Pasien mengatakan malas berinteraksi
b. Pasien mengatakan orang lain tidak mau menerima dirinya.
c. Pasien mengatakan curiga dengan orang lain.
d. Pasien mengatakan mendengar suara-suara/melihat bayangan.
e. Pasien mengatakan orang lain tidak selevel
f. Pasien mengatakan merasa tak berguna.
2. Data obyektif:
a. Pasien tampak menyendiri.
b. Pasien tampak mengurung diri.
c. Pasien tidak mau bercakap-cakap dengan orang lain.
d. Pasien tampak mematung.
e. Pasien tampak mondar mandir tanpa arah.
I. Diagnosa keperawatan
1. Isolasi sosial : menarik diri ( Prioritas )
2. Risiko tinggi perubahan sensori persepsi : halusinasi
3. Gangguan konsep diri : harga diri rendah
J. Rencana Keperawatan
Tgl No. Dx. Perencanaan
Dx Keperawatan Tujuan Kriteria Hasil Intervensi
Kerusakan TUM :
Interaksi Klien dapat berinteraksi dengan 1. Setelah …x interaksi klien 1. Bina hubungan saling percaya dengan :
Sosial : orang lain. menunjukkan tanda-tanda  Beri salam setiap berinteraksi.
Menarik Diri. percaya pada perawat :  Perkenalkan nama, nama panggilan
TUK 1 :  Wajah cerah, perawat, dan tujuan perawat
Klien dapat membina hubungan tersenyum. berinteraksi.
saling percaya.  Mau berkenalan.  Tanyakan dan panggil nama kesukaan
 Ada kontak mata. klien.
 Bersedia menceritakan  Tunjukkan sikap empati, jujur dan
perasaan. menepati janji setiap kali berinteraksi.
 Bersedia  Tanyakan perasaan klien dan masalah
mengungkapkan yang dihadapi klien.
masalahnya.  Buat kontrak interaksi yang jelas.
 Dengarkan dengan penuh perhatian,
ekspresi perasaan klien.
TUK 2 : 2. Setelah …x interaksi klien 2.1 tanyakan pada klien tentang :
Klien mampu dapat menyebutkan  Orang yang tinggal serumah /
menyebutkan penyebab menarik minimal satu penyebab teman sekamar klien.
diri. menarik diri dari :  Orang yang paling dekat dengan
 Diri sendiri. klien di rumah / di ruang
 Orang lain. perawatan.
 Lingkungan.  Apa yang membuat klien dekat
dengan orang tersebut.
 Orang yang tidak dekat dengan
klien dirumah / di ruang perawatan.
 Apa yang membuat klien tidak
dekat dengan orang tersebut.
 Upaya yang sudah dilakukan agar
dekat dengan orang lain.
2.2 Diskusikan dengan klien penyebab
menarik diri atau tidak mau bergaul
dengan orang lain.
2.3 Beri pujian terhadap kemampuan klien
mengungkapkan perasaannya.
TUK 3 : 3. Setelah …x interaksi 3.1 Tanyakan pada klien tentang :
Klien mampu menyebutkan dengan klien dapat  Manfaat hubungan sosial.
keuntungan berhubungan sosial menyebutkan keuntungan  Kerugian menarik diri.
dan kerugian menarik diri. berhubungan sosial, 3.2 Diskusikan bersama klien tentang
misalnya : manfaat berhubungan sosial dan
 Banyak teman. kerugian menarik diri.
 Tidak kesepian. 3.3 Beri pujian terhadap kemampuan klien
 Bisa diskusi. mengungkapkan perasaannya.
 Saling menolong.
Dan kerugian menarik
diri, misalnya:
 Sendiri.
 Kesepian.
 Tidak bisa diskusi.
TUK 4 : 4. Setelah …x interaksi, klien 4.1 Observasi perilaku klien saat
Klien dapat melaksanakan dapat melaksanakan berhubungan sosial.
hubungan sosial secara bertahap. hubungan sosial secara 4.2 Beri motivasi dan bantu klien untuk
bertahap dengan : berkenalan / berkomunikasi dengan :
 Perawat.  Perawat lain.
 Klien lain.  Klien lain.
 Kelompok.  Kelompok.
4.3 Libatkan klien dalam Terapi Aktivitas
Kelompok Sosialisasi.
4.4 Diskusikan jadwal harian yang dapat
dilakukan untuk meningkatkan
kemampuan klien bersosialisasi.
4.5 Beri motivasi klien untuk melakukan
kegiatan sesuai dengan jadwal yang
telah dibuat.
4.6 Beri pujian terhadap kemampuan klien
memperluas pergaulannya melalui
aktivitas yang dilaksanakan.
TUK 5 : 5. Setelah …x interaksi 5.1 Diskusikan dengan klien tentang
Klien mampu menjelaskan klien dapat menjelaskan perasaannya setelah berhubungan
perasaannya setelah berhubungan perasaannya setelah sosial dengan :
sosial. berhubungan sosial  Orang lain.
dengan :  Kelompok.
 Orang lain. 5.2 Beri pujian terhadap kemampuan klien
 Kelompok. mengungkapkan perasaannya.
TUK 6 : 6.1 Setelah … x pertemuan, 6.1 Diskusikan pentingnya peran serta
Klien mendapat dukungan keluarga dapat keluarga sebagai pendukung untuk
keluarga dalam memperluas menjelaskan tentang : mengatasi perilaku menarik diri.
hubungan sosial.  Pengerian menarik 6.2 Diskusikan potensi keluarga untuk
diri. membantu klien mengatasi perilaku
 Tanda dan gejala menarik diri.
menarik diri. 6.3 Jelaskan pada keluarga tentang :
 Penyebab dan akibat  Pengerian menarik diri.
menarik diri.  Tanda dan gejala menarik diri.
 Cara merawat klien  Penyebab dan akibat menarik diri.
menarik diri.  Cara merawat klien menarik diri.
6.2 Setelah … x pertemuan, 6.4 Latih keluarga cara merawat klien
keluarga dapat menarik diri.
mempraktekkan cara 6.5 Tanyakan perasaan keluarga setelah
merawat klien menarik mencoba cara yang dilatihkan.
diri. 6.6 Beri motivasi keluarga agar
membantu klien untuk bersosialisasi.
6.7 Beri pujian kepada keluarga atas
keterlibatannya merawat klien di
rumah sakit.
TUK 7 : 7.1 Setelah … x interaksi, 7.1 Diskusikan dengan klien tentang
Klien dapat memanfaatkan obat klien menyebutkan : manfaat dan kerugian tidak minum
dengan baik.  Manfaat minum obat. obat, nama, warna, dosis, cara, efek
 Kerugian tidak minum terapi dan efek samping penggunaan
obat. obat.
 Nama, warna, dosis, 7.2 Pantau klien saat penggunaan obat.
efek terapi, dan efek 7.3 Beri pujian jika klien menggunakan
samping obat. obat dengan benar.
7.2 Setelah … x interaksi 7.4 Diskusikan akibat berhenti minum obat
klien mendemonstrasikan tanpa konsultasi dengan dokter.
penggunaan obat dengan 7.5 Anjurkan klien untuk konsultasi
benar. kepada dokter / perawat jika terjadi
7.3 Setelah … x interaksi, hal-hal yang tidak diinginkan.
klien menyebutkan
akibat berhenti minum
obat tanpa konsultasi
dokter.
K. Implementasi
Implementasi
SP 1.
1. Mengidentifikasi penyebab.
a. Siapa yang satu rumah dengan pasien.
b. Siapa yang dekat dengan pasien.
c. Siapa yang tidak dekat dengan pasien.
2. Menanyakan keuntungan dan kerugian berinteraksi dengan orang lain.
a. Menanyakan pendapat pasien tentang kebiasaan berinteraksi dengan orang lain.
b. Menanyakan apa yang menyebabkan pasien tidak ingin berinteraksi dengan orang
lain.
c. Mendiskusikan keuntungan bila pasien memiliki banyak teman dan bergaul akrab
dengan mereka.
d. Mendiskusikan kerugian bila pasien hanya mengurung diri dan tidak bergaul dengan
orang lain.
e. Menjelaskan pengaruh isolasi sosial terhadap kesehatan fisik pasien.
3. Melatih berkenalan.
a. Menjelaskan kepada klien cara berinteraksi dengan orang lain.
b. Memberikan contoh cara berinteraksi dengan orang lain.
c. Memberi kesempatan pasien mempraktekan cara berinteraksi dengan orang lain
yang dilakukan di hadapan perawat.
d. Memulai bantu pasien berinteraksi dengan satu orang teman / anggota keluarga.
e. Bila pasien sudah menunjukan kemajuan, tingkatkan jumlah interaksi dengan 2, 3, 4
orang dan seterusnya.
f. Memberi pujian untuk setiap kemajuan interaksi yang telah dilakukan oleh pasien.
g. Siap mendengarkan ekspresi perasaan pasien setelah berinteraksi dengan orang lain,
mungkin pasien akan mengungkapkan keberhasilan atau kegagalannya, beri dorongan
terus menerus agar pasien tetap semangat meningkatkan interaksinya.
4. Memasukan jadwal kegiatan pasien.
SP 2.
1. Mengevaluasi kegiatan yang lalu ( SP 1 ).
2. Melatih berhubungan sosial secara bertahap.
3. Memasukan dalam jadwal kegiatan pasien.
SP 3.
1. Mengevaluasi kegiatan yang lalu ( SP 1 dan SP 2 ).
2. Melatih cara berkenalan dengan 2 orang atau lebih.
3. Memasukan dalam jadwal kegiatan pasien.
SP 1.
1. Mengidentifikasi masalah yang dihadapi dalam merawat pasien.
2. Penjelasan isolasi sosial.
3. Cara merawat pasien isolasi sosial.
4. Melatih ( simulasi ).
5. RTL keluarga / jadwal keluarga untuk merawat pasien.
SP 2.
1. Mengevaluasi kemampuan SP 1.
2. Melatih ( langsung ke pasien ).
3. RTL keluarga / jadwal keluarga untuk merawat pasien.
SP 3.
1. Mengevaluasi kemampuan SP 1.
2. Melatih ( langsung ke pasien ).
3. RTL keluarga / jadwal keluarga untuk merawat pasien.
SP 4.
1. Mengevaluasi kemampuan keluarga.
2. Mengevaluasi kemampuan pasien.
3. Merencanakan tindak lanjut keluarga.
a. Follow Up.
b. Rujukan.

L. Evaluasi
S : - Pasien mengatakan merasa lebih baikan setelah dapat megungkapkan
Masalahnya
- Pasien mengatakan dapat berkenalan dengan orang lain
- Pasien mengatakan sudah memiliki teman
O : - Pasien mengungkapakan masalahanya
- Pasien dapat berkenalan dengan orang lain
- Kontak mata (+)
- Pasien mengetahui keuntungan berinteraksi dengan orang lain
- Jadwal kegiatan pasien terisi
A : Tujuan Teratasi
P : Pertahankan kondisi klien
DAFTAR PUSTAKA

Anna, Budi Keliat. 2010. Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Sosial Menarik Diri,
Jakarta :Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia.

Herman, Ade.2011.Buku Ajar Asuhan Keperawatan Jiwa.Yogyakarta;Medical Book

Nurjanah, Intansari. 2009. Pedoman Penanganan Pada Gangguan Jiwa. Yogyakarta :


Momedia

Perry, Potter. 2010 . Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Jakarta : EGC

Rasmun. 2009. Seres Kopino dan Adaptasir Toors dan Pohon Masalah Keperawatan.
Jakarta : CV Sagung Seto.

Stuart, GW. 2010. Buku Saku Keperawatan Jiwa. Edisi 5. Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai