Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Makalah ini bertujuan untuk memberikan informasi dan menambah
pengetahuan kepada para pembaca khususnya kepada mahasiswa ilmu keperawatan
mengenai penyakit hisprung. Makalah ini juga dibuat untuk memenuhi syarat dalam
proses pembelajaran pada mata kuliah keperawatan anak.
BAB II
TINJAUAN TEORI
2
2.1 Definisi Hischprung
Karena gejala tidak jelas. Gejala pada anak yang lebih besar waktu lahir.
a. Riwayat adanya obstipasi pada waktu lahir.
b. Distensi abdomen bertambah
c. Serangan konstipasi dan diare terjadi selang-seling
d. Terganggu tumbang karena sering diare.
e. Feses bentuk cair, butir-butir dan seperti pita.
f. Perut besar dan membuncit.
2.1.5 Patofisiologi
Istilah congenital aganglionic Mega Colon menggambarkan adanya
kerusakan primer dengan tidak adanya sel ganglion pada dinding sub mukosa
kolon distal. Segmen aganglionic hampir selalu ada dalam rectum dan bagian
proksimal pada usus besar. Ketidakadaan ini menimbulkan keabnormalan atau
tidak adanya gerakan tenaga pendorong (peristaltik) dan tidak adanya evakuasi
usus spontan serta spinkter rectum tidak dapat berelaksasi sehingga mencegah
keluarnya feses secara normal yang menyebabkan adanya akumulasi pada
usus dan distensi pada saluran cerna. Bagian proksimal sampai pada bagian
yang rusak pada Mega Colon (Betz, Cecily & Sowden).
Semua ganglion pada intramural plexus dalam usus berguna untuk
kontrol kontraksi dan relaksasi peristaltik secara normal. Isi usus mendorong
ke segmen aganglionik dan feses terkumpul didaerah tersebut, menyebabkan
terdilatasinya bagian usus yang proksimal terhadap daerah itu karena terjadi
4
obstruksi dan menyebabkan dibagian Colon tersebut melebar (Price, S &
Wilson).
2.1.6 Manifestasi Klinis
a. Kegagalan lewatnya mekonium dalam 24 jam pertama kehidupan.
b. Konstipasi kronik mulai dari bulan pertama kehidupan dengan terlihat tinja
seperti pita.
c. Obstruksi usus dalam periode neonatal.
d. Nyeri abdomen dan distensi.
e. Gangguan pertumbuhan.
(Suriadi, 2001 : 242)
Masa Neonatal :
1. Gagal mengeluarkan mekonium dalam 48 jam setelah lahir.
2. Muntah berisi empedu.
3. Enggan minum.
4. Distensi abdomen.
Masa bayi dan anak-anak:
1. Konstipasi
2. Diare berulang
3. Tinja seperti pita, berbau busuk
4. Distensi abdomen
5. Gagal tumbuh
(Betz, 2002 : 197)
2.1.7 Komplikasi
a. Gawat pernapasan (akut)
b. Enterokolitis (akut)
c. Striktura ani (pasca bedah)
d. Inkontinensia (jangka panjang)
(Betz, 2002 : 197)
2.3.5 Evaluasi
BAB III
TINJAUAN KASUS
3.1 Kasus
Seorang anak laki-laki (an.R) usia 3 tahun pulang rawat post operasi kolostomi
karna hirschprung dan terpasang stoma, An.r anak satu satunya dari pasangan suami
istri , ayah pasien bernama Tn.H berusia 35 tahun pekerjaan ayah pasien karyawan
swasta, Ibu pasien bernama ny.M berusia 25 tahun pekerjaan ibu rumah tangga,
setelah post operasi keluarga pasien meminta pasien di rawat dirumah saja. Pada saat
perawat home care kerumah dan di kaji, Saat dilakukan pengkajian pasien dengan
kesadaran composmentis, nadi 78x/menit, suhu 36,8c pernafasan 16x/menit, tekanan
darah 100/60 mmHg. Kondisi stoma berwarna kemerahan, pada luka terdapat adanya
14
pendarahan, mengalami pembengkakkan, posisi stoma disebelah kiri bawah abdomen
ada Perubahan eliminasi tinja Konsistensinya lunak, bau khas, berwarna kuning,
tidak ada konstipasi / diare, feses tertampung baik di dalam kantong stoma pasien,
pasien dibantu keluarga dalam mengurus feces nya. Ibu klien mengatakan masih
kurang mengerti dan masih agak takut memegang dan membersihkan kantong stoma
karna si Anak mengatakan nyeri pada lukanya, pasien terlihat gelisah, klien sering
menangis jika sedang merasa kesakitan pada perutnya, ibu klien mengatakan klien
kurang nyenyak tidur selalu terbangun, pasien takut stoma nya tertindih saat tidur,
stoma mengganggu kenyamanan tidur pasien, Nafsu makan klien kurang dari
biasanya, berat badan pasien turun dari sebelum operasi, sebelum operasi klien
frekuensi makan 3x/hari, namun setelah post operasi porsi makan nya berkurang,
klien hanya makan dan minum dengan porsi sedikit. pasien jarang keluar rumah ,
hanya menonton TV di rumah, Pasien merasa malu dengan adanya kantong kolostomi
pada abdomen nya, sehingga pasien tidak bisa bermain layaknya anak-anak
seumurannya. An.r tinggal dirumah permanen dengan ibu dan ayahnya di jalan
merdeka nomor 03, dirumah ibu klien membuka warung kecil, luas rumah klien 6x6
m² keadaan rumah selalu bersih, air dirumah klien bersih dan jernih, pembuangan
sampah ada petugas tersendiri.
3.1.1 Pengkajian
A. Identitas klien
Nama : An.R
Usia : 3th
Jenis kelamin : laki-laki
Alamat : jl. Merdeka No 3
Penaggung jawab : Tn. H
Diagnosa : post operasi kolostomi karna hirschprung
15
B. Identitas keluarga
C. Dimensi fisiologi
Sistem pencernaan : nafsu makan kurang dari biasanya, berat badan klien
turun dari sebelum operasi, frekuensi makan berkurang post operasi, klien
makan dan minum hanya sedikit.
Sistem integumen : Kondisi stoma berwarna kemerahan, pada luka terdapat
adanya pendarahan, mengalami pembengkakkan, posisi stoma disebelah kiri
bawah abdomen.
D. Dimensi psikologis
Status emosional : klien merasa malu dengan adanya kantong kolostomi di
perutnya, klien sering menangis jika sedang merasa kesakitan, tidur tidak
nyenyak selalu terbangun klien tajkut kantong pada stoma ny tertindih.
Status sosial : klien jarang keluar rumah, klien tidak dapat bermain dengan
teman seumurannya.
Strategi koping : klien menghabiskan waktunya dengan menonton TV
Interaksi sosial : klien hanya berinteraksi dengan orang tuanya.
E. Dimensi Fisik
Keadaan umum: kesadaran: composmentis, nadi 78x/menit, suhu 36,8ºc,
RR:16x/menit, TD: 100/60 mmHg. Kondisi stoma berwarna kemerahan,
pada luka terdapat adanya pendarahan, mengalami pembengkakkan, posisi
stoma disebelah kiri bawah abdomen ada Perubahan eliminasi tinja
Konsistensinya lunak, bau khas, berwarna kuning, tidak ada konstipasi /
diare, feses tertampung baik di dalam kantong stoma pasien.
Keadaan Rumah : rumah klien permanen yang selalu bersih, dengan luas
6X6m², air di rumah klien bersih dan jernih, pembuangan sampah ada
tugasnya sendiri
Sanitasi : tidak di temukan sampah
Keamanan : tidak ada bahaya dari dalam maupun luar
Dimensi sosial : Tn. H seorang pegawai swasta, Ny. M seorang ibu rumah
tangga yang membuka warung kecil-kecilan di rumahnya, An R di rawat
16
oleh orang tuanya, Ibu klien mengatakan masih kurang mengerti dan
masih agak takut memegang dan membersihkan kantong stoma.
1. DS:
- Klien mengatakan nyeri Post operasi Gangguan rasa
pada lukanya kolostomi karna nyaman nyeri
- Ibu mengatakan klien sering hirschprung
menangis jika sedang
merasa kesakitan pada
perutnya.
- Ibu mengatakan saat tidur
klien sering terbangun karna
klien takut stoma nya
tertindih saat tidur
DO :
- Kondisi stoma berwarna
kemerahan Defisit pengetahuan
- pada luka terdapat adanya Kurang terpapar
pendarahan informasi tentang
- mengalami pembengkakkan perawatan stoma
- klien tampak gelisah
DS :
DS :
17
biasanya
- berat badan pasien turun
dari sebelum operasi
- sebelum operasi an. R
makan 3x/hari, namun
3.
setelah post operasi porsi
makan nya berkurang,
DO :
19
BAB IV
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Penyakit hisprung merupakan penyakit yang sering menimbulkan masalah.
Baik masalah fisik, psikologis maupun psikososial. Masalah pertumbuhan dan
perkembangan anak dengan penyakit hisprung yaitu terletak pada kebiasaan buang air
besar. Orang tua yang mengusahakan agar anaknya bisa buang air besar dengan cara
yang awam akan menimbulkan masalah baru bagi bayi/anak. Penatalaksanaan yang
benar mengenai penyakit hisprung harus difahami dengan benar oleh seluruh pihak.
Baik tenaga medis maupun keluarga. Untuk tecapainya tujuan yang diharapkan perlu
terjalin hubungan kerja sama yang baik antara pasien, keluarga, dokter, perawat
maupun tenaga medis lainnya dalam mengantisipasi kemungkinan yang terjadi.
3.2 Saran
Kami berharap setiap mahasiswa mampu memahami dan mengetahui tentang
penyakit hsaprung. Walaupun dalam makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh
dari kesempurnaan.
20
DAFTAR PUSTAKA
- Betz, Cecily, L. Dan Linda A. Sowden 2002. Buku Saku Keperawatan Pediatrik. Edisi
ke-3. Jakarta : EGC.
- Ngastiyah. 1997. Perawatan Anak Sakit. Jakarta: EGCKartono, Darmawan. 2004.
Penyakit Hirschsprung. Jakarta: Sagung Seto.Wong, Donna L. 2003. Pedoman Klinis
Keperawatan Pediatrik.Sri Kurnianingsih (Fd), Monica Ester (Alih bahasa) edisi – 4
Jakarta: EGC.Corwin, Elizabeth J. 2000. Buku Saku Patofisiologi. Alih bahasa:
Brahm U Pendit. Jakarta: EGC.
- Carpenito, Lynda juall. 1997 Buku saku Diagnosa Keperawatan.Jakarta : EGC
- Staf Pengajar Ilmu kesehatan Anak. 1991. Ilmu Kesehatan Anak. Edisi Ke-2. Jakarta:
FKUI
- Mansjoer, Arif.2000. Kapita Selekta Kedokteran .Edisi Ke-3. Jakarta : Media
Aesulapius FKUI
- Smeltzer & Bare. (2002). Buku ajar keperawatan medical bedah. (Penerjemah:
Waluyo, A.). Jakarta: EGC
- Sudoyo, W. A., dkk. (2006). Ilmu penyakit dalam. Edisi IV. Jakarta: Pusat penerbitan
Departemen Ilmu Penyakit Dalam FK -Canada Care Medical. (n.d). Colostomy care.
20 Mei 2013. http://www.canadacaremedical.com/ostomy/ColostomyCare.php
21