BAB 2 Tinjauan Pustaka
BAB 2 Tinjauan Pustaka
TINJAUAN PUSTAKA
3
a. Switch beban maksimum, berfungsi untuk memontor pada kabel dan
memastikan tidak terjadinya overload.
b. Switch momen beban, berfungsi untuk memastikan operator tidak
melebihi rating on – meter bagi crane ketika beban bergerak pada jib,
sebuah alat dinamakan “cat head assembly” pada slewing unit, dan
dapat mendeteksi secara dini bila terjadi overload.
4
Faktor luar juga harus diperhatikan dalam menentukan kapasitas alat mulai
dari kekuatan angina terhadap alat, kecepatan memindahkan material, ayunan
beban pada saat dipindahkan, hingga pengereman mesin dalam
pergeakannya.Faktor – faktor yang mempengaruhi tower crane menurut
Rostiyanti (2002) antara lain :
a. Keamanan : Untuk kepentingan keamanan dan efisiensi maka posisi
tower crane diletakkan sejauh mungkin dari tower crane yang lain.
b. Kapasitas crane : Kapasitas angkat crane ditentukan dari kurva radius
beban dimana semakin besar beban maka semakin kecil radius
operasinya.
c. Ruang kerja : Semakin kecil ruang kerja maka meningkatkan
kemungkinan terjadinya hambatan dan tabrakan.
d. Lokasi supply dan demand : Lokasi penyediaan (supply) material dan
lokasi yang membutuhkan (demond) harus ditentukan terlebih dahulu.
e. Feasible area : Feasible area merupakan area yang paling
memungkinkan untuk menempatkan tower crane.
5
kemiringan tiang melebihi 1/200 maka motor penggerak tidak mampu
menggerakkan crane.
c. Climbing crane
Climbing crane diletakkan didalam struktur bangunan yaitu pada core
atau inti bangunan, dan bergerak naik bersamaan dengan struktur naik.
Pengangkatan crane dimungkinkan dengan adanya dongkrak hidrolis atau
hidrolik jacks, dan pada proyek pembangunan dengan lahan terbatas maka
dapat digunakan alternative dengan menggunakan crane climbing.
d. Tied – in Crane
Tied – in crane merupakan tower crane yang mampu berdiri bebas
pada ketinggian kurang dari 100 meter. Jika dipelukan crane dengan
ketinggian lebih dari 100 meter maka crane harus ditambahkan atau
dijagkar pada struktur bangunan. Fungsi dari crane tersebut yaitu untuk
menahan gaya horizontal.
6
Gambar 2.1 Bagian – bagian tower crane
(Olivia Tamara, 2018)
7
belakang tower crane yang berfungsi untuk memberikan keseimbangan
pada tower crane.
8
Gambar 2.4 Cabin (joint pin)
(Olivia Tamara, 2018)
e. Mast Section
Mast section merupakan bagian dari tower crane yang berfungsi untuk
menentukan ukuran ketinggian dari tower crane, dimana pemasangan tiap
– tiap mast section dibantu dengan alat hidrolik untuk menyusun mast
section tersebut ke arah vertical.
9
Gambar 2.6 Pondasi dan fine angel
(Olivia Tamara, 2018)
g. Slewing Mechanism
Slewing mechanism merupakan bagian yang berfungsi sebagai pemutar
pada tower crane. Ada dua slewing, yang pertama slewing ring merupakan
mast yang ikut berputar 360̊ dan berperan dalam mekanisme putar
kemudian yang kedua slewing mast yang ikut berputar bersama jib dan
terletak dibawah cat head.
h. Tower Top
Tower top merupakan bagian dari puncak tower crane.
10
Gambar 2.8 Tower top
(Olivia Tamara, 2018)
i. Sabuk Pengaman
Sabuk pengaman (collar frame atau anchorages frame) biasa dipasang
setiap 20 meter pada bagian antara satu section dengan section lannya.
Berfungsi sebagai pengaman tower crane pada saat ketinggiannya
melampaui batas free standing yang diijinkan oleh pabrik pembuat dan
dipasang sabuk pengaman (tie beam) yang diikatkan pada bangunan
(kolom).
11
motor penggerak yang dihubungkan dengan lengan drum penggulung kabel
baja pada mekanisme berjalan yang bekerja menarik atau mengulur kabel
baja. Kabel baja tersebut dihubungkan dengan sistem puli yang mana pada
ujung kabel baja tersebut disambungkan dengan trolley yang dapat bergerak
sepanjang lengan pengangkat tersebut.
3. Mekanisme Pemutar (Slewing mechanism)
Mekanisme ini digunakan untuk memindahkan muatan sejauh radius
lengan pengangkatnya secara rotasi. Mekanisme ini memungkinkan lengan
crane untuk berputar sampai 360 derajat. Cara kerja mekanisme pemutar
adalah dengan motor penggerak. Motor tersebut dihubungkan dengan sistem
roda gigi yang tujuannya untuk menurunkan kecepatan putar motor
penggerak sehingga akan terjadi kenaikan torsi. Hal ini dilakukan karena
yang dibutuhkan adalah torsi yang besar, bukan kecepatan putar yang tinggi.
Roda gigi tersebut kemudian dihubungkan dengan slewing unit yang ada pada
bagian sambungan antara menara atau tiang utama dengan lengan. Apabila
ingin mengoperasikan mekanisme putar, maka motor penggerak dihidupkan
sehingga memutar roda gigi tersebut.
12
yaitu waktu tempuh vertical tergantung tinggi angkat, waktu tempuh rotasi
tergantung pada sudut putar, dan waktu horizontal tergantung pada jarak titik
tujuan dari sumber material.
Dengan :
Tv : Waktu tempuh vertical (menit)
Dv : Jarak tempuh vertival (m)
Vv : Kecepatan hoist TC (m/menit)
Dr
𝑇𝑟 = ………………………………………………………(2.2)
Vr
Dengan :
Tr : Waktu tempuh rotasi (menit)
Dr : Jarak tempuh rotasi (menit)
Vr : Kecepatan swing TC (radian/menit)
13
c. Waktu Tempuh Horizontal (Th)
Untuk menghitung waktu siklus berdasarkan waktu tempuh horizontal
digunakan Persamaan 2.3 sebagai berikut :
Dh
𝑇ℎ = ………………………………………………………(2.3)
Vh
Dengan :
Th : Waktu tempuh horizontal (menit)
Dh : Jarak tempuh horizontal (m)
Vh : Kecepatan trolley TC (m/menit)
Output
𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑡𝑖𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠 = …………………………………………(2.4)
Input
Dimana :
Output : Volume material (kg)
Input : Waktu siklus (jam)
14
2.6. Penelitian Terdahulu
Sofia Dewi Amalia, Didiek Purwadi, (2017). Yang berjudul “Analisis
Produktivitas Tower Crane Pada Proyek Pembangunan Gedung Tunjungan Plaza
6 Surabaya”. Salah satu alat yang sering digunakan pada proyek bangunan
bertingkat adalah tower crane. Alat ini digunakan untuk memindahkan material
dari satu tempat ke tempat yang lain. Masalah yang sering dihadapi kontraktor
dalam pemakaian tower crane adalah penurunan produktivitas kerja tower crane.
Faktor penyebab penurunan produktivitas tower crane ini disebabkan oleh umur
alat, kondisi cuaca di lapangan, pemeriksaan alat, kemampuan operator, dan tata
letak di lapangan. Dari analisis data yang telah dilakukan diketahui bahwa
besarnya produktivitas rata-rata tower crane pada proyek pembangunan gedung
Tunjungan Plaza 6 Surabaya adalah TC 1 sebesar 5.061,39 kg/jam , TC 2 sebesar
1.931,01 kg/jam , TC 3 sebesar 3.193,70 kg/jam da TC 4 sebesar 4.150,60 kg/jam.
Variabel yang ditentukan ternyata signifikannya 0,000 < 0,05 (sig. yang
disyaratkan) maka secara simultan berpengaruh terhadap produktivitas tower
crane. Secara parsial variable yang mempunyai pengaruh signifikan adalah
kondisi lapangan dengan sig = 0,012 < 0,05. Kondisi lapangan mempunyai
pengaruh yang dominan dengan nilai beta 750,493.
Iqafdi Ardiansyah Ahmad (2012). Yang berjudul “Analisis Produktivitas
Dan Biaya Operasional Tower Crane Pada Proyek Puncak Central Busines
District Surabaya”. Tower crane merupakan faktor penting di dalam proyek-
proyek konstruksi bangunan bertingkat dengan sekala yang besar dan diharapkan
pelaksanaan proyek konstruksi tercapai. Penelitian ini dilakukan di proyek Puncak
Central Business District Surabaya. Penelitian dilakukan dengan cara mengamati
tower crane A, B, C selama 20 hari. Dari analisis data yang telah dilakukan dapat
diketahui bahwa besarnya produktivitas rata-rata tower crane adalah TC A
sebesar 10.001,12 kg/jam , TC B sebesar 9.941,30 kg/jam , TC C sebesar 9.620,49
kg/jam. Biaya operasional proyek adalah operasional TC A sebesar Rp. 686,772.
38 perjam, TC B sebesar Rp. 682, 164. 38 dan TC C sebesar Rp. 682,164. 38.
Indah Kusnadi (2016). Yang berjudul “Optimalisasi Dan Produktivitas
Alat Berat Tower Crane Pada Proyek Caspian Tower Grand Sungkono Lagoon”.
Kebutuhan akan suatu hunian setiap tahun semakin lama semakin meningkat,
15
seperti hal nya pada Proyek Caspian Tower Grand Sungkono Lagoon yang
dibangun untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan hunian. Salah satu alat
berat yang berperan aktif pada proses pembangunan gedung bertingkat yaitu alat
berat tower crane. Permasalahan yang sering dihadapi oleh kontraktor dalam
pemakaian tower crane yaitu penurunan produktivitas kerja tower crane, akibat
dari penurunan tersebut dapat mengakibatkan bertambahnya durasi pelaksanaan
pekerjaan yang berakibat pula pada efektifitas kerja di dalam pelaksanaan
pekerjaan konstruksi bangunan bertingkat, untuk itu pemilihan alat berat yang
efektif sangat dibutuhkan dalam proyek ini,dan metode yang digunakan yaitu
metode konvesional. Dari analisis data yang telah dilakukan dapat diketahui
bahwa besarnya produktivitas rata-rata tower crane adalah sebesar 8.301,09
kg/jam.
16