Anda di halaman 1dari 14

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Gambaran Umum


Proyek konstruksi merupakan suatu usaha yang dilakukan dengan
menghasilkan suatu produk atau jasa dalam bentuk bangunan maupun
infrastruktur. Pada setiap proyek atau pekerjaan ada keunikan dimana tidak
semua alat berat perlu dipakai pada proyek tersebut dimana jenis – jenis
proyek pada umumnya menggunakan alat berat yaitu proyek gedung,
pelabuhan, jalan, irigasi, dll ( Kholil, 2012).
Pada proyek gedung – gedung tinggi atau gedung bertingkat
membutuhkan alat berat yang digunakan untuk memindahkan material
seperti tower crane. Tower crane merupakan suatu alat yang digunakan
untuk mengangkat material secara vertical dan horizontal ke suatu tempat
tinggi pada ruang gerak terbatas (Rostiyanti, 2002). Prinsip kerja tower
crane berdasarkan kekuatan mesin (genset), keseimbangan beban, momen
dan tegangan tarik kabel, serta sifatnya dapat berputar 360 derajat. Pada
prinsipnya, tower crane merupakan pesawat pengangkat dan pengangkut
yang memiliki mekanisme gerakan yang cukup lengkap yakni : kemampuan
mengangkat muatan (lifting) menggeser (trolleying), menahannya tetap di
atas bila diperlukan dan membawa muatan ke tempat yang ditentukan
(slewing dan travelling). Operasi kerja yang identik dan muatan yang
seragam yang diangkutnya, memungkinkan fasilitas transport dilakukan
secara otomatis. Bukan hanya untuk memindahkan, melainkan juga untuk
proses bongkar muatan. Tower crane mampu menjangkau tempat yang jauh,
mempunyai kapasitas angkut yang besar, dan dapat diatur mengikuti
ketinggian bangunan.
Pemilihan dan penempatan tower crane harus sebaik mungkin agar
dapat mengangkut material secara maksimal dan menjangkau seluruh
wilayah proyek 2-3 dengan menggunakan panjang lengan (jib length).
Semakin jauh radius jib, maka kemampuan angkat menurun. Pada Tower
crane terdapat dua buah limit switch :

3
a. Switch beban maksimum, berfungsi untuk memontor pada kabel dan
memastikan tidak terjadinya overload.
b. Switch momen beban, berfungsi untuk memastikan operator tidak
melebihi rating on – meter bagi crane ketika beban bergerak pada jib,
sebuah alat dinamakan “cat head assembly” pada slewing unit, dan
dapat mendeteksi secara dini bila terjadi overload.

2.1.1 Faktor – faktor yang mempengaruhi penggunaan tower crane


Menurut Rostiyanti (2002) kapasitas crane tergantung dari beberapa
faktor. Yang perlu diperhatikan adalah jika material yang diangkat oleh crane
melebihi kapasitasnya maka akan terjungkir. Oleh sebab itu berat material yang
diangkat harus diperhatikan sesuai dengan kapasitas alat. Berikut faktor yang
mempengaruhi pemilihan tower crane.
1. Kriteria Pemilihan Tower Crane
Pemilihan jenis tower crane yang akan digunakan harus sesuai dengan
mempertimbangkan situasi proyek. Mulai dari bentuk struktur bangunan,
serta kemudahan operasional baik pada saat pemasangan maupun pada saat
pembongkaran. Untuk pemilihan kapasitas tower crane berdasarkan berat,
dimensi, dan daya jangkau pada beban terberat, ketinggian maksimum alat,
perkiraan alat diproyek.
2. Kapasitas Tower Crane
Kapasitas tower crane tergantung dari panjang boomnya, semakin panjang
boom maka kapasitas angkatnya di bagian paling ujung akan semakin kecil.
Secara garis besar, pada saat menghitung beban sebaiknya perhitungan total
beban dilakukan dengan menambahkan 5% dari total sebagai faktor
keamanan. Oleh sebab itu kriteria material yang diangkut adalah sebagai
berikut :
a. Pada mesin beroda crawler adalah 75% dari kapasitas alat.
b. Pada mesin beroda ban adalah 85% dari kapasitas alat.
c. Pada mesin yang memiliki kaki (outrigger) adalah 85% dari kapasitas
alat.

4
Faktor luar juga harus diperhatikan dalam menentukan kapasitas alat mulai
dari kekuatan angina terhadap alat, kecepatan memindahkan material, ayunan
beban pada saat dipindahkan, hingga pengereman mesin dalam
pergeakannya.Faktor – faktor yang mempengaruhi tower crane menurut
Rostiyanti (2002) antara lain :
a. Keamanan : Untuk kepentingan keamanan dan efisiensi maka posisi
tower crane diletakkan sejauh mungkin dari tower crane yang lain.
b. Kapasitas crane : Kapasitas angkat crane ditentukan dari kurva radius
beban dimana semakin besar beban maka semakin kecil radius
operasinya.
c. Ruang kerja : Semakin kecil ruang kerja maka meningkatkan
kemungkinan terjadinya hambatan dan tabrakan.
d. Lokasi supply dan demand : Lokasi penyediaan (supply) material dan
lokasi yang membutuhkan (demond) harus ditentukan terlebih dahulu.
e. Feasible area : Feasible area merupakan area yang paling
memungkinkan untuk menempatkan tower crane.

2.2. Tipe – Tipe Tower Crane


Menurut Rostiyanti (2002) jenis – jenis tower crane dibagi berdasarkan
cara kerja, yaitu :
a. Free Standing Crane
Free standing crane merupakan tower crane yang dapat berdiri bebas
diatas pondasi yang khusus dipersiapkan untuk alat tersebut, dan jika ingin
berdiri pada ketinggian yang cukup besar biasanya pada tower crane
diberikan pondasi dalam seperti tiang pancang.
b. Rail Mounted Crane
Rail mounted crane merupakan tower crane diatas rel yang digunakan
untuk mempermudah alat untuk bergerak sepanjang rel tersebut,agar dapat
tetap seimbang gerakan crane tidak dapat terlalu cepat. Kelemahan dari
crane tipe ini yaitu harga rel yang ckup mahal dan rel harus diletakkan
pada permukaan yang datar sehingga tidak menjadi miring. Rail mounted
crane digerakkan dengan menggunakan motor penggerak, dan jika

5
kemiringan tiang melebihi 1/200 maka motor penggerak tidak mampu
menggerakkan crane.
c. Climbing crane
Climbing crane diletakkan didalam struktur bangunan yaitu pada core
atau inti bangunan, dan bergerak naik bersamaan dengan struktur naik.
Pengangkatan crane dimungkinkan dengan adanya dongkrak hidrolis atau
hidrolik jacks, dan pada proyek pembangunan dengan lahan terbatas maka
dapat digunakan alternative dengan menggunakan crane climbing.
d. Tied – in Crane
Tied – in crane merupakan tower crane yang mampu berdiri bebas
pada ketinggian kurang dari 100 meter. Jika dipelukan crane dengan
ketinggian lebih dari 100 meter maka crane harus ditambahkan atau
dijagkar pada struktur bangunan. Fungsi dari crane tersebut yaitu untuk
menahan gaya horizontal.

2.3. Bagian – Bagian Tower Crane


Spesifikasi tower crane berkaitan dengan operasi pegangkatan dan
pemindahan material, meliputi :
1. Ketinggian tower rencana
2. Jangkauan jib
3. Hoist
4. Trolley
5. Seling
Tower crane memiliki beberapa bagian, berikut ini merupakan penjelasan
bagian – bagian tower crane dan pengunaannya :

6
Gambar 2.1 Bagian – bagian tower crane
(Olivia Tamara, 2018)

a. Jib atau Boom


Jib atau Boom merupakan bagian dari tower crane yang berupa lengan
dan terdiri dari beberapa elemen – elemen besi yang tersusun menjadi satu
bagian rangka batang dan dapat berputar secara horizontal sebesar 360̊
baik menjauhi atau mendekati pusat crane, dimana fungsinya yaitu untuk
mengangkut material atau alat bantu pada proyek.

Gambar 2.2 Jib section


(Olivia Tamara, 2018)

b. Counter Jib dan Counter Weight


Counter jib berfungsi sebagai jib terhadap boom yang terpasang.
Counter jib dilengkapi dengan Counter weight yang berfungsi sebagai
penyeimbang beban atau berupa beton pemberat yang terdapat pada bagian

7
belakang tower crane yang berfungsi untuk memberikan keseimbangan
pada tower crane.

Gambar 2.3 Counter Jib


(Olivia Tamara, 2018)

c. Hoist, Trolley dan Seling


Hoist merupakan bagian tower crane yang berfungsi sebagai alat
angkut arah vertical, sedangkan trolley merupakan bagian dari tower crane
yang berfungsi sebagai alat angkut tower crane arah horizontal dan Seling
merupakan bagian tower crane yang berupa kabel baja dan menjadi bagian
dari hoist. Pada pemakaian seling dapat diubah – ubah diameternya atau
dapat ditambahkan (double – seling) tergantung pada kebutuhan yang ada
dilapangan.
d. Cabin (Joint Pin)
Cabin (Joint Pin) merupakan bagian tower crane yang menggunakan
tempat operator mengoperasikan tower crane. Pada bagian cabin harus
memiliki jendela yang besar dimana fungsinya yaitu untuk memastikan
operator dapat memiliki pandangan yang penuh terhadap lokasi
pembangunan atau konstruksi. Mengingat letaknya yang tinggi cabin ini
juga sebaiknya dilengkapi dengan AC dan peralatan lainnya. Cabin ini
juga harus di desain secara sistematis agar operator dapat menjalankan
tower crane tersebut secara nyaman.

8
Gambar 2.4 Cabin (joint pin)
(Olivia Tamara, 2018)

e. Mast Section
Mast section merupakan bagian dari tower crane yang berfungsi untuk
menentukan ukuran ketinggian dari tower crane, dimana pemasangan tiap
– tiap mast section dibantu dengan alat hidrolik untuk menyusun mast
section tersebut ke arah vertical.

Gambar 2.5 Mast Section


(Sumber : Olivia Tamara, 2018)

f. Base Section dan Fine Angel


Base section dan fine angel merupaka bagian terpenting pada
konstruksi tower crane yang di tanam pada pondasi beton cor yang besar
dan kuat. Fungsinya untuk menopang berdirinya tower crane sehingga
dapat berdiri dengan kokoh.

9
Gambar 2.6 Pondasi dan fine angel
(Olivia Tamara, 2018)

g. Slewing Mechanism
Slewing mechanism merupakan bagian yang berfungsi sebagai pemutar
pada tower crane. Ada dua slewing, yang pertama slewing ring merupakan
mast yang ikut berputar 360̊ dan berperan dalam mekanisme putar
kemudian yang kedua slewing mast yang ikut berputar bersama jib dan
terletak dibawah cat head.

Gambar 2.7 Slewing Mechanism


(Olivia Tamara, 2018)

h. Tower Top
Tower top merupakan bagian dari puncak tower crane.

10
Gambar 2.8 Tower top
(Olivia Tamara, 2018)

i. Sabuk Pengaman
Sabuk pengaman (collar frame atau anchorages frame) biasa dipasang
setiap 20 meter pada bagian antara satu section dengan section lannya.
Berfungsi sebagai pengaman tower crane pada saat ketinggiannya
melampaui batas free standing yang diijinkan oleh pabrik pembuat dan
dipasang sabuk pengaman (tie beam) yang diikatkan pada bangunan
(kolom).

2.4. Mekanisme Kerja Tower Crane


Mekanisme kerja tower crane dibagi menjadi tiga, antara lain :
1. Mekanisme Pengangkatan (Hoisting mechanism)
Mekanisme ini digunakan untuk mengangkat atau menurunkan beban yang
dikehendaki. Cara kerja mekanisme ini pada tower crane adalah : motor
penggerak menggerakkan atau memutar drum penggulung kabel baja yang
bekerja untuk menarik atau mengulur kabel baja tersebut. Kemudian, dari drum
tersebut akan diteruskan sistem puli. Pada ujung kabel baja tersebut akan di
pasang kait (hook), yang berfungsi untuk mengait muatan yang akan
dipindahkan. Dengan demikian, proses pengangkatan atau penurunan beban
dapat dilakukan dengan mengoperasikan motor penggerak yang akan memutar
drum penggulung baja.
2. Mekanisme Penjalan (Trolleying mechanism)
Mekanisme ini digunakan untuk memindahkan muatan sepanjang lengan
crane (jib / working arm) secara horizontal. Cara kerja mekanisme ini adalah

11
motor penggerak yang dihubungkan dengan lengan drum penggulung kabel
baja pada mekanisme berjalan yang bekerja menarik atau mengulur kabel
baja. Kabel baja tersebut dihubungkan dengan sistem puli yang mana pada
ujung kabel baja tersebut disambungkan dengan trolley yang dapat bergerak
sepanjang lengan pengangkat tersebut.
3. Mekanisme Pemutar (Slewing mechanism)
Mekanisme ini digunakan untuk memindahkan muatan sejauh radius
lengan pengangkatnya secara rotasi. Mekanisme ini memungkinkan lengan
crane untuk berputar sampai 360 derajat. Cara kerja mekanisme pemutar
adalah dengan motor penggerak. Motor tersebut dihubungkan dengan sistem
roda gigi yang tujuannya untuk menurunkan kecepatan putar motor
penggerak sehingga akan terjadi kenaikan torsi. Hal ini dilakukan karena
yang dibutuhkan adalah torsi yang besar, bukan kecepatan putar yang tinggi.
Roda gigi tersebut kemudian dihubungkan dengan slewing unit yang ada pada
bagian sambungan antara menara atau tiang utama dengan lengan. Apabila
ingin mengoperasikan mekanisme putar, maka motor penggerak dihidupkan
sehingga memutar roda gigi tersebut.

2.5. Produktivitas Alat Tower Crane


Menurut Kosmatka S.H. (1992) produktivitas adalah rasio antar kegiatan
(output) dan masukan (input). Untuk mengetahui produktivitas tower crane pada
proyek yang diamati yaitu mendata volume material yang diangkat tower crane
dan total waktu siklus pada proses pengangkatan material oleh tower crane. Dari
data tersebut yang akan dihitung akan dihitung untuk mengetahui produktivitas
tower crane dengan satuan kg/jam.
Satuan produktivitas tower crane tergantung pada pekerjaan yang
dilakukan. Produktivitas tower crane sangat dipengaruhi oleh waktu siklus.
Waktu siklus meliputi waktu tetap (fix time), dan waktu variable (variable time).
Waktu tetap meliputi waktu mengikat dan melepas material tergantung pada jenis
material yang diangkat, untuk setiap pekerjaan memiliki waktu tetap yang berbeda
misalnya waktu untuk mengikat tulangan yang berbeda dengan waktu untuk
mengikat bekisting. Waktu variable tergantung pada jarak tempuh tower crane

12
yaitu waktu tempuh vertical tergantung tinggi angkat, waktu tempuh rotasi
tergantung pada sudut putar, dan waktu horizontal tergantung pada jarak titik
tujuan dari sumber material.

2.5.1. Volume Pekerjaan


Volume pekerjaan merupakan jumlah kapasitas pekerjaan yang
diselesaikan pada masing-masing tower crane.

2.5.2 Waktu Siklus


Waktu siklus merupakan aktu yang diperlukan pada saat alat sedang
beroperasi pada pekerjaan yang sama secara berulang, dimana waktu siklus
berpengaruh terhadap kapasitas produksi dan koefisien alat. Waktu siklus
didapatkan dari pergerakan hoist, swelling, trolley, dan landing yang dihitung
sesuai teori yang djelaskan di kajian pustaka.
a. Waktu Tempuh Vertical (Tv)
Untuk menghitung waktu siklus berdasarkan waktu tempuh vertical
digunakan Persamaan 2.1 sebagai berikut :
Dv
𝑇𝑣 = Vv ………………………………………………………(2.1)

Dengan :
Tv : Waktu tempuh vertical (menit)
Dv : Jarak tempuh vertival (m)
Vv : Kecepatan hoist TC (m/menit)

b. Waktu Tempuh Rotasi (Tr)


Untuk menghitung waktu siklus berdasarkan waktu tempuh rotasi
digunakan Persamaan 2.2 sebagai berikut :

Dr
𝑇𝑟 = ………………………………………………………(2.2)
Vr

Dengan :
Tr : Waktu tempuh rotasi (menit)
Dr : Jarak tempuh rotasi (menit)
Vr : Kecepatan swing TC (radian/menit)

13
c. Waktu Tempuh Horizontal (Th)
Untuk menghitung waktu siklus berdasarkan waktu tempuh horizontal
digunakan Persamaan 2.3 sebagai berikut :

Dh
𝑇ℎ = ………………………………………………………(2.3)
Vh

Dengan :
Th : Waktu tempuh horizontal (menit)
Dh : Jarak tempuh horizontal (m)
Vh : Kecepatan trolley TC (m/menit)

d. Waktu Siklus Total


Waktu siklus = Waktu angkat + waktu pemasangan + waktu bongkar +
waktu kembali.

2.5.3 Produktivitas Tower Crane


Produktivitas tower crane tergantung pada pekerjaan yang dilakukan.
Dimana sangat dipengaruhi oleh waktu siklus, waktu tempuh yang diperlukan
pada tower crane untuk melakukan satu kali putaran terdiri dari gerakan
horizontal (trolley), vertical (hoist) dan berputar (swing). Menurut Sunur dan
Kurniawan (2007) waktu siklus meliputi waktu tetap (fixed time) dan waktu
variable (variable time). Waktu variable tergantung pada waktu tempuh vertical
tinggi angkat, waktu tempuh rotasi tergantung sudut putar dan waktu tempuh
horizontal tergantung pada jarak titik tujuan dari sumber material. Untuk
menghitung produktivitas alat digunakan Persamaan 2.4 sebagai berikut :

Output
𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑡𝑖𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠 = …………………………………………(2.4)
Input

Dimana :
Output : Volume material (kg)
Input : Waktu siklus (jam)

14
2.6. Penelitian Terdahulu
Sofia Dewi Amalia, Didiek Purwadi, (2017). Yang berjudul “Analisis
Produktivitas Tower Crane Pada Proyek Pembangunan Gedung Tunjungan Plaza
6 Surabaya”. Salah satu alat yang sering digunakan pada proyek bangunan
bertingkat adalah tower crane. Alat ini digunakan untuk memindahkan material
dari satu tempat ke tempat yang lain. Masalah yang sering dihadapi kontraktor
dalam pemakaian tower crane adalah penurunan produktivitas kerja tower crane.
Faktor penyebab penurunan produktivitas tower crane ini disebabkan oleh umur
alat, kondisi cuaca di lapangan, pemeriksaan alat, kemampuan operator, dan tata
letak di lapangan. Dari analisis data yang telah dilakukan diketahui bahwa
besarnya produktivitas rata-rata tower crane pada proyek pembangunan gedung
Tunjungan Plaza 6 Surabaya adalah TC 1 sebesar 5.061,39 kg/jam , TC 2 sebesar
1.931,01 kg/jam , TC 3 sebesar 3.193,70 kg/jam da TC 4 sebesar 4.150,60 kg/jam.
Variabel yang ditentukan ternyata signifikannya 0,000 < 0,05 (sig. yang
disyaratkan) maka secara simultan berpengaruh terhadap produktivitas tower
crane. Secara parsial variable yang mempunyai pengaruh signifikan adalah
kondisi lapangan dengan sig = 0,012 < 0,05. Kondisi lapangan mempunyai
pengaruh yang dominan dengan nilai beta 750,493.
Iqafdi Ardiansyah Ahmad (2012). Yang berjudul “Analisis Produktivitas
Dan Biaya Operasional Tower Crane Pada Proyek Puncak Central Busines
District Surabaya”. Tower crane merupakan faktor penting di dalam proyek-
proyek konstruksi bangunan bertingkat dengan sekala yang besar dan diharapkan
pelaksanaan proyek konstruksi tercapai. Penelitian ini dilakukan di proyek Puncak
Central Business District Surabaya. Penelitian dilakukan dengan cara mengamati
tower crane A, B, C selama 20 hari. Dari analisis data yang telah dilakukan dapat
diketahui bahwa besarnya produktivitas rata-rata tower crane adalah TC A
sebesar 10.001,12 kg/jam , TC B sebesar 9.941,30 kg/jam , TC C sebesar 9.620,49
kg/jam. Biaya operasional proyek adalah operasional TC A sebesar Rp. 686,772.
38 perjam, TC B sebesar Rp. 682, 164. 38 dan TC C sebesar Rp. 682,164. 38.
Indah Kusnadi (2016). Yang berjudul “Optimalisasi Dan Produktivitas
Alat Berat Tower Crane Pada Proyek Caspian Tower Grand Sungkono Lagoon”.
Kebutuhan akan suatu hunian setiap tahun semakin lama semakin meningkat,

15
seperti hal nya pada Proyek Caspian Tower Grand Sungkono Lagoon yang
dibangun untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan hunian. Salah satu alat
berat yang berperan aktif pada proses pembangunan gedung bertingkat yaitu alat
berat tower crane. Permasalahan yang sering dihadapi oleh kontraktor dalam
pemakaian tower crane yaitu penurunan produktivitas kerja tower crane, akibat
dari penurunan tersebut dapat mengakibatkan bertambahnya durasi pelaksanaan
pekerjaan yang berakibat pula pada efektifitas kerja di dalam pelaksanaan
pekerjaan konstruksi bangunan bertingkat, untuk itu pemilihan alat berat yang
efektif sangat dibutuhkan dalam proyek ini,dan metode yang digunakan yaitu
metode konvesional. Dari analisis data yang telah dilakukan dapat diketahui
bahwa besarnya produktivitas rata-rata tower crane adalah sebesar 8.301,09
kg/jam.

16

Anda mungkin juga menyukai