OLEH:
C111 14 823
PEMBIMBING SKRIPSI:
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2017
ii
iii
iv
v
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur dipanjatkan ke hadrat Ilahi yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah – Nya sepanjang penyelesaian dan penyusunan skripsi ini, yang
menjadi salah satu syarat dalam penyelesaian tugas Mata Kuliah Skripsi dan juga syarat
untuk mencapai gelar Sarjana Kedokteran Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas
serta bantuan moral dari berbagai pihak sehingga segala rintangan dan halangan yang
dihadapi selama penelitian dijalankan, akhirnya dapat diselesaikan dengan baik dan
sempurna.
a. Prof. Dr. dr. Bachtiar Murtala, Sp Rad (K), selaku pembimbing skripsi yang
kepada saya mulai dari penyusunan proposal sehingga penulisan skripsi ini.
b. dr. Sri Asriyani, Sp. Rad (K), M. Med. Ed dan dr. Dario Agustino Nelwan, Sp.
Rad selaku penguji yang sudi memberikan tunjuk ajar dan bimbingan dalam
penulisan skripsi ini, serta seluruh dosen dan staf dosen di Departemen Radiologi
vi
c. Ketua bagian dan seluruh staf dosen mata kuliah Skripsi yang telah memberikan
d. Bapa saya, Mohamed @ Radzuan bin Khairuddin dan ibu saya, Zubaidah binti
Zabidi serta keluarga tercinta yang sentiasa memberikan dorongan dan dukungan
e. Rakan – rakan serta semua pihak yang telah membantu secara langsung atau tidak
Saya menyedari bahwa apa yang saya kerjakan ini masih terdapat kekurangan
dan kelemahan. Oleh itu, saya mengharapkan saran dan kritik dari semua pihak agar
Akhir sekali, saya berharap agar penulisan skripsi ini akan memberi manfaat
C111 14 823
vii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.............................................................................................................. i
BAB 1: PENDAHULUAN
viii
BAB 2: TINJAUAN PUSTAKA
ix
3.3.2 Variabel Dependen............................................................................................. 32
x
BAB 5: HASIL PENELITIAN
5.1 Distribusi Pasien HNP di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Periode Januari -
Juni 2017 Berdasarkan Ketersediaan Rekam Medik dan Hasil MRI Tulang
Belakang .................................................................................................................. 38
5.2 Distribusi Pasien HNP di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Periode Januari –
5.3 Distribusi Pasien HNP di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Periode Januari –
5.4 Distribusi Pasien HNP di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Periode Januari –
5.5 Distribusi Pasien HNP di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Periode Januari –
5.6 Distribusi Pasien HNP di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Periode Januari –
5.7 Distribusi Pasien HNP di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Periode Januari –
5.8 Distribusi Pasien HNP di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Periode Januari –
xi
BAB 6: PEMBAHASAN
6.1 Distribusi Pasien HNP di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Periode Januari –
Juni 2017 Berdasarkan Ketersediaan Rekam Medik dan Hasil MRI Tulang
Belakang .................................................................................................................... 48
6.2 Distribusi Pasien HNP di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Periode Januari –
6.3 Distribusi Pasien HNP di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Periode Januari –
6.4 Distribusi Pasien HNP di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Periode Januari –
6.5 Distribusi Pasien HNP di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Periode Januari –
6.6 Distribusi Pasien HNP di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Periode Januari –
6.7 Distribusi Pasien HNP di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Periode Januari –
6.8 Distribusi Pasien HNP di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Periode Januari –
xii
BAB 7: KESIMPULAN DAN SARAN
LAMPIRAN........................................................................................................................... 68
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.4: Gambaran Diskus Intervertebralis yang Normal, Symmetrical Bulging, dan
Gambar 2.9: Gambaran Stadium Klinik HNP Berdasarkan MRI Tulang Belakang .............. 18
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 5.1: Distribusi Pasien HNP di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Periode Januari
– Juni 2017 Berdasarkan Ketersediaan Rekam Medik dan Hasil MRI Tulang
Belakang ............................................................................................................ 38
Tabel 5.2: Distribusi Pasien HNP di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Periode Januari
Tabel 5.3: Distribusi Pasien HNP di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Periode Januari
Tabel 5.4: Distribusi Pasien HNP di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Periode Januari
Stadiums ............................................................................................................. 43
Tabel 5.5: Distribusi Pasien HNP di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Periode Januari
Tabel 5.6: Distribusi Pasien HNP di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Periode Januari
Tabel 5.7: Distribusi Kasus HNP di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Periode Januari
Tabel 5.8: Distribusi Pasien HNP di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Periode Januari
xv
DAFTAR GRAFIK
Grafik 5.1: Distribusi Pasien HNP di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Periode Januari
Grafik 5.2: Distribusi Pasien HNP di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Periode Januari
Grafik 5.3: Distribusi Kasus HNP di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Periode Januari
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Surat Permohonan Izin Penelitian dan Pengambilan Data Rekam Medik .............................. 70
xvii
KARAKTERISTIK MRI PADA PASIEN HERNIA NUKLEUS PULPOSUS DI
Hanna Syazani binti Radzuan1, Prof. Dr. dr. Bachtiar Murtala, Sp. Rad (K)2
ABSTRAK
Latar Belakang: Hernia nukleus pulposus (HNP) merupakan penyakit neurologi tulang
Resonance Imaging) MRI digunakan untuk mendiagnosa HNP karena MRI dapat
mendeteksi perubahan abnormal jaringan lunak pada tulang belakang. MRI tulang
belakang biasanya dilakukan untuk menilai kondisi diskus intervertebralis dan saraf
tulang belakang.
Tujuan: Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui karakteristik MRI pada
pasien hernia nukleus pulposus di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Periode Januari –
Juni 2017.
Metode: Penelitian ini dijalankan pada bulan September – November 2017 dengan
Sampel: Sebanyak 39 orang pasien HNP didapatkan pada periode Januari – Juni 2017.
Hasil: Pasien HNP paling banyak pada kelompok usia 51-60 tahun, yaitu sebanyak 13
orang (33.33%). Laki - laki lebih banyak mengalami HNP, yaitu 27 orang (69.23%),
manakala perempuan adalah sebanyak 12 orang (30.77%). Selain itu, pasien HNP paling
xviii
banyak bekerja sebagai wiraswasta, yaitu sebanyak 11 orang (28.21%). Sebanyak 22
orang (56.41%) pasien HNP tidak memiliki riwayat trauma tulang belakang, manakala
sebanyak 17 orang (43.59%) memiliki riwayat trauma tulang belakang. Hasil penelitian
juga menunjukkan bahwa bulging merupakan stadium yang paling banyak dialami oleh
pasien HNP, yaitu 14 kasus (41.18%) dan sejumlah 18 orang pasien (90%) mengalami
HNP lumbalis berdasarkan hasil MRI. Stenosis spinal adalah kelainan tulang belakang
Kesimpulan: Distribusi pasien HNP paling tinggi didapatkan pada usia lanjut, yaitu
kelompok usia 51 – 60 tahun (33.33%). Pasien HNP lebih banyak terdiri dari laki – laki
(69.23%). Persentase pasien HNP paling tinggi adalah wiraswasta (28.21%) berdasarkan
pekerjaan. Pasien HNP tanpa riwayat trauma tulang belakang memiliki distribusi yang
lebih tinggi (56.41%) berbanding pasien HNP dengan riwayat trauma tulang belakang.
Stadium HNP yang paling sering didapatkan adalah bulging (41.18%). HNP lumbalis
(90%) lebih sering terjadi dan kelainan lain tulang belakang yang terjadi akibat HNP
adalah stenosis spinal dengan persentase (51.43%), yang disebabkan oleh penyakit
degeneratif diskus.
Kata Kunci: Hernia nukleus pulposus (HNP), Magnetic Resonance Imaging (MRI),
karakteristik
1
Mahasiswi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin
2
Dosen Pembimbing Skripsi
xix
THE CHARACTERISTICS OF MRI TO HERNIA NUCLEUS PULPOSUS
Hanna Syazani binti Radzuan1, Prof. Dr. dr. Bachtiar Murtala, Sp. Rad (K)2
ABSTRACT
diagnose HNP because MRI can detect the abnormal changes of the spinal soft tissues.
Spinal MRI is usually done to evaluate the condition of intervertebral discs and spinal
nerves.
Purpose: This research is done to identify the characteristics of MRI to HNP patients at
descriptive method and total sampling technique by using the secondary data from
Sample: 39 HNP patients are obtained in the period of January – June 2017. However,
Results: The total of HNP patients are the highest in the age group of 51-60 years old,
which is 13 patients (33.33%). Most of them are male, 27 patients (69.23%), while
female patients are 12 patients (30.77%). Besides that, most of the HNP patients work as
businessmen with the total of 11 patients (28.21%). 22 patients (56.41%) are those
without the spine trauma history, while 17 patients (43.59%) are those with the spine
xx
trauma history. The result also showed that bulging is the most frequent stadiums in the
HNP patients, which is 14 cases (41.18%) and 18 patients (90%) are suffered from
lumbar HNP based on the MRI results. Spinal stenosis happened due to HNP with the
Conclusion: The highest distribution of HNP patients is obtained in the elderly patients,
which is in the age group of 51-60 years old (33.33%). HNP patients are mostly male
(69.23%). The highest percentage of HNP patients are businessmen (28.21%) based on
the occupation. HNP patients without the spine trauma history have a higher distribution
(56.41%) than those patients with the spine trauma history. Most of the HNP patients
have multiple stadiums of HNP and the most frequent stadiums obtained is bulging
(41.18%). Lumbar HNP is mostly diagnosed in HNP patients (90%) and spinal stenosis is
highly associated with HNP with the percentage of (51.43%) due to degenerative disc
diseases.
Key words: Hernia nucleus pulposus (HNP), Magnetic Resonance Imaging (MRI),
Characteristics.
1
Student of Medical Programme, Medical Faculty of Hasanuddin University
2
Supervisor Lecturer of Research
xxi
BAB 1
PENDAHULUAN
akibat proses degeneratif atau proses traumatik. HNP lebih sering terjadi pada segmen
lumbar berdasarkan keluhan utama kebanyakan pasien HNP, yaitu nyeri punggung
bawah. Namun begitu, terdapat juga beberapa kasus HNP servikal dan torakal yang
menimbulkan gejala nyeri leher atau punggung atas, tergantung pada lokasi terjadinya
Serikat, dengan angka prevalensi berkisar antara 7.6 - 37%, di mana insidens tertinggi
dijumpai pada usia 45 - 60 tahun. (Bratton, 1999). Penyebab nyeri punggung bawah
antara lain adalah kelainan muskuloskeletal, sistem saraf, vaskuler, viseral, dan
psikogenik. (Czernicski & Goldstein, 2001). Nyeri punggung bawah adalah suatu
gejala dan bukan suatu diagnosis, di mana pada beberapa kasus, gejalanya sesuai
dengan diagnosis patologisnya dengan ketepatan yang tinggi, namun pada sebagian
Nyeri punggung bawah dapat didefinisikan sebagai nyeri yang dirasakan pada
daerah punggung bawah, yang berupa nyeri lokal, nyeri radikuler atau keduanya yang
disebabkan oleh iritasi atau kompresi radiks lumbosakral yang dapat disertai dengan
1
2
40% pasien dengan keluhan nyeri punggung bawah adalah disebabkan oleh HNP.
Pasien HNP servikal biasanya mengeluh nyeri pada leher, manakala pasien HNP
torakal pula mengeluh nyeri punggung atas. Sementara itu, pasien HNP lumbar
seperti duduk lama, membungkuk, mengangkat benda berat, serta pada saat batuk,
bersin, dan mengedan. (Mardjono & Sidharta, 2000). Nyeri pada HNP lumbar adalah
nyeri radikuler sepanjang nervus ischiadicus. Gejala nyeri radikuler sepanjang nervus
ischiadicus ini dinamakan ischialgia. (Purwanto, 2003). Kira-kira 30% pasien HNP
mempunyai prognosis yang baik, namun gejala ini dapat berlanjutan sampai satu
Computerized Tomography Scan (CT Scan), foto polos, dan myelografi. Dalam
beberapa penelitian, diketahui bahwa MRI memiliki daya sensitivitas dan spesifitas
mengevaluasi HNP karena MRI dapat mendeteksi perubahan abnormal jaringan lunak
seperti tumor, pendarahan, atau infeksi. (Amelia, 2012). MRI tulang belakang
biasanya dilakukan untuk menilai diskus intervertebralis dan saraf tulang belakang,
hernia nukleus pulposus (HNP) di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Dr. Wahidin
pasien HNP di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo periode Januari - Juni 2017.
pada pasien HNP di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo periode Januari - Juni
2017.
mengenai penyakit HNP, terutama faktor risiko dan penyebabnya. Selain itu,
stadium HNP, lokasi HNP, dan kelainan lain tulang belakang yang turut serta
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Definisi:
terjadi pada segmen servikal dan torakal, atau nyeri punggung bawah yang
menyebar ke bokong dan ekstremitas bawah sekiranya HNP terjadi pada segmen
lumbar. Penonjolan diskus tersebut dapat mengenai serabut saraf dari kanalis
kelemahan pada serabut saraf yang terkena. HNP juga sering didefinisikan
sebagai hernia diskus intervertebralis, ruptured disc, slipped disc, atau prolapsed
2.1.2 Epidemiologi:
adalah kira-kira 1 - 3%, bergantung kepada usia dan jenis kelamin. (Andersson,
5
6
banyak menghidapi HNP berbanding wanita, dengan nisbah 2:1. (Postacchini &
Cinotti, 1999). Sebanyak 95% dari pasien HNP yang berusia 25-35 tahun
mengalami HNP pada daerah lumbar, yaitu lumbar 4-5, manakala pasien HNP
yang berusia 55 tahun ke atas lebih sering mengalami HNP pada bagian atas dari
lumbar, yaitu servikal atau torakal. (Friberg & Hirsch, 1949; Schultz et al., 1982).
longitudinal anterior, yaitu suatu pita tebal dan lebar, berjalan ke bagian depan
korpus vertebra dan diskus intervertebralis dan bersatu dengan periosteum dan
menahan gerakan fleksi. Oleh yang demikian, ligamentum anterior lebih kuat dari
yaitu radiks saraf spinalis, ganglion radiks dorsalis pada bagian posterior kolumna
ini membentuk sendi fibrokartilago yang lentur antara korpus vertebra. Diskus
intervertebralis terdiri dari dua bagian utama, yaitu nukleus pulposus pada bagian
tengah dan annulus fibrosus di sekelilingnya. Diskus ini dipisahkan dari tulang
yang di atas dan di bawahnya oleh dua lempengan tulang rawan yang tipis.
Nukleus ini terdiri dari beberapa struktur seperti berkas serat kolagen, sel jaringan
penyambung dan sel tulang rawan. Nukleus pulposus memiliki fungsi sebagai
Selain itu, nukleus pulposus juga berperan dalam pertukaran cairan antara diskus
intervertebralis dan pembuluh darah kapiler. (Autio, 2006; Sylvia & Lorraine,
2006).
gerakan antara korpus vertebra, yang dibantu oleh struktur spiral dari serabut
tersebut. Selain itu, annulus fibrosus juga berfungsi untuk menopang nukleus
vertebralis. Diskus yang paling tipis terdapat pada bagian torakal, sedangkan
diskus yang paling tebal terdapat pada bagian lumbal. Seiring dengan
pertambahan usia, kandungan air diskus berkurang dan menjadi lebih tipis.
seseorang, yaitu dari 90% pada bayi dan berkurang sehingga 70% pada usia
lanjut. Selain itu, serabut fibrokartilago akan menjadi kasar dan mengalami
belakang. Pada umumnya, HNP paling mungkin terjadi pada bagian kolumna
vertebralis, di mana terjadi peralihan dari segmen yang lebih mobil ke segmen
yang kurang mobil, yaitu perbatasan lumbosakral dan servikotorakal. (Meli &
Suryami, 2003).
10
lateral fleksi, rotasi, dan mengangkat beban yang sering dan berat juga dapat
memberi tekanan abnormal pada nukleus pulposus. Jika tekanan ini cukup
besar sehingga mampu melukai annulus fibrosus, maka nukleus pulposus akan
mengangkat benda dengan cara yang salah dan jatuh atau pukulan keras pada
tulang belakang yang dapat meneyebabkan cedera. (Meli & Suryami, 2003).
2.1.5.1 Usia:
Usia merupakan faktor utama terjadinya HNP karena annulus fibrosus akan
peningkatan usia sehingga menjadi kering dan keras. Hal ini akan
Laki – laki lebih sering terkena HNP dibandingkan wanita dengan nisbah 2:1.
Hal ini terkait dengan pekerjaan dan aktivitas yang dilakukan oleh golongan
laki – laki cenderung kepada aktifitas fisik berat yang melibatkan tulang
2006).
2.1.5.3 Pekerjaan:
belakang juga dapat menyumbang kepada kejadian HNP. Selain itu, cara
HNP. Kondisi seseorang yang duduk dalam jangka waktu yang sangat lama
Trauma seperti jatuh atau pukulan yang melibatkan tulang belakang dapat
2.1.5.5 Merokok:
Seseorang yang merokok berisiko untuk mengalami HNP karena bahan yang
terkandung dalam rokok dapat menghambat aliran darah dan distribusi nutrien
2.1.5.7 Obesitas:
Berat badan yang berlebihan juga dikatakan dapat menyebabkan HNP karena
apabila sudah melewati annulus fibrosus. Hal ini akan menyebabkan rasa nyeri,
tebal, keram, atau kelemahan pada sebagian anggota tubuh, khususnya daerah
punggung dan ekstremitas atas atau bawah tergantung lokasi HNP. Rasa nyeri
dari herniasi ini dapat berupa nyeri mekanik, yang berasal dari diskus dan
ligament; inflamasi, nyeri yang berasal dari nukleus pulposus yang ekstrusi
menembus annulus dan kontak dengan suplai darah; serta nyeri neurogenik, yang
sehingga pasien tidak menyedari akan hal tersebut. Gejala klinik akan muncul
apabila penonjolan nukleus pulposus sudah mulai menekan saraf pada kanalis
spinalis. Gejala yang paling sering dialami apabila terjadinya HNP pada segmen
lumbal adalah ischialgia atau sciatica , yaitu nyeri radikuler yang akan menjalar
sehingga ke bokong, paha, betis, dan kaki. HNP pada segmen servikal atau torakal
pula akan menyebabkan nyeri leher yang menjalar sehingga bahu, dada, lengan,
dan tangan. Intensitas nyeri yang dirasakan selalunya akan meningkat apabila
pasien batuk, bersin serta menggerakkan tulang belakang dalam posisi tertentu
seperti ekstensi dan fleksi karena tekanan yang diberikan kepada diskus
Selain itu, HNP yang menekan saraf sensoris pada kanalis spinalis dapat
otot yang bersangkutan dengan saraf yang terkena sehingga dapat menyebabkan
pasien tidak stabil, jatuh dan tidak dapat mengangkat atau memegang barang
dengan baik. Sekiranya HNP mengenai konus atau cauda equina, maka akan
timbulnya gangguan miksi, defekasi dan disfungsi seksual. Nyeri timbul sesuai
dengan distribusi dermatom, manakala kelemahan otot pula timbul sesuai dengan
2.1.7 Stadium:
Bulging terbagi kepada dua, yaitu symmetric bulging dan asymmetric bulging.
sudah melebar dan tampak tidak simetris dengan tepi lingkar apophyses, yaitu
Gambar 2.4: Gambaran Diskus Intervertebralis yang Normal, Symmetrical Bulging, dan
Asymmetrical Bulging pada Diskus Intervertebralis.
dalam lingkaran annulus fibrosus, yaitu kurang dari 25% luas diskus
annulus fibrosus sudah keluar dan tidak lagi intak dengan diskus
Gambar 2.9: Gambaran Stadium Klinik HNP Berdasarkan MRI Tulang Belakang.
2.1.8.1 Anamnesis:
Anamnesis yang dapat ditanyakan adalah hal yang berhubungan dengan nyeri,
seperti kapan nyeri terjadi, frekuensi nyeri, interval nyeri, lokasi nyeri kualitas
dan sifat nyeri, penjalaran nyeri serta aktivitas yang memperberat dan
meringankan nyeri. Selain itu, bisa juga ditanyakan aktivitas pekerjaan dan
Untuk memastikan bahwa nyeri yang timbul termasuk dalam gangguan saraf,
Clinic, 2016).
atropi otot, dan juga untuk menilai bagian otot yang bersangkutan dengan
Tes ini sama dengan Lasègue Test, tetapi untuk tes ini, rasa nyeri pada
i. Ankle-Jerk Reflex:
(Lumbantobing, 2012).
c. Foto Polos:
Foto polos tidak dapat mendeteksi HNP tetapi foto polos dapat
d. Myelogram:
Elektromiografi:
2.1.9 Penatalaksanaan:
minimal pada punggung seperti jalan, naik sepeda atau berenang, dimulai
Modalitas ini sangat mudah dilakukan untuk mengurangi spasme otot dan
d. Bed rest:
Bed rest dapat dilakukan untuk mengurangkan rasa nyeri dan reaksi
inflamasi. Namun, pasien tidak disarankan untuk bed rest sepanjang masa
dalam jangka masa yang lama dan perlu diselangi dengan latihan fisik
yang ringan.
Analgetik atau NSAID seperti ibuprofen dapat diberi kepada pasien untuk
kesembuhan.
23
b. Muscle relaxants:
Pasien biasanya sering mengeluhkan spasme otot akibat dari HNP. Oleh
akibat HNP. Namun begitu, obat ini selalu diberikan untuk penggunaan
d. Opioid:
Opioid diberikan kepada pasien nyeri kronik, yaitu HNP stadium 3 dan 4.
dipantau.
e. Anti – depressants:
Obat golongan ini dapat menghambat transmisi nyeri ke otak dan dapat
Obat ini juga membantu pasien untuk tidur dan istirahat dengan baik.
f. Injeksi Steroid:
lebih cepat akibat kompresi saraf. Injeksi steroid ini dapat memberikan
waktu beberapa hari untuk bekerja. Injeksi steroid diberikan tidak lebih
(Highsmith, 2016)
b. Tidak ada perbaikan lebih baik, masih ada gejala nyeri yang tersisa, atau
hingga 12 minggu.
c. Terjadinya rekurensi yang sering dari gejala yang dialami pasien sehingga
d. Terapi yang diberikan kurang terarah dan berjalan dalam waktu lama.
2.1.10 Pencegahan:
HNP dapat dicegah terutama dalam aktivitas fisik dan pola hidup. Hal-hal berikut
b. Hindari mengangkat barang yang berat dan edukasi cara mengangkat yang
benar.
2.1.11 Prognosis:
10% pasien sahaja yang masih merasakan nyeri setelah enam minggu dan
MRI yang sekuential pada 2/3 pasien HNP menunjukkan bahwa bagian diskus
dengan penyembuhan partial atau total setelah enam bulan pengobatan. (Deyo &
Weinstein, 2001).
26
2.2.1 Definisi:
bersifat kompleks karena imej yang dihasilkan tergantung pada banyak parameter
yang mampu memberikan imej dalam potongan koronal, sagital, aksial dan oblik
tepat, kualitas imej dalam tubuh pasien akan tampak jelas, sehingga anatomi dan
patologi jaringan tubuh dapat dievaluasi dengan teliti. (Notosiswoyo & Suswati,
2004).
MRI yang memiliki tesla tinggi dapat digunakan untuk teknik Fast Scan, yaitu
suatu teknik yang mebolehkan satu imej irisan tubuh dibuat dalam hitungan detik,
sehingga banyak variasi irisan imej dapat terhasil dalam waktu yang sangat
singkat. Semakin banyak variasi imej, semakin spesifik hasil pemeriksaan suatu
Pada MRI normal atau proton density (PD) weighted, semakin besar
kandungan hidrogen, semakin cerah imej yang dihasilkan. Namun begitu, mesin
MRI dapat diprogramkan supaya menangkap arah tertentu dari pergerakan proton
weighted MRI dan STIR and FLAIR sequence MRI. MRI menghasilkan imej
pada proton dalam hidrogen yang terkandung dalam jaringan yang diperiksa.
(Weegenaar, 2013).
weighted MRI pula adalah imej yang ditangkap berdasarkan pergerakan tranverse
patologik cenderung memiliki kandungan air yang tinggi dari normal. Jenis
gambaran MRI lain adalah Short T1 Inversion Recovery (STIR), yaitu teknik
supresi lemak yang dapat membantu visual pemeriksaan dan sering digunakan
untuk melihat struktur kelenjar adrenal, sumsum tulang dan tumor lemak. Fluid
Attenuation Inversion Recovery (FLAIR) pula adalah teknik supresi air dan
digunakan untuk melihat imej pada edema serebral dan lesi periventrikular atau
Etiologi: Diagnosis:
o Proses Degeneratif o Anamnesis
o Proses Traumatik o Pemeriksaan Fisik:
Lasegue Test, Knee/Ankle
Faktor Risiko: Jerk Reflexes
o Usia o Pemeriksaan Radiologi:
o Jenis Kelamin MRI, CT Scan
o Pekerjaan
o Trauma Stadium berdasarkan MRI:
o Merokok o 1: Bulging
o Faktor Genetik o 2: Protrusion
o Obesitas o 3: Extrusion
o 4: Sequestration
Tanda dan Gejala Klinik:
o Nyeri leher/punggung Penatalaksanaan:
o Nyeri ekstremitas o TENS, Latihan Fisik
atas/bawah o NSAID, Muscle Relaxants
o Lemah otot o Discectomy
o Parestesia
28
29
Faktor Risiko:
o Usia
o Jenis Kelamin
o Pekerjaan
o Riwayat Trauma Tulang Belakang
Hernia Nukleus
Pulposus
Karakteristik MRI:
o Stadium HNP
o Lokasi HNP
o Kelainan Tulang Belakang
Variabel Independen
Variabel Dependen
30
3.3.1.1 Usia:
HNP.
b. Hasil pengukuran:
i. 21 - 30 tahun
ii. 31 - 40 tahun
iii. 41 - 50 tahun
iv. 51 - 60 tahun
v. 61 – 70 tahun
c. Skala: Ordinal.
c. Skala: Nominal.
31
3.3.1.3 Pekerjaan:
terkait dengan beban yang ditanggung oleh tulang belakang akibat derajat
c. Skala: Nominal
a. Definisi: Kejadian trauma yang pernah dialami oleh pasien HNP yang
terlibat.
d. Hasil pengukuran:
e. Skala: Nominal.
32
3.3.2.1 Stadium:
b. Hasil Pengukuran:
i. Stadium 1: Bulging
c. Skala: Ordinal.
a. Definisi: Lokasi terjadinya HNP pada segmen tulang belakang pasien HNP di
b. Hasil Pengukuran:
i. HNP servikalis: C1 – C7
c. Skala: Nominal.
33
a. Definisi: Ditemukan kelainan lain pada tulang belakang pada pasien HNP
c. Skala: Nominal.
3.4 Hipotesis
Variabel independen yang berhubung dengan terjadinya HNP dalah umur, jenis
kelamin, pekerjaan, dan riwayat trauma. Variabel dependen adalah karakteristik MRI
pada pasien HNP yaitu stadium HNP, lokasi HNP, dan kelainan lain tulang belakang.
c. HNP cenderung terjadi pada seseorang yang aktivitas pekerjaannya adalah berat
d. Selain proses degeneratif, HNP berisiko terjadi akibat proses traumatik pada
tulang belakang..
e. Stadium HNP yang sering terdeteksi pada MRI adalah stadium awal, yaitu
METODE PENELITIAN
secara kualitatif di mana peneliti membuat deskriptif tentang karakteristik MRI pada
pasien HNP berdasarkan data sekunder, yaitu rekam medik di RSUP Dr. Wahidin
Penelitian ini dilakukan di Bagian Instalasi Rekam Medik RSUP Dr. Wahidin
Populasi dan sampel penelitian adalah semua pasien yang didiagnosa dengan
HNP dan mempunyai rekam medik di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo periode
Metode yang digunakan dalam pengambilan sampel penelitian adalah teknik total
34
35
Pasien di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo periode Januari – Juni 2017 yang
Pasien HNP di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo periode Januari – Juni 2017
Jenis data penelitian adalah data sekunder, yaitu rekam medik pasien HNP di
tertentu untuk mencatat data yang diperlukan dari rekam medik pasien HNP.
medik pasien HNP periode Januari - Jun 2017 dikumpulkan untuk memperoleh
rekam medik.
36
Data yang telah diolah akan disajikan dalam bentuk tabel dan graf bagi
b. Berusaha menjaga kerahasiaan identitas pasein yang terdapat pada rekam medik.
37
Hasil penelitian
BAB 5
HASIL PENELITIAN
5.1 Distribusi Pasien HNP di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Periode Januari –
Juni 2017 Berdasarkan Ketersediaan Rekam Medik dan Hasil MRI Tulang
Belakang
HNP di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo periode Januari – Juni 2016 telah
Medik RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo. Penelitian ini dilakukan dengan mengambil
Tabel 5.1: Distribusi Pasien HNP di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Periode
Januari – Juni 2017Berdasarkan Ketersediaan Rekam Medik dan Hasil MRI Tulang
Belakang
Jumlah pasien HNP di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo periode Januari – Juni
2017 yang terdaftar adalah sebanyak 49 orang. Berdasarkan tabel 5.1 di atas, dari 49
orang pasien HNP tersebut, sebanyak 39 rekam medik yang tersedia dan hanya 20
rekam medik sahaja yang dilengkapi dengan hasil MRI tulang belakang. Justeru,
38
39
populasi sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 39 orang, yaitu pasien
Penelitian kemudian dilakukan dengan mencatat data dari 39 rekam medik yang
tersedia. Data yang diambil dari rekam medik adalah usia, jenis kelamin, pekerjaan,
dan riwayat trauma tulang belakang. Manakala, stadium, lokasi, dan kelainan lain
tulang belakang diambil berdasarkan hasil MRI yang tercatat dalam rekam medik.
5.2 Distribusi Pasien HNP di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Periode Januari –
35 n
30
25 %
20
15
10
5
0
21 - 30 31 - 40 41 - 50 51 - 60 61-70 >70
n 3 6 7 13 6 4
% 7.69 15.38 17.95 33.33 15.38 10.26
Usia (Tahun)
tahun hingga 78 tahun dan dikelaskan kepada beberapa kelompok usia. Grafik 5.1 di
atas menunjukkan bahwa pasien HNP paling banyak pada kelompok usia 51-60
tahun, yaitu sebanyak 13 orang (33.33%), diikuti dengan 7 orang (17.95%) pada
40
kelompok usia 41-50 tahun, masing – masing 6 orang (15.38%) pada kelompok usia
31-40 tahun dan 61-70 tahun. Sebanyak 4 orang (10.26%) didapatkan pada kelompok
usia >70 tahun dan kelompok usia 21-30 tahun mempunyai jumlah yang paling
5.3 Distribusi Pasien HNP di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Periode Januari -
Tabel 5.2: Distribusi Pasien HNP di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Periode
Januari – Juni 2017 Berdasarkan Jenis Kelamin
Perempuan 12 30.77
Total 39 100
Berdasarkan tabel 5.2 di atas, didapatkan pasien HNP di RSUP Dr. Wahidin
Sudirohusodo periode Januari – Juni 2017 terdiri dari laki - laki sebanyak 27 orang
5.4 Distribusi Pasien HNP di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Periode Januari –
Juni 2017 Berdasarkan Pekerjaan
n
30
%
25
20
15
10
5
0
Karyawan Ibu Rumah Tidak
Wiraswasta Polisi Petani Pensiunan
Kantor Tangga Bekerja
n 9 11 1 5 5 4 4
% 23.08 28.21 2.56 12.82 12.82 10.26 10.26
Pekerjaan
(Sumber: Data Rekam Medik RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo)
Berdasarkan grafik 5.2 di atas, pasien HNP yang didapatkan paling banyak
karyawan kantor sebanyak 9 orang (23.08%). Pasien yang bekerja sebagai petani dan
menjadi ibu rumah tangga berkongsi jumlah yang sama, yaitu sebanyak 5 orang
(12.82%). Manakala, pasien yang sudah pensiunan dan tidak bekerja juga berkongsi
jumlah yang sama, yaitu 4 orang (10.26%). Jumlah yang paling sedikit adalah pasien
5.5 Distribusi Pasien HNP di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Periode Januari –
Juni 2017 Berdasarkan Riwayat Trauma Tulang Belakang
Tabel 5.3: Distribusi Pasien HNP di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Periode
Januari – Juni 2017 Berdasarkan Riwayat Trauma Tulang Belakang
Riwayat Trauma
Jumlah (n) Persentase (%)
Tulang Belakang
Ada 17 43.59
Tidak Ada 22 56.41
Total 39 100
HNP tidak memiliki riwayat trauma tulang belakang, manakala sebanyak 17 orang
5.6 Distribusi Pasien HNP di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Periode Januari –
Distribusi pasien HNP berdasarkan stadium ini dinilai melalui hasil MRI tulang
belakang. Namun, jumlah sampel yang digunakan untuk variabel stadium ini adalah
sebanyak 20 sampel karena hanya 20 orang dari 39 orang pasien sahaja yang
Tabel 5.4: Distribusi Pasien HNP di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Periode
Januari - Juni 2017 Berdasarkan Stadium Mengikut Single Stadium dan Multiple
Stadiums
dikelaskan kepada single stadium dengan jumlah 8 orang (40%) dan multiple
Tabel 5.5: Distribusi Pasien HNP di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Periode
Januari - Juni 2017 Berdasarkan Stadium Mengikut Kelainan Terberat
dialami berdasarkan stadium. Tabel 5.5 di atas menunjukkan bahwa distribusi pasien
HNP mengikut kelainan terberat didapatkan paling banyak pada protrusion dan
extrusion, yaitu masing – masing stadium berkongsi jumlah yang sama sebanyak 8
44
orang (40%). Jumlah pasien HNP dengan stadium bulging pula adalah 3 orang (15%),
50 n
40
%
30
20
10
0
Bulging Protrusion Extrusion Sequestration
n 14 11 8 1
% 41.18 32.35 23.53 2.94
Stadium
Grafik 5.3 di atas menunjukkan kasus HNP yang dikelaskan berdasarkan stadium
yang paling banyak hingga yang paling sedikit didapatkan pada 20 orang pasien HNP
tersebut, bukan mengikut total pasien. Didapatkan bahwa bulging merupakan stadium
yang paling sering dialami oleh pasien HNP, sebanyak 14 kasus (41.18%), diikuti
(23.53%). Stadium yang paling sedikit ditemukan adalah sequestration, yaitu 1 kasus
(2.94%).
45
5.7 Distribusi Pasien HNP di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Periode Januari –
Juni 2017 Berdasarkan Lokasi
Tabel 5.6: Distribusi Pasien HNP di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Periode
Januari - Juni 2017 Berdasarkan Lokasi
Distribusi pasien HNP berdasarkan lokasi ini dilihat melalui hasil pemeriksaan
MRI tulang belakang. Hanya 20 dari 39 rekam medik sahaja yang dilengkapi dengan
hasil pemeriksaan MRI tulang belakang. Oleh yang demikian, jumlah sampel yang
orang pasien (90%) mengalami HNP lumbalis, 2 orang pasien (10%) pula mengalami
HNP servikalis dan tidak tercatat pasien yang mengalami HNP torakalis.
46
5.8 Distribusi Pasien HNP di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Periode Januari –
Juni 2017 Berdasarkan Kelainan Lain Tulang Belakang
Tabel 5.7: Distribusi Kasus HNP di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Periode Januari
– Juni 2017 Berdasarkan Kelainan Lain Tulang Belakang
Jumlah pasien HNP berdasarkan kelainan tulang belakang dinilai melalui hasil
MRI tulang belakang. Sebanyak 20 sampel sahaja yang digunakan untuk variabel ini
karena hanya 20 hasil MRI yang didapatkan dari 39 rekam medik. Berdasarkan hasil
penelitian, didapatkan hampir semua pasien HNP memiliki lebih dari satu kelainan
lain tulang belakang. Oleh itu, data ini dinilai berdasarkan kelainan yang paling
banyak hingga yang paling sedikit didapatkan pada 20 orang pasien HNP , bukan
Berdasarkan tabel 5.7, kelainan lain tulang belakang yang tercatat pada hasil MRI
pasien HNP dikelaskan mengikut kelainan yang menyebabkan HNP dan kelainan
yang terjadi akibat HNP. Kelainan tulang belakang yang menyebabkan HNP paling
(8.57%). Fraktur destruksi paling sedikit ditemukan, yaitu hanya 1 kasus (2.86%).
Manakala, kelainan tulang belakang yang terjadi akibat HNP adalah stenosis spinal
Tabel 5.8: Distribusi Pasien HNP di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Periode
Januari – Juni 2017 Berdasarkan Kelainan Stenosis Spinal
Stenosis spinal yang terjadi akibat HNP dikelaskan lagi mengikut tipe
berdasarkan tabel 5.8 di atas. Didapatkan sebanyak 2 orang (10%) adalah normal,
yaitu tidak mengalami stenosis spinal. Stenosis spinal tipe parsial lebih banyak
dialami oleh pasien HNP, yaitu 10 orang (50%), manakala stenosis spinal tipe
total berjumlah hanya 1 orang (5 %). Sebanyak 7 orang (35%) tidak tercatat tipe
PEMBAHASAN
6.1 Distribusi Pasien HNP di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Periode Januari –
Berdasarkan penelitian tentang karakteristik MRI pada pasien HNP di RSUP Dr.
yang menderita HNP. Dari 49 orang tersebut, hanya 39 orang sahaja yang
mempunyai rekam medik. Hal ini mungkin disebabkan oleh metode penyimpanan
rekam medik yang masih dilakukan secara manual yang mana memungkinkan rekam
medik untuk hilang, tercicir, atau berubah tempat sehingga sulit untuk dikesan.
sahaja yang dilengkapi dengan hasil MRI tulang belakang untuk menilai kondisi
HNP yang dihidapi. Sebagian pasien yang tidak memiliki hasil pemeriksaan MRI
didapatkan memiliki hasil x-ray tulang belakang, berdasarkan data yang tersimpan
dalam rekam medik. Oleh yang demikian, sebanyak 39 orang pasien HNP yang
mempunyai rekam medik sahaja telah diambil untuk dijadikan sampel dalam
penelitian ini.
48
49
6.2 Distribusi Pasien HNP di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Periode Januari –
tertinggi pasien yang menderita HNP berada pada kelompok usia 51-60 tahun, yaitu
kelompok usia 21-30 tahun, yaitu sebanyak 3 orang (7.69%). Selain itu, didapatkan
sebanyak 7 orang (17.95%) pada kelompok usia 41-50 tahun, manakala kelompok
usia 31-40 tahun dan 61-70 tahun masing – masing berkongsi jumlah yang sama,
yaitu sebanyak 6 orang (15.38%) dan sisa 4 orang (10.26%) didapatkan pada
Abidin, Banda Acheh pada tahun 2011 yang berdasarkan usia menunjukkan bahwa
distribusi pasien HNP paling banyak berada pada kelompok usia 41-60 tahun, yaitu
sebanyak 61.3%. Penelitian sedemikian juga dijalankan di RSUP Haji Adam Malik,
Medan pada tahun 2014 dengan hasil pasien HNP paling banyak didapatkan pada
kelompok usia 46-59 tahun, yaitu sebanyak 40.2%. Kedua penelitian tersebut
menunjukkan bahwa distribusi pasien HNP berdasarkan umur yang tidak jauh
mana kelompok usia 51-60 tahun memiliki distribusi HNP yang paling tinggi
HNP dapat terjadi akibat penyakit degeneratif diskus. Seiring pertambahan usia,
tidak lagi bersifat fleksibel. Selain itu, bagian luar diskus, yaitu annulus fibrosus akan
mudah mengalami ruptur. (The Spine Hospital, 2017). Oleh yang demikian, HNP
sering terjadi pada golongan yang berusia akibat dari proses degeneratif.
Dalam pada itu, HNP akut dapat terjadi pada golongan muda yang sehat akibat
dari trauma sehingga menyebabkan rupturnya annulus fibrosus yang mana nantinya
nukleus pulposus yang bersifat jelly – like pada bagian sentral diskus akan mengalami
herniasi ke arah kanalis spinal atau foramen. (The Spine Hospital, 2017). Hal ini
menjelaskan mengapa HNP bisa terjadi pada golongan muda dan kebiasaan
6.3 Distribusi Pasien HNP di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Periode Januari –
Hasil penelitian yang telah dijalankan menunjukkan bahwa HNP lebih banyak
terjadi pada laki – laki, yaitu 27 orang (69.23%) berbanding perempuan yang
Berdasarkan penelitian lain yang telah dijalankan di RSUD Dr. Zainoel Abidin,
Banda Acheh pada tahun 2011, didapatkan bahwa HNP juga lebih banyak terjadi
Distribusi pasien HNP yang lebih tinggi pada jenis kelamin laki – laki berbanding
perempuan adalah mungkin disebabkan oleh aktivitas yang dilakukan oleh golongan
laki - laki adalah lebih berat dan banyak sehingga menyebabkan beban yang lebih
51
besar terpaksa ditanggung oleh tulang belakang. Prevalensi HNP dikatakan lebih
tinggi pada laki – laki berbanding perempuan dengan rasio 2:1. (Postacchini, 1999).
Oleh itu, risiko untuk terjadinya HNP lebih tinggi pada laki – laki berbanding
perempuan.
6.4 Distribusi Pasien HNP di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Periode Januari –
manakala distribusi terendah adalah polisi, yaitu 1 orang (2.56%). Distribusi lain
adalah karyawan kantor sebanyak 9 orang (23.08%), petani dan ibu rumah tangga
berkongsi jumlah yang sama, yaitu masing – masing sebanyak 5 orang (12.82%).
Pasien yang sudah pensiun dan tidak bekerja juga berkongsi jumlah yang sama, yaitu
Berdasarkan penelitian lain di RSUD Dr. Zainoel Abidin, Banda Acheh pada
tahun 2011, didapatkan bahwa distribusi HNP paling tinggi adalah pada karyawan
kantor dan wiraswasta, yaitu masing – masing sebanyak 32.2% dan diikuti dengan ibu
Pekerjaan dengan posisi duduk untuk jangka waktu yang lama tanpa lumbar
support dapat meningkatkan tekanan pada diskus intervertebralis lumbal. Selain itu,
pergerakan berulang oleh tulang belakang yang melibatkan fleksi, ekstensi dan rotasi
juga turut menyumbang kepada terjadinya HNP. (Foster, 2017). Faktor tesebut dapat
52
mereka melibatkan posisi duduk dalam jangka waktu yang lama. Manakala, aktivitas
pekerjaan ibu rumah tangga dan petani pula melibatkan posisi yang sering
membungkuk dan mengangkat barang. Pasien yang sudah pensiun dan tidak bekerja
memiliki distribusi yang agak rendah karena beban dan tekanan yang dialami oleh
diskus intervertebralis tidak terlalu besar dan persisten. Polisi dilihat memiliki
distribusi terendah, namun masih bisa menyebabkan terjadinya HNP karena derajat
pekerjaannya adalah termasuk berat, yang mana sangat memberi kesan terhadap
6.5 Distribusi Pasien HNP di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Periode Januari –
periode Januari – Juni 2017, didapatkan bahwa distribusi pasien HNP tanpa riwayat
trauma tulang belakang adalah lebih tinggi, yaitu sebanyak 22 orang (56.41%)
berbanding pasien HNP dengan riwayat trauma tulang belakang yang berjumlah 17
orang (43.59%).
Penelitian lain yang djalankan di RSUP Dr. Zainoel Abidin, Banda Acheh pada
tahun 2011 menunjukkan hasil yang sama, yaitu jumlah pasien HNP tanpa riwayat
53
trauma tulang belakang adalah lebih tinggi dari jumlah pasien HNP dengan riwayat
trauma tulang belakang. Hasil yang diperoleh adalah sebanyak 54.8% pasien HNP
tanpa riwayat trauma tulang belakang dan sisa 45.2% pasien HNP dengan riwayat
Namun begitu, penelitian lain yang dijalankan di RSUP Haji Adam Malik, Medan
pada tahun 2014 menunjukkan hasil yang sebaliknya. Hasil yang didapatkan adalah
pasien HNP dengan riwayat trauma tulang belakang memiliki persentase yang lebih
tinggi, yaitu sebanyak 57.7%, berbanding persentase pasien HNP tanpa riwayat
HNP dapat terjadi akibat proses traumatik pada tulang belakang atau cedera
Namun begitu, tidak menolak kemungkinan bahwa HNP juga dapat terjadi murni
akibat dari proses degenerative. (Howard, 2017). Disebabkan jumlah tertinggi pasien
HNP dalam penelitian ini terdiri dari golongan usia lanjut, maka proses degeneratif
Oleh yang demikian, hasil penelitian yang menunjukkan bahwa distribusi HNP
yang lebih tinggi pada pasien tanpa riwayat trauma tulang belakang adalah mungkin
disebabkan oleh proses degeneratif semata – mata tanpa melibatkan faktor trauma.
54
6.6 Distribusi Pasien HNP di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Periode Januari –
Sebanyak 20 sampel sahaja yang digunakan untuk menilai distribusi pasien HNP
berdasarkan stadium karena dari total 39 rekam medik yang tersedia, hanya 20 rekam
medik sahaja yang disertai dengan hasil MRI tulang belakang, yang mana diperlukan
kebanyakan pasien HNP menderita lebih dari satu stadium yang terdiri dari bulging,
stadiums, yaitu sebanyak 12 orang (60%) dan hanya 8 orang (40%) sahaja yang
Seterusnya, pasien HNP dikelaskan juga mengikut kelainan terberat yang dipilih
berdasarkan stadium. Didapatkan distribusi pasien HNP pada stadium protrusion dan
extrusion memiliki jumlah yang sama, yaitu masing – masing 8 orang (40%), diikuti
extrusion, dan sequestration yang merupakan stadium paling berat. Gambaran klinik
gambaran klinik pada stadium protrusion pula adalah lebih ringan. (Jonsson &
Stromqvist, 1996).
lebih dari satu stadium. Oleh itu, distribusi HNP berdasarkan stadium dikelaskan
55
lagi mengikut kasus stadium yang paling banyak hingga yang paling sedikit
didapatkan pada 20 orang pasien HNP tersebut, bukan mengikut total pasien. Hasil
penelitian didapatkan bahwa bulging merupakan stadium yang paling sering dialami
oleh pasien HNP, sebanyak 14 kasus (41.18%), diikuti dengan protrusion sebanyak
11 kasus (32.35%), dan extrusion sebanyak 8 kasus (23.53%). Stadium yang paling
Penelitian lain juga menunjukkan bahwa bulging memiliki jumlah kasus yang
paling tinggi pada pasien HNP, yaitu 52%, diikuti dengan 27% kasus protrusion, dan
hanya 1% kasus sequestration. Sebanyak 38% pasien HNP menderita lebih dari satu
Dalam pada itu, distribusi terendah adalah pada sequestration karena stadium
tersebut merupakan stadium yang paling berat dan biasanya HNP lebih sering
terdeteksi pada stadium awal, di mana pertama kali munculnya simptom dan gejala.
Stadium bulging dan protrusion lebih sering terjadi dan didapatkan pada individu
sudah dikesan pada stadium yang lebih awal dan sering dilanjutkan dengan terapi
6.7 Distribusi Pasien HNP di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Periode Januari –
Dari sejumlah 39 pasien yang mempunyai rekam medik, hanya 20 rekam medik
sahaja yang dilengkapi dengan hasil MRI tulang belakang. Oleh itu, bilangan pasien
orang (90%) mengalami HNP lumbalis, 2 orang (10%) mengalami HNP servikalis
Adam Malik, Medan pada tahun 2014, didapatkan bahwa sebanyak 88.7% pasien
menderita HNP lumbalis, 10.3% yang lainnya menderita HNP servikalis, dan sisa 1%
intervertebralis lumbal terletak pada bagian bawah dari tulang belakang, sekaligus
berperan sebagai penyangga tubuh yang perlu menanggung beban yang lebih besar.
HNP servikalis pula memiliki prevalensi yang lebih rendah karena beban yang
Tulang belakang servikal memiliki saiz yang kecil dan hanya sedikit sahaja beban
yang dikenakan pada daerah tersebut. Manakala, tulang belakang torakal berukuran
lebih besar dan kuat berbanding tulang belakang servikal. Setiap satu dari tulang
belakang torakal tersebut berhubungan dengan tulang iga pada kedua sisi. Hal ini
57
memberikan kekuatan yang signifikan pada daerah torakal. Dalam pada itu, tulang
belakang lumbal bersifat lebih mobile berbanding tulang belakang servikal dan
torakal. Faktor tersebut menyebabkan tulang belakang lumbal lebih sering terkena
penyakit degeneratif, stenosis spinal dan HNP. (The Spine Hospital, 2017).
Oleh itu, distribusi HNP lebih tinggi pada tulang belakang lumbal berbanding
servikal dan torakal disebabkan oleh beban lebih besar yang perlu ditanggung oleh
daerah tersebut.
6.8 Distribusi Pasien HNP di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Periode Januari –
Jumlah sampel yang digunakan untuk variabel ini adalah sebanyak 20 sampel
karena hanya 20 rekam medik sahaja yang dilengkapi dengan hasil MRI tulang
belakang dari 39 rekam medik yang tersedia. Namun begitu, distribusi kelainan
tulang belakang ini diklasifikasikan mengikut jumlah kasus kelainan yang tertinggi
hingga jumlah yang terendah, dan bukan berdasarkan persentase jumlah keseluruhan
pasien HNP.
– Juni 2017, ditemukan bahwa rata – rata pasien HNP menderita juga kelainan lain
tulang belakang selain dari HNP berdasarkan hasil MRI tulang belakang. Disebabkan
distribusi pasien HNP berdasarkan usia paling tinggi adalah pada usia lanjut, maka
kelainan lain yang sering ditemukan adalah penyakit yang bersifat degeneratif.
58
Kelainan lain tulang belakang yang tercatat pada hasil MRI dikelaskan mengikut
kelainan tulang belakang yang menyebabkan HNP dan kelainan tulang belakang yang
terjadi akibat HNP. Kelainan tulang belakang yang menyebabkan HNP paling banyak
Manakala, kelainan lain tulang belakang yang terjadi akibat HNP hanya stenosis
HNP yang berusia lanjut mengalami stenosis spinal, yang mana merupakan korelasi
yang kuat antara degenerasi diskus dengan usia. Hanya 36% pasien sahaja yang
memiliki diskus intervertebralis yang masih normal berdasarkan hasil MRI. (Boden et
al., 1990).
HNP adalah pasien usia lanjut yang mana kebiasaannya turut disertai dengan penyakit
samping fraktur kompresi dan destruksi. Stenosis spinal merupakan kondisi di mana
tear’ arthritis yang melibatkan kolumna spinalis dan diskus intervertebralis. Selain
itu, stenosis spinal juga dapat terjadi disebabkan oleh penebalan ligamentum dan
HNP sehingga mengakibatkan nyeri, lemah, dan parestesia pada tubuh sesuai
disertai dengan stenosis spinal berdasarkan hasil MRI, yang mana sangat
berhubungan erat dengan faktor usia. Manakala, distribusi kasus HNP yang terendah
berdasarkan kelainan lain tulang belakang pada pasien HNP dengan fraktur destruksi
adalah karena tumor metastase ke tulang belakang yang sudah lama dideritainya.
Oleh itu, fraktur destruksi yang terjadi adalah bukan merupakan penyakit degeneratif
dan hal ini menjelaskan mengapa distribusinya adalah yang paling rendah. Justeru,
hal demikian menjelaskan mengapa kelainan lain tulang belakang pada pasien HNP
paling banyak didapatkan adalah stenosis spinal dan yang paling sedikit adalah
fraktur destruksi.
BAB 7
7.1 Kesimpulan
Setelah dilakukan penelitian tentang karakteristik MRI pada pasien HNP di RSUP
Dr. Wahidin Sudirohusodo periode Januari – Juni 2017, maka dapat disimpulkan
bahwa:
b. Pasien HNP lebih banyak terdiri dari laki – laki (69.23%) berbanding perempuan
(30.77%).
d. Pasien HNP tanpa riwayat trauma tulang belakang memiliki distribusi yang lebih
tinggi (56.41%) berbanding pasien HNP dengan riwayat trauma tulang belakang
(43.59%).
e. Stadium HNP yang paling sering didapatkan adalah bulging (41.18%), manakala
f. HNP lumbalis lebih sering terjadi dengan persentase (90%), diikuti dengan HNP
g. Kelainan lain tulang belakang yang terjadi akibat HNP adalah stenosis spinal
60
61
7.2 Saran
pasien HNP di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Periode Januari – Juni 2017,
beberapa saran dapat diberikan agar penelitian seperti ini dapat diperbaiki pada masa
a. Rekam medik perlu ditulis secara lengkap, terutama identitas pasien seperti umur,
jenis kelamin, dan pekerjaan serta anamnesis yang terkait dengan riwayat trauma
dan perjalanan penyakit agar data yang diperlukan untuk penelitian lebih tepat.
b. Penyimpanan data rekam medik juga haruslah tersusun dan sistematik demi
berjalan lancar.
tentang faktor risiko, penyebab dan pencegahan HNP supaya prevalensi HNP
dapat dikurangkan.
tentang semua variabel yang telah diteliti dalam penelitian ini dengan mengambil
periode waktu yang lebih panjang supaya jumlah sampel rekam medik pasien
HNP didapatkan lebih banyak dan menjadikan hasil penelitian yang lebih tepat.
62
DAFTAR PUSTAKA
Andersson, G 1997, Epidemiology of Spinal Disorders, in: Frymoyer, JW, Ducker TB,
Hadler NM, et al, eds. The Adult Spine: Principles and Practice, Raven Press,
New York.
Annisa, I et al. 2015, Herniated Nucleus Pulposus in Dr. Hasan Sadikin General
Hospital Bandung Indonesia, Althea Medical Journal, Bandung, Indonesia, Vol.
2(2), diakses pada 9 Juni 2017,
http://download.portalgaruda.org/article.php?article=380238&val=5776&title=He
rniated%20Nucleus%20Pulposus%20in%20Dr.%20Hasan%20Sadikin%20Gener
al%20Hospital%20Bandung%20Indonesia
Autio, R 2006, MRI of Herniated Nucleus Pulposus; Correlation with Clinical Findings,
Determinants of Spontaneous Resorption and Effects of Anti-Inflammatory
Treatments on Spontaneous Resorption, Oulu University, Finland, diakses pada 6
Juni 2017,
http://jultika.oulu.fi/files/isbn9514280954.pdf
Boden, SD et al. 1990, Abnormal Magnetic Resonance Scans of the Lumbar Spine in
Asymptomatic Subjects: a Prospective Investigation, National Center for
Biotechnology Information, U.S. National Library of Medicine, USA, diakses
pada 5 November 2017,
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/2312537
63
Bratton, LR 1999, Assessment and Management of Acute Low Back Pain, American
Family Physicians.
Cohn, T 2017, Signs of a Herniated Disc in the Lumbar and Cervical Spine, Spine –
Health Articles, diakses pada 7 November 2017,
https://www.spine-health.com/blog/signs-herniated-disc-lumbar-and-cervical-
spine
Czernicski, JM & Goldstein, B 2001. General Considerations of Pain in Low Back, Hips,
and Lower Extremities. Philadelphia.
Deyo, RA & Weinsten, JN 2000, Low Back Pain, US National Library Medicine
National Institute of Health, USA.
Friberg, S & Hirsch, C 1949, Anatomical and Clinical Studies on Lumbar Disc
Degeneration.
Highsmith, JM 2016, Drugs, Medications, and Spinal Injections for Herniated Disc,
Spine Universe, diakses pada 8 September 2017,
https://www.spineuniverse.com/conditions/herniated-disc/drugs-medications-
spinal-injections-herniated-discs
Howard, S 2017, Herniated Disc Treatment: Non – Surgical and Surgical Treatment for
Herniated Disc, Spine Universe, diakses pada 8 September 2017,
https://www.spineuniverse.com/conditions/herniated-disc/herniated-disc-
treatment
Jensen, MC et al. 1994, Magnetic Resonance Imaging of Lumbar Spine in People without
Back Pain, National Center for Biotechnology Information, U.S. National Library
of Medicine, USA, diakses pada 5 November 2017,
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/8208267
Jordon, J et al. 2006, Herniated Lumbar Disk, American Academy of Family Physicians,
BMJ Publishing Group, UK, diakses pada 8 September 2017,
http://www.aafp.org/afp/2006/p1240.html
Mardjono, M & Sidharta, P 2000, Neurologi Klinis Dasar, Edisi VIII, Dian Rakyat,
Jakarta.
Mayo Clinic Staffs 2016, Herniated Disk, Mayo Foundation for Medical Education and
Research (MFMER), diakses pada 9 September 2017,
http://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/herniated-disk/home/ovc-
20271246
Meliawan, S 2009, Diagnosis dan Tatalaksana HNP Lumbal, dalam: Diagnosis dan
Tatalaksana Kegawat Daruratan Tulang Belakang, Sagung Seto, Jakarta.
Mulyono, N & Susy, S 2004, Artikel Pemanfaatan Magnetic Resonance Imaging (MRI)
Sebagai Sarana Diagnosa Pasien, Media Litbang Kesehatan, Vol. XIV, Nomor 3.
Pinzon, R 2012, Profil Klinis Pasien Nyeri Punggung Akibat Hernia Nukleus Pulposus.
SMF Saraf RS Bethesda Yogyakarta, Indonesia, Vol. 39, No. 10, diakses pada 8
Juni 2017,
http://www.kalbemed.com/Portals/6/08_198Profi%20l%20Klinis%20Pasien%20
Nyeri%20Punggung%20Bawah.pdf
66
Tannoury, C in: Fardon, DF et al. 2014, Lumbar Disc Nomenclature: Version 2.0,
Recommendations of the Combined Task Forces of the North American Spine
Society, the American Society of Spine Radiology and the American Society of
Neuroradiology, The Spine Journal, diakses pada 9 September 2017,
http://www.thespinejournalonline.com/article/S1529-9430(14)00409-4/abstract
67
The Spine Hospital Staff 2017, Herniated Disc (Cervical, Thoracic, Lumbar),
Department of Neurological Surgery, Columbia University, diakses pada 6
November 2017,
http://columbiaspine.org/condition/herniated-disc/
Wagiu, AS 2012, Pendekatan Diagnosis Low Back Paint (LBP), dalam: Rahmat, N 2012,
Naskhah Publikasi Hubungan antara Intensitas Iskhialgia dengan Disabilitas
Aktivitas Sehari-hari pada Pasien Hernia Nukleus Pulposus (HNP) di RSUD
Moewardi Surakarta.
LAMPIRAN
Stenosis spinalis
18 775891 31 L Tidak bekerja Ada Protrusion Lumbal
Spondylosis
Protrusion
19 730857 57 L Petani Ada Lumbal Stenosis spinalis
Bulging
Spondylolisthesis
20 784957 61 L Petani Ada Extrusion Servikal Fraktur kompresi
Stenosis spinalis
21 793227 24 L Tidak bekerja Ada
Karyawan
22 803259 59 L Ada
Kantor
Karyawan
23 801215 56 L Tiada
Kantor
24 796778 42 P IRT Tiada
25 805048 51 L Wiraswasta Tiada
26 759074 42 L Wiraswasta Ada
Karyawan
27 786684 57 L Tiada
Kantor
28 794782 36 L Wiraswasta Tiada
29 786990 25 P Tidak bekerja Ada
30 795661 40 P Wiraswasta Tiada
31 789201 54 L Wiraswasta Tiada
Karyawan
32 790436 57 P Tiada
Kantor
33 803484 50 L Wiraswasta Ada
34 5747 67 P Pensiunan Tiada
35 437063 58 P IRT Ada
36 794822 46 L Petani Tiada
Karyawan
37 248010 56 P Ada
Kantor
38 798420 58 P IRT Tiada
Karyawan
39 633386 32 L Tiada
Kantor
L : Lelaki
P : Perempuan