DISUSUN OLEH :
NAMA: ADE PUTRI RAISAH NAZARA
NPM: 1908260179
KELOMPOK: B4
Tanggal Praktikum : Jumat, 24 januari 2020
DEPARTEMEN PARASITOLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN
Tujuan Khusus :
Mahasiswa/i mampu untuk melakukan/membuat :
1) Mahasiswa mampu membuat preparat sediaan darah tipis untukmemeriksa
plasmodium .
2) Mahasiswa mampu membuat preparat sediaan darah tebal untuk membuat
plasmodium.
2. LANDASAN TEORI
Malaria disebabkan oleh parasit Plasmodium. Parasit ini ditularkan melalui gigitan
nyamuk Anopheles betina yang merupakan vektor malaria (Sucipto, 2015).
Menurut (Rahmad dan Purnomo, 2010), terdapat 4 spesies parasit penyebab malaria
pada manusia yaitu :
1) Plasmodium falciparum menyebabkan penyakit malaria falciparum/tropika.
2) Plasmodium vivax menyebabkan penyakit malaria vivax/tertiana.
3) Plasmodium malariae menyebabkan penyakit malaria malariae/kuartana.
4) Plasmodium ovale menyebabkan penyakit malaria ovale.
Plasmodium falciparum dan plasmodium vivax merupakan penyebab malaria
terbanyak. Plasmodium falciparum adalah penyebab kematian paling utama (Sucipto,
2015).
Menurut (Harijanto, 2009), dilakukan pemeriksaan sediaan darah malaria
untuk menetukan :
a. Ada tidaknya parasit malaria.
b. Spesies dan stadium plasmodium.
c. Kepadatan parasit.
Sampai sekarang diagnosa laboratorium yang masih digunakan sebagai standa
emas di seluruh dunia ialah tetesan darah tebal maupun tipis (Sucipto, 2015).
Darah merupakan salah satu bahan untuk mendiagnosa infeksi parasit.
Beberapa parasit dapat kita temukan dalam darah antara lain : Plasmodium malaria,
mikrofilaria, leishmania, tripanosoma, dan lain-lain. Darah diperiksa dengan cara
membuat sediaan darah tipis dan sediaan darah tebal dengan pulasan Giemsa (Irianto.
K, 2013).
1) Sediaan darah tebal
Sediaan darah tebal terdiri dari sejumlah besar sel darah merah yang
terhemolisis. Sehingga parasite akan terkonsentrasi di area yang terbatas, sehingga
parasit akan lebih cepat terlihat dibawah mikroskop (Sucipto, 2015).
Pada sediaan darah tebal, jumlah darah lebih banyak dan lapang lebih sempit,
sehingga parasit lebih padat dan lebih mudah ditemukan. Eritrosit tidak tampak lagi
karena sudah lisis pada proses membuatan preparat malaria (Rahmad dan Purnomo,
2010).
Pada sediaan darah tipis, eritrosit masih utuh sehingga dapat dilihat eritrosit
yang terinfeksi parasit malaria membesar atau tidak, berubah atau tidak, terdapat titik
atau tidak, titik yang ditemukan halus atau kasar. Sediaan darah tipis dapat lebih
mudah untuk identifikasi spesies plasmodium karena eritrosit masih utuh, struktur
parasit lebih jelas tetapi jumlahnya lebih sedikit (Rahmad dan Purnomo, 2010).
Sediaan darah tebal membutuhkan darah yang lebih banyak untuk diperiksa
akan tetapi sediaan darah tebal mempunyai kepekaan 20 kali lebih banyak
dibandingkan sediaan darah tipis sehingga untuk mendeteksi ada tidaknya parasite di
dalam sediaan menjadi lebih besar, akan tetapi bentuk parasite tidak sama seperti di
dalam pemeriksaan sediaan darah tipis dikarenakan eritrositnya hancur. Sedangkan
sediaan darah tipis digunkaan untuk menetukan parasite berdasarkan morfologinya
dikarenakan pada sediaan darah tipis morfologi parasite malaria tampak lebih jelas
(Irianto. K, 2013).
Tabel 3. Perbedaan Sedian Darah Tebal dan Darah Tipis (Irianto. K, 2013).
Sediaan Darah Tipis Sediaan Darah Tebal
Lebih sedikit darah yang diperiksa Lebih banyak darah yang diperiksa
Morfologi parasite lebih jelas, sehingga Jumlah parasite lebih banyak 20x dalam
lebih mudah menentukan spesies dan satu lapang pandang, sehingga pada
stadium parasite infeksi ringan lebih mudah ditemukan.
Perubahan pada eritrosit yang Perubahan pada eritrosit yang
dihinggapi parasite dapat dilihat jelas dihinggapi parasite tidak dapat dilihat
jelas
Table 5. Gambaran perubahan sel darah merah dan morfologi pada sediaan darah
tebal
P. Vivax P. Falciparum P. Malariae P. Ovale
Gambaran Tidak uniform Uniform Tidak uniform Tidak
sediaan darah (langit uniform
berbintang)
Zone merah Ada Tidak ada Tidak ada Ada
Besar parasite Lebih besar Lebih kecil Lebih kecil Lebih besar
dibandingkan
inti limfosit
Pigmen dalam Halus Lebih kasar kasar Halus
Sitoplasma
parasit
Bentuk khas Zone merah Gametosit Warna pigmen Zone merah
disekitar berbentuk jelas pada
parasit pisang trofozoid dan
gametosit
b. Darah Kapiler
Kapiler adalah pembuluh darah yang sangat kecil dengan diameter antara 5-10
mikrometer yang memungkinkan terjadinya pertukaran air, oksigen, karbon
dioksida, nutrient serta limbah dengan sel disekitarnya. Kapiler hanya terdiri dari
satu lapisan kapiler endothelium dan sebuah membrane basal. Arteri pada
akhirnya akan bercabang ke bagian-bagian kecil yang disebut arterior dan
kemudian menju kapiler. Kapiler juga berfungsi membawa darah ke dalam vena
(Kirnanoro, 2010).
Kesalah-kesalahan dalam pengambilan darah kapiler yaitu :
1) Pengambilan darah dari tempat yang menyatakan adanya gangguan peredaran
seperti vasokonstriksi (pucat), vasodilatasi (oleh radang trauma, dsb), kongesti
atau cyanosis setempat.
2) Tusukan yang kurang dalam; darah harus diperas-peras keluar.
3) Kulit yang ditusuk masih basah karena alcohol.
4) Tetesan darah pertama dipakai untuk pemeriksaan.
5) Terjadi bekuan pada tetesan darah akibat terlambat dalam bekrja
(Gandasoebrata, 2007)