Anda di halaman 1dari 7

TUGAS INDIVIDU

TOKSIKOLOGI KESEHATAN LINGKUNGAN


(penyakit delirium)

OLEH :

MUH HATTA
NIM: 91731290610001

PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN
INSTITUT TEKNOLOGI DAN KESEHATAN AVICENNA
KENDARI 2019
A. Pengertian Delirium
Delirium adalah gangguan mental serius yang menyebabkan
penderita mengalami kebingungan parah dan berkurangnya
kesadaran terhadap lingkungan sekitar. Pada fase awal, delirium akan
berkembang cukup cepat, dari beberapa jam sampai beberapa hari.
Beberapa faktor yang memperbesar risiko seseorang terkena delirium
adalah:

1. Memiliki gangguan otak.


2. Berusia lanjut.
3. Pernah mengalami delirium sebelumnya.
4. Mengalami gangguan penglihatan atau pendengaran.
5. Menderita beberapa gangguan medis.
Pemulihan penderita delirium tergantung dari kondisi
kesehatan fisik dan mental mereka sebelum mengidap delirium.
Penderita delirium yang memiliki penyakit serius berisiko untuk
mengalami beberapa komplikasi berikut:

1. Turunnya tingkat kesehatan secara umum.


2. Buruknya pemulihan sesudah prosedur pembedahan.
3. Meningkatnya risiko kematian.
4. Hilangnya kemampuan berinteraksi.
5. Hilangnya kemampuan untuk merawat diri.

B. Gejala dan Jenis Delirium


Gejala adalah sesuatu yang dirasakan dan diceritakan oleh penderita.
Penderita akan menunjukkan gejala-gejala setelah ia terkena delirium
beberapa jam hingga beberapa hari. Terkadang, gejala delirium akan
memburuk pada malam hari.Beberapa gejala umum delirium adalah:
1. Berkurangnya kesadaran terhadap lingkungan sekitarnya
Hal ini dapat menyebabkan ketidakmampuan untuk tetap fokus
pada topik atau untuk mengganti topik pembicaraan, mudah
teralihkan oleh hal-hal yang tidak penting, dan suka melamun
sehingga tidak bereaksi terhadap hal-hal yang terjadi di
sekitarnya.

2. Kemampuan berpikir yang buruk (gangguan kognitif)


Hal ini akan terlihat seperti buruknya daya ingat jangka pendek,
disorientasi (tidak mengetahui di mana dirinya berada), kesulitan
berbicara, bicara bertele-tele, serta kesulitan dalam memahami
pembicaraan, membaca dan menulis.

3. Gangguan emosional
Penderita akan tampak gelisah, takut atau paranoid, depresi,
mudah tersinggung, apatis, perubahanmoodmendadak, dan
perubahan kepribadian.

4. Perubahan perilaku
Orang lain akan melihat penderita delirium mengalami halusinasi,
gelisah dan agresif, mengeluarkan suara mengerang atau
memanggil, menjadi pendiam dan menutup diri, pergerakan
melambat, dan terganggunya kebiasaan tidur (jam aktif dan jam
tidur menjadi terbalik).

Berdasarkan gejala yang ditunjukkan penderita, delirium bisa dibagi


menjadi beberapa jenis, yaitu:

1. Delirium hiperaktif
Penderita akan terlihat gelisah, seringkali berubahmoodatau
berhalusinasi.
2. Delirium hipoaktif
Penderita akan tampak tidak aktif atau mengurangi aktivitas
gerak, lesu, kantuk yang tidak normal, atau tampak linglung.

3. Delirium campuran
Penderita akan sering menunjukkan perubahan gejala dari
delirium hiperaktif ke delirium hipoaktif atau sebaliknya.

C. Penyebab Delirium

Delirium bisa disebabkan oleh satu atau lebih faktor. Beberapa faktor
yang mungkin menyebabkan delirium adalah:

1. Beberapa jenis pengobatan atau keracunan obat.


2. Penyakit kronis atau parah.
3. Penyalahgunaan obat-obatan dan minuman beralkohol.
4. Gejala putus obat atau putus minuman beralkohol.
5. Malnutrisi atau dehidrasi.
6. Kondisi medis tertentu.
7. Gangguan tidur atau gangguan emosi parah.
8. Ketidakseimbangan metabolisme.
9. Demam dan infeksi akut, khususnya pada anak.
10. Terpapar racun.
11. Rasa sakit.
12. Proses pembedahan atau prosedur medis lainnya yang melibatkan
pembiusan.
Beberapa pengobatan atau kombinasi obat bisa juga memicu
munculnya delirium, yaitu:

1. Obat pereda rasa sakit.


2. Obat penyakit parkinson.
3. Obat tidur.
4. Obat asma.
5. Obat anti alergi.
6. Obat untuk kejang-kejang.
7. Obat untuk gangguan mood, seperti depresi dan gelisah.

D. Diagnosis Delirium
Diagnosis merupakan langkah dokter untuk mengidentifikasi
penyakit atau kondisi yang menjelaskan gejala dan tanda-tanda yang
dialami oleh pasien. Ada beberapa pemeriksaan yang akan dilakukan
dokter untuk mendiagnosis delirium, yaitu:

1. Pemeriksaan kondisi fisik dan neurologis


Penderita akan menjalani pemeriksaan fisik untuk memeriksa
gangguan medis atau penyakit yang bisa menyebabkan delirium.
Pada pemeriksaan neurologis, dokter akan mencari penyakit saraf
lain atau stroke yang bisa mendasari delirium melalui
pemeriksaan kondisi penglihatan, keseimbangan, koordinasi, dan
refleks.

2. Pemeriksaan kondisi kejiwaan


Dokter akan menilai tingkat kesadaran, perhatian, dan daya
berpikir penderita melalui sesi wawancara, pengujian, dan
penyaringan.

3. Pemeriksaan lainnya
Dokter mungkin akan menyarankan penderita untuk menjalani tes
darah, urine, dan juga tes pencitraan otak atau dada.

E. Pengobatan dan Pencegahan Delirium


Tujuan pertama pengobatan adalah untuk menangani
penyebab yang memicu munculnya delirium. Setelah itu, terapi
pengobatan akan bertujuan menciptakan lingkungan yang sesuai
untuk penyembuhan tubuh dan menenangkan pikiran
penderita.Dokter akan mencoba mengurangi atau menghindari
penggunaan obat yang bisa memicu delirium. Namun, dokter tetap
meresepkan beberapa obat yang berfungsi mengontrol rasa nyeri yang
dapat memicu delirium. Perawatan pendukung juga diperlukan bagi
penderita delirium untuk mencegah komplikasi. Beberapa perawatan
pendukung penderita delirium adalah:

1. Melindungi saluran napas.


2. Menyediakan cairan dan nutrisi yang dibutuhkan tubuh penderita.
3. Membantu penderita yang kesulitan menggerakkan tubuh.
4. Menangani rasa nyeri yang dialami penderita.
5. Mencegah penderita kehilangan kendali atas dirinya.
6. Menghindari pemakaian pengekangan fisik atau pemakaian
tabung kandung kemih.
7. Menghindari banyak perubahan di lingkungan sekitar penderita.
8. Mendorong adanya interaksi antara penderita dengan keluarga
atau kerabat dekatnya.

Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mencegah atau tidak


memperparah delirium, yaitu:
1. Menghindari faktor-faktor yang berisiko memicu delirium,
misalnya berada di rumah sakit dengan suasana baru, suara
berisik, pemakaian obat bius, pencahayaan kamar atau ruangan
yang buruk, kebingungan.

2. Lakukan kebiasaan tidur yang sehat. Sediakan kamar dan


lingkungan yang tenang, pencahayaan yang baik, termasuk
membantu penderita memiliki aktivitas yang seimbang di siang
hari, dapat membantunya untuk tidur lebih baik di malam hari.

3. Terus berusaha menenangkan atau mengarahkan penderita agar


tidak merasakan banyak perubahan di sekitarnya. Ini termasuk
menaruh barang-barang yang dikenal penderita di sekitarnya,
sediakan jam dan kalender, dan berupaya untuk bicara dengan
suara rendah sehingga penderita tidak terganggu.

4. Menghindari masalah medis dan komplikasi lainnya, yang juga


membantu menurunkan tingkat keparahan delirium. Diet sehat,
obat-obatan tersedia, anjuran untuk berolahraga, dan mengobati
kondisi fisik yang mengarah ke gangguan kesehatan tertentu,
semua dapat membantu menurunkan kekambuhan delirium.

Anda mungkin juga menyukai