Anda di halaman 1dari 18

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Aktivitas Pengolahan Tailing dari Mitra di PPBT Unit Pemali


Standar kadar cassiterite yang harus dicapai pada proses pengolahan adalah
70% baru nantinya akan masuk pada tahap peleburan. Selain memenuhi syarat
peleburan logam bijih timah, juga harus dijaga pula perolehan (recovery) mineral
cassiterite hasil pengolahan agar tidak terjadi kehilangan (losses) pada saat
kegiatan pengolahan. Kehilangan (losses) atau rendahnya perolehan (recovery)
hasil pengolahan menyebabkan kerugi an yang cukup besar apabila dibandingkan
dengan harga penjualan bijih timah.
Di Pusat Pengolahan Bijih Timah Unit Pemali pengolahan Tailing dari mitra
dibagi menjadi dua yaitu, pengolahaan kering dan juga pengolahan basah. Alat-
alat yang di gunakan pada pengolahan kering antara lain Air Table, Magnetic
Separator dan untuk pengolahan basah di sini menggunakan alat Shaking Table
saja, selain itu ada juga alat-alat bantu lainya seperti Rotary Sample Devider .
Pada saat ini di Pusat Pengolahan Bijih Timah (PPBT) Pemali menerima
Tailing yang dikelola oleh mitra untuk dilakukannya peningkatan kadar cassiterite
(SnO2) kembali agar memenuhi syarat untuk dilakukan peleburan. Penerimaan
feed Tailing dari mitra di pusat pengolahan bijih timah (PPBT) dengan kadar >
20 % Sn. Feed basah akan masuk atau di proses pada Rotary Dryer, setelah itu di
peroses masuk pada airtable, hasil tailing dan midling akan di proses pada shaking
table dan Magnetik Separator.

42
43

UJI
SAMPLING LABORATORIUM
Masuk
Ke kontainer
Penerimaan SHP (Jika Kadar Sn Sesuai
Maka akan dilakukan
Sn Kadar 25 - 30 % Tahap Selanjutnya)

ROTARY DRYER

Masukkan Ke
Dalam Drum

1.000Kg Sn Kadar 20,98 %

konsentrat 411 Kg
Air Table
Sn Kadar 49,36 %

94,5 Kg midling tailing 494,5Kg

Sn Kadar 1,11 %
Magnetik Separator
(294,5 kg) Shaking table (294,5 kg)

Sn Kadar 27,39 % Sn Kadar 44,49 %

Nonmagnetik (144 kg) Konsentrat


Tailing & midling
Magnetik & basah
Mineral non (267 kg)
midling (150,5 kg)
magnetik Sn Kadar 3,89 %
Mineral yang biasa
0
magnetik ditemukan
yaitu
ROTARY DRYER
yang biasa
ditemukan kassiterit,
yaitu ilmenit, zirkon, pirit,
monasit, kuarsa
limonite,
tourmalin

Konsentrat
kering(27,5 kg)

Gudang Penyimpanan Timah

Gambar 4.1 Alur Pengolahan Tailing dari Mitra di PPBT Pemali


44

4.1.1 Langkah Pengolahan Tailing dari Mitra di PPBT Pemali


A. Proses Penerimaan dan Pengambilan Sampel
Di PPBT Pemali saat ini sedang menjalankan program yaitu mengelolah
tailing yang di terima dari beberapa Mitra. Tailing ini diambil dari sisa-sisa
pengolahan yang dikumpulkan di Pos-Pos , yang lalu dikelola di PPBT Pemali
untuk meningkatkan kadar cassiterite (SnO2) agar memenuhi syarat untuk
dilakukan peleburan. Pada peneriamaan bahan bijih dilakukan penimbangan dan
penentuan nilai kadar air dan kadar Sn. Untuk mengetahui nilai kadar air dan
kadar Sn dilakukan sampling. Sampling diambil pada setiap drum/jumbo dengan
menggunakan alat sampling mekanik yaitu Bor Auger. Terdapat 15 titik
pengambilan sampling pada drum/jumbo, hal ini dilakukan agar sampel dapat
mewakili seluruh bijih yang terdapat pada drum/jumbo tersebut. Sample yang
didapat di lakukan pembagian secara manual yaitu sistem quartening dan sampel
yang dibutuhkan sebanyak 3500 gr yang selanjutnya akan dilakukan uji
laboratorium. Timah basah akan menempel pada borauger. Pengambilan sampel
basah juga dilakukan untuk mengetahui kadar air yang terdapat pada bijih timah
basah sebelum dimasukkan ke Rotary Dryer untuk dikeringkan sehingga bisa
ditingkatkan kadarnya dengan menggunakan alat pengolahan kering.

Gambar 4.2 Penerimaan Tailing Dari Mitra


45

Gambar 4.3 Sampling


B. Uji laboratorium

Gambar 4.4 Profil Laboratorium PPBT Sungailiat


46

Keterangan :
Setelah ditimbang sampel dibagi menjadi 5 yaitu :
Arsip : sebagai arsip atau cadangan data untuk PPBT Pemali dengan
berat 500 gram (sebanyak 2 buah).
PDE : sampel untuk dikirim ke kantor pusat di Pangkalpinang dengan
berat 500 gram.
Objek : sampel untuk dikirim ke UNMET Mentok sebanyak 500 gram.
UC :sampel untuk uji balance ( mengetahui kadar air), diperlukan
sebanyak 500 gram.
Prasi :sampel ini untuk di uji ayakan dan analisa mikroskop. Dibutuhkan
2 buah masing – masing sebanyak 500 gram.
Seperti yang tertera pada bagan Profile boratorium PPBT Pemali, setiap
sampel akan di arsipkan sebanyak 5 buah yaitu Arsip,PDE,Obyek,UC,Prasi yang
masing-masing sampel memiliki berat 500 gr. Untuk sampel Prasi akan dilakukan
uji laboratorium. Uji laboratorium pusat pengolahan bijh timah (PPBT) dilakukan
untukmengetahui kadar Sn dengan menggunakan analisa mikroskop dan Uji
Balance.Analisa dengan mikroskop merupakan salah satu perhitungan kadar
mineral berdasarkan perbedaan sifat fisiknya/ yang dapat di bedakan oleh mata.
Berdasarkan hasil uji mikroskop perhitungan kadar mineralakan didapat suatu
kadar rata-rata mineral yang dianggap mewakili dan nantinya dapat dipakai
sebagai standar untuk mengontrol proses pengolahan akan berjalan dengan baik
atau sebaliknya.
Tahapan preparasi sampel basah pada laboratorium pusat pengolahan bijih
timah (PPBT) Pemali diantara nya :
1. Sampel dari hasil Sampling sebanyak 3.500 gr dicuci terlebih dahulu untuk
menghilangkan unsur garam yang terdapat pada sampel untuk sampel yang
didapat dari unitpenambangan laut karena terdapat unsur garam pada air
laut.
47

Gambar 4.5 Sampel Dari Hasil Sampling

Gambar 4.6 Pencucian Sampel


2. Sampel yang telah dicuci dipanaskan untuk menghilangkan air yang
terdapat pada sampel sehingga sampel menjadi kering.
48

Gambar 4.7 Pemanasan Sampel


3. Pembagian Sampel untuk diarsipkan, yaitu setiap sampel dibagi menjadi 5
untuk diarsipkan yaitu Arsip,PDE,Obyek,UC,Prasi, pada setiap arsip
memiliki berat 500 gr.

Gambar 4.8 Pembagian Sampel Untuk Arsip


49

Gambar 4.9 Arsip Sampel


4. Dari Arsip untuk Prasi dilakukan penimbangan sebanyak 250 gr untuk
analisa mikroskop.

Gambar 4.10 Penimbangan Sampel Untuk Analisa Mikroskop


5. Setelah ditimbang 250 gr masukkan ke alat penyaringan yaitu alat shieve
shaker dengan mesh +20, +50, +70, +100,-100. Atur Shieve shaker bekerja
selama 4-5 menit.
50

Gambar 4.11 Pengayakan Menggunakan Shieve Shaker


6. Penimbangan pada hasil yang didapat pada tiap mesh +20, +50, +70, +100, -
100.
7. Penghitungan jumlah mineral pada setiap mesh dengan menggunakan
mikroskop.

Gambar 4.12 Analisa Mikroskop


8. Untuk Uji Balance , lakukan penimbangan sisa sampel sebanyak 500 gr.
51

Gambar 4.13 Penimbangan Untuk Uji Balance


9. Masukkan ke dalam wadah seperti cangkir berisi air lalu diaduk.

Gambar 4.14 Uji Balance


10. Timbang menggunakan timbangan gantung dengan masukkan ke wadah
besar berisi air dan di timbang seperti gambar di bawah ini.

Gambar 4.14 Penimbangan Manual Uji Balance


11. Catatlah hasil ke dalam blanko yang telah tersedia.
52

C. Proses Pengeringan
Pada proses pengeringan timah basah yang masih memiliki kadar air
digunakan alat yaitu Rotary Dryer. Pusat Pengolahan Bijh Timah(PPBT) Pemali
terdapat 3 unit Rotary Dryer sebagai pengering timah basah yang masih memiliki
kadar air. Bijih timah yang masuk ke rotary dryer adalah feed hasil dari SHP (Sisa
Hasil Pengolahan) yang dikelolah oleh mitra yang berjumlah lebih banyak sekitar
2-10 ton-an. Proses pengeringan timah ini membutuhkan waktu kurang lebih 1
jam/kontainer, pengeringan bijih timah hasil Rotary Dryer akan diproses masuk
ke Air Table.

Gambar 4.15 Rotary Dryer


D. Air Table (Meja Angin)
Air Table merupakan Alat yang digunakan untuk meningkatkan kadar yang
sebelumnya memiliki kadar kecil yang telah mengalami proses pengeringan pada
Rotary Dryer (timah basah). Air table mempunyai kemiringan dalam dua arah dan
kemiringan bisa di atur, mengunakan blower angin agar terjadi pergerakan patikel
dalam arah vertkal yang menimbulkan tekanan air table juga mempunyai pukulan
gaya yang bekerja di air table ialah gaya gravitasi,gaya gesek dan gaya dorong
media yang berpengaruh ialah udara yang dihembuskan pada air table.
Feed yang diolah yaitu Tailing dari mitra dengan kadar kurang lebih 20 %
Sn. Ukuran butirnya sekitaran 20 – 100 mesh. Dengan produk yang dihasilkan
dari pengolahan yaitu timah dengan kadar 49.36 % Sn.
53

 Produk yang dihasiłkan dari air table ada tiga antar lain:
1. Konsentrat
Konsentrat merupakan hasil pengolahan bahan galian yang mempunyai kadar
mineral berharga paling tinggi.
2. Middling
Midling merupakan hasil pengolahan bahan galian yang kadar mineral
berharganya antara konsentrat dan tailing.
3. Tailing
Tailing merupakan hasil pengolahan bahan galian yang mempunyai kadar
mineral berharga paling rendah.
 Faktor Pendukung Air Table (Meja Angin)
Air Table terdiri dari beberapa komponen penting untuk mendukung
peningkatan kadar mineral antar lain:
1. Kemiringan (Air Tabel)
Kemiringan Air tabel sangat penting karena berpengaruh terhadap hasil dari
pemisahan mineral. Air table yang terlalu miring maka pemisahan mineral
akan sangat buruk sehingga menyebabkan cassiterit akan ikut turun ke arah
middling dan tailing. Kemiringan Air Table yang di pakai untuk pemisahan
mineral yang tepat kisaran 10o sampai dengan 4o ini yang dipakai di Pusat
Pengolahan Bijih Timah di Pemali.
2. Selang ukuran Hooper
Selang ini sangat berpengaruh untuk menurunkan upan ke pipa louder menuju
hooper , jika pengaturan hooper tidak sesuai maka akan terjadi material yang
lose.
3 Laju Pengumpanan
Jumlah umpan yang minimal akan berpengaruh terhadap pemisahan partikel,
maka umpan diatas permukan air table harus seminimal mungkin,tetapi harus
menutupi keseluruhan meja air table. Umpan sangat berpengaruh terhadap
pemisahan mineral ikutan,jika mineral ikutan terlalu banyak maka proses
pemisahan akan memakan waktu yang lama.
54

4. Spliter
Spliter Merupakan susunan-susunan kayu pada air table yang berjumlah
11buah, 3 kayu untuk ke arah Tailling dan 1 kayu untuk ke arah Middling.
Spliter ini di gerakan secara manual jika pada proses pemisahan minreal sudah
merata makan Spliter yang di dekat konsentrat akan dibuka.

Gambar 4.16 Air Table


 Perhitungan Recovery Air Table
A. Feed
Berat : 1000 Kg
Kadar Sn : 20,98%
B. Konsentrat
Berat : 411 Kg
Kadar Sn : 49,36%
C. Tailing
Berat : 494,5 Kg
Kadar Sn : 1,11%
D. Midling
Berat : 94,5 Kg
Kadar Sn : 0,27 %
E. Recovery
𝐶𝑐
R = 𝐹𝑓 x 100%
411 𝑥 49,36%
= 1000 𝑥 20,98% x 100% = 96.67%
55

Recovery pengolahan menunjukan keberhasilan dalam mengolah bijih timah


dengan menghitung banyaknya mineral berharga dalam konsentrat dibagi
banyaknya mineral berharga dalam feed/umpan. Dari perhitungan diatas diketahui
bahwa rasio recovery alat air table yaitu sebesar 96,67%. Dengan rangkuman
perolehan kadar konsentrat dan kadar tailing dari hasil pengolahan dengan
mengunakan alat konsentrasi Air Table seperti dibawah ini:
Tabel 4.1 Hasil Pengolahan dari Alat Air Table
Material Kadar Feed Massa (Kg)
Feed 20,98% 1000
Konsentrat 49,36% 411
Tailing 1,11% 494,5
Midling 0,27 % 94,5

Dari hasil pengolahan dengan Air Table, didapatkan hasil bahwa dengan
feed sebanyak 1.000 kg dengan kadar 20,98% dihasilkan konsentrat dengan massa
411 kg dengan kadar 49,36% dan tailing dengan massa 494,5 kg dan kadar 1,11
%. Sehingga dihasilnya recovery sebesar 96,67%.
E. Magnetic separator
Magnetic Separator adalah cara pemisahan partikel-partikel mineral yang
menggunakan perbedaan sifat magnetik dan gaya-gaya lain terhadap partikel-
partikel tersebut. Suatu mineral yang menunjukan suatu gejala magnetis tertentu
kalau ada dalam gaya medan magnet dibedakan antara paramagnetik bila mineral
tersebu tmudah dipengaruhi medan magnet dan diamagnetik bila mineral tersebut
tidak dipengaruhi medan magnet.Induced Rolls Magnetic Separator dioperasikan
dengan menggunakan kuat arus 15 Ampere, dengan settingan splitter B dan C
posisi 5. Pada saat kami melakukan kerja prakek, feed yang diolah di magnetik
separator adalah middling dan tailing dari air table dengan kadar 1,11 % Sn.
Ukuran butirnya sekitaran 50 sampai – 100 mesh. Dengan produk yang dihasilkan
dari pengolahan yaitu timah dengan kadar 27,39 % Sn. Alat ini adalah alat
pengolahan untuk memisahkan berdasarkan mineral magnetik dan non
magnetiknya. Mineral non magnetik yang didapat biasanya
56

berupakassiterit,zirkon, pyrit, topaz, tourmalin, kuarsa, dan anatas. Sedangkan


mineral magnetik yang biasanya ditemui yairu ilmenit, monazit, xenotime,
hematit, siderit, limonit, dan galena.

Gambar 4.17 Magnetic Separator


Pada prinsipnya perbedaan magnet permeability dari suatu
mineralmenimbulkan suatu perbedaan gaya magnet terhadap partikel-parikel
mineralyang melalui medan magnet tertentu. Kemudian perbedaan gaya magnet
ini dibantu dengan gaya gravitasi atau gesekan, mengakibatkan penyimpang-
penyimpangan dari partikel-partikel dalam melewati medan magnet
tersebut,sehingga diperoleh produk berupa konsentrat, midling dan tailing.
Operasi magnetik separator adalah operasi berkelanjutan, maka arus partikel
melalui medan magnet dalam jangka waku yang pendek. Pada waktu inilah
dilakukan pengontrolan terhadap kemagnetan (medan magnet disesuaikan dengan
permeability) dengan memperhatikan pada faktor lain seperi berat jenis,speed dan
volume. Dengan mengurangi speed, maka mineral yang permeabilitynya rendah
dapat di pisahkan.
Pada Pusat Pengolahan Bijih Timah (PPBT) magnetik separator
mengasilkan 3 produk yaitu magnetic, midling, dan non magnetic.
 Perhitungan Recovery Magnetic Separator
A. Feed
Berat : 294,5 Kg
Kadar Sn : 14,32%
57

B. Non Magnetik
Berat : 144 Kg
Kadar Sn : 27,39%
C. Midling
Berat : 54,5 Kg
Kadar Sn : 4,89%
D. Magnetik
Berat : 96 Kg
Kadar Sn : 0,85%
E. Recovery
𝐶𝑐
R = 𝐹𝑓 x 100%
144 Kg𝑥27,39%
= 294,5Kg X 14,32 % x 100% = 93,47 %

Recovery pengolahan menunjukan keberhasilan dalam mengolah bijih timah


dengan menghitung banyaknya mineral berharga dalam konsentrat dibagi
banyaknya mineral berharga dalam feed/umpan. Dari perhitungan diatas diketahui
bahwa rasio recovery alat magnetik separator yaitu sebesar 93,47%. Dengan
rangkuman perolehan kadar konsentrat dan kadar tailing dari hasil pengolahan
dengan mengunakan alat konsentrasi magnetik separator seperti dibawah ini:
Tabel 4.2 Hasil Pengolahan dari Magnetite Sepator
Material Kadar Massa (Kg)
Feed 14,32% 294,5
Non Magnetik 27,39% 144
Middling 4,89% 54,5
Magnetik 0,85% 96

Dari hasil pengolahan dengan Magnetite Separator, didapatkan hasil bahwa


dengan Middling sebanyak 54,5 kg dengan kadar 4,89 % dihasilkan dengan Non
Magnetik massa 144 kg dengan kadar 27,39 % dan Magnetik dengan massa 96 kg
dan kadar 0,85 % sehingga dihasilnya recovery sebesar 93,47 %.
58

F. Saking Table
Terdapat 2 unit Alat konsentrasi Shaking Table di Unit Pengolahan Bijih
Timah yang beroperasi. Fungsi dari alat ini untuk meningkatkan konsentrasi dari
timah berdasarkan perbedaan berat jenis dengan mineral pengotornya. Meja
akanergerak secara longitudinal dari pergerakannya menghasilkan gaya-gaya fisik
yang memisahkan mineral berharga dalam hal ini Timah dan mineral pengtornya.
Shaking table digunakan pada pengolahan tahap lanjut dan biasanya feed yang
diolah berasal dari tailing sisa pengolahan Air Table, Magnetit Separator dan
HTS. Media yang digunakan ada aliran laminar air dari pompa. Dengan satu
hooper menuju 2 feeder maka dua unit shaking table beroperasi secara bersamaan
dalam satu waktu. Panjang pukulan atau amplitude yang dipakai sebesar ±3,3 cm.
Feed yang masuk ke shaking table adalah hasil dari tailing dan midling air
table dengan kadar feed kurang lebih 4,67% Sn. Ukuran butir feed yang masuk
sekitaran 50 sampai – 100 mesh. Dari tahapan kegiatan pengolahan bijih timah
menghasilkan kadar konsentrat 44,49% Sn.
 Perhitungan Recovery Shaking Table
A. Feed
Berat : 294,5 Kg
Kadar Sn : 4,67 %
B. Konsentrat
Berat : 27,5 Kg
Kadar Sn : 44,49 %
C. Tailing
Berat : 84,3 Kg
Kadar Sn : 1,58%
D. Midling
Berat : 182,7 Kg
Kadar Sn : 3,89 %
59

F. Recovery
𝐶𝑐
R = 𝐹𝑓 x 100%
27,5 𝑥 44,49%
= 294,5 x 100%
𝑥 4,67%

= 88,78 %
Dari perhitungan diatas diketahui bahwa rasio recovery alat magnetik
separator yaitu sebesar 88,78%. Dengan rangkuman perolehan kadar konsentrat
dan kadar tailing dari hasil pengolahan dengan mengunakan alat konsentrasi
magnetik separator seperti dibawah ini:
Tabel 4.3 Hasil Pengolahan dari Shaking Table
Material Kadar Feed Massa (Kg)
Feed 4,67 % 294,5
Konsentrat 44,49 % 27,5
Midling 3,89 % 182,7
Tailing 1,58 % 84,3

Dari hasil pengolahan dengan Shaking Table, didapatkan hasil bahwa


dengan feed sebanyak 294,5 kg dengan kadar 4,67 % dihasilkan konsentrat
dengan massa 27,5 kg dengan kadar 44,49 % dan tailing dengan massa 84,3 kg
dan kadar 1,58 %. Sehingga dihasilnya recovery sebesar 88,78 %.

4.2 Hasil Kerja Alat


Dari hasil kerja alat didapatkan jumlah recovery dari masing-masing alat
sebagai berikut :
Tabel 4.4 Perbandingan Kadar dan Recovery
Alat Kadar Fd Kadar KS Kadar MD Kadar TL Recovery
Air Table 20,98% 49,36% 0.27% 1,11% 96,67%
MS 14,32% 27,39% 4,89% 0,85% 93,47%
ST 4,67% 44,49% 3,89% 1,58% 88,78%

Anda mungkin juga menyukai