42
43
UJI
SAMPLING LABORATORIUM
Masuk
Ke kontainer
Penerimaan SHP (Jika Kadar Sn Sesuai
Maka akan dilakukan
Sn Kadar 25 - 30 % Tahap Selanjutnya)
ROTARY DRYER
Masukkan Ke
Dalam Drum
konsentrat 411 Kg
Air Table
Sn Kadar 49,36 %
Sn Kadar 1,11 %
Magnetik Separator
(294,5 kg) Shaking table (294,5 kg)
Konsentrat
kering(27,5 kg)
Keterangan :
Setelah ditimbang sampel dibagi menjadi 5 yaitu :
Arsip : sebagai arsip atau cadangan data untuk PPBT Pemali dengan
berat 500 gram (sebanyak 2 buah).
PDE : sampel untuk dikirim ke kantor pusat di Pangkalpinang dengan
berat 500 gram.
Objek : sampel untuk dikirim ke UNMET Mentok sebanyak 500 gram.
UC :sampel untuk uji balance ( mengetahui kadar air), diperlukan
sebanyak 500 gram.
Prasi :sampel ini untuk di uji ayakan dan analisa mikroskop. Dibutuhkan
2 buah masing – masing sebanyak 500 gram.
Seperti yang tertera pada bagan Profile boratorium PPBT Pemali, setiap
sampel akan di arsipkan sebanyak 5 buah yaitu Arsip,PDE,Obyek,UC,Prasi yang
masing-masing sampel memiliki berat 500 gr. Untuk sampel Prasi akan dilakukan
uji laboratorium. Uji laboratorium pusat pengolahan bijh timah (PPBT) dilakukan
untukmengetahui kadar Sn dengan menggunakan analisa mikroskop dan Uji
Balance.Analisa dengan mikroskop merupakan salah satu perhitungan kadar
mineral berdasarkan perbedaan sifat fisiknya/ yang dapat di bedakan oleh mata.
Berdasarkan hasil uji mikroskop perhitungan kadar mineralakan didapat suatu
kadar rata-rata mineral yang dianggap mewakili dan nantinya dapat dipakai
sebagai standar untuk mengontrol proses pengolahan akan berjalan dengan baik
atau sebaliknya.
Tahapan preparasi sampel basah pada laboratorium pusat pengolahan bijih
timah (PPBT) Pemali diantara nya :
1. Sampel dari hasil Sampling sebanyak 3.500 gr dicuci terlebih dahulu untuk
menghilangkan unsur garam yang terdapat pada sampel untuk sampel yang
didapat dari unitpenambangan laut karena terdapat unsur garam pada air
laut.
47
C. Proses Pengeringan
Pada proses pengeringan timah basah yang masih memiliki kadar air
digunakan alat yaitu Rotary Dryer. Pusat Pengolahan Bijh Timah(PPBT) Pemali
terdapat 3 unit Rotary Dryer sebagai pengering timah basah yang masih memiliki
kadar air. Bijih timah yang masuk ke rotary dryer adalah feed hasil dari SHP (Sisa
Hasil Pengolahan) yang dikelolah oleh mitra yang berjumlah lebih banyak sekitar
2-10 ton-an. Proses pengeringan timah ini membutuhkan waktu kurang lebih 1
jam/kontainer, pengeringan bijih timah hasil Rotary Dryer akan diproses masuk
ke Air Table.
Produk yang dihasiłkan dari air table ada tiga antar lain:
1. Konsentrat
Konsentrat merupakan hasil pengolahan bahan galian yang mempunyai kadar
mineral berharga paling tinggi.
2. Middling
Midling merupakan hasil pengolahan bahan galian yang kadar mineral
berharganya antara konsentrat dan tailing.
3. Tailing
Tailing merupakan hasil pengolahan bahan galian yang mempunyai kadar
mineral berharga paling rendah.
Faktor Pendukung Air Table (Meja Angin)
Air Table terdiri dari beberapa komponen penting untuk mendukung
peningkatan kadar mineral antar lain:
1. Kemiringan (Air Tabel)
Kemiringan Air tabel sangat penting karena berpengaruh terhadap hasil dari
pemisahan mineral. Air table yang terlalu miring maka pemisahan mineral
akan sangat buruk sehingga menyebabkan cassiterit akan ikut turun ke arah
middling dan tailing. Kemiringan Air Table yang di pakai untuk pemisahan
mineral yang tepat kisaran 10o sampai dengan 4o ini yang dipakai di Pusat
Pengolahan Bijih Timah di Pemali.
2. Selang ukuran Hooper
Selang ini sangat berpengaruh untuk menurunkan upan ke pipa louder menuju
hooper , jika pengaturan hooper tidak sesuai maka akan terjadi material yang
lose.
3 Laju Pengumpanan
Jumlah umpan yang minimal akan berpengaruh terhadap pemisahan partikel,
maka umpan diatas permukan air table harus seminimal mungkin,tetapi harus
menutupi keseluruhan meja air table. Umpan sangat berpengaruh terhadap
pemisahan mineral ikutan,jika mineral ikutan terlalu banyak maka proses
pemisahan akan memakan waktu yang lama.
54
4. Spliter
Spliter Merupakan susunan-susunan kayu pada air table yang berjumlah
11buah, 3 kayu untuk ke arah Tailling dan 1 kayu untuk ke arah Middling.
Spliter ini di gerakan secara manual jika pada proses pemisahan minreal sudah
merata makan Spliter yang di dekat konsentrat akan dibuka.
Dari hasil pengolahan dengan Air Table, didapatkan hasil bahwa dengan
feed sebanyak 1.000 kg dengan kadar 20,98% dihasilkan konsentrat dengan massa
411 kg dengan kadar 49,36% dan tailing dengan massa 494,5 kg dan kadar 1,11
%. Sehingga dihasilnya recovery sebesar 96,67%.
E. Magnetic separator
Magnetic Separator adalah cara pemisahan partikel-partikel mineral yang
menggunakan perbedaan sifat magnetik dan gaya-gaya lain terhadap partikel-
partikel tersebut. Suatu mineral yang menunjukan suatu gejala magnetis tertentu
kalau ada dalam gaya medan magnet dibedakan antara paramagnetik bila mineral
tersebu tmudah dipengaruhi medan magnet dan diamagnetik bila mineral tersebut
tidak dipengaruhi medan magnet.Induced Rolls Magnetic Separator dioperasikan
dengan menggunakan kuat arus 15 Ampere, dengan settingan splitter B dan C
posisi 5. Pada saat kami melakukan kerja prakek, feed yang diolah di magnetik
separator adalah middling dan tailing dari air table dengan kadar 1,11 % Sn.
Ukuran butirnya sekitaran 50 sampai – 100 mesh. Dengan produk yang dihasilkan
dari pengolahan yaitu timah dengan kadar 27,39 % Sn. Alat ini adalah alat
pengolahan untuk memisahkan berdasarkan mineral magnetik dan non
magnetiknya. Mineral non magnetik yang didapat biasanya
56
B. Non Magnetik
Berat : 144 Kg
Kadar Sn : 27,39%
C. Midling
Berat : 54,5 Kg
Kadar Sn : 4,89%
D. Magnetik
Berat : 96 Kg
Kadar Sn : 0,85%
E. Recovery
𝐶𝑐
R = 𝐹𝑓 x 100%
144 Kg𝑥27,39%
= 294,5Kg X 14,32 % x 100% = 93,47 %
F. Saking Table
Terdapat 2 unit Alat konsentrasi Shaking Table di Unit Pengolahan Bijih
Timah yang beroperasi. Fungsi dari alat ini untuk meningkatkan konsentrasi dari
timah berdasarkan perbedaan berat jenis dengan mineral pengotornya. Meja
akanergerak secara longitudinal dari pergerakannya menghasilkan gaya-gaya fisik
yang memisahkan mineral berharga dalam hal ini Timah dan mineral pengtornya.
Shaking table digunakan pada pengolahan tahap lanjut dan biasanya feed yang
diolah berasal dari tailing sisa pengolahan Air Table, Magnetit Separator dan
HTS. Media yang digunakan ada aliran laminar air dari pompa. Dengan satu
hooper menuju 2 feeder maka dua unit shaking table beroperasi secara bersamaan
dalam satu waktu. Panjang pukulan atau amplitude yang dipakai sebesar ±3,3 cm.
Feed yang masuk ke shaking table adalah hasil dari tailing dan midling air
table dengan kadar feed kurang lebih 4,67% Sn. Ukuran butir feed yang masuk
sekitaran 50 sampai – 100 mesh. Dari tahapan kegiatan pengolahan bijih timah
menghasilkan kadar konsentrat 44,49% Sn.
Perhitungan Recovery Shaking Table
A. Feed
Berat : 294,5 Kg
Kadar Sn : 4,67 %
B. Konsentrat
Berat : 27,5 Kg
Kadar Sn : 44,49 %
C. Tailing
Berat : 84,3 Kg
Kadar Sn : 1,58%
D. Midling
Berat : 182,7 Kg
Kadar Sn : 3,89 %
59
F. Recovery
𝐶𝑐
R = 𝐹𝑓 x 100%
27,5 𝑥 44,49%
= 294,5 x 100%
𝑥 4,67%
= 88,78 %
Dari perhitungan diatas diketahui bahwa rasio recovery alat magnetik
separator yaitu sebesar 88,78%. Dengan rangkuman perolehan kadar konsentrat
dan kadar tailing dari hasil pengolahan dengan mengunakan alat konsentrasi
magnetik separator seperti dibawah ini:
Tabel 4.3 Hasil Pengolahan dari Shaking Table
Material Kadar Feed Massa (Kg)
Feed 4,67 % 294,5
Konsentrat 44,49 % 27,5
Midling 3,89 % 182,7
Tailing 1,58 % 84,3