Anda di halaman 1dari 6

Jawaban Refleksi 8

07
Apakah benar, jika seorang monopolis selalu mendapat keuntungan karena dia bisa
menetapkan harga setinggi-tingginya sesuai dengan keinginannya?

Jawab :

Salah satu asumsi dalam bentuk pasar monopoli adalah perusahaan mempunyai
kemampuan untuk menetapkan harga (price setter) karena monopolis adalah penjual
tunggal di pasarnya,. Namun perlu diingat bahwa monopolis menghadapi kurva
permintaan (kurva D) yang berlereng negatif. Dengan demikian dalam pasar persaingan
sempurna berlaku hukum permintaan, bahwa jika harga naik maka jumlah barang yang
diminta akan berkurang dan jika harga turun maka jumlah barang yang diminta bertambah
(ceteris paribus). Hal itu berarti, belum tentu menguntungkan bagi monopolis bila dia
menentukan harga yang tinggi karena dengan tingginya harga konsumen akan
menurunkan jumlah barang yang dimintanya.
Refleksi Diri
Jumat, 01 Oktober 2019
07
Hari ini saya mempelajari materi tentang turunan pasrial. Materi pertama yang
disampaikan oleh penyaji yaitu differensial parsial. Fungsi yang mengandung lebih dari satu
variabel bebas maka turunnya akan lebih dari satu macam pula, sesuai dengan jumlah macam
variabel bebasnya. Jadi, apabila fungsi mempunyai 𝑛 macam variabel bebas maka akan
memiliki 𝑛 macam turunan. Jika 𝑦 = 𝑓(𝑥,𝑦) maka akan terdapat dua macam turunan, yaitu
turunan 𝑦 terhadap 𝑥 atau 𝜕𝑦/𝜕𝑥 dan turunan 𝑦 terhadap 𝑧 atau 𝜕𝑦/𝜕𝑧.

pada butir ke-1 𝜕𝑦/𝜕𝑥 dan 𝜕𝑦/𝜕𝑧 serta 𝜕𝑝/𝜕𝑞, 𝜕𝑝/𝜕𝑟, dan 𝜕𝑝/𝜕𝑠 dalam butir ke-2 dinamakan
derivatif parsial. Sedangkan (𝜕𝑦 𝜕𝑥 )𝑑𝑥,( 𝜕𝑦 𝜕𝑧 )𝑑𝑧,( 𝜕𝑝 𝜕𝑞 )𝑑𝑞,( 𝜕𝑝 𝜕𝑟 )𝑑𝑟, dan(𝜕𝑝 𝜕𝑠 )𝑑𝑠
dinamakan diferensial parsial. Adapun 𝑑𝑦 dan 𝑑𝑝 dinamakan diferensial total.
Dalam menghitung y terhadap x yang dilambangkan dengan 𝜕𝑦/𝜕𝑥, hanya suku-suku
yang mengandung variabel x yang diturunkan, sedangkan suku-suku yang tidak mengandung
variabel x dianggap sebagai konstanta dan turunannya adalah nol. Dilain pihak, dalam
menurunkan y terhadap z yang dilambangkan dengan 𝜕𝑦/𝜕𝑥, hanya suku-suku yang
mengandung variabel z yang diperhitungkan, sedangkan suku-suku yang tidak megandung
variabel z dianggap konstanta dan turunannya adalah nol.
Materi selanjutnya yang dibahas oleh kelompok penyaji adalah derivative dari
derivative parsial. Derivatif parsial adalah derivatif dari suatu fungsi yang memiliki beberapa
variabel bebas terhadap salah satu variabel bebasnya dengan memandang variabel bebas
lainnya sebagai konstanta. Diketahui z = f(x,y) fungsi dengan dua peubah (variabel) x dan y,
karena x dan y merupakan variabel bebas (independen) maka :
(i ). x berubah-ubah, sedangkan y tertentu.
(ii). y berubah-ubah, sedangkan x tertentu.
Selanjutnya yaitu nilai ekstim maksimum dan minimum. Nilai-nilai ekstrim (optimum)
dari sebuah fungsi yang mengandung lebih dari satu variabel bebas dapat dicari dengan
pengujian sampai derivatif keduanya. Untuk 𝑦 = 𝑓(𝑥,𝑧), maka 𝑦 akan mencapai titik ekstrimnya
jika: 𝜕𝑦/𝜕𝑥 = 0 𝑑𝑎𝑛 𝜕𝑦/𝜕𝑧 = 0. Syarat ini diperlukan (necessary condition) agar fungsinya
mencapai titik ekstrim. Untuk mengetahui apakah titik ekstrim itu berupa titik maksimum atau
titik minimum, diperlukan syarat yang mencukupkan (sufficient condition), yaitu:

Selanjutnya yaitu homogenitas fungsi. Suatu fungsi dikatakan homogen berderajat n


apabila hasil kali setiap variabel bebasnya dengan sebarang bilangan 𝜆 menyebabkan nilai
fungsinya menjadi 𝜆𝑛 kali. Dengan demikian, 𝑧 = 𝑓(𝑥,𝑦) dikatakan homogen apabila
𝜆𝑛𝑧 = 𝑓(𝜆𝑥,𝜆𝑦)
Fungsi homogen berderajat satu disebut juga fungsi homogen linear. Homogenitas
fungsi merupakan bahasan penting dalam teori produksi. Dengan diketahuinya derajat
homogenitas suatu fungsi produksi, akan dapat diketahui pula tingkat penambahan hasil
produksi atas penambahan faktor produksi yang digunakan.
Penyaji juga membahas aplikasi turunan parsial dalam ekonomi. Pada permintaan
marjinal dan elastisitas permintaan parsial Suatu barang pasti mempunyai hubungan dalam
penggunaannya, sehingga permintaan masing-masing barang akan fungsional terhadap harga
barang. Apabila barang itu ada dua macam barang yaitu A dan B. Dengan perkataan lain jika
barang A dan barang B mempunyai hubungan penggunaan, maka:
𝑄𝑑𝑎 = 𝑓(𝑃𝑎,𝑃𝑏) 𝑑𝑎𝑛 𝑄𝑑𝑏 = 𝑓(𝑃𝑎,𝑃𝑏)
Derivatif pertama dari 𝑄𝑑𝑎 dan 𝑄𝑑𝑏 adalah fungsi-fungsi permintaan marjinalnya, di mana:
∂Qda
adalah permintaan marjinal akan A berkenaan dengan 𝑃𝑎
∂Pa
∂Qda
adalah permintaan marjinal akan A berkenaan dengan 𝑃𝑏
∂Pb

∂Qdb
adalah permintaan marjinal akan B berkenaan dengan 𝑃𝑎
∂Pa
∂Qdb
adalah permintaan marjinal akan B berkenaan dengan 𝑃𝑏
∂Pb
Dengan menurunkan fungsi permintaan marjinal, maka dapat menghitung elastisitas
permintaan parsialnya. Dalam hal ini terdapat dua macam elastisitas permintaan, yaitu
elastisitas yang mengukur kepekaan perubahan permintaan suatu barang berkenaan perubahan
harga barang itu sendiri (elastisitas harga-permintaan), dan elastisitas yang mengukur kepekaan
perubahan permintaan suatu barang berkenaan perubahan harga barang lain (elastisitas silang-
permintaan).

𝜂𝑑𝑎 dan 𝜂𝑑𝑏 keduanya merupakan elastisitas harga-permintaan. Sedangkan 𝜂𝑎𝑏 dan 𝜂𝑏𝑎
keduanya adalah elastisitas silang-permintaan. Jika baik 𝜂𝑎𝑏 maupun riba keduanya negatif (𝜂𝑎𝑏
< 0 dan 𝜂𝑏𝑎 < 0) untuk 𝑃𝑎 dan 𝑃𝑏 tertentu, berarti hubungan antara barang A dan barang B
adalah komplementer atau saling melengkapi; sebab penurunan harga salah satu barang akan
diikuti oleh kenaikan permintaan atas keduanya. Sedangkan jika baik 𝜂𝑎𝑏 maupun 𝜂𝑏𝑎,
keduanya positif (𝜂𝑎𝑏 > 0 dan 𝜂𝑏𝑎 > 0) untuk 𝑃𝑎 dan 𝑃𝑏 tertentu, berarti hubungan natara barang
A dan barang B adalah kompetitif/substitutif atau saling menggantikan; sebab penurunan harga
salah satu barang akan diikuti oleh kenaikan permintaan atas barang tersebut dan penurunan
permintaan atas barang lainnya.
Perusahaan dengan dua macam produk dan biaya produksi gabungan. Suatu perusahaan
menghasilkan dua macam output, dan biaya yang dikeluarkannya untuk memproduksi kedua
macam produk itu merupakan biaya produksi gabungan (joint production cost), maka
penghitungan keuntungan maksimum yang diperolehnya dapat diselesaikan dengan
pendekatan parsial. Dengan merode yang sama, pendekatan ini juga dapat digunakan untuk
menganalisis kasus perusahaan yang menghasilkan lebih dari dua macam produk yang biaya
produksinya juga merupakan biaya produksi gabungan. Andaikan sebuah perusahaan
memproduksi dua macam barang A dan B, dimana fungsi permintaan akan masing-masing
barang dicerminkan oleh 𝑄𝑎 dan 𝑄𝑏, serta biaya produksinya 𝐶 = 𝑓(𝑄𝑎,𝑄𝑏 ), maka :
Penerimaan dari memproduksi 𝐴 ∶ 𝑅𝑎 = 𝑄𝑎 ⋅ 𝑃𝑎 = 𝑓(𝑄𝑎)
Penerimaan dari memproduksi 𝐵 ∶ 𝑅𝑏 = 𝑄𝑏 ⋅ 𝑃𝑏 = 𝑓(𝑄𝑏)
Penerimaan total: 𝑅 = 𝑅𝑎 + 𝑅𝑏 = 𝑓(𝑄𝑎) + 𝑓(𝑄𝑏)
Dengan biaya total 𝐶 = 𝑓(𝑄𝑎,𝑄𝑏 ), fungsi keuntungannya:
𝜋 = 𝑅 − 𝐶 = 𝑓(𝑄𝑎) + 𝑓(𝑄𝑏) − 𝑓(𝑄𝑎,𝑄𝑏 ) = 𝑔(𝑄𝑎,𝑄𝑏 )
𝜋 maksimum bila 𝜋′ = 0.
(1) 𝜋𝑄𝑎 = 𝜕𝜋/𝜕𝑄𝑎 = 0
(2) 𝜋𝑄𝑏 = 𝜕𝜋/𝜕𝑄𝑏 = 0
Dari (1) dan (2) nilai 𝑄𝑎 dan nilai 𝑄𝑏 dapat diperoleh. Selanjutnya nilai n maksimum bisa
dihitung.
Utilitas marjinal parsial dan keseimbangan konsumsi. Seorang konsumen tidak hanya
mengonsumsi satu macam barang tetapi berbagai macam. Jika kepuasan konsumen
dilambangkan dengan 𝑈 dan barang-barang yang dikonsumsinya dilambangkan dengan 𝑞;(𝑖 =
1,2,…,𝑛), maka fungsi utilitas dapat dituliskan dengan notasi 𝑈 = 𝑓(𝑞1,𝑞2,𝑞3,…,𝑞𝑛).
Seandainya untuk penyederhanaan dianggap bahwa seorang konsumsi hanya mengonsumsi
dua macam barang. Katakanlah 𝑋 dan 𝑌, maka fungsi untilitasnya adalah:
𝑈 = 𝑓(𝑥,𝑦)
Derivatif pertama dari 𝑈 merupakan utilitas marjinal parsialnya.
𝜕𝑈/𝜕𝑥 adalah utilitas marjinal berkenaan dengan barang 𝑋
𝜕𝑈/𝜕𝑦 adalah utilitas marjinal berkenaan dengan barang 𝑌
Untuk 𝑈 = konstanta tertentu, fungsi utilitas 𝑈 = 𝑓(𝑥,𝑦) merupakan suatu persamaan kurva
indiferensi, yaitu kurva yang menunjukkan berbagai kombinasi barang 𝑋 dan 𝑌 yang
memberikan tingkat-tingkat kepuasan yang sama.
Keseimbangan konsumsi ialah suatu keadaan atau tingkat kombinasi konsumsi
beberapa macam barang yang memberikan kepuasan optimum. Secara geometri,
keseimbangan konsumsi terjadi pada persinggungan kurva indiferensi dengan garis anggaran.
Garis anggaran adalah garis yang mencerminkan kemampuan konsumen membeli berbagai
macam barang berkenaan dengan harganya masing-masing dan pendapatan konsumen. Jika
pendapatan konsumen berjumlah 𝑀 serta harga barang 𝑋 dan barang 𝑌 masing-masing 𝑃𝑥 dan
𝑃𝑦 perunit, persamaan budget line-nya dapat dituliskan dengan notasi 𝑀 = 𝑥 ∙ 𝑃𝑥 + 𝑦 ∙ 𝑃𝑦.
Tingkat kombinasi konsumsi yang memberikan kepuasan optimum atau keseimbangan
konsumsi dapat dicari dengan Metode Lagrange. Dalam hal ini, fungsi utilitas 𝑈 = 𝑓(𝑥,𝑦)
dimaksimumkan terhadap fungsi anggaran 𝑀 = 𝑥 ∙ 𝑃𝑥 + 𝑦 ∙ 𝑃𝑦. Analog dengan penyelesaian
keseimbanagan produski sebagaimana diuraikan pada berikut ini, diperoleh fungsi baru
Lagrange:
𝐹(𝑥,𝑦) = 𝑓(𝑥,𝑦) + 𝜆(𝑥 ∙ 𝑃𝑥 + 𝑦 ∙ 𝑃𝑦 − 𝑀)
Materi yang terakhir yaitu produk marjinal parsial dan keseimbangan produksi. Untuk
memproduksi sesuatu barang pada dasarnya diperlukan beberapa macam faktor produksi
seperti tanah, modal, tenaga kerja, bahan baku, mesin-mesin dan sebagainya. Jika jumlah
keluaran yang dihasilkan dilambangkan dengan P dan masukan yang digunakan dilambangkan
dengan 𝑥𝑖 (𝑖 = 1,2,…,𝑛), maka fungsi produksinya dapat dituliskan dengan notasi 𝑃 =
𝑓(𝑥1,𝑥2,𝑥3,…,𝑥𝑛). Sebagian dari masukan yang digunakan sudah barang tentu merupakan
masukan tetap, sementara sebagian lainnya adalah masukan variabel. Selanjutnya untuk
memproduksi suatu barang dianggap hanya ada dua macam masukan variabel (katakanlah K
dan L), maka fungsi produksinya secara pasti dapat dinyatakan dengan
𝑃 = 𝑓(𝑘,𝑙)
Derivatif pertama dari P merupakan produk marjinal parsialnya.
∂p
adalah produk marjinal berkenaan dengan masukan K
∂k
∂p
adalah produk marjinal berkenaan dengan masukan L
∂l

Untuk P = konstanta tertentu, fungsi produksi 𝑃 = 𝑓(𝑘,𝑙) merupakan suatu persamaan


isoquant, yaitu kurva yang menunjukkan berbagai kombinasi penggunaan masukan K dan L
yang menghasilkan keluaran dalam jumlah sama.
Keseimbangan produksi maksudnya ialah suatu keadaan atau tingkat penggunaan kombinasi
faktor-faktor produksi secara optimum, yakni suatu tingkat pencapaian produksi dengan kombinasi
biaya terendah (least cost combination). Secara geometri, keseimbangan produksi terjadi pada
persinggungan isocost dengan isoquant. Isocost adalah kurva yang mencerminkan kemampuan
produsen membeli berbagai macam masukan berkenaan dengan harga masing-maisng masukan dan
jumlah dana yang dimilikinya. Jika jumlah dana yang dianggarkan untuk membeli masukan K dan
masukan L adalah sebesar M, serta harga masukan K dan masukan L masing-masing 𝑃𝑘 dan 𝑃𝑙,
persamaan isocost-nya dapat dituliskan dengan notasi 𝑀 = 𝑘 ∙ 𝑃𝑘 + 𝑙 ∙ 𝑃𝑙. Tingkat kombinasi
penggunaan masukan yang optimum atau “least cost combination” dapat dicari dengan metode
Lagrange. Dalam hal ini fungsi produksi 𝑃 = 𝑓(𝑘,𝑙) dimaksimumkan terhadap fungsi isocost 𝑀
= 𝑘 ∙ 𝑃𝑘 + 𝑙 ∙ 𝑃𝑙
Fungsi tujuan yang hendak dioptimumkan : 𝑃 = 𝑓(𝑘,𝑙)
Fungsi kendala yang dihadapi : 𝑀 = 𝑘 ∙ 𝑃𝑘 + 𝑙 ∙ 𝑃𝑙
𝑘 ∙ 𝑃𝑘 + 𝑙 ∙ 𝑃𝑙 − 𝑀 = 0

Fungsi baru Lagrange : 𝐹(𝑘,𝑙) = 𝑓(𝑘,𝑙) + 𝜆(𝑘 ∙ 𝑃𝑘 + 𝑙 ∙ 𝑃𝑙 − 𝑀)


Dari materi yang telah saya pelajari hari ini, masih ada hal yang igin saya ketahui
yaitu tentang isocost. Berdasarkan referensi yang say abaca isocost adalah kurva yang
menunjukkan kedudukan dari titik-titik yang menunjukkan kombinasi factor produksi yang
dibeli oleh produsen dengan sejumlah anggaran tertentu. Sedangkan isoquant adalah kurva
yang merupakan tempat kedudukan titik-titik yang menunjukkan kombinasi dua factor
produksi guna menghasilkan tingkat produksi yang sama. Hal yang ingin saya ketahui yaitu
mengapa tidak menggunakan isoquant saja dalam menunjukkan kedudukan dari titik-titik
kombinasi factor produksi? Padahal isoquant itu juga untuk mengetahui hasil tingkat
produksi yang sama. Untuk mengetahui ketidaktahuan saya, saya akan membaca dari
berbagai rujukan yang ada dan bertanya kepada teman-teman saya.

Anda mungkin juga menyukai