Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Berat Ba
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Berat Ba
ABSTRAK
Berat bayi lahir rendah (BBLR) telah menjadi masalah yang sangat serius di negara
Indonesia yang melibatkan kesehatan ibu dan anak. BBLR adalah keadaan neonatus yang lahir
dengan berat kurang dari 2500 gram. Banyaknya komplikasi jangka pendek dan panjang yang
disebabkan oleh BBLR mendorong pencarian faktor yang menyebabkan terjadinya BBLR. Dari
berbagai faktor yang berpengaruh diambil faktor umur ibu, hipertensi, rokok, dan tingkat pendidikan
ibu. Tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk mencari hubungan antara umur ibu, hipertensi,
rokok, dan pendidikan ibu terhadap berat bayi lahir. Penelitian ini menggunakan metode analitik
kuantitatif dengan pendekatan kros seksional. Jumlah sampel 101 responden yang diambil dengan
teknik simple random sampling. Pengolahan data dilakukan dengan uji chi square dan independent
sample test pada pengolahan analisis univariat dan bivariat. Hasil penelitian diperoleh kejadian
BBLR sebesar 39.6%, diantaranya pada umur ibu (42.6%) < 25 tahun dan >35 tahun, pendidikan
(23.0%) pendidikan sedang, dan (50.0%) hipertensi dan (46.2%) ibu yang merokok. Ditemukan ada
tidak ada hubungan bermakna antara umur Ibu bersalin dengan Kejadian BBLR (ρ = 0,444), ada
hubungan antara pendidikan ibu bersalin dengan kejadian BBLR (ρ = 0,000), (tidak ada hubungan
antara merokok dan kejadian BBLR (ρ = 0,286) dan tidak ada hubungan antara hipertensi dengan
kejadian BBLR (ρ = 0.722). Dari hasil analisis odds ratio menunjukkan ada hubungan antara faktor-
faktor Independent tadi dengan berat badan lahir anak, walaupun dalam uji Chi Square (p>0,05),
dibuktikan bahwa hubungan tersebut tidak terlalu bermakna.
ABSTRACT
Low birth weight (LBW) has become a very serious problem in of Indonesia involving
maternal and child health. LBW is a state of neonates weighing less than 2500 grams. There are a
number of short-and long-term complications that initiate the finding of the factors that causes LBW.
This includes maternal age, hypertension, smoking, and educational level of the mother. The purpose
of this research is to find the relationship between maternal age, hypertension, smoking, and
maternal education on birth weight. This study used quantitative analytical methods with cross
sectional approach. Total sample of 101 respondents drawn by simple random sampling technique.
Data processing is performed by the chi square test and the independent sample test on univariate
and bivariate analysis processing. The result showed the incidence of LBW was 39.6%, including the
age of the mother (42.6%) <25 years and> 35 years of education (23.0%) moderate education,
(50.0%) hypertension and (46.2%) mothers who smoke. From the analysis, there was no significant
relationship between mother’s age and LBW (ρ = 0.444), no association between maternal
education with incidence of LBW (ρ = 0.000), there is no relationship between smoking and low
birth weight (ρ = 0.286) and no relationship between hypertension with low birth weight (ρ = 0.722).
From the analysis the odds ratios showed relationship between the independent factors and birth
weight, but the chi-square test (p> 0.05), demonstrated that the relationship is not very meaningful.
Key Words : Low Birth Weight, Maternal Age, Hypertension, Smoking, Education Status.
5
PENDAHULUAN
Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat lahir kurang dari 2500 gram
tanpa memandang masa gestasi. Berat lahir adalah berat bayi yang ditimbang dalam 1 (satu)
jam setelah lahir. Prevalensi bayi berat lahir rendah (BBLR) diperkirakan 15% dari seluruh
kelahiran di dunia dengan batasan 3,3%-38% dan lebih sering terjadi di negara-negara
berkembang atau sosio-ekonomi rendah. BBLR dapat diklasifikasikan berdasarkan
a. Bayi Berat Badan Lahir Amat Sangat Rendah, yaitu bayi yang lahir dengan berat badan
kurang dari 1.000 gram.
b. Bayi Berat Badan Lahir Sangat Rendah adalah bayi yang lahir dengan berat badan lahir
kurang dari 1.500 gram. Kebanyakan bayi ini adalah prematur. Bayi ini juga insidens rawat
inap di rumah sakit cukup tinggi selama satu tahun pertama hidupnya.
c. Bayi berat Badan Lahir Cukup Rendah adalah bayi yang lahir dengan barat badan
1.500 – 2.500 gram.
Faktor-faktor yang terkait dengan kelahiran prematur dan BBLR / BBLSR adalah sangat
sukar untuk dipisahkan secara sempurna. Pada keluarga yang status ekonominya rendah
6
kasus-kasus kurang gizi, anemia dan penyakit pada ibu, perawatan pranatal yang tidak
adekuat, adiksi obat, komplikasi obstetri insiden lebih tinggi.1
Faktor-faktor terkait lainnya seperti keluarga dengan orang tua tunggal, kehamilan pada
umur belasan tahun, jarak waktu kehamilan yang dekat, dan ibu-ibu yang sebelumnya telah
melahirkan lebih dari 4 anak juga sering ditemukan.
Perawatan pada saat lahir seperti membersihkan jalan napas, memulai pernapasan,
merawat tali pusat, dan mata serta memberikan vitamin K pada bayi imatur adalah sama
seperti pada bayi dengan berat badan dan maturitas normal.
Secara statistik menunjukkan 90% kejadian BBLR didapatkan di negara berkembang dan
angka kematiannya 35 kali lebih tinggi dibanding pada bayi dengan berat lahir lebih dari
2500 gram BBLR termasuk faktor utama dalam peningkatan mortalitas, morbiditas dan
disabilitas neonatus, bayi dan anak serta memberikan dampak jangka panjang terhadap
kehidupannya dimasa depan.3
METODOLOGI PENELITIAN
Tujuan Penelitian
Tujuan Umum
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara berat badan bayi dengan
pendidikan ibu serta faktor-faktor lain seperti usia, hipertensi dan merokok pada ibu-
ibu.4
Tujuan Khusus
7
Rumusan Masalah
Mengetahui tingginya kasus berat badan lahir rendah dan faktor resiko yang
mempengaruhi.
Hipotesis
Hipotesis 0 : Tidak adanya hubungan antara berat bayi dengan pendidikan ibu dan
faktor-faktor yang berhubungan seperti usia, penyakit hipertensi dan merokok.
Hipothesis alternatif : Adanya hubungan antara berat bayi dengan pendidikan ibu dan
faktor-faktor yang berhubungan seperti usia, penyakit hipertensi dan merokok.
Kerangka Teori
A. PENYEBAB BBLR
1. Persalinan Kurang Bulan
Bayi lahir pada umur kehamilan kurang dari 37 minggu. Pada umumnya bayi kurang
bulan disebabkan tidak mampunya uterus menahan janin, gangguan selama kehamilan,
lepasnya plasenta lebih cepat dari waktunya atau ransangan yang memudahkan terjadinya
kontraksi uterus sebelum cukup bulan. bayi lahir kurang bulan mempunyai organ tubuh yang
belum berfungsi normal untuk bertahan hidup diluar rahim. Semakin muda umur kehamilan,
fungsi organ tubuh semakin kurang sempurna dan prognosisnya semakin kurang baik.
Kelompok BBLR ini sering mendapat penyulit atau komplikasi akibat kurang matangnya
organ karena masa gestasi yang kurang (premature).1,3
Bayi prematuritas dengan cepat akan kehilangan panas badan dan menjadi hipotermia,
karena pusat pengaturan panas badan belum berfungsi dengan baik, metabolismenya rendah
dan permukaan badan relatif luas oleh karena itu bayi prematuritas harus dirawat di dalam
inkubator sehingga panas badannya mendekati dalam rahim. Bila bayi dirawat dalam
inkubator maka suhu bayi dengan berat badan, 2 kg adalah 35 derajat celsius dan untuk bayi
dengan berat badan 2-2,5 kg adalah 33-34 derajat celsius. Bila inkubator tidak ada bayi dapat
dibungkus dengan kain dan disampingnya ditaruh botol yang berisi air panas, sehingga panas
badannya dapat di pertahankan.2
8
b. Makanan bayi prematur
Alat pencemaan bayi prematur masih belum sempuma. lambung kecil, enzim
pencernaan belum matang, sedangkan kebutuhan protein 3-5 gr/kg BB dan kalori 110 Kal/kg
BB sehingga pertumbuhannya dapat meningkat. Pemberian minum bayi sekitar 3 jam setelah
lahir dan didahului dengan menghisap cairan lambung. Refleks menghisap masih lemah,
sehingga pemberian minum sebaiknya sedikit demi sedikit, tetapi frekuensi yang lebih sering.
ASI merupakan makanan yang paling utama, sehingga ASI yang paling dahulu diberikan.
Bila kurang, maka ASI dapat diperas dan di minumkan perlahan-lahan atau dengan
memasang sonde menuju lambung. Permulaan cairan diberikan sekitar 50-60 cc/kg BB/hari
dan terus dinaikkan sampai mencapai sekitar 200 cc/kg BB/hari.2
c. Menghindari infeksi
Bayi prematuritas mudah sekali terkena infeksi, karena daya tahan tubuh yang masih
lemah, kemampuan leukosit masih kurang dan pembentukan anti bodi belum sempuma. Oleh
karena itu upaya preventif sudah dilakukan sejak pengawasan sehingga tidak terjadi
persalinan prematuritas (BBLR). Dengan demikian perawatan dan pengawasan bayi
prematuritas secara khusus dan terisolasi dengan baik.2-3
Faktor-faktor yang dapat menyebabkan terjadinya persalinan preterm atau berat badan lahir
rendah adalah :
1) Faktor ibu
Pendidikan ibu hamil
Tingkat pendidikan ibu menurut Undang-undang RI no.20 tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional berdasarkan lama pendidikan (sekolah)
ditempuh, dihitung dalam satuan tahun dibagi menjadi 3 kategori yaitu
katagori pendidikan rendah meliputi ibu dengan pendidikan setinggi-
tingginya tamat SLTP atau jumlah tahun sukses sekolah sampai dengan 9
tahun, pendidikan sedang yaitu ibu dengan jumlah tahun sukses sekolah
sampai dengan 12 tahun atau menamatkan pendidikan SLTA diberi dan
pendidikan tinggi yaitu ibu dengan tahun sukses sekolah lebih dari 12
tahun atau perguruan tinggi.2,6
9
BBLR cenderung terjadi pada kelompok penduduk dengan tingkat
pendidikan rendah, karena berbagai sebab. Pada kelompok penduduk
berpendidikan rendah pada umumnya kurang mempunyai akses informasi
tentang BBLR dan penanggulangannya, kurang memahami akibat BBLR,
kurang dapat memilih bahan makanan bergizi khususnya yang
mengandung zat besi tinggi, serta kurang dapat memanfaatkan pelayanan
kesehatan yang tersedia. Tetapi pada tingkat pendidikan yang relatif tinggi.4,
10
Jarak hamil dan bersalin terlalu dekat
Gizi saat hamil yang kurang
Faktor pekerjaan yang terlalu berat
2) Faktor kehamilan
Hamil dengan hidramnion
Hamil ganda
Perdarahan antepartum
Komplikasi kehamilan: pre-eklamsia,eklamsia,ketuban pecah dini
3) Faktor janin
Cacat bawaan
Infeksi dalam rahim
4) Faktor yang belum diketahui
Karakteristik Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) adalah sebagai berikut:
11
Kerangka Konsep
A. Kerangka Konsep
B. Definisi Operasional
12
mmHg
Populasi
Populasi rujukan adalah semua ibu-ibu yang baru melahikan yang ada di wilayah
kerja Puskesmas. Subyek penelitian harus memenuhi kriteria-kriteria sebagai berikut:
Kriteria inklusi :
o Ibu yang baru bersalin
o Bersedia ikut serta dalam penelitian ini yang dibuktikan dengan menandatangani
inform konsen.
o Kelahiran hidup
Kriteria eksklusi :
o Tidak bersedia ikut serta dalam penelitian ini.
o Kehamilan ganda
Sampel
Accidental sampling adalah mengambil kasus atau responden yang kebetulan ada atau
tersedia suatu tempat sesuai dengan konteks penelitian.4,5
Pengolahan Data
Terhadap data-data yang telah dikumpulkan akan dilakukan pengolahan berupa proses
editing, verifikasi, dan koding. Selanjutnya dimasukkan dan diolah dengan menggunakan
program computer, yaitu program SPSS.9
Analisis data
Terhadap data yang telah diolah kemudian dilakukan analisis sesuai dengan cara uji
statistic menggunakan chi square dan independent sample test.
13
HASIL PENELITIAN
Dari hasil analisis dengan sampel sebanyak 101, nilai rata-rata usia ibu adalah 23,43
dengan usia terendah adalah 15 dan usia tertinggi adalah 36. Dari hasil penilaian berat lahir
bayi ditemukan nilai rata-rata sebesar 2773.75g dengan nilai terendah 709g dan tertinggi
adalah 4153g.
Berdasarkan umur, pada penelitian ini sebanyak 61 subyek yang berumur kurang dari
25 tahun dengan proporsi 60,4%, sedangkan ada 40 subyek yang berumur lebih atau sama
dengan 25 tahun dengan proporsi sebesar 39,6%.Jadi dapat di simpulkan lebih banyak ibu
yang berumur kurang dari 25 tahun saat masa kehamilannya.
Berdasarkan berat badan lahir,pada penelitian ini sebanyak 61 subyek yang lahir
lebih atau sama dengan2500 dengan proporsi 60,4%, sedangkan ada 40 subyek yang lahir
dengan berat kurang dari 2500 dengan proporsi sebesar 39,6%. Jadi dapat di simpulkan
lebih banyak bayi yang lahir dengan berat diatas atau sama dengan 2500.
14
Jumlah 40 39.6 61 60.4 101 100
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat hasil analisis hubungan antara umur ibu dengan
kejadian bayi BBLR diperoleh bahwa sebagian besar ibu dengan dengan umur <25 tahun yang
bayinya mengalami BBLR sebanyak 42.6%, sedangkan ibu dengan umur kehamilan antara ≥25
tahun yang bayinya mengalami BBLR sebanyak 35.0%.
Hasil uji statistik chi-square didapatkan nilai p value = 0.444 (α > 0.05) maka disimpulkan
tidak ada hubungan yang signifikan antara umur ibu dengan kejadian bayi BBLR.
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat hasil analisis hubungan antara merokok dengan
kejadian bayi BBLR diperoleh bahwa sebagian besar ibu dengan dengan ibu yang merokok
yang bayinya mengalami BBLR sebanyak 46.2%, sedangkan sebagian ibu yang tidak
merokok yang bayinya mengalami BBLR hanya 35.5%.
Hasil uji statistik menggunakan chi-square didapatkan nilai p value = 0.286 (α > 0,05)
maka disimpulkan tidak ada hubungan yang signifikan antara merokok dengan kejadian bayi
BBLR. Kemudian dari hasil analisis diperoleh OR = 1.558 artinya ibu yang mempunyai
merokok mempunyai peluang 1.558 kali bayinya mengalami BBLR dibandingkan dengan ibu
yang tidak merokok.
15
Tabel 6. Hubungan Antara Hipertensi Dengan Kejadian Bayi BBLR
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat hasil analisis hubungan antara penyakit hipertensi
dengan kejadian bayi BBLR diperoleh bahwa sebagian besar ibu dengan hipertensi yang
bayinya mengalami BBLR sebanyak 50%, sedangkan ibu yang tidak menderita hipertensi
yang bayinya mengalami BBLR 50%.
Hasil uji statistik menggunakan independent samples test didapatkan nilai p value =
0.722 (α > 0,05) maka disimpulkan tidak ada hubungan yang signifikan antara penyakit
hipertensi dengan kejadian bayi BBLR. Kemudian dari hasil analisis diperoleh OR = 1.553
artinya ibu yang mempunyai ada hipertensi mempunyai peluang 1.553 kali bayinya
mengalami BBLR dibandingkan dengan ibu yang tidak ada hipertensi.
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat hasil analisis hubungan antara pendidikan ibu
dengan kejadian bayi BBLR diperoleh bahwa sebagian besar ibu dengan pendidikan tinggi
16
yang bayinya mengalami BBLR sebanyak 65.8%, sedangkan sebagian kecil ibu pendidikan
sedang yang bayinya mengalami BBLR 23.8%.
Hasil uji statistik menggunakan chi-square didapatkan nilai p value = 0.000 (α <0,05)
maka disimpulkan ada hubungan yang signifikan antara pendidikan ibu dengan kejadian bayi
BBLR. Kemudian dari hasil analisis diperoleh OR = 0.162 artinya ibu yang mempunyai
pendidikan sedang mempunyai peluang 0.162 kali bayinya mengalami BBLR dibandingkan
dengan ibu yang berpendidikan tinggi. Korelasi antara pendidikan dan kejadian BBLR, r =
0.46 menunjukkan korelasi positif sedang.
PEMBAHASAN
Penelitian ini tidak sesuai dengan literatur yang mengatakan bahwa terdapat banyak
faktor-faktor seperti hipertensi, merokok dan pendidikan ibu hamil dapat menyebabkan
pertumbuhan janin terganggu contonya kenaikan tonus dan kepekaan terhadap perangsang
sering didapatkan pada hipertensi sehingga mudah terjadi partus prematurus. Kurang baiknya
prognosis bagi bayi disebabkan oleh sirkulasi utero-plasental yang kurang baik pada
hipertensi berat. Janin bertumbuh kurang wajar (dismaturitas), dilahirkan prematur/BBLR
atau mati dalam kandungan.9
Berdasarkan penelitian hipothesis adanya hubungan usia ibu dan kejadian BBLR
ditolak. Hal ini bertentangan dengan literature yang mengatakan bahawa pada umur yang
masih muda, perkembangan organ - organ reproduksi dan fungsi fisiologinya belum
optimal.Selain itu emosi dan kejiwaanya belum cukup matang, sehinggapada saat kehamilan
ibu tersebut belum dapat menanggapikehamilannya secara sempurna dan sering terjadi
komplikasi.
Selain itu semakin muda usia ibu hamil, maka anak yangdilahirkan akan semakin
ringan Meski kehamilan dibawah umur sangat berisiko tetapi kehamilandiatas usia 35 tahun
juga tidak dianjurkan, sangat berbahaya.Mengingat mulai usia ini sering muncul penyakit
seperti hipertensi,tumor jinak peranakan, atau penyakit degenerative pada persendiantulang
belakang dan panggul. Kesulitan lain kehamilan diatas usia35 tahun ini yakni bila ibu ternyata
mengidap penyakit sepertidiatas yang ditakutkan bayi lahir dengan membawa
kelainan(Sitorus, 1999 dalam Setianingrum, 2005). Semakin muda dansemakin tua umur
seorang ibu yang sedang hamil, akan berpengaruh terhadap kebutuhan gizi yang diperlukan.
17
Umur muda perlu tambahan gizi yang banyak karena selain digunakan untukpertumbuhan dan
perkembangan dirinya sendiri juga harus berbagidengan janin yang sedang
dikandung.Sedangkan untuk umur yangtua perlu energi yang besar juga karena fungsi organ
yang makinmelemah dan diharuskan untuk bekerja maksimal makamemerlukan tambahan
energi yang cukup guna mendukung kehamilan yang sedang berlangsung.
Mengingat bahwa faktor umur memegang peranan penting terhadap derajat kesehatan
dan kesejahteraan ibu hamil serta bayi,maka sebainya merencanakan kehamilan pada usia
antara 20-30tahun.2,9
Penelitian ini kurang berhasil mungkin kerana ada kesalahan pengambilan sampel,
kesalahan teknik analisis, kesalahan input data, kesalahan menginterpretasikan
penolakan/penerimaan hipotesis.
Kesimpulan berisi semua hasil penelitian yang dituliskan pada bab hasil penelitian. Dalam
penulisan diperhatikan supaya masih bersifat spesifik lengkap dengan angka/persentase.
Semua pointer yang ada dalam tujuan khusus harus ada dalam kesimpulan. Kesimpulan yang
bisa diambil dari penelitian ini adalah :
Saran
Bentuk saran harus konkrit, ditujukan kepada siapa dan “feasible” (mungkin
diimplementasikan) sehingga isinya dimengerti pelaksananya serta dapat langsung
diimplementasikan.
1. Rumah Sakit
Mengingat kejadian BBLR yang masih cukup tinggi di RSUD Kota Bandung, dan
agar tidak terjadi kematian BBLR pada masa perinatal diharapkan upaya – upaya pencegahan
terjadinya bayi BBLR lebih ditingkatkan dengan melibatkan berbagai pihak yang
berhubungan, baik dari lintas program maupun lintas sektoral dengan cara:
18
Melakukan penyuluhan tentang BBLR kepada ibu hamil dengan resiko tinggi ( umur
<20 tahun atau >35 tahun, jarak kehamilan < 2 tahun, mempunyai riwayat kelahiran
prematur, dan ibu yang mempunyai hipertensi).
Melakukan pelatihan-pelatihan mengenai perawatan BBLR di Rumah Sakit dan
penyuluhan kepada ibu bersalin mengenai perawatan BBLR di rumah.
2. Peneliti selanjutnya
19
DAFTAR PUSTAKA
1. Setyowati T. Faktor-faktor yang mempengaruhi bayi lahir dengan berat badan rendah
(analisa data SDKI 1994). Badan Litbang Kesehatan, 1996. [updated 2003 Oct 1; cited
2014 Jul 7] Available from: http://www.digilib.litbang.depkes.go.id.
2. Markum. Ilmu kesehatan anak, Buku Ajar Jilid 1. Jakarta: Bagian Kesehatan
Anak,Fakultas UI; 1998. p. 234-6.
3. Richard BE, Robert K, Arvin M. Ann. Ilmu kesehatan anak. 15th ed. Vol 2. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2000. p. 345-67
4. Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). Bayi berat lahir rendah. In: Standar pelayanan
medis kesehatan anak. 1st ed. Jakarta : 2004. p. 307-13.
5. Sitohang NA. Asuhan keperawatan pada bayi berat lahir rendah. Medan: Universitas
Sumatera Utara; 2004.
6. Andammori F, Lipoeto NI, Yusrawati. Hubungan tekanan darah ibu hamil aterm
dengan berat badan lahir RSUP. [Internet]. Jurnal Kesehatan Andalas. 2013. [cited
2014 Jul 7]; 2(2). Available from http://jurnal.fk.unand.ac.id/articles/vol_2no_2/
7. Nursalam. Konsep dan penerapan metodologi penelitian ilmu keperawatan. Salemba
Medika. Jakarta: 2008. p. 56-65.
8. Budiarto E. Metodologi penelitian kedokteran: pengantar. Jakarta: EGC Kedokteran;
2002. p. 70-3.
9. Widiyanto, Joko. SPSS for windows. Surakarta: FKIP Universitas Muhammadiyah;
2012. p. 20-21
10. Sirajuddin, Tamrin A, Hartono R, Manjilala. Pengaruh paparan asap rokok terhadap
kejadian berat badan lahir bayi di sulawesi selatan. [Internet]. Media Gizi Bagan.
2011. [cited 2014 Jul 7]; 9(1). Available from:
http://jurnalmediagizipangan.files.wordpress.com/2012/03/7-pengaruh-paparan-asap-
rokok-tehadap-kejadian-berat-badan-lahir-bayi-di-sulawesi-selatan.pdf
20
Lampiran(SPSS)
Statistics
umur bblahir
Missing 0 0
Group Statistics
hiperten
si N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
21
95% Confidence Interval
Equal variances -
.233 3.100 .830 121.56701 521.54868 1751.56261
not assumed 1508.42859
bblahir
0 1 Total
hipertensi no Count 59 38 97
yes Count 2 2 4
22
Crosstab( merokok dan berat badan lahir)
rokor * bblahir Crosstabulation
bblahir
0 1 Total
rokor no Count 40 22 62
yes Count 21 18 39
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 15.45.
23
Crosstab (umur ibu dan berat badan badan lahir)
umuribu * bblahir Crosstabulation
bblahir
0 1 Total
umuribu 0 Count 35 26 61
1 Count 26 14 40
bblahir
0 1 Total
sedang Count 48 15 63
24
Expected Count 61.0 40.0 101.0
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 15.05.
bblahir pendidikan
N 101 101
N 101 101
25
For cohort bblahir = 1.00 2.763 1.680 4.545
Risk Estimate
26