E. Veracity (Kejujuran)
Prinsip ini berarti penuh dengan kebenaran. Nilai diperlukan oleh pemberi pelyanan
kesehatan untuk menyampaikan kebenaran pada setiap klien dan untuk meyakinkan
bahwa klien sangat mengerti. Prinsip ini berhubungan dengan kemampuan seseorang
untuk mengatakan kebenaran.
G. Confidentiality (Kerahasiaan)
Aturan dalam perinsip kerahasiaan adalah informasi tentang klien harus dijaga privasi
klien. Segala sesuatu yang terdapat dalam dokumen catatan kesehatan klien hanya
boleh dibaca dalam rangka pengobatan klien.
H. Accountability (Akuntabilitas)
Akuntabilitas merupakan standar yang pasti bahwa tindakan seorang profesional
dapat dinilai dalam situasi yang tidak jelas atau tanpa terkecuali.
I. Informed Consent
“Informed Consent” terdiri dari dua kata yaitu “informed” yang berari telah mendapat
penjelasan atau keterangan (informasi), dan “consent”yang berarti persetujuan atau
memberi izin. Jadi “Informed Consent” mengandung pengertian suatu persetujuan
yang diberikan setelah mendapat informasi. Dengan demikian “Infomed
Consent”dapat didefinisikan sebagai persetujuan yang diberikan oleh pasien dan atau
keluarganya atas dasar penjelasan mengenai tindakan medis yang akan dilakukan
terhadap deirinya serta resiko yang berkaitan dengannya.
B. Pencurian
Mengambil sesuatu yang bukan milik anda membuat anda bersalah karena mencuri.
Jika anda tertangkap, anda akan dihukum. Mengambil barang yang tidak berharga
sekalipun dapat dianggap sebagai pencurian.
C. Fitnah
Jika anda membuat pernyataan palsu tentang seseorang dan merugikan orang tersebut,
anda bersalah karena melakukan fitnah. Hal ini benar jika anda menyatakan secara
verbal atau tertulis.
D. Fabe Imprisonment
Menahan tindakan seseorang tanpa otorisasi yang tepat merupakan pelanggaran
hukum atau false imprisonment. Menggunakan restrein fisik atau bahkan mengancam
akan melakukannya agar pasien mau bekerja sama bisa juga termasuk dalam flase
imprisonment. Penyokong dan restrein harus digunakan sesuai dengan perintah
dokter.
F. Pelanggaran Privasi
Pasien mempunyai hak atas kerahasiaan dirinya dan urusan pribadinya. Pelanggaran
terhadap kerahasiaan adalah pelanggaran privasi dan itu adalah tindakan yang
melawan hukum.
G. Penganiayaan
Menganiaya pasien melanggar prinsip-prinsip etik dan membuat anda terikat secara
hukum untuk menanggung tuntutan hukum. Standar etik meminta perawat untuk tidak
melakukan sesuatu yang membahayakan pasien. Setiap orang dapat dianiaya, tetapi
hanya orang tua dan anak-anaklah yang paling rentan. Biasanya, pemberi layanan atau
keluargalah yang bertanggung jawab terhadap penganiayaan ini. Mungkin sulit
dimengerti mengapa seseorang menganiaya orang lain yang lemah atau rapuh, tetapi
hal ini terjadi. Beberapa orang merasa puas bisa mengendalikan orang lain. Tetapi
hampir semua penganiayaan berawal dari perasaan frustasi dan kelelahan dan sebagai
seorang perawat perlu menjaga keamanan dan keselamatan pasiennya.
4 . LANDASAN ASPEK LEGAL KEPERAWATAN
Aspek Legal Keperawatan pada kewenangan formalnya adalah izin yang memberikan
kewenangan kepada penerimanya untuk melakukan praktik profesi perawat yaitu Surat Izin
Kerja (SIK) bila bekerja di dalam suatu institusi dan Surat Iizn Praktik Perawat (SIPP) bila
bekerja secara perorangan atau berkelompok.
Kewenangan itu, hanya diberikan kepada mereka yang memiliki kemampuan. Namun,
memiliki kemampuan tidak berarti memiliki kewenangan. Seperti juga kemampuan yang
didapat secara berjenjang, kewenangan yang diberikan juga berjenjang.
Kompetensi dalam keperawatan berarti kemampuan khusus peraat dalam bidang
tertentu yang memiliki tingkat minimal yang harus dilampaui. Dalam profesi kesehatan
hanhya kewenangan yang bersifat umum saja yang diatur oleh Departemen Kesehatan
sebagai penguasa segala keprofesian di bidang kesehatan dan kedokteran. Sementara itu,
kewenangan yang bersifat khusus dalam arti tindakan kedokteran atau kesehatan tertentu
diserahkan kepada profesi masing-masing.
6 . KASUS
Seorang perawat salah menulis diagnosa medis yang seharusnya Abnormal Uteri
Bleeiding (AUB) menjadi Abortion (AB), pasien dan keluarga tersinggung karna ternyata
pasien masih Nona. Bagaimana tanggapan anda terkait kondisi tersebut ditinjau dari legal
etik.
ANALISA KASUS DIATAS
Menurut kelompok kami dari kasus tersebut tentang teori legal etik, bahwa legal etik
adalah aspek aturan keperawatan dalam memberikan asuhan keperawatan sesuai lingkup
wewenang dan tsnggung jawabnya pada berbagai tatanan pelayanan, termasuk hak dan
kewajibannya yang diatur dalam undang-undang keperawatan. Dilihat dari kasus tersebut
bahwa perawat menyalahi aturan atau lalai, yang pertama dalam melakukan tindakan
keperawatan, perawat lupa untuk melakukan informed consent dulu kepadsa pasien tindakan
keperawatan apa yang akan dilakukan kepda pasien tersebut, sedangkan dari etika
keperawatan, perawat bukan hanya memahami definisi, tetapi juga memahami masalah-
masalah yang ada dipelayanan kesehatan saat ini, sehingga diharapkan mampu memahami
maslaah yang menjadi kenyataan. Perawat harus mempunyai kemampuan yang baik untuk
pasien dan dirinya didalam menghadapi masalah yang menyangkut etika. Perawat harus
berfikir secara rasional untuk melakukan pengkajian sampai mendapatkan hasil yang tepat
dan benar. Didalam menetukan diagnosa, perawat juga tidak hanya melihat dari hasil
pengkajian/anamnesa saja, tetapi penentuan diagnosa harus melihat hasil pemeriksaan
penunjang atau laborat,supaya kesalahan diagnosa tersebut tidak terjadi pasda pasien tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.slideshare.net/mobile/nslutfi90/tugas-legal-etik-kelompok-4-sp-ikd-1