Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Kebijakan dan Manajemen PNS VOL. 4, No.

2, November 2010

PROFESIONALISME
PEGAWAI NEGERI SIPIL DALAM PELAYANAN PUBLIK

Mustaqiem
Dosen Kopertis V/DIY dosen dpk pada Universitas Islam Indonesia
E-mail: mustaqiemsh@yahoo.com

Abstract

Civil Servants as public servant must be professional in serving the community in order to obtain ‘feel good service’ for
both the provider and receiver. To provide such service, Civil Servant have to work according to prevailed Legislation
and upholded by adequate ability and expertise. Therefore Civil Servants have to comprehend the related regulations
and obtain sufficient, appropriate education and training. To preserve Civil Servant professionalism in giving public
service, employees’ commitments are needed and periodical supervision and evaluation are implemented as well.
Keywords: civil servants, professionalism, public service

Abstrak

PNS Sebagai pelayan publik harus profesional dalam melayani masyarakat sebagai upaya untuk mencapai ‘feel good
service’ baik bagi masyarakat sebagai penerima maupun PNS sebagaii pemberi layanan itu sendiri. Untuk menyediakan
pelayanan seperti itu PNS harus bekerja sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku dan didukung oleh
kemampuan serta keahlian yang memadai. Oleh karena itu PNS harus memahami peraturan-peraturan yang terkait
dan memperoleh pelatihan dan pendidikan yang cukup dan sesuai. Untuk mempertahankan profesionalisme PNS
dalam memberikan pelayanan publik dibutuhkan komitmen dari seluruh pegawai serta dilakukannya pengawasan dan
evaluasi secara periodik.

PENDAHULUAN Guna mewujudkan tujuan negara,


diperlukan berbagai macam unsur pen-dukung,
Sehari setelah kemerdekaan negara seperti struktur organisasi (negara), peraturan
Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945, perundang-undangan, sumber penerimaan
bangsa Indonesia menetapkan Undang negara, dan sumber daya manusia. Semua
Undang Dasar 1945 sebagai konstitusi dalam unsur adalah penting untuk mewujudkan
pelaksanaan berbangsa dan bernegara. tujuan Negara. Organisasi Negara yang
Seperti yang telah diketahui dan dipahami oleh ditetapkan dalam Pasal 1 ayat 1: “Negara
bangsa Indonesia, bahwa dalam Pembukaan Indonesia ialah Negara Kesatuan yang
Undang Undang dasar 1945 alenia ke IV berbentuk Republik”; mengenai struktur
telah ditetapkan tujuan negara,” …..yang organisasi negara ditetapkan dalam Pasal 18
Negara melindungi segenap bangsa Indonesia ayat 1: “ Negara Kesatuan Indonesia dibagi
dan seluruh tumpah darah Indonesia dan atas daerah-daerah provinsi dan daerah
untuk memajukan kesejahteraan umum, provinsi itu dibagi atas kabupaten dan kota,
men-cerdaskan kehidupan bangsa, dan yang tiap-tiap provinsi, kabupaten, dan kota itu
ikut melaksanakan ketertiban dunia yang mempunyai pemerintahan daerah yang diatur
berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dengan undang-undang”; dalam pembuatan
dan keadilan sosial, ………” peraturan perundang-undangan dipusat

28 Pusat Pengkajian dan Penelitian Kepegawaian BKN


Jurnal Kebijakan dan Manajemen PNS VOL. 4, No.2, November 2010

maupun di daerah melibatkan pihak eksekutif dan pelayanan kepada masyarakat (public)
maupun legislatif; berkaitan dengan sumber tentu melibatkan aparat negara (Pegawai
penerimaan negara berasal dari berbagai Negeri Sipil) yang setiap bulan mendapat gaji
sumber, termasuk di dalamnya dari sektor dari anggaran belanja negara. Pelaksanaan
pajak.Meskipun semua unsur negara adalah pelayanan kepada rakyat yang dilakukan oleh
penting, tetapi sumber penerimaan negara aparat negara, (Pegawai Negeri Sipil) tentu
merupakan unsur yang sangat diperlukan untuk harus dilakukan secara profesional agar pihak
mendukung unsur-unsur yang lain. Karena yang mendapat pelayanan merasa diperhatian
unsur penerimaan negara akan dipergunakan dan nyaman. Meskipun perbandingan atau
untuk pembiayaan kegiatan unsur- unsur lain, rasio antara pegawai negeri sipil dengan jumlah
melalui pembuatan anggaran belanja negara. rakyat yang harus mendapat pelayanan tidak
Hal ini, ditetapkan dalam UUD 1945 RI, ideal, pelayanan yang profesional tetap harus
Pasal 23 ayat 2:” Presiden mengajukan RUU dilakukan baik pada tingkat pemerintah pusat
APBN untuk dibahas bersama DPR dengan maupun daerah. Karena pelayanan kepada
memperhatikan pertimbangan DPD”. Mulai masyarakat (publik) dilakukan pada kedua
tahun 1984 bertepatan dengan tax reform yang tingkatan pemerintahan tersebut. Sehubungan
dilakukan oleh bangsa Indonesia terhadap dengan hal tersebut, ke-dudukkan atau posisi
beberapa undang-undang dibidang perpajakan Pegawai Negeri didasarkan pada Undang
sampai saat ini (2010) penerimaan negara dari Undang Nomor 43 Tahun 1999, Pasal 3 ayat (1),
sektor pajak selalu mengalami kenaikkan. Hal yaitu Pegawai Negeri sebagai unsur aparatur
itu berarti sumbangan sektor pajak kepada negara yang bertugas memberikan pelayanan
Anggaran Pendapatan Belanja Negara setiap kepada masyarakt secara profesional, jujur,
tahun jumlahnya mengalami kenaikkan, tahun adil, dan merata dalam pelaksanaan tugas
2009 sumbangan kepada anggaran belanja negara, pemerintahan dan pembangunan
Negara dari sektor pajak sebesar 80%. (CST. Kansil, dalam Sri Hartini, 2008 : 38).
Karena di Indonesia pajak lebih dari Menurut pasal tersebut, berarti Pegawai
satu macam, baik pajak pusat maupun pajak Negeri mempunyai peranan yang sangat
daerah. berarti rakyat Indonesia tidak sedikit penting sebab Pegawai Negeri merupakan
yang terbebani kewajiban membayar pajak unsur aparatur negara untuk menyelengarakan
lebih dari satu macam. Oleh karena rakyat pemerintahan dan pem-bangunan dalam
sudah melaksanakan kewajiban membayar rangka mencapai tujuan negara.(Sri Hartini,et
pajak kepada negara, maka negara ber- al, 2008 : 38).
kewajiban melaksanakan pembangunan Guna mewujudkan pelayanan yang
dan mem-berikan pelayanan prima kepada profesional kepada masayarakat (publik), perlu
masyarakat (public) secara profesional. dirumuskan seperti apa pelayanan profesional
Pelaksanaan pembangungan maupun yang harus dilakukan oleh aparat Negara
pelayanaan kepada masyarakat setiap tahun (pegawai negeri sipil) kepada masyarakat
sudah dianggarkan dalam anggaran belanja (publik)?. Agar supaya pelayanan profesional
negara, hal tersebut dapat dilihat dalam neraca dapat terwujud diperlukan dukungan sifat
anggaran belanja negara (anggaran rutin dan profesionalisme bagi setiap Pegawai Negeri
anggaran pembangunan). Sipil. Sehubungan dengan hal dimuka, perlu
Dalam pelaksanaan pembangunan di ketahui pengertian profesionalisme. Dan

Pusat Pengkajian dan Penelitian Kepegawaian BKN 29


Jurnal Kebijakan dan Manajemen PNS VOL. 4, No.2, November 2010

mengapa orang harus profesional dalam Berdasar permasalahan yang


menjalankan pekerjaan? Mungkinkah aparat dikemukakan dimuka, maka tujuan dari
negara (pegawai negeri sipil) dapat melakukan tulisan ini adalah untuk ikut berpartisipasi
pelayanan kepada masyarakat (publik) secara dalam peningkatan pelayanan yang profesional
profesional? kepada masyarakat (publik) yang dilakukan
oleh aparat negara (Pegawai Negeri Sipil) baik
yang berada pada tataran pemerintah pusat
TINJAUAN PUSTAKA maupun pemerintah daerah.

1. Pegawai negeri Sipil, menurut Kamus Profesional dan Profesionalisme


Umum Bahasa Indonesia “Pegawai” berarti Selanjutnya akan diuraikan mengenai
“orang yang bekerja pada pemerintah dua hal terkait dengan pelayanan yang
(perusahaan dan sebagainya). Sedang dilakukan oleh pegawai negeri sipil kepada
“Negeri” berarti negara atau pemerintah. masyarakat (publik) , ialah profesional dan
Jadi Pegawai Negeri Sipil adalah orang profesioanalisme.
yang bekerja pada pemerintah atau negara
(W.J.S.. Poerwodarminto dalam Sri Hartini, Profesional
et al, 2008 : 31-32). Pengertian profesional, adalah
2. Ditinjau dari filsafat administrasi dan orang yang menyandang suatu jabatan atau
manajemen fungsi-fungsi organik, meliputi: pekerjaan yang dilakukan dengan keahlian
a. Perencanaan (Planning); atau keterampilan yang tinggi (Nurita Putranti,
b. Pengorganisasian (organizing); Blog).
c. Pemberian motivasi (motivating);
d. Pengawasan (controlling); Profesionalisme
e. Penilaian (evaluating) (Sri Hartini,et al, Pengertian profesionalisme, adalah
2008 : 8). merupakan komitmen para anggota suatu
3. Setiap individu pada hakekatnya memiliki profesi untuk meningkatkan kemampuannya
suatu potensi yang dapat dikembangkan, secara terus menerus (Nurita Putranti,Blog).
baik secara individu maupun kelompok Oleh karena Pegawai Negeri
melalui latihan-latihan.Adapun jenis-jenis Sipil merupakan salah satu profesi maka
potensi tersebut menurut beberapa sumber konsekuensinya harus selalu meningkatkan
diklasifikasikan sebagai berikut : kemampuannya secara terus menerus agar
a. Potensi Fisik. dalam melaksanakan tugas atau pekerjakaan
b. Potensi Mental Intelektual. dapat dilaksanakan secara profesional.
c. Potensi Sosial Emosional. Berpedoman pada pengertian dimuka,
d. Potensi spiritual (Pengembangan Potensi menunjukkan bahwa Pegawai Negeri Sipil
Diri, Modul Diklat PIM Tingkat III, LAN, yang merupakan bagian dari profesi agar dapat
2008 : 5, 6, 7). melaksanakan pekerjaan secara profesional
harus diperhatikan dan mem-perhatikan
mengenai profesionalisme.
PEMBAHASAN Diperhatikan profesionalismenya.
Artinya pegawai negeri sipil untuk

30 Pusat Pengkajian dan Penelitian Kepegawaian BKN


Jurnal Kebijakan dan Manajemen PNS VOL. 4, No.2, November 2010

mewujudkan profesional pelaksanaan Adapun jenis pendidikan dan pelatihan


pekerjaan dalam melayani masyarakat (publik), (diklat) dapat dibedakan dari segi waktu
pihak pemerintah harus tetap mempertahankan penyelenggaraan, yang terdiri atas:
program peningkatan kualitas sumber daya a. Pendidikan dan pelatihan Prajabatan, yang
manusia (Pegawai Negeri Sipil) seperti merupakan syarat pengangkatan CPNS
yang selama ini telah dilakukan; bahkan menjadi PNS, dan
harus ditingkatkan volume maupun materi b. Pendidikan dan pelatihan dalam Jabatan,
yang disampaikan dalam pendidikan dan diklat dalam jabatan menurut jenisnya
pelatihan (diklat) harus dilakukan inovasi masih dibedakan lagi menjadi: diklat
(Nurita Putranti,Blog). kepemimpinan, diklat fungsional serta diklat
Untuk peningkatan profesional tehnis (Sri Hartini, et al, 2008 : 95).
Pegawai Negeri Sipil , pemerintah sudah Menurt A.W. Widjaja yang perlu
lama memiliki kebijakan yang mengarah ke diperhatikan, bahwa di dalam usaha pendidikan
hal tersebut. Seperti yang sudah diatur dalam dan pelatihan pegawai itu harus mempunyai
Pasal 1 angka (1) Peraturan Pemerintah dua macam orientasi (pengacu), yaitu:
Nomor 101 Tahun 2000, disebutkan bahwa a. Harus diarahkan bagi kepentingan
Pendidikan dan Pelatihan Jabatan PNS yang organisasi (organizational oriented).
selanjutnya disebut Pendidikan dan pelatihan b. Harus diarahkan bagi kepentingan pegawai
(Diklat). Pendidikan dan pelatihan, adalah (personnel oriented) (Sri Hartini, et al, 2008
proses penyelenggaraan belajar mengajar : 94).
dalam rangka meningkatkan kemampuan PNS Karena salah satu tujuan pendidikan
(Sri Hartini,et al, 2008 : 94). Menurut Pasal dan pelatihan PNS adalah memberi pelayanan
2 Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun kepada masyarakat. Secara teoritis, tujuan dari
2000 disebutkan bahwa tujuan pendidikan dan pelayanan masyarakat (publik) pada dasarrnya
pelatihan antara lain sebagai berikut: adalah memuaskan masyarakat (publik).
a. Meningkatkan pengetahuan, keahlian, Untuk mencapai kepuasan itu dituntut kualitas
keterampilan, dan sikap untuk dapat pelayanan prima yang tercermin dari :
melaksanakan tugas dan jabatan secara a. Transparansi, yakni pelayanan yang bersifat
profesional dengan dilandasi kepribadian terbuka, mudah, dan dapat diakses oleh
dan etika PNS sesuai dengan kebutuhan semua pihak yang membutuhkan serta
instansi. disediakan secara memadai serta mudah
b. Menciptakan aparatur yang mampu dimengerti.
berperan sebagai pembaharu dan perekat b. Akuntabilitas, yakni pelayanan yang dapat
persatuan dan persatuan bangsa. dipertanggungjawabkan sesuai dengan
c. Memantapkan sikap dan semangat ketentuan peraturan perundang-undangan;
pengabdian yang berorientasi pada c. Kondisional, yakni pelayanan yang sesuai
pelayanan, pengayoman, dan pember- dengan kondisi dan kemampuan pemberi
dayaan masyarakat. dan penerima pelayanan dengan tetap
d. Menciptakan kesamaan visi dan dinamika berpegang pada prinsip efisiensi dan
pola pikir dalam melaksanakan tugas efektivitas;
pemerintahan umum dan pembangunan d. Partisipatif, yaitu pelayanan yang dapat
demi terwujudnya kepemerintahan yang mendorong peran serta masyarakat dalam
baik (Sri Hartini, et al, 2008 : 94-95).
Pusat Pengkajian dan Penelitian Kepegawaian BKN 31
Jurnal Kebijakan dan Manajemen PNS VOL. 4, No.2, November 2010

pelaksanaan pelayanan publik dengan dilakukan oleh instansi yang berbeda-beda.


memperhatikan aspirasi, kebutuhan dan
harapan masyarakat; Pengelolaan SDM
e. Kesamaan hak, yaitu pelayanan yang tidak Suatu organisasi akan dapat men-
melakukan diskriminasi dilihat dari aspek jalankan fungsinya dengan efektif dan efisien,
apapun, khususnya suku, ras, agama, apabila didukung oleh sumber daya aparatur
golongan, status sosial, dan lain-lain; yang memiliki kompetensi di bidangnya.
f. Keseimbangan hak dan kewajiban, yaitu Pegawai merupakan kunci pokok keber-
pelayanan yang memperhatikan aspek hasilan dalam penyediaan pelayanan. Segala
keadilan antara pemberi dan penerima bentuk output pelayanan baik yang berupa
pelayanan publik (Juniarso Ridwan,et al, barang atau jasa sangatlah ditentukan oleh
2009 : 20). bagaimana sumber daya manusia yang ada
Keberhasilan suatu organisasi dalam organisasi tersebut melaksanakan
penyedia pelayanan dalam mengembangkan pekerjaan. Oleh karena itu suatu organisasi
pelayanan prima, dipengaruhi oleh berbagai penyedia pelayanan harus dapat mengelola
strategi dalam pengelolaan manajemen pegawainya dengan baik dan benar.
pelayanannya ( Pengembangan Pelaksanaan
Pelayanan Prima, Modul Diklat PIM. Tingkat Komitmen Pimpinan
III L.A.N. 2008 : 23). Leadership (kepemimpinan) meru-
Faktor-faktor yang dinilai sangat pakan faktor pertama yang menjadi kunci
berpengaruh dalam pengembangan kualitas keberhasilan kinerja suatu organisasi .
pelayanan, antara lain: kelembagaan organisasi, Kesuksesan suatu organisasi tergantung
pengelolaan sumber daya manusia, komitmen kinerja para pegawai yang berada paling
pimpinan, perhatian kepada pelanggan dan bawah dalam suatu piramida organisasi,
manajemen pengaduan. Dari masing-masing karena pada dasarnya para pegawai yang
komponen tersebut, penjelasannya sebagai bekerja membutuhkan pemimpin yang
berikut: memimpin mereka dalam bekerja. Oleh
karena itu, berbagai kebijakan pelayanan
Kelembagaan prima akan dapat berjalan dengan baik
Salah satu kelemahan dari penye- apabila terdapat dukungan dari top mana-
diaan pelayanan publik di Indonesia yang masih gement yang ada dalam organisasi tersebut,
banyak terjadi, adalah birokrasi pelayanan bahkan baik buruknya kinerja organisasi akan
yang dinilai belum memudahkan penyelesaian sangat bergantung pada cara pimpinan suatu
proses pelayanan. Per-masalahan semacam organisasi tersebut menjalankan organi-
ini muncul dikarenakan untuk menyelesaikan sasinya.
suatu proses pelayanan terkadang masyarakat Salah satu konsep kepemimpinan
harus berkeliling dari lokasi yang satu ke lokasi yang sering digunakan dalam prinsip TQM
yang lain, sehingga disamping merepotkan dalam dunia pelayanan adalah tender loving
masyarakat, proses pelayanan juga berjalan care (TLC). TLC merupakan suatu pendekatan
lebih lama. Hal itu terjadi dikarenakan unit-unit untuk memperlakukan pegawai organisasi
yang terkait dalam pengurusan suatu jenis dengan penuh kasih sayang serta perhatian
pelayanan berada terpisah, bahkan terkadang yang simpati/ramah yang dapat pula diterapkan

32 Pusat Pengkajian dan Penelitian Kepegawaian BKN


Jurnal Kebijakan dan Manajemen PNS VOL. 4, No.2, November 2010

pada pelanggan (Dow, 1993) Beberapa hal karena baik penyelenggara pelayanan maupun
yang perlu diperhatikan dalam penerapan masyarakat belum terbiasa dengan budaya
konsep TLC ini, adalah keadilan dan untuk menerima atau menyampaikan keluhan.
kebebasan , pengembangan dan pelatihan, Tujuan pembangunan sistem penge-
kompetensi, penghargaan, serta partisipasi lolaan pengaduan antara lain, adalah:
dan kesempatan. a. Meningkatkan kepuasan masyarakat atas
pelayanan yang mereka peroleh;
Fokus Kepada Pelanggan b. Menciptakan image bahwa penyelenggara
Pelanggan merupakan kunci penting pelayanan sangat serius dalam meman-
dalam suatu organisasi pelayanan, bahkan dang masyarakat sebagai bagian dari
suatu organisasi penyedia jasa pelayanan upaya peningkatan kualitas pelayanan;
didirikan dikarenakan adanya kepentingan c. Mengidentifikasi aspek-aspek yang lemah
untuk memenuhi kebutuhan pelanggan. dari penyelenggara pelayanan yang perlu
Dengan kata lain pelanggan merupakan orang diperbaiki;
yang tidak tergantung kepada kita, akan tetapi d. Menghemat pengeluaran dengan me-
justru kita yang bergantung kepada pelanggan. lakukan penyelesaian masalah dimana
Pentingnya peran pelanggan dalam suatu terjadi tanpa keterlibatan pihak ketiga.
organisasi pelayanan meng-haruskan kita e. Menhindari terjadinya penumpukan
untuk memberi perhatian yang lebih pada masalah. (Pengembangan Pelaksanaan
mereka, bahkan harus senantiasa berupaya Pelayanan Prima, Modul Diklat PIM. Tingkat
memenuhi dan memuaskan kebutuhan III L.A.N. 2008 : 23, 29, 36, 42, 50).
mereka. Dalam organisasi publik, yang menjadi
pelanggan pada suatu unit pelayanan adalah Memperhatikan profesionalisme
masyarakat sebagaimana yang menjadi prinsip Pegawai Negeri Sipil harus mem-
dalam konsep New Public Service (NPS). perhatikan segala yang didapat dari pendidikan
Konsep NPS memandang masyarakat sebagai dan pelatihan (diklat) dan harus memiliki
warga negara dengan hak dan kewajibannya, komitmen mengimplementasikan dalam
bukan sebagai pelanggan. pelayanan kepada masyarakat (Nurita
Putranti, Blog). Komitmen yang dimiliki
Pengelolaan Pengaduan sebagai bukti bahwa Pegawai Negeri Sipil
Pengaduan atau komplain merupakan posisinya sebagai abdi masyarakat. Karena
sesuatu yang dirasa kurang menyenangkan masyarakat sendiri sangat mengharapkan
akan tetapi membuka peluang untuk memperoleh pelayanan dari aparat pemerintah
memperbaiki kinerja pelayanan oleh karena (Pegawai Negeri Sipil) yang profesional, agar
itu agar pengaduan yang masuk dapat supaya semakin meningkat mutunya untuk
ditangani dengan baik diperlukan mekanisme hasil yang lebih baik. Tuntutan masyarakat
pengelolaan pengaduan yang jelas dalam suatu seperti ini adalah manusiawi dan wajar
organisasi pelayanan publik. Mem-bangun karena masyarakat sudah melaksanakan
sistem pengelolaan pengaduan di Indonesia kewajiban membayar pajak maupun retribusi,
sama halnya dengan melakukan perubahan- yang notabene hasil pajak maupun retribusi
perubahan terhadap budaya yang telah lama dipergunakan untuk meningkatkan kualitas
melekat pada para penyelenggara pelayanan, aparat negara (Pegawai Negeri Sipil) dalam

Pusat Pengkajian dan Penelitian Kepegawaian BKN 33


Jurnal Kebijakan dan Manajemen PNS VOL. 4, No.2, November 2010

pelayanan kepada masyarakat (publik) serta untuk memberikan penghargaan/hukuman


untuk menggaji baginya. Untuk memenuhi (reward/punishment, tetapi pengukuran
harapan masyarakat tersebut, sebetulnya kinerja berperan sebagai alat komunikasi dan
sudah ada landasan normatifnya, yaitu Undang alat manajemen untuk memperbaiki kinerja
Undang Nomor 25 Tahun 2009 Tentang organisasi.(AKIP dan Pengukuran Kinerja,,
Pelayanan Publik. Menurut Pasal 1 ayat Modul Diklat PIM. Tingkat III L.A.N. 2008 :
(1) Undang Undang Nomor 25 Tahun 2009 127). Secara konseptual, terdapat 4 (empat)
yang dimaksud pelayanan publik, adalah tahap yang harus dipahami untuk melakukan
kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam pengukuran kinerja, yaiitu:
rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan a. Perencanaan Stratejik dan Perencanaan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan Kinerja.
bagi setiap warga negara dan penduduk, atas b. Persiapan Indikator Kinerja.
barang, jasa dan/atau pelayanan administratif c. Pengembangan Sistem Pengukuran Data.
yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan d. Peyempurnaan Ukuran Kinerja.(AKIP dan
publik. Akibat hukum diberlakukan undang- Pengukuran Kinerja,, Modul Diklat PIM.
undang tersebut,selanjutnya perlu dibuat atau Tingkat III L.A.N. 2008 : 128)
dilakukan pembaharuan standar pelayanan Selanjutnya perlu dilakukan evaluasi
profesional aparat negara (Pegawai Negeri berdasar alat pengukuran yang telah tersedia.
Sipil) baik dilakukan secara uniform maupun Evaluasi kinerja merupakan kegiatan lebih
tidak secara uniform dengan pertimbangan lanjut dari pembahasan yang telah diungkapkan
bahwa sistem otonomi daerah sudah sebelumnya. Oleh karena itu,dalam melakukan
dilaksanakan. evaluasi kinerja harus berpedoman pada
Meskipun sudah disediakan dan ukuran-ukuran dan indikator yang telah
dilaksanakannya pedoman pelayanan ditetapkan bersama oleh organisasi, (AKIP dan
profesional aparat negara (Pegawai Negeri Pengukuran Kinerja,, Modul Diklat PIM. Tingkat
Sipil), tahap evaluasi pelaksanaan pedoman III L.A.N. 2008 : 140).
pelayanan profesional merupakan tahapan Manfaat evaluasi itu sendiri dapat
yang sangat penting untuk menilai apakah berupa keuntungan-keuntungan yang dapat
pelayanan dari aparat negara (Pegawai diperoleh, seperti:
Negeri Sipil) yang diterima oleh masyarakat a. Manfaat untuk perbaikan perencanaan,
(publik) sudah sesuai dengan pedoman atau strategi, kebijakan;
harapannya atau belum. b. Manfaat untuk pengambilan keputusan;
Menurut Whittaker, elemen kunci dari c. Manfaatan untuk pengendalian program/
sistem pengukuran kinerja, terdiri atas: kegiatan;
a. Perencanaan dan Penetapan Tujuan. d. Manfaat untuk perbaikan input, proses, dan
b. Pengembangan Ukuran yang Relevan. output, perbaikan tatanan atau sistemik dan
c. Pelaporan Formal atas Hasil prosedur.(AKIP dan Pengukuran Kinerja,,
d. Penggunaan Informasi....(AKIP dan Modul Diklat PIM. Tingkat III L.A.N. 2008 :
Pengukuran Kinerja,, Modul Diklat PIM. 145).
Tingkat III L.A.N. 2008 : 127). Selain itu, untuk mengetahui hal
Pengukuran kinerja tidak dimaksud- tersebut penting pula diadakan survei kepada
kan untuk berperan sebagai mekanisme masyarakat (publik) bagaimana penilaiannya
terhadap pelayanan yang diterima dari aparat
34 Pusat Pengkajian dan Penelitian Kepegawaian BKN
Jurnal Kebijakan dan Manajemen PNS VOL. 4, No.2, November 2010

negara (Pegawai Negeri Sipil) selama ini. mimpinan Tingkat III (Pengembangan
Hasil survei akan sangat bermanfaat untuk Potensi Diri, Pengembangan Pelak-
meningkatkan kualitas pelayanan kepada sanaan Pelayanan Prima, AKIP Dan
masyarakat (publik) selanjutnya atau diwaktu Pengukuran Kinerja),
mendatang. Putranti, Nurita, May 8,2008 9:26 pm,Blog.
Ridwan, Juniarso, et al, 2009, Hukum
Administrasi Negara Dan Kebijak-
PENUTUP sanaan Pelayanan Publik, Nuansa,
Ujung Berung-Bandung.
Berdasar uraian dimuka, menunjukkan
bahwa aparat negara (Pegawai Negeri Sipil)
sangat dimungkinkan dapat memberikan
pelayanan kepada masyarakat (publik) secara
profesional sepanjang memiliki komitmen untuk
itu dan profesionalisme selalu terjaga.
Oleh karena pelayanan kepada
masyarakat dilakukan terus menerus sepanjang
waktu dan dalam berbagai bidang atau sektor,
maka selain peningkatan pendidikan dan
pelatihan; perlu dilakukan inovasi materi
pendidikan dan pelatihan, pengawasan,
evaluasi, maupun survei tentang pelayanan
masyarakat dengan responden anggota
masyarakat.

REFERENSI

Hartini, Sri, et al, 2008, Hukum Kepegawaian


Di Indonesia, Sinar Grafika, Jakarta
Jeddawi, Murtir, 2008, Reformasi Birikrasi,
Kelembagaan dan Pembinaan PNS,
Total Media, Yogyakarta.
Lembaga Administrasi Negara RI, 2008, Modul
Pendidikan dan Pelatihan Kepe-

Pusat Pengkajian dan Penelitian Kepegawaian BKN 35

Anda mungkin juga menyukai