Anda di halaman 1dari 21

Hak dan Kewajiban Warga Negara Menurut UUD 1945 dan

Undang-Undang Kewarganegaraan

Disusun Oleh :

Naufal Arkan

30.0568

Institut Pemerintahan Dalam Negeri

Jatinangor

2020
Daftar Isi

Cover …………………………………………………………………………....……… i
Daftar Isi ……………………………………………………………………….........….... ii
Kata Pengantar ………………………………………………………….........…………. 3
I Pendahuluan ………………………………………………………..…..........…..…….. 4
I.I Latar Belakang …………………………………………………........………… 4
I.II Rumusan Masalah ……………………………………........…………………...5
I.III Tujuan Pembahasan ………………………………......…………………….…5
II. Pembahasan ……………………………………………………………..........…..……6
II.I Pengertian Hak , Kewajiban Dan Warga Negara ………………...…………….6
II.II Kedudukan Hak dan Kewajiban Warga Negara Menurut UUD 1945…...……11
Hak dan Kewajiban Warga Negara Indonesia………………………….... 12
Hak dan Kewajiban warga Negara Indonesia Berdasarkan UUD
1945…............................................................................................................ 13
II.III Pasal 27 Ayat 2 UUD 1945 Dan Hubungan Dengan Warga Negara…….15
II.IV Pasal 30 Ayat 1 UUD 1945 Dan Hubungan Dengan Warga Negara……..16
II.V Pelaksanaan Pasal 27 Ayat 2 dan Pasal 30 ayat 1 UUD 1945 …………...18
III. Penutup ……………………………………………………………………………….20
Kesimpulan ……………………………………………………...…….......…….…,.........20
Saran ……………………………………………………………………….........………..21
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas limpahan

rahmat dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah kami yang berjudul “ Hak

Dan Kewajiban Warga Negara Menurut UUD 1945 Dan Undang-Undang Kewarganegaraan“.

Pada makalah ini kami banyak mengambil dari berbagai sumber dan refrensi dan pengarahan

dari berbagai pihak. Oleh sebab itu, dalam kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih

sebesar-sebesarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.

Penyusunan menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini sangat jauh dari sempurna, untuk

itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna kesempurnaan

laporan ini.

Akhir kata penyusun mengucapkan terima kasih dan semoga makalah ini dapat

bermanfaat untuk semua pihak yang membaca.


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Hak dan kewajiban merupakan suatu hal yang terikat satu sama lain, sehingga dalam praktik

harus dijalankan dengan seimbang. Hak merupakan segala sesuatu yang pantas dan mutlak untuk

didapatkan oleh individu dalam pelaksanaan peran sebagai anggota warga Negara guna

mendapat pengakuan akan hak yang sesuai dengan pelaksanaan kewajiban tersebut. Jika hak dan

kewajiban tidak berjalan secara seimbang dalam praktik kehidupan maka akan terjadi suatu

ketimpangan yang akan menimbulkan gejolak masyarakat dalam kehidupan individu baik dalam

kehidupan bermasyarakat, berbangsa, maupun Negara.

Pada zaman ini sering terlihat ketimpangan antara hak dan kewajiban, terutama dalam bidang

lapangan pekerjaan dan tingkat kehidupan yang layak bagi setiap warga Negara serta peran

warga Negara dalam memperkuat pertahanan dan menjaga keamanan Negara. Pasal 27 ayat 2

UUD 1945 menjelaskan bahwa “Tiap-tiap warga Negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan

yang layak bagi kemanusiaan” dan Pasal 30 ayat 1 UUD 1945 menjelaskan bahwa “Tiap-tiap

warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara”.

Secara garis besar dapat dijelaskan bahwa pekerjaan dan tingkat kehidupan yang layak

merupakan hak untuk setiap warga Negara sebagai tanda adanya perikemanusiaan. Memperkuat

pertahanan dan menjaga keamanan Negara juga merupakan hak dan kewajiban setiap warga

Negara sebagai wujud dari sikap bela Negara. Sikap bela Negara dapat diartikan bahwa setiap

warga Negara harus ikut serta dalam menjaga kedaulatan Negara walaupun nyawa sebagai

taruhannya.
Pada era globalisasi ini sering terlihat tingginya tuntutan hak tanpa diiimbangi dengan

kewajiban. Oleh karena itu diharapkan dengan adanya makalah ini pembaca dapat mengerti hak

dan kewajiban warga negara Indonesia lalu melaksanakan hak dan kewajibannya secara

berimbang.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana kedudukan hak dan kewajiban warga negara menurut UUD 1945?

2. Bagaimana Pasal 27 ayat 2 dan Pasal 30 ayat 1 dan hubungan dengan warga negara?

3. Seperti apa pelaksanaan Pasal 27 ayat 2 dan Pasal 30 ayat 1 dalam kehidupan warga

Negara Indonesia?

1.3 Tujuan Penulis

1. Memahami kedudukan hak dan kewajiban warga negara menurut UUD 1945

2. Mengetahui Pasal 27 ayat 2 dan Pasal 30 ayat 1 dan hubungan dengan warga negara

3. Mengetahui pelaksanaan Pasal 27 ayat 2 dan Pasal 30 ayat 1 dalam kehidupan warga

Negara Indonesia
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Hak , Kewajiban Dan Warga Negara

Hak adalah segala sesuatu yang pantas dan mutlak untuk didapatkan oleh individu

sebagai anggota warga negara sejak masih berada dalam kandungan. Hak pada umumnya didapat

dengan cara diperjuangkan melalui pertanggungjawaban atas kewajiban.

Contoh Hak Warga Negara Indonesia :

1. Setiap warga negara berhak mendapatkan perlindungan hukum.

2. Setiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak.

3. Setiap warga negara memiliki kedudukan yang sama di mata hukum dan di dalam

pemerintahan.

4. Setiap warga negara bebas untuk memilih, memeluk dan menjalankan agama dan

kepercayaan masing-masing yang dipercayai.

5. Setiap warga negara berhak memperoleh pendidikan dan pengajaran.

6. Setiap warga negara berhak mempertahankan wilayah negara kesatuan Indonesia atau

NKRI dari serangan musuh.

7. Setiap warga negara memiliki hak sama dalam kemerdekaan berserikat, berkumpul

mengeluarkan pendapat secara lisan dan tulisan sesuai undang-undang yang berlaku.
Kewajiban adalah segala sesuatu yang dianggap sebagai suatu keharusan / kewajiban

untuk dilaksanakan oleh individu sebagai anggota warga negara guna mendapatkan hak yang

pantas untuk didapat . Kewajiban pada umumnya mengarah pada suatu keharusan / kewajiban

bagi individu dalam melaksanakan peran sebagai anggota warga negara guna mendapat

pengakuan akan hak yang sesuai dengan pelaksanaan kewajiban tersebut.

Contoh Kewajiban Warga Negara Indonesia :

1. Setiap warga negara memiliki kewajiban untuk berperan serta dalam membela,

mempertahankan kedaulatan negara indonesia dari serangan musuh.

2. Setiap warga negara wajib membayar pajak dan retribusi yang telah ditetapkan oleh

pemerintah pusat dan pemerintah daerah (pemda).

3. Setiap warga negara wajib mentaati serta menjunjung tinggi dasar negara, hukum

dan pemerintahan tanpa terkecuali, serta dijalankan dengan sebaik-baiknya.

4. Setiap warga negara berkewajiban taat, tunduk dan patuh terhadap segala hukum

yang berlaku di wilayah negara Indonesia.

5. Setiap warga negara wajib turut serta dalam pembangunan untuk membangun

bangsa agar bangsa kita bisa berkembang dan maju ke arah yang lebih baik.

1. Kewajiban warga negara berdasarkan UUD 1945 :

· Membayar pajak.

· Membela pertahanan dan keamanan.

· Menghormati hak asasi.


· Menjunjung hukum dan pemerintahan.

· Ikut serta membela negara.

· Tunduk pada pembatasan yang ditetapkan oleh UU.

· Wajib mengikuti pendidikan dasar.

2. Pasal yang menyatakan HAK dan KEWAJIBAN warga Negara dalam UUD 1945 :

· Pasal 26 ayat 1 yang menjadi warga Negara adalah orang-orang bangsa Indonesia asli

dan orang-orang bangsa lain yang disahkan dengan undang-undang sebagai warga

Negara pada ayat 2, syarat –syarat mengenai kewarganegaraan ditetapkan dgn undang-

undang.

· Pasal 27 ayat 1 bahwa segala warga Negara bersamaan kedudukan nya didalam

hukum dan pemerintahan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak

ada kecualinya. Pada ayat 2 disebutkan bahwa tiap-tiap warga Negara berhak atas

pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan.

· Pasal 28 disebutkan bahwa kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan

pikiran dgn lisan dan sebagainya ditetapkan dgn undang-undang.

· Pasal 30 ayat 1 bahwa hak dan kewajiban warga negara untuk ikut serta dalam

pembelaan negara dan ayat 2 mengatakan pengaturan lebih lanjut diatur dengan UU.
Warga Negara adalah penduduk yang sepenuhnya dapat diatur oleh Pemerintah Negara

tersebut dan mengakui Pemerintahnya sendiri. Adapun pengertian penduduk menurut Kansil

adalah mereka yang telah memenuhi syarat-syarat tertentu yang ditetapkan oleh peraturan negara

yang bersangkutan, diperkenankan mempunyai tempat tinggal pokok (domisili) dalam wilayah

negara itu.

Pengertian warga negara menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002) adalah sebuah

penduduk sebuah negara atau bangsa berdasarkan keturunan, tempat kelahiran, dan sebagainya,

yang mempunyai kewajiban dan hak penuh sebagai seorang warga dari negara itu. Sedangkan

menurut Dr. A.S. Hikam (2000), adalah anggota dari sebuah komunitas yang membentuk itu

sendiri.

Beberapa pengertian tentang warganegara juga diatur oleh UUD 1945, pasal 26

menyatakan : “ warga negara adalah bangsa Indonesia asli dan bangsa lain yang disahkan

undang-undang sebagai warga negara”. Pasal 1 UU No. 22/1958, dan UU Np. 12/2006 tentang

Kewarganegaraan Republik Indonesia, menekankan kepada peraturan yang menyatakan bahwa

warga negara RI adalah orang yang berdasarkan perundang-undangan dan atau perjanjian-

perjanjian dan atau peraturan yang berlaku sejak Proklamasi 17 Agustus 1945 sudah menjadi

warga negara RI.

Warga negara dari suatu negara merupakan pendukung dan penanggung jawab kemajuan

dan kemunduran suatu negara. Oleh karena itu, seseorang yang menjadi anggota atau warga

suatu negara haruslah ditentukan oleh UU yang dibuat oleh negara tersebut.
Sebelum negara menentukan siapa yang menjadi warga negara, maka negara harus

mengakui bahwa setiap orang berhak memilih kewarganegaraan, memilih tempat tinggal di

wilayah negara dan meninggalkannya serta berhak kembali sebagaimana diatur pasal 28 E ayat

(1) UUD 1945. Pernyataan ini berarti bahwa orang-orang yang tinggal dalam wilayah negara

dapat diklasifikasikian menjadi :

a. Warga negara Indonesia, adalah orang-orang bangsa Indonesia asli dan orang-orang

bangsa lain yang disahkan dengan undang-undang sebagai warga negara.

b. Penduduk, yaitu orang-orang asing yang tinggal dalam negara bersifat sementara sesuai

dengan visa (surat ijin untuk memasuki suatu negara dan tinggal sementara yang diberikan oleh

pejabat suatu negara yang dituju) yang diberikan negara melalui kantor imigrasi.

Adapun untuk menentukan siapa-siapa yang menjadi warga negara, digunakan 2 kriterium.

1. Kriterium kelahiran

Berdasarkan kriterium ini, masih dibedakan lagi menjadi 2, yaitu:

a. Kriterium kelahiran menurut asas keibubapaan atau disebut pula Ius Sanguinis. Di

dalam asas ini, seseorang memperoleh kewarganegaraan suatu negara berdasarkan asas

kewarganegaraan orang tuanya, di manapun ia dilahirkan.

b. Kriterium kelahiran menurut asas tempat kelahiran atau Ius Soli. Di dalam asas ini,

seseorang memperoleh kewarganeraannya berdasarkan negara tempat di mana dia

dilahirkan, meskipun orang tuanya bukan warga negara dari negara tersebut.
Kedua prinsip kewarganegaraan ini digunakan secara bersama dengan mengutamakan

salah satu, tetapi tanpa meniadakan yang satu. Konflik antara Ius Soli dan Ius Sanguinis akan

menyebabkan terjadinya kewarganegaraan rangkap (bi-patride) atau tidak mempunya

kewarganegaraan sama sekali (a-patride). Berhubungan dengan itu, maka untuk menentukan

kewarga negaraan seseorang digunakan 2 stelsel kewarganegaraan (di samping kedua asas di

atas), yaitu stelsel aktif dan stelsel pasif. Pelaksanaan kedua stelselo ini kita bedakan dalam:

· Hak Opsi, ialah hak untuk memiliki kewarganegaraan (pelaksanaan stelsel aktif);

· Hak Reputasi, ialah hak untuk menolak kewarganegaraan (pelaksana stelsel pasif).

2. Naturalisasi atau pewarganegaraan

Adalah suatu proses hukum yang menyebabkan seseorang dengan syarat-syarat tertentu

mempunyai kewarganeraan negara lain.

2.2 Kedudukan Hak dan Kewajiban Warga Negara Menurut UUD 1945

Pada dasaranya manusia memiliki keinginan untuk berperilaku sesuaidengan

keinginan mereka masing-masing. Namun, kenyataanya setiap orang terikat dalam

keterbatasan serta tanggung jawab terhadap keluarga, masyarakat, lingkungan, serta negara.

Begitu pula dengan diri kita, yang memiliki berbagai peran yaitu sebagai anak, orang

tua, pelajar, guru, dan lain sebagainya,yang mana dari masing-masing ini memiliki tanggung

jawab, hak, serta kewajibannya masing-masing.


Di dalam negara Indonesia mempunyai karakter yang berbeda dengan negara lain

yang beranekaragam, baik itu dari suku, budaya, agama, kelompok, serta adat istiadat. Dari

keragaman terebut diharapkan setia warga negara memiliki rasa toleransi dengan perbedaan

tersebut, agar terciptanya keadaan masyrakat yang aman, tentram, serta damai.

Oleh sebab itu, seharusnya negara harusnya berlaku bijak dengan mengunakan asas

persamaan derajat, harkat, dan martabat bagi seluruh lapisan masyarakat, sehingga mampu

terciptanya rasa keadailan serta adanya persamaan derajat untuk setiap warga negara.

Dalam kita menjalani kehidupan berbangsa serta bernegara, setiap warga negara

mempunyai ikatan khusus dengan negaranya, sehingga akan meminimalisir adanya

tindakan kesewenang-wenangan pemerintah terhadap warga negara.

Begitu juga antara warga negara dengan warga negara yang lain yang memiliki

ikatan khusus dan ada hukum yang mengaturnya. Oleh sebab itu, dalam UUD 1945 juga

mengatur permasalahan tentang persamaan kedudukan antar warga negara.

2.2.1 Hak dan Kewajiban Warga Negara Indonesia

Sebelum adanya hak serta kewajiban yang secara sah diakui, setiap warga negara

dijadikan alat sebagai untuk mencapai tujuan penyelengggara negara atau pihak yang

berkuasa. Oleh karena itu, perlu adanya perjuangan dari rakyat untuk mendapatkan

kebebasan, hak serta kewajibannya.


Hak-hak dasar tersebut antara lain hak di dalam bagian ekonomi, budaya, hukum,

politik, sosial, pendidikan, serta kebebasan rohani serta kebebasan secara pribadi.

Indonesia merupakan negara demokrasi, sehingga meyakini asas tersebut.

Kebebasan, hak, serta kewajiban setiap warga negara Indonesia ataupun warga negara asing

telah mendapat jaminan dari Negara Republik Indonesia.

Namun, tidak boleh melebihi batas kewajaran dalam pengertian bahwa harus

mengerti kebutuhan rakyat banyak, batasan dalam keselamatan negara, batasan dalam

kepribadian bangsa, batasan dalam kesusilaan, dan batasan dalam pertanggungjawaban

terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

Persamaan atas kedudukan warga negara Indonesia dilandaskan oeh UUD 1945 serta

kebudayaan dalam bangsa dan negara Indonesia. Dengan kultur masyarakat setempat,

persamaan terhadap kedudukan tersebut telah timbul, dimana pada awalnya mempunyai

kesamaan, semisal sikap ramah tamah, gotong royong, adanya kerelaan berkorban untuk

orang lain, dan lain sebaganya.

2.2.2 Hak dan Kewajiban warga Negara Indonesia Berdasarkan UUD 1945

Hak serta kewajiban muncul karena adanya persamaan dalam kedudukan antar warga

negara Indonesia dalam kita berbangsa serta bernegara. Hak merupakan sebuah kebutuhan

seseorang agar dapat mealukan sesuatu secara bebas namun diatur oleh sebuh hukum. Dari

penjelasan diatas dapat dibedakan antar pengertian hak asasi manusia dengan hak warga

negara.
Hak asasi manusia ialah hak yang sudah ada atau sudah melekat semenjak ia lahir

dan dijamin oleh negara, hak asasi manusia bersifat universal yang tidak diatur oleh negara,

namun termuat dalam konstitusi.

Hak warga negara ialah hak yang yang ditetapkan pada konstitusi negara sehingga

hak yang dimiliki oleh seorang warga negara hanya bisa dipergunakan di negara yang

bersangkutan. Seperti, hak antara warga negara Indonesia dengan Singapura berbeda.

Kewajiban ialah sebuah pemisah yang disebebkan adanya interaksi antara sesama

individu atau manusia, manusia dengan golongan (masyarakat), ataupun manusia dengan

negara. Seperti, negara memiliki kewajiban untuk memberi jaminan kepada setiap warga

negara untuk memeluk agama.

Kewajiban seorang warga negara adalah sebuah hak negara. Contohnya, setiap warga

negara memiliki kewajiban untuk membela tanah air Indonesia. Hak serta kewajiban setiap

warga negara Indonesia diatur dalam UUD 1945 pasal 27 ayat 1 yang berbunyi “…seg ala

warga negara bersama kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan serta wajib

menjunjung hukum serta pemerintah itu dengan tidakada kecualinya”.

Pasal ini menjelaskan bahwa dalam memperoleh persamaan kedudukan dalam sebuah

hukum serta pemerintahan ialah hak bagi setiap warga negara Indonesia. Namun ada pula

kewajiban bagi setiap warga negara Indonesia ialah menjunjung hukum dan pemerintahan

dengan tidak membeda-bedakannya.


2.3 Pasal 27 Ayat 2 UUD 1945 Dan Hubungan Dengan Warga Negara

Pasal 27 ayat 2 UUD 1945 berbunyi “Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan

dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan“. Pasal tersebut menjelaskan bahwa setiap

individu sebagai anggota warga negara berhak untuk mendapatkan pekerjaan serta

kehidupan yang layak dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

Lapangan pekerjaan merupakan sarana yang dibutuhkan guna menghasilkan

pendapatan yang akan digunakan dalam pemenuhan kehidupan yang layak. Penghidupan

yang layak diartikan sebagai kemampuan dalam melakukan pemenuhan kebutuhan dasar,

seperti : pangan, sandang, dan papan.

Pada era globalisasi ini sering terlihat tingginya angka akan tuntutan hak t anpa

diimbangi dengan kewajiban. Disisi lain, masih terdapat pula hak yang kian tak bersambut

dengan kewajiban yang telah dilakukan. Kedua hal tersebut merupakan pemicu terjadinya

ketimpangan antara hak untuk mendapatkan pekerjaan dan penghidupan yang layak dengan

kewajiban yang tak kunjung dilaksanakan.

Tingginya angka akan tuntutan hak tanpa diimbangi dengan kewajiban, pada

umumnya disebabkan oleh adanya sifat malas dan kurangnya kemampuan dalam suatu

bidang pekerjaan. Sifat malas tersebut dapat menghambat individu sebagai tenaga kerja

untuk menjadi lebih produktif dan inovatif yang menyebabkan tertundanya penghidupan

yang layak, sedangkan kurangnya kemampuan memicu pola pikir individu menjadi

pesimistis yang menyebabkan individu tidak dapat bergerak kearah tingkat kehidupan yang

lebih layak.
Hak yang tak kunjung bersambut atas pelaksanaan kewajiban yang telah dilakukan,

pada umumnya disebabkan oleh kurangnya perhatian baik dari pihak pemerintah maupun

swasta atas upah yang tidak sesuai dengan pelaksanaan kewajiban yang telah dilakukan.

Hal tersebut, dapat memicu gejolak masyarakat atas terjadinya ketimpangan akan

hak dengan kewajiban. Gejolak masyarakat timbul akibat adanya rasa ketidakpuasan

terhadap ketimpangan tersebut yang menyebabkan timbulnya berbagai demo hingga mogok

kerja. Fenomena tersebut merupakan hal yang seharusnya tidak perlu dijumpai dalam

kehidupan kewarganegaraan.

2.4 Pasal 30 Ayat 1 UUD 1945 Dan Hubungan Dengan Warga Negara

Pasal 30 ayat 1 UUD 1945 menyatakan bahwa “Tiap-tiap warga negara berhak dan

wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara”. Ketentuan mengenai hak

dan kewajiban dalam usaha pertahanan dan keamanan negara merupakan implementasi dari

ketentuan Pasal 27 ayat (3) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

yang menyatakan bahwa setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya

pembelaan negara. Oleh sebab itu, setiap warga negara tanpa kecuali mempunyai hak dan

kewajiban yang sama dalam usaha pertahanan dan keamanan negara.

Adanya ketentuan ini didasarkan pada pemikiran bahwa sistem pertahanan dan

keamanan negara yang dianut negara Indonesia adalah sistem pertahanan dan keamanan

rakyat semesta. Dalam sistem ini seluruh komponen bangsa terlibat dan mempunyai

peranan, yaitu rakyat sebagai kekuatan pendukung sedangkan TNI dan Kepolisian sebagai

kekuatan utama.
Perubahan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 mengenai

usaha pertahanan dan keamanan negara sebagaimana tercantum dalam Pasal 30 ayat (2)

dengan rumusan perubahan sebagai berikut.

Pasal 30 ayat (2) : “Usaha pertahanan dan keamanan negara dilak-sanakan melalui sistem

pertahanan dan keamanan rakyat semesta oleh Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian

Negara Republik Indonesia, sebagai kekuatan utama, dan rakyat, sebagai kekuatan

pendukung.”

Ketentuan ini dilatarbelakangi oleh pengalaman sejarah bangsa Indonesia dalam

merebut dan mem-pertahankan kemerdekaan. Salah satu faktor penting suksesnya revolusi

kemerdekaan tahun 1945 dan per-juangan mempertahankan kemerdekaan terletak pada

bersatu padunya kekuatan rakyat dan kekuatan militer dan polisi Indonesia. Dalam

perkembangannya, bersatupadunya kekuatan itu dirumuskan dalam sebuah sistem yang

dikenal dengan nama sistem pertahanan dan keamanan rakyat semesta yang berlaku hingga

saat ini.

Atas dasar pengalaman sejarah tersebut, sistem pertahanan dan keamanan rakyat

semesta tersebut dimasukkan ke dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

Tahun 1945 dengan maksud untuk lebih mengukuhkan keberadaan sistem tersebut.

Kedudukan rakyat dan TNI serta Kepolisian Republik Indonesia dalam usaha pertahanan

dan keamanan negara makin dikukuhkan, yakni rakyat sebagai kekuatan pendukung dan

TNI serta Kepolisian Republik Indonesia sebagai kekuatan utama. Rumusan itu menjadi

salah satu ciri khas sistem pertahanan dan keamanan Indonesia yang bersifat semes ta, yang
melibatkan seluruh rakyat warga negara, wilayah dan sumber daya nasional secara aktif,

terpadu, terarah, dan berkelanjutan.

2.5 Pelaksanaan Pasal 27 Ayat 2 dan Pasal 30 ayat 1 UUD 1945

Pasal 27 ayat 2 UUD 1945 “Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan

penghidupan yang layak bagi kemanusiaan“. Berdasarkan UU 12 Tahun 2006 tentang

Kewarganegaraan Republik Indonesia Pasal 2 Yang menjadi Warga Negara Indonesia

adalah orang-orang bangsa Indonesia asli dan orang-orang bangsa lain yang disahkan

dengan undang-undang sebagai warga negara. Bunyi ayat 2 pasal 27 tersebut secara teori

telah dijelaskan dalam UUD 1945, namun secara praktik belum dapat dikatakan bahwa

pelaksanaan akan pasal tersebut telah dilaksanakan dengan baik. Hal tersebut dapat dilih at

dari tingginya tingkat pengangguran dan warga negara dengan tingkat kehidupan yang

kurang layak.

Pengangguran dapat disebabkan oleh berbagai macam hal, terutama tingkat

pendidikan dan kemampuan. Hal tersebut merupakan pemicu terbesar dari tingginya tingkat

pengangguran. Tingginya angka tingkat pengangguran menyebabkan terjadinya

ketidakefisienan terhadap kegiatan produksi yang mengakibatkan semakin jauhnya tingkat

kehidupan yang layak bagi warga negara.

Pasal 30 ayat 1 UUD 1945 menyatakan bahwa: “Tiap-tiap warga negara berhak dan

wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara”. Maksud dari pasal 30 ayat 1

UUD 1945 disini menjelaskan bahwa setiap warga negara Indonesia mempunyai hak yang

sama yaitu hak untuk ikut serta dalam menjaga pertahanan dan keamanan negara. Yang
Berarti warga negara diharuskan supaya bisa turut serta dalam usaha mempertahanan negara

dari gangguan ancaman baik itu dari luar maupun dari dalam negeri.

Sebagai warga negara Indonesia, kita dapat melakukan hal sederhana namun nyata

dalam mewujudkan bela negara. Antara lain yaitu dengan menciptakan kerukunan dan

harmonis dalam segala lingkungan, kesadaran untuk mentaati tata tertib dan mematuhinya,

membayar pajak tepat pada waktunya, menggunakan fasilitas dengan baik dan tidak

merusak fasilitas, serta mendukung aparat pemerintahan dalam menjalankan tugas untuk

mempertahankan negara.

Kesadaran bela negara merupakan hal yang penting yang harus dimiliki oleh setiap

warga negara. Seperti yang dikatakan oleh Menteri Pertahanan RI, Ryamizard Ryacudu

bahwa kesadaran bela negara penting untuk ditanamkan kepada seluruh warga negara

sebagai bentuk Revolusi Mental sekaligus membangun daya tangkal bangsa sehingga bisa

mewujudkan pertahanan nasional yang kuat dalam menghadapi kompleks ancaman yang

dapat terjadi di Indonesia. Dengan adanya kesadaran, hal tersebut dapat mendorong warga

negara dalam melaksanakannya.

Dalam usaha untuk memperdalam bela negara, Presiden Joko Widodo menandatangai

Inpres (Instruksi Presiden) Nomor 8 Tahun 2018, pada tanggal 18 September 2018, tentang

Rencana Aksi Bela Negara (RAN) Tahun 2018-2019 yang dilaksanakan oleh seluruh pejabat

negara dan juga mengikutsertakan masyarakat dan pelaku usaha sesuai dengan peratur an

perundang-undangan yang berlaku. Dalam program ini, pemerintah akan melaksanakannya

melalui 3 tahap yaitu, (1) sosialisasi, harmonisasi, sinkronisasi, koordinasi, dan evaluasi, (2)

internalisasi nilai-nilai dasar bela negara, dan (3) aksi gerakan


BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Hak merupakan segala sesuatu yang pantas dan mutlak untuk didapatkan oleh

individu sebagai anggota warga negara sejak masih berada didalam kandungan, sedangkan

kewajiban merupakan suatu keharusan/kewajiban bagi individu dalam melaksanakan peran

sebagai anggota warga negara guna mendapat pengakuan akan hak yang sesuai dengan

pelaksanaan kewajiban tersebut. Hak dan kewajiban merupakan suatu hal yang terikat satu

sama lain, sehingga dalam praktik harus dijalankan dengan seimbang.

Pasal 27 ayat 2 UUD 1945 berbunyi “Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan

penghidupan yang layak bagi kemanusiaan”. Pasal tersebut menjelaskan bahwa setiap

individu sebagai anggota warga negara berhak untuk mendapatkan pekerjaan serta

kehidupan yang layak dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Lapangan

pekerjaan merupakan sarana yang dibutuhkan guna menghasilkan pendapatan yang akan

digunakan dalam pemenuhan kehidupan yang layak. Penghidupan yang layak diartikan

sebagai kemampuan dalam melakukan pemenuhan kebutuhan dasar, seperti: pangan,

sandang, dan papan.” dan Pasal 30 ayat 1 UUD 1945 menjelaskan bahwa “Tiap-tiap warga

negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara”. Memperkuat

pertahanan dan menjaga keamanan Negara juga merupakan hak dan kewajiban setiap warga

Negara sebagai wujud dari sikap bela Negara.


SARAN

Hak dan kewajiban merupakan suatu instrumen yang saling terkait, sehingga

pelaksanaan hal tersebut harus dilakukan secara seimbang agar tidak terjadi ketimpangan

yang akan menyebabkan timbulnya gejolak masyarakat yang tidak diinginkan.

Anda mungkin juga menyukai