Anda di halaman 1dari 12

MODUL PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DISKRIT – POLITEKNIK UNGGULAN KALIMANTAN

MODUL 1
PENGENALAN KOMPONEN DAN INSTRUMEN ELEKTRONIKA

I. Tujuan Praktikum
1. Mahasiswa mengetahui komponen-komponen elektronika secara umum
2. Mahasiswa mampu mengetahui symbol komponen elektronika..
3. Mahasiswa mengetahui instrumen elektronika secara umum.
4. Mahasiswa mampu mempergunakan instrumen elektronika.
II. Alat dan Bahan
1. Komponen elektronika berupa resistor, kapasitor, dioda dan transistor.
2. Instrumen elektronika berupa multimeter.
3. Power supply DC
III. Teori Singkat
1. Multimeter Analog

Multimeter analog merupakan jenis multimeter / multitester yang


menggunakan display ukur (meter) dengan tipe jarum penunjuk. Sehingga
untuk membaca hasil ukur harus dilakukan dengan cara melihat posisi jarum
penunjuk pada meter dan melihat posisi saklar selektor pada posisi batas ukur
kemudian melakukan perhitungan secara manual untuk mendapatkan hasil
ukurnya. Kondisi atau proses pembacaan hasil ukur yang masih manual inilah
yang menyebabkan multimeter / multitester janis ini dinamakan sebagai
multimeter analog.

Gambar 1.1 Multimeter Analog/AVO meter

1
MODUL PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DISKRIT – POLITEKNIK UNGGULAN KALIMANTAN

Dari gambar multimeter analog dapat dijelaskan bagian-bagian dan


funsinya :

1. Sekrup pengatur kedudukan jarum penunjuk (Zero Adjust Screw),


berfungsi untuk mengatur kedudukan jarum penunjuk dengan cara
memutar sekrupnya ke kanan atau ke kiri dengan menggunakan obeng
pipih kecil.
2. Tombol pengatur jarum penunjuk pada kedudukan zero (Zero Ohm
Adjust Knob), berfungsi untuk mengatur jarum penunjuk pada posisi nol.
Caranya : saklar pemilih diputar pada posisi Ohm, test lead + (merah)
dihubungkan ke test lead – (hitam), kemudian tombol pengatur
kedudukan 0 Ω di putar kekiri atau ke kanan sehingga menunjuk pada
kedudukan 0 Ω.
3. Saklar pemilih (Range Selector Switch), berfungsi untuk memilih posisi
pengukuran dan batas ukurannya. Multimeter biasanya terdiri dari empat
posisi pengukuran, yaitu :
a. Posisi Ω (Ohm) berarti multimeter berfungsi sebagai ohm meter, yang
terdiri tiga batas ukur : x 1 ; x 10; dan K Ω.
b. Posisi ACV (volt AC) berarti multimeter berfungsi sebagai voltmeter AC
yang terdiri dari lima batas ukur : 10; 50; 250; 500; dan 1000.
c. Posisi DCV (volt DC) berarti multimeter berfungsi sebagai voltmeter DC
yang terdiri dari lima batas ukur : 10; 50; 250; 500; dan 1000.
d. Posisi DCmA (miliampere DC) berarti multimeter berfungsi sebagai mili
amperemeter DC yang terdiri dari tiga batas ukur : 0,25; 25; dan
500.Tetapi ke empat batas ukur di atas untuk tipe multimeter yang satu
dengan yang lain batas ukurannya belum tentu sama.
4. Lubang kutub + (V A Ω Terminal), berfungsi sebagai tempat masuknya
test lead kutub + yang berwarna merah.
5. Lubang kutub – (Common Terminal), berfungsi sebagai tempat masuknya
test lead kutub – yang berwarna hitam.
6. Salah pemilih polaritas DC atau AC.
7. Kotak meter (Meter Cover), berfungsi sebagai tempat komponen-
komponen multimeter.
8. Jarum penunjuk meter (Knief – edge Pointer), berfungsi sebagai penunjuk
besaran yang diukur.

2
MODUL PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DISKRIT – POLITEKNIK UNGGULAN KALIMANTAN

9. Skala (Scale), berfungsi sebagai skala pembacaan meter.

2. Multimeter Digital

Multimeter digital atau sering juga disebut sebagai digital multitester


sama merupakan jenis multimeter yang telah menggunakan display digital
sebagai penampil hasil ukurnya. Hasil ukur yang ditampilkan pada multitester
digital merupakan hasil yang telah sesuai, sehingga tidak perlu dilakukan lagi
perhitungan antara hasil ukur dan batas ukur.

3. Resistor
Berdasarkan namanya, resistor (hambatan) bersifat menahan arus
listrik. Arus yang dapat melewati resistor berbanding terbalik dengan besarnya
hambatan. Besarnya hambatan ditunjukkan melalui kode warna atau kode
angka pada badan resistor dengan satuan Ohm (Ω). Kode warna resistor dapat
berjumlah 4 atau 5.

Gambar 1. Simbol resistor


Susunan empat kode warna seperti pada gambar berikut:

Gambar 2. Arti posisi kode warna


Jika resistor mempunyai 4 kode warna maka 3 warna merupakan
penentu nilai dan warna keempat adalah toleransi yang merupakan simpangan
kesalahan maksimum dari nilai yang tertera pada kode warna. Simpangan ini
dapat dibawah nilai dari kode warna atau diatas dari nilai kode warna. Jika

3
MODUL PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DISKRIT – POLITEKNIK UNGGULAN KALIMANTAN

resistor mempunyai lima kode warna maka empat warna merupakan penentu
nilai dan warna kelima adalah toleransi.
Sepuluh (10) warna yang dijadikan kode untuk menandai nilai suatu
resistor adalah sebagai berikut:

Apabila terdapat resistor dengan 4 kode warna yaitu merah, ungu, coklat
dan perak maka, maka perhitungan nilainya adalah sebagai berikut:
Merah =2
Ungu =7
Coklat =1
Perak = 10
Resistor = 27*101 = 270Ω ±10%
Apabila terdapat resistor dengan 5 kode warna yaitu coklat, hitam, hitam,
merah dan cokalt, maka perhitungan nilainya adalah sebagai berikut:
Coklat =1
Hitam =0
Hitam =0
Merah =2

4
MODUL PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DISKRIT – POLITEKNIK UNGGULAN KALIMANTAN

Coklat =1
Resistor = 100*102 = 10.000Ω ±1% atau 10 kΩ ±1%
Pengukuran menggunakan Ohmmeter yang terdapat pada multimeter.
Langkah-langkah pengukuran sebagai berikut:
 Posisikan saklar pemilih multimeter pada Ohmmeter, pilih range
pengukuran paling tinggi atau diatas nilai pembacaan melalui kode
warna.
 Pegang satu kaki resistor bersentuhan dengan salah satu kaki
multimeter. Sentuhkan satu kaki lain resistor dengan satu kaki lain
multimeter.
 Baca nilai yang ditunjukkan multimeter.
4. Kapasitor
Berdasarkan namanya, kapasitor berfungsi untuk menampung muatan
listrik. Besarnya muatan yang dapat ditampung ditentukan oleh besarnya
kapasitansi yang ditunjukkan melalui kode angka atau kode warna kapasitor
dengan satuan Farad (F).

Gambar 3. Simbol kapasitor


Kapasitor terdiri atas beberapa jenis berdasarkan bahan dasarnya, antara lain:
a. Kapasitor elektrolit.
Umumnya kapasitansinya dalam orde mikro Farad (μF).
b. Kapasitor milar.
Umumnya kapasitansinya dalam orde nano Farad (nF).
c. Kapasitor keramik.
Umumnya kapasitansinya dalam orde nano Farad atau piko Farad (pF).
Nilai kapasitor ditentukan dari kode angka yang tertera pada kapasitor.
Untuk kapasitor elektrolit, nilai kapasitor langsung tertera pada kapasitor
beserta kemampuan tegangan muat. Untuk kapasitor keramik dalam orde piko,
kode yang tertera merupakan nilai yang langsung dalam orde piko, misalnya:
 Tertera kode 10 berarti kapasitansi 10 pF.
 Tertera kode 22 berarti kapasitansi 22 pF

5
MODUL PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DISKRIT – POLITEKNIK UNGGULAN KALIMANTAN

Untuk kapasitor milar, kode yang tertra harus dikalikan dengan orde dasar
(orde kapasitas paling kecil) yaitu piko, misalnya:
Tertera kode 104.
Kapasitansi = 10*104*10-12
Kapasitansi = 10*10-8 atau 100*10-9
Berarti kapasitansi 100 nF atau 0,1 uF.
Pengukuran menggunakan kapasitansimeter yang terdapat pada
multimeter. Langkah-langkah pengukuran sebagai berikut:
 Posisikan saklar pemilih multimeter pada kapasitansimeter.
 Pegang satu kaki kapasitor bersentuhan dengan salah satu kaki
multimeter. Sentuhkan satu kaki lain kapasitor dengan satu kaki lain
multimeter.
 Baca nilai yang ditunjukkan multimeter.
5. Dioda
Dioda merupakan komponen semikonduktor (dapat mengalirkan atau
tidak mengalirkan arus) yang terdiri atas dua bahan yang direkatkan. Satu
bahan adalah bahan N yang disebut katoda (K) dan satu bahan P yang disebut
anoda (A). Sifat semikonduktor dapat ditunjukkan apabila dioda dihubung
dengan suatu sumber daya.

Gambar 5. Simbol dioda


Untuk menentukan kaki atau mengecek dioda dilakukan dengan
multimeter. Apabila mempergunakan multimeter analog dilakukan langkah-
langkah sebagai berikut:
a. Pilih melalui saklar pemilih (rotary switch) multimeter, pada
pengukuran hambatan atau dioda (dengan simbol dioda atau buzzer).
Kabel test merah (probe) berarti potensial negatif battery dan kabel
hitam berarti potensial.
b. Hubungkan masing-masing satu kaki dioda dengan satu probe
multimeter.

6
MODUL PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DISKRIT – POLITEKNIK UNGGULAN KALIMANTAN

c. Jika jarum menunjukkan suatu simpangan berarti katoda dan anoda


ditemukan, yaitu kaki yang terhubung kabel merah berarti anoda dan
kaki yang terhubung kabel hitam berarti katoda.
Jika mempergunakan multimeter digital dilakukan langkah-langkah sebagai
berikut:
a. Pilih melalui saklar pemilih (rotary switch) multimeter, pada
pengukuran hambatan atau dioda (dengan simbol dioda atau buzzer).
b. Hubungkan masing-masing satu kaki diode dengan satu probe
multimeter.
c. Jika jarum menunjukkan suatu simpangan berarti katoda dan anoda
ditemukan, yaitu kaki yang terhubung kabel merah berarti anoda dan
kaki yang terhubung kabel hitam berarti katoda.
d. Apabila dengan pengukuran tersebut kedua sisi dioda tidak
menunjukkan nila maka dioda telah putus. Jika kedua sisi dioda
menunjukan nilai hambatan 0 (nol) maka dioda dalam keadaan short
(hubung singkat).
6. Transistor
Transistor merupakan komponen semikonduktor sebagaimana dioda
yang ditambah pemicu untuk mengalirkan atau tidak mengalirkan arus.
Transistor terdiri dari dua bahan N yang mengapit bahan P (untuk transistor
NPN) dan dua bahan P yang mengapit bahan N (untuk PNP). Kaki-kaki
transistor adalah basis (B), kolektor (C) dan emitor (E)

Gambar 6. Simbol transistor NPN dan PNP


Sebagaimana semikonduktor dioda, untuk menentukan kaki atau
mengecek transistor dilakukan dengan multimeter, dilakukan langkah-langkah
sebagai berikut:
a. Tempatkan salah satu probe pada salah satu kali transistor dan probe
lain pada kaki yang lain.

7
MODUL PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DISKRIT – POLITEKNIK UNGGULAN KALIMANTAN

b. Apabila pada langkah (a) menunjukkan simpangan pindahkan salah


satu probe pada kaki yang lain.
c. Apabila pada langkah (b) menunjukan simpangan tukar posisi probe
tetapi tetap pada kaki yang sama.
d. Apabila pada langkah (c) menunjukkan simpangan maka telah
ditemukan basis dari transistor. Apabila mempergunakan multimeter
analog, jika probe pada kaki basis adalah (+) maka transistor adalah
trasnsistor PNP. Sebaliknya jika probe adalah (-) maka transistor
adalah transistor NPN. Apabila mempergunakan multimeter digital
berlaku hal yang sebaliknya.
e. Simpangan basis terhadap kolektor lebih kecil dari simpangan basis
terhadap emitor.
f. Apabila pada langkah (a), (b), (c) dan (d) tidak menunjukkan
simpangan maka tukar probe sehingga masing masing kaki transistor
tergilir.
g. Apabila semua giliran kaki tetap tidak emnunjukan nilai maka
transistor dalam keadaan putus. Apabila satu atau lebih hubungan kaki
transistor menunjukkan hambatan 0 (nol) maka transistor dalam
keadan short.

8
MODUL PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DISKRIT – POLITEKNIK UNGGULAN KALIMANTAN

IV. Langkah Percobaan


1) Pengukuran Tegangan
a) Ukur tegangan dari PLN melalui stopkontak. (perhatikan skala di
multimeter)
b) Ukur tegangan dari power supply DC

c) Catat hasil pengukuran


Tabel 1.1 Hasil Pengukuran Tegangan
NO Sumber Tegangan Hasil pengukuran
1 PLN (220 VAC)
2 PSA 12 VDC
3 PSA 9 VDC
4 PSA 5 VDC
5 Battery 9 VDC
6 Battery 1,5 VDC

9
MODUL PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DISKRIT – POLITEKNIK UNGGULAN KALIMANTAN

2) Pengukuran Arus Listrik


a) Ukur arus listrik dari power supply DC

b) Catat hasil pengukuran

Tabel 1.1 Hasil Pengukuran Tegangan

NO Sumber Arus Listrik Hambatan Hasil Pengukuran


1 PSA 12 VDC 15K
2 PSA 9 VDC 15K
3 PSA 5 VDC 15K
4 Battery 9 VDC 15K
5 Battery 1,5 VDC 15K

10
MODUL PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DISKRIT – POLITEKNIK UNGGULAN KALIMANTAN

3) Pengujian resistor.
a) Catat satu-persatu resistor yang diberikan, baca nilai yang tertera
menggunakan kode warna, masukkan hasilnya kedalam tabel
pengujian resistor.
b) Satu-persatu setelah Anda baca, ukur menggunakan Ohmmeter
masukkan hasilnya pada tabel pengujian resistor.
Tabel pengujian resistor

Nilai terbaca Nilai terukur


Kode warna
(Ω) (Ω)
Merah, merah, merah, perak 22x100=2200±10% 2150
Atau 2k2±10%

4) Pengujian kapasitor.
a) Catat satu-persatu kapasitor yang diberikan, baca nilai yang tertera
menggunakan kode angka, masukkan hasilnya kedalam tabel
pengujian kapasitor.
b) Satu-persatu setelah Anda baca, ukur menggunakan kapasitansimeter
masukkan hasilnya pada tabel pengujian kapasitor.
Tabel pengujian kapasitor

Nilai terbaca Nilai terukur


Kode angka
(F) (F)
104 100nF 100nF

5) Pengujian dioda.
a) Catat seri dioda yang diberikan masukkan pada table pengujian dioda.
b) Cek kaki-kaki dioda mempergunakan cara yang telah dijelaskan.
Tentukan kondisi dioda.

11
MODUL PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DISKRIT – POLITEKNIK UNGGULAN KALIMANTAN

Tabel pengujian dioda

Kode dioda Multimeter Pengukuran Kondisi


1N4001 Digital A (+) dan K (-) = 690 Baik
A (-) dan K (+) = ∞

6) Pengujian transistor.
a) Catat seri transistor yang diberikan masukkan pada table pengujian
transistor.
b) Cek kaki-kaki transistor mempergunakan cara yang telah dijelaskan.
Tentukan kondisi dioda.
Tabel pengujian transistor

Kode
Multimeter Pengukuran Jenis Kondisi
transistor
9013 Digital B (+), C (-), C (-) = 730 NPN Baik
B (-), C (+), C (+) = ∞

V. Tugas Percobaan
1) Berdasarkan hasil pengujian resistor, amati satu-persatu, tentukan apakah nilai
ukur masuk dalam jangkauan toleransi. Isikan pada tabel dan sertakan pada
laporan.

Nilai ukur resistor Nilai toleransi


Keterangan
(Ω) (Ω)
2100±10% Nilai ukur 2050 masuk
Toleransi: dalam toleransi
Bawah =2100-210=1890
Atas =2100+210=2320

12

Anda mungkin juga menyukai