STRUKTUR SOSIAL
KELOMPOK II
NOVITA MAHARANI
JESIKA PRAYUDA
KAIRUL ANWAI
RAFIQO AZIZAH
WIDIA JAIRA
VINA
MAHARANI
A. PENGERTIAN STRUKTUR SOSIAL
Pada dasarnya istilah struktur diartikan sebagai susunan terhadap sesuatu yang memiliki
bagian-bagian atau unsur-unsur dan membentuk suatu susunan. Para ahli sosiologi memiliki
pendapat yang beragam dalam mendefinisikan struktur sosial. Sebagian para ahli
menganggap struktur sosial identik dengan lembaga sosial, bangunan sosial, dan lembaga
kemasyarakatan. Adapun asal kata struktur sosial berasal dari bahasa Latin, structum yang
berarti menyusun, membangun untuk sebuah gedung, dan lebih umum dipakai istilah
konstruksi yang berarti rangka.
Apa yang dimaksud dengan konsep struktur sosial? Untuk menjawab pertanyaan ini tidak
mudah karena sosiologi merupakan suatu ilmu yang mempunyai banyak teori dan paradigma.
Dalam sosiologi ketika kita berbicara mengenai struktur sosial, maka sesungguhnya kita
berbicara mengenai sesuatu yang saling tergantung dan membentuk suatu pola tertentu yang
terdiri atas pola perilaku individu, kelompok, institusi, maupun masyarakat secara luas.
Suatu struktur sosial mencakup susunan status dan peran yang terdapat di dalam satuan
sosial, ditambah nilai-nilai dan norma-norma yang mengatur interaksi antarstatus dan peran
sosial. Di dalam struktur, terdapat unsur-unsur sosial yang pokok, seperti kaidah-kaidah
sosial, lembaga-lembaga sosial, kelompok-kelompok sosial, dan lapisan-lapisan sosial.
Raymond Firth berpendapat bahwa struktur sosial adalah suatu pergaulan hidup manusia
meliputi berbagai tipe kelompok yang terjadi dari banyak orang dan meliputi pula lembaga-
lembaga di mana orang banyak tersebut ambil bangian. Talcott Parsons mengatakan bahwa
struktur sosial adalah keterkaitan antarmanusia. Menurut Soerjono Soekanto, struktur sosial
mengacu pada hubungan-hubungan yang lebih fundamental yang memberikan bentuk dasar
pada masyarakat dan memberikan batas-batas pada aksi-aksi yang mungkin dilakukan secara
organisasi. Dengan kata lain, struktur sosial diartikan sebagai hubungan timbal balik antara
posisi-posisi sosial dan peranan-peranan sosial.
1. Status Sosial
Status sosial merupakan kedudukan atau posisi sosial seseorang dalam kelompok
masyarakat. Status yang diperoleh seseorang terbagi menjadi tiga, yaitu :
a. Ascribed status
Status yang “diberikan” kepada seseorang oleh masyarakat tanpa
memandang bakat atau karakteristik unik orang tersebut. Didapat secara
otomatis melalui kelahiran (keturunan). Latar belakang ras, gender, dan usia
dapat dikategorikan sebagai ascribed status.
b. Achieved status
Status yang didapat seseorang melalui usaha-usahanya sendiri. Seseorang
harus melakukan sesuatu untuk mendapatkan statusnya, seperti bersekolah,
mempelajari keterampilan-keterampilan, berteman, atau menciptakan sesuatu
yang baru.
c. Assigned status
Status yang diberikan kepada seseorang karena telah berjasa melakukan
sesuatu untuk organisasinya, masyarakat atau kepada negara. Misalnya, seorang
pegawai honorer diangkat menjadi pegawai negeri. Seseorang diangkat sebagai
penasihat karena kemampuan dan keahliannya. Seseorang dinaikkan pengkat
atau jabatan karena prestasi dan masa kerja.
2. Peran Sosial
3. Kelompok
4. Lembaga
1. Bersifat abstrak
Struktur sosial bersifat abstrak, artinya tidak dapat dilihat dan tidak dapat diraba.
Struktur sosial di sini merupakan hierarki kedudukan dari tingkatan yang tertinggi
sampai tingkatan yang terendah, berfungsi sebagai saluran kekuasaan dan
pengaturan pemenuhan kebutuhan masyarakat secara menyeluruh.
Struktur sosial pada dimensi vertikal adalah hierarki status-status sosial dengan
segala peranannya sehingga menjadi satu sistem yang tidak dapat dipisahkan dari
struktur status yang tertinggi hingga struktur status yang terendah. Sedangkan
struktur sosia dimensi horizontal, seluruh masyarakat berdasarkan karakteristiknya
terbagi-bagi dalam kelompok-kelompok sosial yang memiliki karakteristik sama.
Misalnya, suku bangsa, ras, agama, serta gender.
Artinya, proses sosial yang terjadi dalam suatu struktur sosial termasuk cepat
lambatnya proses itu sendiri sangat dipengaruhi oleh bagaimana bentuk struktur
sosialnya.
4. Merupakan Bagian dari Sistem Pengaturan Tata Kelakuan dan Pola Hubungan
Masyarakat
Artinya, struktur sosial yang dimiliki suatu masyarakat berfungsi untuk mengatur
berbagai bentuk hubungan antarindividu di dalam masyarakat tersebut. Misalnya,
masyarakat agraris akan berbeda dengan masyarakat industri dalam segala pola
aktivitas kehidupannya.
1. Sebagai dasar untuk menanamkan suatu disiplin sosial. Ini berkaitan dengan aturan-
aturan yang berasal dari suatu kelompok sosial, diharapkan setiap anggotanya
bersikap dan bertindak sesuai dengan harapan-harapan kelompoknya.
2. Sebagai pengawas sosial. Maksudnya adalah sebagai pembatas agar setiap anggota
masyarakat berperilaku sesuai dengan norma-norma dan nilai-nilai yang dianut
masyakat tersebut.
3. Struktur sosial merupakan karakteristik yang khas yang dimiliki suatu masyarakat
sehingga dapat memberikan warna berbeda dari masyarakat lainnya.
Bentuk-bentuk struktur sosial dalam masyarakat dapat dilihat dari beberapa sudut, di
antaranya sebagai berikut :
Mengenai klasifikasi ras terdapat banyak sistem penggolongan yang berasal dari
berbagai ahli. Berikut dikemukakan salah satu klasifikasi ras dari A.L. Kroeber,
yang menggambarkan secara jelas garis besar penggolongan ras-ras terpenting di
dunia serta hubungan antara satu dengan lainnya.
Dari uraian di atas, pada dasarnya suatu agama timbul karena adanya
ketidakmampuan manusia mengungkap seluruh rahasia alam dengan menggunakan
ilmu pengetahuan dan teknologi. Terutama tentang rahasia alam ghaib; termasuk
untuk menjawab pertanyaan “ada apa setelah kematian?”.
Jenis kelamin merupakan ciri fisik yang dibawa sejak lahir dan tidak ditentukan
sendiri oleh individu berdasarkan keinginannya. Sedangkan gender adalah
perbedaan secara budaya antara laki-laki dan perempuan yang dipelajari dari proses
sosialisasi.
Dilihat dari sifatnya, stratifikasi sosial dibedakan menjadi dua, yaitu yang
bersifat tertutup dan bersifat terbuka. Pada stratifikasi sosial yang bersifat tertutup
(closed sosial stratification) terdapat pembatasan terhadap kemungkinan pindahnya
kedudukan seseorang dari satu lapisan ke lapisan yang lain. Di dalam sistem ini satu-
satunya jalan untuk masuk menjadi anggota pada lapisan kelas tertentu hanyalah
melalui kelahiran. Sedangkan pada stratifikasi sosial yang bersifat terbuka (opened
sosial stratification), setiap anggota masyarakat mempunyai kesempatan untuk
mencapai kelas sosial yang lebih tinggi. Pada umumnya jenis pelapisan sosial yang
terbuka lebih banyak memberikan rangsangan untuk maju dan berkembang kepada
setiap anggota masyarakatnya.
Stratifikasi sosial erat kaitannya dengan pembagian kelas dan golongan. Paul B.
Horton dan Chester L. Hunt mendefiisikan kelas sosial sebagai suatu lapisan orang-
orang yang berkedudukan sama dalam suatu status sosial. Pembagian kelas tersebut
umumnya terbagi berdasarkan kriteria ekonomi, sosial, ataupun politik.