PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
2. Tujuan khusus
1) Konsep medis
2) Konsep keperawatan
3) Penelitian terkait woc
4) Pengkajian
5) Analisa data
6) Diagnosa keperawatan
1
7) Rencana keperawatan
8) Evaluasi
1.3 Manfaat
Dari tujuan penulisan diatas dapat diambil manfaat makalah yaitu sebagai
berikut:
1. Bagi institusi Pendidikan, hasil makalah ini dapat dijadikansebagai bahan
masukan bagi mahasiswa dalam pegembangakan pengetahuan dan dapat di
jadikan sebagai referensi atau sumber informasi untuk melakukan pembelajaran
dan bahan bacaan bagi mahasiswa pada umumnya.
2. Bagi pembaca dapat mengetahui dan memahami mengenai materi tentang
penyakit IMA
3. Bagi PenulisUntuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang penyakit IMA
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2
aterosklerotik pada dinding arteri koroner sehingga menyumbat aliran darah ke
jaringan otot jantung. (M. Black, Joyce, 2014 : 343)
Infark Miokard Akut (IMA) adalah nekrosis miokard akibat aliran darah ke
otot jantung terganggu. (M. Black, Joyce, 2014: 343)
2. Klasifikasi
3
c. Kebutuhan oksigen miocard meningkat pada :
Kerusakan miocard
Hypertropimiocard
Hypertensi diastolic
Tanda dan gejala
5. Pemeriksaan Penunjang
EKG untuk mengetahui fungsi jantung : T. Inverted, ST depresi, Q. patologis.
Perubahan EKG yang terjadi pada fase awal adanya gelombang T tinggi dan
simetris. Setelah ini terdapat elevasi segmen ST. Perubahan yang terjadi
kemudian ialah adanya gelombang Q/QS yang menandakan adanya nekrosis.
Aterosklerosis thrombosis
Kontriksi arteri koronari
Aliran darah kejantung
O2 dan nutrisi
Jaringan miocard iskemik
Lebih dr 30 detik
Nekrose
Metabolisme en aerob hipoksia
Timbunan asam laktat perubahan integritas membran sel
kontraktilitas
6
BAB III
TINJAUAN KASUS
3.1 Pengkajian
A. Data dasar pengkajian pasien
1. Aktivitas
a. Gejala : - kelemahan, kelelahan, tidak dapat tidur
1). pola hidup menetap, jadwal olah raga tidak teratur
b. Tanda : takikardia, dispnea pada istirahat atau aktivitas
b. Sirkulasi
a. Gejala : riwayat AMI sebelumnya, penyakit arteri koroner, GJK, masalah TD,
diabetes mellitus
b. Tanda : tekanan darah dapat normal atau naik-turun, perubahan postural dicatat
dari tidur sampai duduk berdiri, nadi dapat normal penuh atau tidak kuat atau
lemah, tidak teratur, BJ ekstra S3 atau S4 mungkin menunjukan gagal jantung
atau penurun an kontraktilitas ventrikel
c. Integritas ego
a. Gejala : - menyangkal gejala penting atau kondisi
1). takut mati, perasaan ajal sudah dekat
2) marah pada penyakit atau perawatan
3) kuatir tentang keluarga, kerja, keuangan
b. tanda : menolak, menyangkal, cemas, kurang kontak mata, gelisah, marah,
perilaku menyerang, focus pada diri sendiri.
d. Eliminasi
a. Tanda : normal atau bunyi usus menurun
e. Makan atau cairan
a. Gejala : mual, kehilangan nafsu makan, bersendawa, nyeri ulu hati atau
terbakar
b. Tanda : penurunan turgor kulit, kulit kering atau berkeringat, muntah,
penurunan BB
f. Hygiene
a. Gejala atau tanda : kesulitan untuk melakukan perawatan diri
g. Neurosensorik
7
a. Gejala : - nyeri dada yang timbulnya mendadak (dapat atau tidak berhubungan
dengan aktivitas), tidak hilang dengan istirahat atu nitrogliserin
i. Pernafasan
a. Gejala : dyspnea dengan atau tanpa kerja, dyspnea nocturnal, batuk dengan
atau tanpa produksi spuitum, riwayat merokok, penyakit pernafasan kronis
b. Tanda : peningkatan frekuensi nafas, nafas sesak atau kuat, pucat atau
cyanosis, bunyi nafas : bersih atau cracles atau mengi, sputum : bersih, merah
muda kental
j. Interaksi social :
b. Tanda : kesulitan istirahat dengan tenang, respon terlalu emosi (marah, takut),
menarik diri dari keluarga
a. Gejala : riwayat keluarga penyakit jantung atau AMI, DM, stroke, hipertensi,
penyakit vaskuler perifer, penggunaan tembakau ( merokok).
2. Ansietas
NOC : kontrol ansietas
NIC : pengurangan ansietas
9
BAB IV
PEMBAHASAN
10
neovaskularisasi dan menghambat pembentukan jaringan parut. Hal tersebut
dibuktikan dari hasil penelitian Manzo et al. (2011),4 dan Lee et al. (2016),14
bahwa fukoidan berpotensi mencegah mesenchymal stem cells (MSCs) dari stres
oksidatif dan meningkatkan ekspresi sitokin VEGF sehingga dapat meningkatkan
viabilitas, migrasi, proliferasi, pertumbuhan dan ketahanan MSCs secara in vivo.
Didukung dari hasil penelitian Han et al. (2015),10 bahwa fukoidan meningkatkan
migrasi, proliferasi, dan ketahanan sel punca mejadi kardiomiosit melalui
interaksinya dengan SDF-1CXCR4. Dengan potensi tersebut fukoidan dapat
meningkatkan mekanisme kerja dan efek klinis dari sel punca.
Sel punca merupakan suatu terapi yang multi potensial dan dapat
berdiferensiasi menjadi berbagai tipe sel termasuk sel-sel jantung. Salah satunya
autologous BMSCs yang banyak dimanfaatkan sebagai marker MSCs dan
mengekspresikan GATA-4, SDF-1, CXCR4 yang berfungsi untuk meregenerasi
sel kardiomiosit pasca infark.8,9
Mekanisme kerja BMSCs setelah diadministrasi secara intrakoroner yakni
memberi efek proteksi dengan mekanisme parakrin yang melibatkan pelepasan
beberapa sitokin yang mampu melindungi sel. Mekanisme parakrin juga mampu
meningkatkan kepadatan atau densitas pembuluh darah mikro dan mengurangi
area fibrotik pada miokardium yang mengalami infark secara signifikan.
Berdasarkan pewarnaan histologis pada studi eksperimental juga menunjukkan
pertambahan jumlah pembuluh darah mikro pada area iskemik. Hal ini
mempertahankan kapasitas kontraksi miokardium, menghalangi proses apoptosis
dan merangsang angiogenesis serta regenerasi sel kardiomiosit.18
BMSCs juga meningkatkan aktivasi cell survival factors seperti Akt dibawah
kondisi anoksia dan peningkatan endothelial nitric oxide synthase (eNOS). Akt
memiliki peran dalam proses pemberian sinyal antiapoptosis karena mampu
mencegah fragmentasi deoxyribo nucleic acid (DNA). Akt memiliki target faktor
proapoptosis seperti Ced9/bcl2 dan Ced-3 kaspase. Selain itu, Akt juga
memodulasi metabolisme glukosa intraseluler sehingga dapat meningkatkan
produksi energi selama kondisi anoksia. Efek antiapoptosis yang dimiliki Akt
berkontribusi terhadap berkurangnya area yang mengalami infark.8-10
Anoxic preconditioning (AP) dari BMSCs mampu meningkatkan
efektivitasnya melalui mekanisme antiapoptosis dalam melindungi kardiomiosit
dari iskemia. AP memberikan proteksi terhadap jantung dengan meningkatkan
ekspresi eNOS dan inducible nitric oxide synthase (iNOS) merupakan enzim yang
11
berperan dalam peningkatan produksi nitric oxide (NO). Hal tersebut memiliki
peranan dalam merelaksasikan sel-sel otot halus vaskuler yang menyebabkan
vasodilatasi. Vasodilatasi ini mengakibatkan tercukupinya suplai darah ke jaringan
jantung sehingga infark selanjutnya dapat dihindari.19
Beberapa sitokin juga dihasilkan oleh BMSCs seperti VEGF, basic fibroblast
growth factor (bFGF), insulin-like growth factor-1 (IGF-1), interleukin1β (IL-1β),
platelet derived growth factor (PDGF), dan stromal cell-derived factor-1 (SDF-1)
yang kenaikannya lebih tinggi pada kondisi hipoksia dibandingkan normoksia.20
Penelitian menunjukkan potensi BMSCs dalam mengekspresi SDF-1 yang
memiliki efek protektif terhadap kardiomiosit dari iskemia.8 SDF-1 mengaktifkan
pertumbuhan dan survival signaling pathway pada kardiomiosit secara langsung
dengan berikatan pada reseptor spesifik CXCR4.8 SDF-1CXCR4 juga dapat
meningkatkan regenerasi sel jantung melalui mekanisme perekrutan stem cells
hematopoietik dan sel progenitor ke daerah infark, menurunkan ukuran infark,
memicu angiogenesis dan secara keseluruhan meningkatkan fungsi ventrikel kiri
jantung. Interaksi BMSCs dengan SDF-1 dan CXCR4 penting untuk menstimulasi
viabilitas, migrasi, proliferasi, ketahanan dan diferensiasi sel progenitor secara in
vitro maupun in vivo.9,18
Hasil sebuah randomized controlled trial (RCT) menyimpulkan BMSCs
sebagai terapi adjuvant bagi pasien yang tidak menunjukkan peningkatan terhadap
pemberian terapi konvensional dan pasien yang tidak memenuhi syarat untuk
revaskularisasi, seperti PCI.20,21 Ditambahkan juga berdasarkan dari hasil
penelitian eksperimental menunjukkan bahwa transfer stem cells dan sel-sel
progenitor yang berasal dari sumsum tulang meningkatkan kerja jantung setelah
IMA.22 Terlihat pada peningkatkan secara signifikan dari fraksi ejeksi ventrikel
kiri (LVEF) sebesar 20-30% pada pasien IMA. Selain itu, BMSCs juga dapat
menjadi terapi gagal jantung iskemik yang telah dibuktikan pada uji klinis fase I
dan II.23 Terapi ini telah terbukti aman dan layak serta efek klinis yang
menjanjikan. Efek klinis lainnya dari BMSCs juga dalam hal perfusi regional dan
fungsi global jantung pada IMA dengan menurunkan ruptur septum ventrikel,
regurgitasi mitral akut dan aneurisma ventrikel sehingga menurunkan kejadian
aritmia jantung. BMSCs juga tidak menimbulkan respon imun setelah di
administrasikan.24
Potensi BMSCs ini akan memiliki efek optimal dalam penatalaksanaan IMA
setelah dikombinasi dengan fukoidan.4,10,14 Namun, belum ada penelitian yang
12
membandingkan efektivitas terapi antara FuMA stem cells dengan terapi
konvensioal. Inovasi terapi ini dapat menjadikan FuMA stem cells bersaing
dengan terapi konvensional saat ini. Hal tersebut dapat dilihat dari potensi yang
ditawarkan oleh FuMA stem cells, sebagai penatalaksanaan IMA. Oleh sebab itu,
penelitian masih diperlukan baik uji klinis dengan tingkatan yang lebih kompleks
untuk dapat memberikan bukti ilmiah tervalidasi. Selain itu, diperlukan juga
penelitian mengenai efisiensi dan efektivitas inovasi ini dibandingkan terapi
konvensional pada penatalaksanaan IMA.
14
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Infark miokard akut adalah penyakit jantung yang disebabkan oleh karena
sumbatan pada arteri koroner. Sumbatan akut terjadi oleh karena adanya
aterosklerotik pada dinding arteri koroner sehingga menyumbat aliran darah ke
jaringan otot jantung. Infark miokardium mengacu pada proses rusaknya jaringan
jantung akibat suplai darah yang tidak adekuat sehingga aliran darah koroner
berkurang.
5.2 Saran
3. Bagi Institusi Pendidikan
Sebaiknya pihak yang bersangkutan memberikan pengarahan yang lebih
mengenai kasus IMA
4. Bagi Mahasiswa
Mengenai makalah yang kami buat, bila ada kesalahan maupun ketidak
lengkapan materi mengenai kasus IMA. Kami mohon maaf, kamipun sadar
bahwa makalah yang kami buat tidaklah sempurna. Oleh karena itu kami
mengharap kritik dan saran yang membangun.
15
DAFTAR PUSTAKA
Agung Bagus Sista Satyars, dkk. Potensi FuMA stem cells, kombinasi fukoidan dan Bone
Marrow Stem Cells (BMSCs), sebagai penatalaksanaan mutakhir pada Infark Miokard
Akut. Intisari Sains Medis 2019, Volume 10, Number 1: 174-180.
Brunner & Suddarth. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, volume 2. Jakarta:EGC.
Price, Sylvia A. dan Wilson, Lorraine M. 2012. Patofisiologis: Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit Vol 2 Ed 6. Jakarta: EGC.
Muttaqin, Arif. 2012. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem
Kardiovaskuler dan Hematologi. Jakarta: Salemba Medika wijaya kusuma, Volume I,
Nomor 1, Januari 2007, 41-48.
NANDA, 2012, Diagnosis Keperawatan NANDA : Definisi dan Klasifikasi
Wilkinson, Judith,M. 2007. Buku Saku Diagnosis Keperawatan Dengan Intervensi NIC dan
Kriteria Hasil NOC. Jakarta: EGC
16