Anda di halaman 1dari 5

SATUAN ACARA PENYULUHAN ASMA

A. Kegiatan
Penyuluhan kesehatan tentang asma

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah diberikan penyuluhan, diharapkan keluarga mengerti dan
mengenal tentang asma
2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan keluarga dapat :
a. Mengerti dan memahami pengertian asma
b. Mengerti dan memahami penyebab asma
c. Mengerti dan memahami tanda dan gejala asma
d. Mengerti dan memahami penanganan asma

C. Sasaran
Keluarga binaan di Dusun Banjar Laut, Kecamatan Rasau jaya,
Kabupaten Kubu Raya.

D. Metode
1. Ceramah
2. Tanya jawab

E. Media dan Alat


1. Leaflet
2. Lembar Balik

F. Waktu
Hari/Tanggal : 15, 17, 18 April 2017
Waktu : 08.30 wib – selesai
Tempat : Rumah keluarga binaan Dusun Banjar Laut
G. Pelaksanaan
No Kegiatan Pendidik Peserta Waktu
1 Pembukaan Memberi salam Menjawab salam 5 menit
Menjelaskan tujuan Mendengarkan dan
memperhatikan
2 Kegiatan Menjelaskan pengertian Asma Mendengarkan dan 60 menit
inti Menjelaskan penyebab Asma memperhatikan
Menjelaskan tanda dan gejala Mendengarkan dan
Asma memperhatikan
Menjelaskan penanganan Mendengarkan dan
Asma memperhatikan
Mendengarkan dan
memperhatikan
Mendengarkan dan
memperhatikan

3 Penutup Tanya jawab Bertanya dan menjawab 10


Menutup dan mengucapkan Menjawab salam menit
salam

H. Kriteria Evaluasi
1. Evaluasi Standar
a. Kesiapan keluarga mengikuti penyuluhan tentang Asma
b. Tempat sesuai dengan kegiatan.
2. Evaluasi Proses
a. Kegiatan penyuluhan dilakukan sesuai dengan waktu yang
direncanakan.
b. Perawat dan peserta kooperatif dan aktif dalam mengikuti penyuluhan.
3. Evaluasi Akhir
Setelah mengikuti penyuluhan maka keluarga binaan akan dapat:
a. Menjelaskan kembali tentang pengertian Asma
b. Menjelaskan kembali tentang penyebab Asma
c. menjelaskan kembali tentang tanda dan gejala Asma
d. Menjelaskan kembali tentang penanganan Asma
MATERI ASMA
A. Pengertian Asma
Asma merupakan peradangan kronis yang umum terjadi pada saluran
napas yang ditandai dengan gejala yang bervariasi dan berulang,
penyumbatan saluran napas yang bersifat reversibel, dan spasme bronkus.
Gejala umum meliputi mengi, batuk, dada terasa berat, dan sesak napas.

B. Penyebab Asma
Sampai saat ini penyebab penyakit asma belum diketahui secara pasti
meski telah banyak penelitian oleh para ahli. Teori atau hypotesis mengenai
penyebab seseorang mengidap asma belum disepakati oleh para ahli didunia
kesehatan.
Namun demikian yang dapat disimpulkan adalah bahwa pada penderita
asma saluran pernapasannya memiliki sifat yang khas yaitu sangat peka
terhadap berbagai rangsangan (bronchial hyperreactivity = hipereaktivitas
saluran napas) seperti polusi udara (asap, debu, zat kimia), serbuk sari, udara
dingin, makanan, hewan berbulu, tekanan jiwa, bau/aroma menyengat
(misalnya;parfum) dan olahraga.
Selain itu terjadinya serangan asma sebagai akibat dampak penderita
mengalami infeksi saluran pernafasan atas (ISPA) baik flu ataupun sinisitis.
Serangan penyakit asma juga bisa dialami oleh beberapa wanita dimasa siklus
menstruasi, hal ini sangat jarang sekali.
Angka peningkatan penderita asma dikaitkan dengan adanya faktor
resiko yang mendukung seseorang menderita penyakit asma, misalnya faktor
keturunan. Jika seorang ibu atau ayah menderita penyakit asma, maka
kemungkinan besar adanya penderita asma dalam anggota keluarga tersebut.

C. Tanda dan gejala Asma


Adapun tanda dan gejala penyakit asma diantaranya :
 Pernafasan berbunyi (wheezing/mengi/bengek) terutama saat
mengeluarkan nafas (exhalation). Tidak semua penderita asma memiliki
pernafasan yang berbunyi, dan tidak semua orang yang nafasnya terdegar
wheezing adalah penderita asma!
 Adanya sesak nafas sebagai akibat penyempitan saluran bronki
(bronchiale).
 Batuk berkepanjangan di waktu malam hari atau cuaca dingin.
 Adanya keluhan penderita yang merasakan dada sempit.
 Serangan asma yang hebat menyebabkan penderita tidak dapat berbicara
karena kesulitannya dalam mengatur pernafasan.
Pada usia anak-anak, gejala awal dapat berupa rasa gatal dirongga dada
atau leher. Selama serangan asma, rasa kecemasan yang berlebihan dari
penderita dapat memperburuk keadaanya. Sebagai reaksi terhadap
kecemasan, penderita juga akan mengeluarkan banyak keringat.

D. Penanganan Asma
Meskipun tidak ada obat untuk asma, gejala-gejala yang muncul
biasanya bisa disembuhkan. Untuk itu, harus ada suatu rancangan
penanganan khusus yang bisa disesuaikan untuk pemantauan dan pengelolaan
gejala. Rancangan ini harus memasukkan langkah pengurangan pajanan
terhadap alergen, pengujian untuk mengetahui tingkat keparahan gejala, dan
penggunaan obat-obatan. Rancangan pengobatan harus ditulis dan saran
penyesuaian pengobatan harus diberikan berdasarkan terjadinya perubahan-
perubahan pada gejala.
Cara pengobatan asma yang paling efektif yaitu menemukan
pemicunya, misal merokok, hewan peliharaan, atau aspirin, dan
menghilangkan pajanan terhadap pemicu-pemicu tersebut. Jika menjauhi
pemicu masih belum cukup, baru disarankan untuk menggunakan obat. Obat
farmasi dipilih berdasarkan, antara lain, keparahan penyakit dan frekuensi
gejala. Pengobatan khusus untuk asma secara luas dikategorikan dalam obat
reaksi-cepat dan reaksi-lambat.
Bronkodilator direkomendasikan untuk pelega jangka pendek. Pada
pasien yang mendapatkan serangan sesekali, tidak diperlukan obat lain. Jika
penyakitnya ringan namun persisten (terjadi serangan lebih dari dua kali
dalam seminggu), maka disarankan menggunakan kortikosteroid hirup dosis
rendah atau antagonis leukotriene oral atau stabiliser sel mast. Bagi pasien
yang mendapatkan serangan setiap hari, disarankan menggunakan
kortikosteroid hirup dengan dosis yang lebih tinggi. Pada serangan asma
sedang atau berat, kortikosteroid oral turut ditambahkan ke dalam rancangan
pengobatan ini.

DAFTAR PUSTAKA
Nurarif, Amin Huda dan Hardhi Kusuma.2015.Aplikasi Asuhan Keperawatan
Berdasarkan Diagnosa Medis dan Nanda Nic Noc Edisi Revisi Jilid
3.Jogjakarta :Penerbit Mediaction.

Brunner dan Suddarth. 2013. Keperawatan Medikal-Bedah. Jakarta: Penerbit


Buku Kedokteran EGC.

Elizabeth j corwin.2009. Buku Saku Patofisiologi Edisi Revisi 3.Jakarta: Penerbit


Buku Kedokteran EGC.

Judith m, Wilkinson.2016. Diagnosis Keperawatan Edisi 10.Jakarta:Penerbit


Buku Kedokteran EGC.

Anda mungkin juga menyukai