Anda di halaman 1dari 8

PRAKTIKUM PENJERNIHAN AIR SEDERHANA

LAPORAN
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH
Praktikum Parameter Air
Yang dibina oleh Muhammad Al-Irsyad, S.K.M., M.P.H

Oleh :
Hasbi Ash Shiddiqy (170612634054)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
JURUSAN KESEHATAN MASYARAKAT
NOVEMBER 2019
LAPORAN PRAKTIKUM

A. Judul
Praktikum Penjernihan Air Sederhana
B. Latar Belakang
Air merupakan sumber kehidupan bagi manusia yang mempunyai manfaat
bagi kelangsungan hidup makhluk hidup di bumi. Kriteria air bersih yaitu tidak
berwarna, tidak berbau dan tidak mempunyai rasa. salah satu faktor penting
penggunaan air dalam kehidupan sehari-hari adalah untuk kebutuhan air minum.
Air mempunyai daya larut tinggi, kepadatan dan panas tertentu. Dari
kemampuan tersebut air mendukung keberadaan ekosistem alam di bumi,
mendukung kebutuhan manusia dalam berbagai kehidupan terutama kebutuhan
untuk minum.
Penjernihan air merupakan sejumlah proses untuk air sehingga dapat
diterima dalam penggunaan akhir tertentu, seperti air minum. Beberapa cara
penjernihan air antara lain dengan penyaringan dan perebusan, disinfeksi kimia,
bubuk putih, tablet klorin dan filter. Dalam laporan kali ini akan dibahas
mengenai proses penjernihan air sederhana dengan Teknik penjernihan cepat
dan lambat.

C. Tinjauan Teori
Air merupakan sumber bagi kehidupan. Sering kita mendengar bumi disebut
sebagai planet biru, karena air menutupi 3/4 permukaan bumi. Tetapi tidak
jarang pula kita mengalami kesulitan mendapatkan air bersih, terutama saat
musim kemarau disaat air umur mulai berubah warna atau berbau. Ironis
memang, tapi itulah kenyataannya. Yang pasti kita harus selalu optimis.
Sekalipun air sumur atau sumber air lainnya yang kita miliki mulai menjadi
keruh, kotor ataupun berbau, selama kuantitasnya masih banyak kita masih dapat
berupaya merubah/menjernihkan air keruh/kotor tersebut menjadi air bersih
yang layak pakai.
Ada berbagai macam cara sederhana yang dapat kita gunakan untuk
mendapatkan air bersih, dan cara yang paling mudah dan paling umum digunakan
adalah dengan membuat saringan air, dan bagi kita mungkin yang paling tepat
adalah membuat penjernih air atau saringan air sederhana. Perlu diperhatikan,
bahwa air bersih yang dihasilkan dari proses penyaringan air secara sederhana
tersebut tidak dapat menghilangkan sepenuhnya garam yang terlarut di dalam air.
Berikut beberapa alternatif cara sederhana untuk mendapatkan air bersih dengan
cara penyaringan air :

• Saringan Pasir Lambat (SPL)


Saringan pasir lambat merupakan saringan air yang dibuat dengan
menggunakan lapisan pasir pada bagian atas dan kerikil pada bagian
bawah. Air bersih didapatkan dengan jalan menyaring air baku melewati
lapisan pasir terlebih dahulu baru kemudian melewati lapisan kerikil.
Untuk keterangan lebih lanjut dapat temukan pada artikel Saringan Pasir
Lambat (SPL). Saringan Pasir Lambat (SPL) alias Slow Sand Filter
(SSF) sudah lama dikenal di Eropa sejak awal tahun 1800an. Untuk
memenuhi kebutuhan akan air bersih, Saringan Pasir Lambat dapat
digunakan untuk menyaring air keruh ataupun air kotor. Saringan Pasir
Lambat sangat cocok untuk memenuhi kebutuhan akan air bersih pada
komunitas skala kecil atau skala rumah tangga. Hal ini tidak lain karena
debit air bersih yang dihasilkan oleh SPL relatif kecil.
Proses penyaringan pada Saringan Pasir Lambat dilakukan secara
fisika dan biologi. Secara Fisika, partikel-partikel yang ada dalam
sumber air yang keruh atau kotor akan tertahan oleh lapisan pasir yang
ada pada saringan. Secara biologi, pada saringan akan terbentuk sebuah
lapisan bakteri. Bakteri-bakteri dari genus Pseudomonas dan
Trichoderma akan tumbuh dan berkembang biak membentuk sebuah
lapisan khusus. Untuk perawatan saringan pasir lambat, secara berkala
pasir dan kerikil harus selalu dibersihkan. Hal ini untuk menjaga agar
kuantitas dan kualitas air bersih yang dihasilkan selalu terjaga dan yang
terpenting adalah tidak terjadi penumpukan patogen / kuman pada
saringan. Untuk mendapatkan hasil air bersih yang lebih maksimal baik
kualitas maupun kuantitasnya, anda dapat menggabungkan atau
mengkombinasikan saringan pasir lambat ini dengan berbagai jenis
metode penyaringan air sederhana lainnya.
• Saringan Pasir Cepat (SPC)
Saringan pasir cepat seperti halnya saringan pasir lambat, terdiri atas
lapisan pasir pada bagian atas dan kerikil pada bagian bawah. Tetapi arah
penyaringan air terbalik bila dibandingkan dengan Saringan Pasir
Lambat, yakni dari bawah ke atas (up flow). Air bersih didapatkan
dengan jalan menyaring air baku melewati lapisan kerikil terlebih dahulu
baru kemudian melewati lapisan pasir. Untuk keterangan lebih lanjut
dapat temukan pada artikelSaringan Pasir Cepat (SPC).
• Saringan Arang
Saringan arang dapat dikatakan sebagai saringan pasir arang dengan
tambahan satu buah lapisan arang. Lapisan arang ini sangat efektif dalam
menghilangkan bau dan rasa yang ada pada air baku. Arang yang
digunakan dapat berupa arang kayu atau arang batok kelapa. Untuk hasil
yang lebih baik dapat digunakan arang aktif. Untuk lebih jelasnya dapat
lihat bentuk saringan arang yang direkomendasikan.
• Saringan air sederhana / tradisional
Saringan air sederhana/tradisional merupakan modifikasi dari
saringan pasir arang dan saringan pasir lambat. Pada saringan tradisional
ini selain menggunakan pasir, kerikil, batu dan arang juga ditambah satu
buah lapisan injuk / ijuk yang berasal dari sabut kelapa. Untuk bahasan
lebih jauh dapat dilihat pada artikelsaringan air sederhana.

D. Hasil Praktikum
a. Alat dan Bahan
▪ Alat
1) Gelas Ukur
2) Bunsen Burner
3) Botol Mineral 1,5 liter
4) Paku
5) Pisau/Cutter
6) Palu
▪ Bahan
1) Air Sumur Bor
2) Air Sumur Galih
3) Air Sungai
4) Arang
5) Batu Kerikil
6) Batu Besar
7) Pasir
8) Kapas

b. Langkah Kerja
Adapun Langkah-langkah yang dilakukan dalam uji praktikum yakni :
1. Mempersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2. Potong bagian bawah botol dengan pisau/cutter kira-kira 1/5 bagian
saja.
3. Bersihkan botol yang akan digunakan sebagai wadah.
4. Panaskan paku dengan Bunsen burner untuk melubangi tutup botol.
5. Lubangi tutup botol dengan paku (yang sudah dipanasi dengan
Bunsen burner), untuk jalan keluar air nantinya.
6. Cuci atau bilas bahan-bahan yang akan digunakan hingga bersih.
7. Masukkan bahan yang digunakan sesuai dengan urutan yang
dibutuhkan (Penjernihan cepat atau penjernihan lambat), posisi botol
dihadapkan ke bawah dengan tutup botol di bawah.
8. Setelah bahan dimasukkan, lalu bilas dengan air kran hingga air yang
keluar bersih/jernih
9. Setelah itu letakkan botol yang berisi bahan diatas gelas ukur,
sebagai wadah penampung air hasil penjernihan
10. Masukkan sample air yang akan di uji
11. Amati waktu serta jumlah sample air yang dituangkan
c. Hasil
Adapun hasil data yang didapat dari uji penjernihan air disajikan pada
tabel berikut.
Volume Volume
Penjernihan
No Sample Air Awal Akhir Waktu
Air
Sample Sample
Penjernihan
150 ml 150 ml 48,86 s
Air Sumur Cepat
1
Bor Penjernihan 4 m 22,
150 ml 150 ml
Lambat 47 s
Penjernihan
300 ml 300 ml 39,81 s
Air Sumur Cepat
2
Galih Penjernihan
300 ml 300 ml 43,25 s
Lambat
Penjernihan
150 ml 150 ml 51,05 s
Cepat
3 Air Sungai
Penjernihan 4m
150 ml 150 ml
Lambat 26,84 s

Penjernihan dilakukan menggunakan wadah botol bekas dengan


volume 1,5 liter yang dibentuk sedemikian rupa, sesuai dengan yang
dijelaskan pada langkah kerja yang dilakukan. Volume sample yang
digunakan yakni 150 ml untuk air sumur bor dan air sungai, 300 ml untuk
air sumur galih.

E. Pembahasan

Pada teori saringan pasir cepat dimana terdiri atas lapisan pasir pada
bagian atas dan kerikil pada bagian bawah. Tetapi arah penyaringan air terbalik
bila dibandingkan dengan saringan pasir lambat, yakni dari bawah ke atas (up
flow) atau dengan kata lain air melewati kerikil dahulu baru melewati
pasir.merujuk pada data hasil terbukti menghasilkan durasi waktu lebih cepat
dibandingkan saringan pasir lambat saat proses penyaringan dengan catatan
waktu 48,86 detik untuk sampel air sumur bor dan 39,81 detik untuk sampel air
sumur galih, serta 51,05 detik pada sampel air sungai. Tidak terdapat
pengurangan debit air pada semua sampel air . Kemudian jika merujuk pada teori
saringan pasir lambat yaitu saringan air yang dibuat dengan menggunakan
lapisan pasir pada bagian atas dan kerikil pada bagian bawah jika merujuk pada
data hasil juga telah terbukti menghasilkan durasi waktu lebih lama dari saringan
pasir cepat saat proses penyaringan dengan catatan waktu 4 menit 22, 47 detik
untuk sampel air sumur bor, 43,25 detik untuk sampel air sumur galih, dan 4
menit 26,84 detik untuk sampel air sungai. Tidak ditemukan pengurangan debit
air pada proses penjernihan air ini. Hasil diatas membuktikan bahwa praktikum
penjernihan air metode sederhana menggunakan botol air mineral dengan
menerapkan prinsip saringan pasir cepat dan saringan pasir lambat sesuai dengan
teori. Namun ada hal yang perlu diperhatikan dalam prkatikum kali ini yakni
adanya perbedaan volume sample air yang dijernihkan yakni pada sample air
sumur galih yang menggunakan sample air sebanyak 300 ml, artinya dua kali
lipat sample air yang lain. Hal ini berpengaruh pada waktu penyaring yang relatif
menjadi lebih cepat. Terlihat rentan waktu antara air sumur alih dengan air sumur
bor dan air sungai memiliki rentan yang relatif lebih cepat dibandingkan waktu
antara air sumur bor dengan air sungai.

G. Kesimpulan

Dari hasil praktikum penjernihan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa


proses pejernihan yang dilakukan berjalan sesuai dengan teori yang ada yakni
waktu yang dibutuhkan dalam penjernihan relative lebih cepat menggunakan
saringan pasir cepat dibanding dengan penggunan saringan pasir lambat. Meski
terdapat perbedaan volume yang digunakan pada volume, hal ini tidak berpengaruh
pada perbedaan waktu penjernihan antara saringan pasir lambat dan saringan pasir
cepat. Tetap saringan pasir cepat lebih cepat durasinya dibanding dengan saringan
pasir lambat.
Lampiran Dokumentasi

Proses Penjernihan Proses Pembersihan Bahan

Bahan dan Sample Air Proses Pembersihan Bahan

Proses Penjernihan Sampel Air

Anda mungkin juga menyukai