Isi
Isi
PENDAHULUAN
1
1.2 MAKSUD DAN TUJUAN
Maksud dari kegiatan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana
kebutuhan air yang digunakan pada daerah tersebut dan kondisi air tanah di
daerah kajian.
Tujuan dari kegiatan penelitian ini adalah melakukan suatu analisis
hidrogeologi permukaan dengan menerapkan konsep dasar geologi terhadap data
sekunder yang memerhatikan aspek.
1.4 PERMASALAHAN
Kebutuhan air tanah yang sangat besar akibat kebutuhan sehari-hari
manusia, terutama di kota besar, menyebabkan tidak terkontrolnya pengambilan
air tanah dan menimbulkan resiko penurunan muka air tanah didampingi dengan
resiko kekeringan di masa mendatang. Namun disisi lain, adapun permasalahan
yaitu berupa kenaikan muka air tanah yang terus terjadi secara berkala yang
menjadi topik utama penelitian ini.
Permasalahan lain yang menjadi kendala ialah keterbatasan data yang
didapatkan untuk diolah. Sulitnya mendapatkan data dapat menyebabkan
ketidakakuratan dalam perhitungan untuk analisis
2
1.5 PEMECAHAN MASALAH
Dilakukan beberapa solusi untuk menyetabilkan muka air tanah terhadap
faktor-faktor lain yang mungkin memengaruhi seperti faktor jumlah penduduk,
kebutuhan air bersih, curah hujan, daerah serapan, sumur bor dan lain-lain. Solusi
yang dilakukan adalah dengan pengambilan air tanah untuk menyeimbangkan
muka air tanah agar tetap stabil.
3
BAB II
KONDISI FISIK KECAMATAN
4
2.2 PERKEMBANGAN PENDUDUK
Menurut data Badan Pusat Statistik Jakarta, jumlah penduduk dari tahun
2000 sampai 2018 didapatkan sehingga seperti pada grafik dan tabel dibawah.
Kemudian didapatkan suatu persamaan garis linear untuk mengestimasi data
untuk tahun 2019 hingga 2025.
Gambar 2.2 Grafik jumlah penduduk tiap tahun (modifikasi dari Faishal Iqbal,
2019)
5
Tabel 2.1 Jumlah penduduk tiap tahun (modifikasi dari Faishal Iqbal, 2019)
6
2.3 KEBUTUHAN AIR BERSIH
Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari dan akan
menjadi air minum jika dimasak terlebih dahulu, sehingga apabila dikonsumsi
tidak akan menimbulkan efek samping. Yang dimaksud dengan kebutuhan air
bersih adalah banyaknya air bersih yang harus tersedia untuk keperluan domestik
maupun non-domestik.
Kebutuhan air bersih memiliki nilai yang berbanding lurus terhadap jumlah
penduduk. Berdasarkan jumlah penduduk data penelitian maka jumlah kebutuhan
air bersih adalah sebagai berikut :
Gambar 2.3 Grafik Kebutuhan Air Bersih (modifikasi dari Faishal Iqbal, 2019)
7
Tabel 2.2 Kebutuhan Air Bersih (modifikasi dari Faishal Iqbal, 2019)
8
2.4 CURAH HUJAN
Curah hujan merupakan jumlah air yang jatuh di permukaan tanah datar
selama periode tertentu yang diukur dengan satuan tinggi (mm) di atas permukaan
horizontal bila tidak terjadi evaporasi runoff dan infiltrasi.
Berikut adalah data curah hujan yang terjadi selama beberapa periode,
kemudian dilakukan estimasi untuk mendapatkan nilai-nilai di tahun yang
kosong.
Gambar 2.4 Grafik Curah Hujan (modifikasi dari Faishal Iqbal, 2019)
9
Tabel 2.3 Curah Hujan (modifikasi dari Faishal Iqbal, 2019)
10
2.5 MUKA AIR TANAH
Muka air tanah adalah batas antara tanah jenuh air dengan tanah tidak jenuh
air. Kondisi ini dipengaruhi oleh curah hujan, salju, irigasi kekeringan dan sumur
aktif di daerah tersebut.
Data penelitian ini memuat data muka air tahun dari periode yang sudah
ditentukan sebagai berikut :
Gambar 2.5 Muka Air Tanah (modifikasi dari Faishal Iqbal, 2019)
11
Tabel 2.4 Muka Air Tanah (modifikasi dari Faishal Iqbal, 2019)
Tahun Muka Air Tanah (mm)
2000 36500
2001 37500
2002 36700
2003 39700
2004 47700
2005 50000
2006 57400
2007 59800
2008 67200
2009 69800
2010 78800
2011 80200
2012 82200
2013 89300
2014 96400
2015 103500
2016 110600
2017 117700
2018 124800
2019 124264
2020 129288
2021 134312
2022 139337
2023 144361
2024 149386
2025 154410
12
BAB III
DATA DAN ANALISIS
13
3.3 ANALISIS CURAH HUJAN
Curah hujan memiliki pengaruh terhadap ketersediannya air, sebab salah
satu sumber air menurut siklus hidrologi berasal dari presipitasi atmosfer. Data
hasil penelitian menunjukkan banyak sekali kekosongan data, seperti pada tahun
2001, 2002, 2004, 2015, dan 2018 sehingga untuk mencari persamaan grafik akan
mendapatkan hasil yang kurang tepat dikarenakan kurangnya sampel untuk
penelitian. Hal ini menyebabkan perkiraan data menjadi sangat tidak akurat
kebenarannya. Sehingga kekosongan data tersebut dilengkapi dengan grafik
linear dengan data seadanya. Maka data pada tahun 2019 sampai 2025 didapatkan
dengan menggunakan persamaan pada grafik tersebut.
14
Adapun distribusi kelebihan air dinyatakan sebagai berikut :
Dari grafik tersebut terlihat bahwa garis terbentuk secara linear dengan
gradien positif. Pada tahun 2002 itulah yang menjadi target, bahwa kelebihan air
yang tadinya terus menaik akan menjadi stabil, tidak menaik dan menurun. Target
tersebut dapat diwujudkan dengan melakukan pengambilan air dengan jumlah
tertentu. Jumlah tertentu tersebutlah yang akan dihitung dengan perhitungan
sebagai berikut :
Volume Air [liter] = (Selisih MAT tahun x dengan MAT tahun 2002) x (Volume
Wilayah) [km2] x 1000000
15
3.5 PEMECAHAN MASALAH
Negosiasi merupakan suatu proses yang penting dimana pihak-pihak yang
bernegosiasi saling diuntungkan. Dalam persoalan ini, kelebihan air dari
kecamatan Pancoran akan diperdagangkan dengan kecamatan lain yang sedang
membutuhkan air. Kecamatan yang telah bekerja sama sejauh ini ialah kecamatan
Cilandak, dimana kecamatan tersebut memiliki muka air tanah yang selalu
menurun setiap tahunnya. Berikut adalah surat perjanjian yang telah dibuat
Bersama dengan kecamatan Cilandak.
16
BAB IV
KESIMPULAN
17
LAMPIRAN
18
Nomor : X – XX / XXXXXX
Sifat : Resmi
Lampiran : -
Hal : Pembelian Air untuk Kebutuhan Air Bersih kepada Kecamatan Cilandak
Kepada Yth,
Bpk. Ahmad Riduan,
Kepala Pimpinan Kecamatan Cilandak,
Dengan ini menyatakan bahwa kedua pihak telah setuju atas transaksi jual/beli air bersih yang
akan dilakukan pada tahun 2023 - 2025 dengan rincian sebagai berikut :
Demikianlah surat pernyataan pembelian air ini dibuat sebenar-benarnya agar dapat
digunakan sebagaimana mestinya.
19
DAFTAR PUSTAKA
20