PKT
PKT
PENDAHULUAN
Konstruksi alat pengolahan kelapa terpadu terdiri dari empat unit proses yakni:
(1) unit pengolahan minyak kelapa, (2) pengarangan tempurung, (3) penyeratan serat
sabut dan (4) pengolahan sari kelapa. Konstruksi unit proses yang terkait dalam satu
sistem proses adalah pengolahan minyak kelapa dan pengarangan tempurung,
sedangkan penyeratan sabut dan pengolahan sari kelapa (nata de coco) terpisah satu
sama lain.
Pengolahan minyak kelapa didasarkan pada sistem pengolahan minyak cara
basah. Penyeratan serat sabut menggunakan sistem proses kering, sedangkan
pengolahan sari kelapa didasarkan pada sistem pengolahan skala pabrik yang
dimodifikasi, dengan menyederhanakan konstruksi dan sistem proses dari masing-
masing unit proses. Unit pengarangan tempurung menggunakan alat pengarangan
tempurung tipe drum rancangan Balitka. Sistem proses antar komponen peralatan
dalam satu unit berlangsung secara kontinu.
Pengolahan minyak didasarkan pada sistem pengolahan minyak dan bungkil
cara basah. Unit proses ini terdiri atas 6 unit operasi, yakni pemarut daging kelapa,
tungku pembakaran tempurung (thermopac), pengendali oli panas, pemasakan,
pengepres, dan penyaringan. Pemarut (grinder) berkapasitas 500 butir/jam.
Thermopack dilengkapi alat pengarangan tipe drum rancangan Balitka, memuat 2
drum berkapasitas 300 belahan tempurung/periode pembakaran, sedangkan tangki
pemasakan berkapasitas 400 butir kelapa/periode proses. Bagian ini dilengkapi
pengaduk mekanis berpenggerak 1 Hp. Pengendalian oli panas menggunakan pompa
dengan motor penggerak 1 Hp. Pengepresan menggunakan alat pengepres tipe H-54.
Pengolahan sari kelapa didasarkan pada sistem pengolahan skala pabrik namun
dengan konstruksi dan sistem proses yang dimodifikasi lebih ringkas. Pada unit ini
terdapat 6 unit operasi, yakni penampung air kelapa, penampung bahan penambah,
unit pencampur, wadah fermentasi, dan pemotongan sari kelapa.
Konstruksi dan sistem proses unit pengolahan kelapa terpadu skala pedesaan
tipe Balitka berdasarkan unit proses, spesifikasinya sebagai berikut.
(a) Grinder; Penghancur/pemarut daging kelapa menggunakan daya 5,5 Hp;1450 rpm
(b) Tanur pembakaran (thermopac); Olie turalith pada spiral baja dipompa dari
sumbernya dan dipanaskan dengan menggunakan bahan bakar tempurung
kelapa. Olie panas akan dialirkan dari thermopac ke heat exchanger untuk
pemasakan kelapa parut secara konveksi paksa.
(c) Pengendali olie panas; Olie turalith yang terdapat di dalam drum pada menara
dialirkan dan dipompa dengan gear pump 1 Hp ke arah thermopac, diteruskan ke
spiral pada heat exchanger. Selanjutnya olie panas yang suhunya telah menurun
pada heat exchanger akan diisap melalui gear pump, didorong dan dipanaskan
lagi pada thermopac, demikian proses ini berlangsung secara kontinu.
(d) Tangki pemasakan (heat exchanger); Pada tangki pemasakan kelapa parut
ditambahkan minyak proses yang dipompa dari tangki penampung minyak
proses dengan gear pump daya 1 Hp. Perbandingan kelapa parut dan minyak
adalah 1:2 (100 kg kelapa parut dan 200 kg minyak), pada unit ini dilengkapi
dengan komponen alat pengaduk yang digerakkan oleh dinamo 1 Hp; 1450 rpm
diperlambat dengan menggunakan speed reduser sehingga diperoleh kecepatan
putaran pengaduk 25-30 rpm. Pemasakan kelapa parut dengan suhu 80º - 124ºC
berlangsung selama 2.0-2.5 jam per periode proses.
(e) Saringan statis; Kelapa parut yang telah matang pada heat exchanger dikeluarkan
melalui lubang pengeluaran dan dialirkan ke unit saringan statis. Pada unit
penyaring, akan terpisah kelapa parut matang dan minyak proses.
(f) Minyak proses akan mengalir ke tangki minyak proses, sedangkan kelapa parut
matang diangkut ke tempat pengepresan.
(g) Pengepres; Pengepres terdiri atas dua unit yakni pengepres basah dan pengepres
kering. Pengepres basah yang mengepres kelapa parut matang yang berasal dari
saringan statis.
(h) Pada pengepresan basah, minyak yang tertinggal dalam bahan sisa pengepresan
berkisar 20%. Minyak hasil pengepresan mengalir melalui pipa dan ditampung
pada tangki penampungan minyak konsumsi. Pengepresan kering berfungsi
untuk mengepres kelapa parut sisa pengepresan. Pada pengepresan ini diperoleh
minyak dan bungkil.
(i) Penyaringan minyak konsumsi atau filter; Minyak yang terdapat dalam tangki
minyak konsumsi dipompa dengan gear pump 1 Hp ke unit filter, pada unit filter
terdapat saringan yang terdiri atas tiga tingkatan, yakni saringan kasar (diameter
lubang 2,0 mm), agak halus (50 mesh) dan halus (200 mesh). Minyak hasil
penyaringan ini akan mengalir dan ditampung pada drum penampung minyak
siap dikonsumsi.
(a) Penampung air kelapa, Air kelapa dari butiran kelapa ditampung dan disaring.
(b) Penampung bahan tambahan, Bahan tambahan terdiri atas gula putih konsentrasi
6.5%, asam cuka 25% dengan konsentrasi 3.5% dan ditambahkan starter
(Acetobacter xylinum) dengan perbandingan 1 ltr air kelapa : 0.15 l starter. Dengan
demikian dari 100 l air kelapa dibutuhkan gula putih 6.5 kg; asam cuka 25%
sebanyak 3.5 ltr dan starter 15 ltr.
(c) Wadah fermentasi, Wadah fermentasi menggunakan wadah plastik dengan
ketinggian cairan fermentasi 3 cm.
(d) Fermentasi nata, Selama proses fermentasi wadah ditutup dengan kertas untuk
menghindari kontaminasi dengan mikroba di udara dan mencegah masuknya
semut-semut ke bahan yang difermentasi. Proses fermentasi berlangsung selama
7 - 10 hari, pada proses fermentasi ini akan terbentuk lapisan nata dengan
ketebalan 1.0 - 1.2 cm.
(e) Panen nata, Pelaksanaan panen nata dilakukan dengan cara memisahkan lapisan
nata dari cairan yang tersisa, nata direndam dalam air selama 3 hari, setiap hari air
diganti, untuk menghilangkan rasa asam. Selanjutnya nata dipotong-potong
dengan ukuran 1x1 dan ketebalannya menyesuaikan dengan ketebalan nata yang
terbentuk.
(f) Pembuatan sirop nata dan pengepakan; Pembuatan jus nata dibuat sirop dengan
komposisi 1 ltr air ditambahkan gula 1 kg, kemudian dimasak sampai mendidih
dan didinginkan. Nata yang telah dipotong-potong dimasak selama 1 jam
(keadaan mendidih), pemasakan ini untuk menghilangkan sisa asam yang ada dan
membuat nata agak lembut, air rebusan ditiriskan, selanjutnya air sirop
dituangkan pada wadah dimana nata dimasak dan ditambahkan aroma (essens
Vanili).
(g) Campuran nata, sirop, dan essens vanili direndam selama 10 - 12 jam, agar sirop
dan essens meresap ke dalam nata. Hasil campuran ini dikemas atau dibotolkan
dan siap dikonsumsi. Pembotolan dapat menggunakan botol selai yang
volumenya 500 ml atau kemasan kantung plastik.
(a) Konstruksi alat penyerat sabut kelapa menggunakan single drum yang dilengkapi
dengan saringan sentrifugal.
(b) Drum penyerat dibagi menjadi dua belahan yakni belahan atas dan belahan
bawah, belahan atas dipasang sirip yang berfungsi untuk mengantar bahan olah.
Belahan bagian bawah dipasang sirip di antara lubang-lubang tempat keluarnya
debu sabut yang berfungsi untuk memperlambat gerak bahan olah dalam drum,
sirip diperlambat gerak bahan olah.
(c) Pemasangan sirip-sirip itu dilakukan agar pelumatan dan penyeratan sabut kelapa
berjalan efektif. Pada poros penyerat dipasang palu yang berfungsi melumat
sekaligus menyerat sabut kelapa. Kipas besi yang terdapat pada poros penyerat
berfungsi membantu keluarnya serat dari drum melalui corong pengeluaran.
(d) Poros drum penyeratan digerakkan oleh motor penggerak dengan daya 20 Hp
atau lebih, tenaga gerak dari motor penggerak ditransfer ke poros drum
penyeratan melalui tali kipas (v-belt) sebanyak tiga buah.
(e) Saringan sentrifugal untuk memisahkan serat sabut dan debu sabut terletak pada
ujung corong pengeluaran hasil olah. Komponen utama dari saringan sentrifugal
terdiri dari motor penggerak 0.5 Hp yang berfungsi memutar silinder, speed reduser
yang berfungsi memperlambat putaran silinder dan silinder yang dibalut dengan
kawas kasa uluran 1 x 1 cm yang digandakan dengan kawat kasa 5 x 5 cm, yang
berfungsi memisahkan debu sabut dan serat halus dengan serat berukuran
panjang.
1. Kinerja Alat
(a) Grinder, Kapasitas olah 200 kg daging kelapa atau setara dengan 500 butir kelapa
per jam.
(b) Thermopac, Kapasitas tampung untuk pembakaran dua drum, pada pemasakan
minyak membutuhkan 4 drum setiap satu periode proses.
(c) Heat exchanger, Kapasitas tampung (volume) optimal 300 kg, terdiri atas 200 kg
minyak dan 100 kg bahan olah (daging kelapa parut).
(d) Expeller, Kapasitas pengepresan 60 kg daging matang/jam, dengan frekuensi
pengepresan 2 kali.
(e) Tangki penampungan minyak konsumsi, Kapasitas tangki penampungan minyak
250 - 300 ltr. Pendiaman minyak kelapa sebelum dipompa ke tangki
penampungan minyak konsumsi sekitar 2 hari untuk mengendapkan blondo dan
ampas halus agar memudahkan di dalam penyaringan minyak kelapa.
Pengarangan tempurung:
(a) Unit proses yang digunakan pada pengolahan sari kelapa dalam bentuk lembaran
dengan 6 buah rak fermentasi dapat ditempati sebanyak 360 buah wadah
fermentasi. Setiap wadah fermentasi berkapasitas 1.0 kg.
(b) Produksi sari kelapa dalam bentuk lembaran, mengikuti ukuran wadah
fermentasi.
(c) Produksi nata yang dihasilkan berdasarkan volume larutan per wadah fermentasi
rata-rata 600 g atau rendeman 60%.
(d) Apabila pengolahan nata dilakukan secara kontinu diperlukan wadah fermentasi
sebanyak 2520 wadah dan rak fermentasi sebanyak 42 buah.
(a) Kapasitas olah 400 buah sabut kelapa/jam atau 240 kg sabut kelapa/jam. Dari
bahan baku tersebut diperoleh serat kering 47.6 kg dan debu sabut 106.1 kg.
(b) Serat sabut yang dihasilkan berwarna kuning emas, dengan ukuran beragam dan
bercampur sedikit debu sabut. Debu sabut akan terpisah pada saat pengeringan
serat sabut (tertinggal pada lantai jemur).
2. Karakteristik Produk
Produk kelapa yang dihasilkan pada unit pengolahan terpadu terdiri dari
minyak kelapa, bungkil, arang tempurung, serat sabut dan sari kelapa dengan
karakteristik sebagai berikut.
SISTEM PENGOLAHAN
Dilaporkan Lay (2002) bahwa sistem pengolahan pada unit pengolahan kelapa
terpadu sebagai berikut:
5. Air kelapa ditampung dalam ember plastik, disaring ditambahkan gula, asam
cuka dan starter Acetobacter xylinum serta difermentasi selama 7-10 hari akan
dihasilkan lapisan nata, diproses lanjut akan diperoleh sari kelapa.
PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA