Anda di halaman 1dari 30

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU)


Pembangkit listrik tenaga uap adalah suatu sistem
pembangkit thermal dengan menggunakan uap air sebagai fluida
kerjanya, yaitu dengan memanfaatkan energi kinetik uap untuk
menggerakkan poros sudu – sudu turbin. Pada prinsipnya
pengertian memproduksi lisrik dengan sistem tenaga uap adalah
dengan mengambil energi panas yang terkandung di dalam bahan
bakar, untuk meproduksi uap kemudian dipindahkan kedalam
turbin, kemudian turbine tersebut akan merubah energi panas
yang diterima menjadi energi mekanis dalam bentuk gerak putar.
Dari gerakan putar ini kemudian dikopel dengan generator yang
akhirnya bisa menghasilkan energi listrik. Khususnya untuk
tenaga listrik.
Tenaga Uap bahwa energi panas dalam bahan bakar tidak
langsung diberikan ke turbin, akan tetapi terlebih dahulu
diberikan ke steam generator atau bisa disebut boiler/ ketel uap.
Uap yang dihasilkan oleh boiler tekanan maupun temperaturnya
cukup tinggi kemudian baru dimasukkan ke turbin. Dari sedikit
uraian diatas dapat kita ketahui bahwa dalam Pembangkit Listrik
Tenaga Uap ada 3 komponen utama yaitu :
1. Boiler dengan alat bantunya.
2. Turbin dengan alat bantunya.
3. Alternator / Generator dengan alat bantunya.

Dari perpindahan energi-energi diatas proses yang terjadi


dengan peralatan-peralatan yang ada kaitannya dengan aliran,
tekanan dan temperature yang tinggi serta proses-proses kimia
yang tidak bisa dihindarkan.Karena material dari peralatan
mempunyai keterbatasan kemampuan maka diperlukan pola
pengoperasian serta monitoring yang telitidan hati-hati secara

7
terus menerus sehingga keandalan dan effisiensi dapat
dipertahankan.

Gambar 2.1 Peralatan utama PLTU [5]

Peralatan utama PLTU terdiri atas :

1) Boiler( ketel ).
2) Turbin uap.
3) Generator.
4) Condensor.
5) Peralatan lainnya, meliputi pompa, pemanas air (Water
Heater), pipa – pipa, pemanas udara (Air Heater), fan
penghisap (induced draft fan), fan penekan udara ( Force
Draft Fan ).

8
Pada instalasi pembangkit daya yang memanfaatkan uap
bertekanan tinggi untuk menggerakkan turbin uap, digunakan
suatu acuan siklus kerja yang mejadi dasar dari pengoperasian
instalsi pembangkit tersebut. Siklus kerja yang digunakan pada
instalasi pembangkit pada PLTU adalah siklus rankin (Rankin
Cycle), dimana air sebagi fluida kerja dalam siklus akan
digunakan sebagai mediator pembangkitan tenaga dengan
memanfaatkan perubahan fasa antara cairan dan uap melalui suatu
proses perpindahan panas.

Gambar 2.2 Siklus Rankin pada PLTU [5]

Keterangan proses Siklus Rankine :

1 ~ 2: Proses menaikkan tekanan air dengan Boiler Feed Pump


(BFP).

9
2 ~ 3: Air bertekanan tinggi memasuki boiler, dipanaskan pada
tekanan konstan dengan sumber panas dari luar (pembakaran
bahan bakar).
3 – 4: Proses ekspansi uap jenuh di turbine (menghasilkan kerja, \
ditransfer ke generator).
4 – 1 : Proses kondensasi (perubahan phase uap ke cair), pada
tekanan &temperatur konstan di Condenser.

Fluida kerja yang berupa air (Feed Water) dipompa dengan


Boiler Feed Pump (BFP) pada proses antara titik 1 ~ 2 proses
kompresi pada BFP tersebut berlangsung secara isentropik,
selanjutnya air dipanaskan melalui proses 2 ~ 3 yang berlangsung
di boiler pada tekanan konstan (isobarik), proses ini berakhir
sampai titik 3 yaitu titik air telah sepenuhnya berubah fasa
menjadi uap jenuh. Kemudian uap diekspansikan melalui proses 3
~ 4 yaitu uap jenuh bertekanan mendorong sudu-sudu turbin
sehingga menggerakkan poros turbin atau energi panas dari uap
bertekanan tersebut dikonversikan menjadi energi mekanik
berupa putaran poros turbin. Proses ekspansi ini berakhir pada
titik 4 dimana sifat fluida tersebut mengalami penurunan
temperatur tetapi masih berwujud uap dengan tingkat kebasahan
tertentu. Setelah itu dilanjutkan proses 4 ~ 1 yaitu fluida kerja
masuk condenser, pada proses ini uap dikondensasi sehingga uap
tersebut berubah fasa air. Uap tersebut terkondensasi saat kontak
langsung dengan permukaan dinding kondensor yang telah
didinginkan dengan air laut (Sea Water). Proses kondensasi pada
condensor berakhir pada titik 1. Fluida yang meninggalkan
kondensor pada titik 1 tersebut kemudian dialirkan menuju boiler.

10
2.2 Komponen Utama PLTU
Komponen utama PLTU terdiri atas :

1) Boiler : Boiler merupakan bejana tertutup dimana panas


pembakaran dialirkan ke air sampai terbentuk steam berupa
energi kerja.
2) Turbin : suatu penggerak yang mengubah energi potensial
menjadi energi kinetik dan energi kinetik ini selanjutnya
diubah menjadi energi mekanik dalam bentuk putaran poros
turbin.
3) Generator : Suatu sistem yang mengubah tenaga mekanik
menjadi tenaga listrik.
4) Condensor : Sebuah alat yang digunakan untuk mendinginkan
extraction steam yang bertekanan tinggi berubah menjadi
cairan yang bertekanan tinggi.
5) Condensate Pump : Memompa air kondensasi yang terkumpul
pada hot-well condensor ke deaerator untuk disirkulasikan ke
sistem.
6) Heater : Suatu pemanas yang berfungsi memanaskan air agar
tidak terjadi perbedaan temperatur yang signifikan antara
temperatur air dalam boiler dengan temperatur air masuk
dalam boiler.
7) Boiler feed pump : Pompa pengisi drum boiler.

11
Gambar 2.3 Siklus Kerja PLTU UP Gresik [2]

12
2.3 Siklus Kerja PLTU UP Gresik

Dengan keterangan siklus dari gambar 2.3 adalah sebagai


berikut:

1) Air laut dipompa oleh sea water pump diolah menjadi air
tawar dengan proses desalination.
2) Pada waktu proses di desalination plant tersebut terjadi
penguapan. Karena adanya vakum uap tersebut tertarik ke
atas lebih cepat dan menyentuh pipa–pipa diatasnya yang
dialiri oleh air laut yang temperaturnya lebih dingin sehingga
terjadilah kondensasi disebut air distilate.
3) Kemurnian air distilate belum 100% karena masih
mengandung unsur-unsur garam (NaCl) yang terbawa uap
air dan masih terbawa garam, sehingga air distilate akan
diproses lagi di water treatment plant agar conductivity <1
μs/cm.
4) Air distilate tersebut. dipompadengan distilate water pump
kemudian ditampung di raw water tank.
5) Air dari raw water dipompa oleh supply water pump
melewati pre filter kemudian ke mix bed. Di dalam mix bed
ini ada resin anion dan kation, dimana anion mengikat ion-
ion positif yang selanjutnya melewati resin kation, dimana
kation mengikat ion negatif. Setelah proses di mix bed
selanjutnya hasilnya (demin water) di tampung di make-up
water tank.
6) Air dari make-up water tank dipompa oleh make-up water
transfer pump untuk ditampung di hotwell kondensor.
7) Air kondensat dipompa oleh condensate pump melalui SJAE
dan GSC menuju LP 1 heater (pemanas awal tekanan rendah)
kemudian ke LP 2 heater untuk dipanaskan lagi.
8) Setelah itu air dialirkan ke deaerator untuk dipanaskan
secara langsung dengan uap pemanas dari extraction steam 3
turbin. Di deaerator ini gas-gas O2 dihilangkan dengan

13
menginjeksikan hydrazine pada saat start-up unit kemudian
ditampung di deaerator storage tank.
9) Level deaerator dipertahankan oleh Level Control (LC).
Pada kondisi air kondensat dialirkan ke deaerator maka LV-
53 akan membuka dan FV-23 menutup, namun jika air di
deaerator sudah memenuhi setting point maka FV-23 untuk
membuka sehingga aliran air dikembalikan lagi ke hotwell.
10) Air dari deaerator dipompa oleh BFP (Boiler Feed Pump)
untuk dialirkan ke HP heater.
11) HP 4 heater (pemanas tekanan tinggi) memanaskan air
tersebut. kemudian ke HP 5 heater sehingga temperatur air
pengisi mendekati temperatur air dalam boiler.
12) Air masuk ke economizer untuk pemanasan terakhir
dimaksudkan untuk menaikkan efisiensi boiler. Di
economizer, air dipanaskan dengan gas panas buang ruang
bakar (furnace) yang keluar dari superheater I sebelum
dibuang ke atmosfir melalui cerobong.
13) Untuk mengontrol kebutuhan air boiler, drum dipasang Level
Control (LC) sebelum air pengisi masuk ke HP heater yaitu
FV-20. Untuk mengontrol kualitas air, drum boiler dipasang
saluran injeksi bahan kimia dan saluran pembuangan
(blowdown). Injeksi phosphat berfungsi untuk menaikkan pH
air di drum jika terjadi penurunan pH air akibat kebocoran di
sisi kondensor.
14) Pembakaran di boiler dilakukan secara kontinyu di dalam
furnace dengan dengan alat pembakar (burner) menggunakan
bahan bakar dan udara dari luar.
15) FDF (Forced Draft Fan) menghisap udara dari atmosfir dan
dialirkan ke steam coil air heater (SCAH). SCAH memanasi
udara dengan uap dari HP aux steam header boiler .
Kemudian udara panas dialirkan ke air heater untuk dipanasi
dengan gas buang dari furnace. Setelah udara dipanasi di air
heater kemudian masuk kedalam windbox dan selanjutnya
didistribusikan ke tiap-tiap burner untuk proses pembakaran.

14
16) HSD digunakan sebagai bahan bakar pembakaran awal.
Sedangkan residu digunakan sebagai bahan bakar utama
yang disimpan dalam RO. storage tank.
17) Untuk kesempurnaan proses pembakaran, maka HSD yang
disemprotkan ke ruang bakar diatomisasi (dikabutkan)
dengan menggunakan udara dari SAC (Service Air
Compressor).
18) Sebelum mengalirkan residu dari RO. storage tank ke burner
digunakan RO. preheater untuk pemanasan awal kemudian
dipompa dengan RO. transfer pump ke dalam RO. service
tank.
19) Setelah itu residu dipompa dengan RO. pump dan
dimasukkan ke RO. heater untuk menurunkan kekentalan
residu agar dapat disemprotkan ke ignition burner.
Pengaturan aliran residu ke ignition burner dengan katup
pengatur (FV-26) dilakukan sebelum burner.
20) Sebagaimana pada HSD untuk kesempurnaan reaksi
pembakaran, maka residu diatomisasi dengan menggunakan
uap dari HP auxiliary steam header boiler atau extraction
steam turbin secara mekanik pada burner. Jika beban sudah
tinggi maka atomisasi residu menggunakan extraction steam
dari turbin.
21) Uap dari drum boiler dengan tekanan dan temperatur tertentu
dialirkan ke superheater I (primary SH) dan ke superheater II
(secondary SH), dan juga dialirkan ke outlet header yang
selanjutnya digunakan sebagai auxiliary steam.
22) Apabila temperatur uap melebihi batas kerjanya, maka de
superheater spray (attemperator) menyemprotkan air
kondensat untuk menurunkan temperatur uap sesuai dengan
temperatur yang diijinkan (510◦ C)
23) Uap jenuh dari superheater dengan tekanan dan temperatur
tinggi mengalir melalui nozzle. Uap dengan tekanan 88
kg/cm2 dan temperatur 510◦ C ini yang akan mendorong
sudu-sudu turbin sehingga mengakibatkan poros turbin
berputar.

15
24) Uap tersebut diatur oleh MSV (Main Stop Valve) yang
berfungsi sebagai katup penutup cepat jika turbin trip atau
katup pengisolasi turbin terhadap uap masuk. MSV bekerja
dalam dua posisi, yaitu menutup penuh atau membuka
penuh.
25) Turbin harus dapat beroperasi dengan putaran yang konstan
pada beban yang berubah-ubah. Untuk membuat agar
putaran turbin selalu tetap digunakan control valve (load
limit) yang bertugas untuk mengatur aliran uap masuk turbin
sesuai dengan bebannya. Governor valve tidak dipakai
sehingga full open (membuka penuh).
26) Uap jenuh yang masuk ke turbin akan menggerakkan sudu-
sudu turbin sehingga poros turbin ikut berputar.
Generatoryang dikopel langsung dengan turbin akan
menghasilkan tegangan listrik ketika turbin berputar.
27) Uap ekstraksi (extraction steam) turbin dibagi menjadi 5.
Extraction steam 1 dialirkan ke HP 5 heater, extraction
steam 2 dialirkan ke HP 4 heater, extraction steam 3
dialirkan ke deaerator, extraction steam 4 dialirkan ke LP 2
heater, dan extraction steam 5 dialirkan ke LP 1 heater. Hal
tersebut bertujuan untukmeningkatkan efisiensi unit (heat
balance).
28) Uap yang telah menggerakkan sudu-sudu turbin, tekanan dan
temperaturnya turun hingga kondisinya menjadi uap basah.
Uap tersebut dialirkan ke dalam kondensor yang dalam
keadaan vakum. Posisi kondensor umumnya terletak di
bawah turbin sehingga memudahkan aliran uap masuk.
29) Proses kondensasi (perubahan fase dari fase uap ke fase air)
di kondensor terjadi dengan mengalirkan air pendingin dari
cooling water pump ke dalam pipa-pipa kondensor sehingga
uap-uap dari turbin yang berada di luar pipa-pipa
terkondensasi menjadi air kondensat dan ditampung di
hotwell.
30) Air di hotwell ini dipompa oleh condensate pump menuju
deaerator melalui SJAE (Steam Jet Air Ejector) dan GSC,

16
LP 1 heater dan LP 2 heater. Starting Ejector berfungsi untuk
menarik vakum kondensor pada saat awal hingga vakum
kondensor mencapai 650 mmHg, kemudian vakum di
kondenser ini dipertahankan oleh SJAE.
31) Uap panas di SJAE yang berasal dari HP auxiliary steam
header boiler ini bertemu dengan air kondensat sehingga
mengalami kondensasi kemudian air kondensasi ini dialirkan
kembali ke hotwell condensor.
32) GSSR (Gland Steam Seal Regulator) bekerja untuk mengatur
tekanan uap yang berasal dari HP auxiliary steam header
boiler untuk perapat turbin sesuai setting yaitu 0.08 kg/cm2,
sehingga tekanan selalu konstan dan tidak terjadi kebocoran-
kebocoran, yaitu pada sisi tekanan tinggi (HP) untuk
mencegah uap dari turbin bocor keluar dan dari sisi tekanan
rendah (LP) untuk mencegah udara luar masuk ke exhaust
turbin karena vakum.
33) Uap perapat yang telah dipakai turbin tadi ditarik oleh GSEB
(Gland Steam Exhaust Blower) agar tidak terjadi kondensasi
di labirin-labirin turbin dan karena uap perapat tersebut.
menyentuh pipa-pipa yang dialiri air kondensat maka
terjadilah terkondensasi di GSC (Gland Steam Condenser)
dan kondensasinya dialirkan ke hotwell. Sedangkan uap yang
tidak terkondensasi di GSC dihisap oleh GSEB di buang ke
atmosfer.
34) Untuk sistem air pendingin, air laut disaring melalui bar
screen untuk memisahkan air dari sampah/kotoran laut,
kemudian air laut diinjeksi dengan chlorine untuk
melemahkan biota laut agar tidak berkembangbiak di dalam
kondensor sebelum air laut disaring lagi melalui traveling
screen untuk menyaring kotoran-kotoran yang lolos dari bar
screen sebelum dipompa oleh circulating water pump.
35) CWP (Circulating Water Pump) akan mengalirkan air
melalui kanal atau pipa-pipa besar yang dilapisi karet masuk
ke kondensor untuk proses kondensasi, selain itu juga
dialirkan ke CWHE (Cooling Water Heat Exchanger) untuk

17
mendinginkan air tawar sebagai cooling water. Air tawar dari
CWHE ini dipompa oleh cooling water pump untuk
digunakan sebagai pendingin auxiliary machines seperti
condensate pump, boiler feed pump, circulating water pump,
air heater, forced draft fan, service air compressor,
instrument air compressor, lube oil cooler, dan H2 gas
generator cooler.
36) Proses konversi energi di dalam generator adalah dengan
memutar medan magnet di dalam kumparan. Rotor generator
sebagai medan magnet menginduksi kumparan yang
dipasang pada stator sehingga timbul tegangan diantara
kedua ujung kumparan generator. Untuk membuat rotor agar
menjadi medan magnet, maka dialirkan arus DC ke
kumparan rotor. Sistem pemberian arus DC kepada rotor
agar menjadi magnet ini disebut eksitasi.
37) Untuk menjaga agar tegangan keluaran generator stabil,
maka diperlukan AVR (Automatic Voltage Range) untuk
mengontrol tegangan keluar generator selalu tetap walaupun
berubah-ubah sekaligus menjaga mesin berada dalam
sinkron.
38) Untuk menyalurkan energi listrik yang dihasilkan dari
generator, maka generator harus dihubungkan ke sistem
jaringan (transmisi) yang disebut sinkronisasi.
39) PLTU tidak dapat dijalankan (start) atau shutdown tanpa
adanya pasokan dari luar. Dalam kondisi operasi normal,
suplai listrik untuk kebutuhan alat-alat bantu (auxiliary
common) diambil dari starting transformer.
40) Kebutuhan listrik untuk start disuplai dari luar (ke jaringan
sistem) melalui main transformer, sedangkan kebutuhan
listrik untuk operasi normal (pemakaian sendiri) disuplai dari
generator melalui auxiliary transformer.
41) Kebutuhan listrik untuk start disuplay dari luar (ke jaringan
sistem) melalui starting tranformer,dari generator melalui
auxiliary tranformer.

18
Secara garis besarnya PLTU yang ada di Indonesia
menggunakan bahan bakar HSD dan batu bara, dimana memiliki
kesamaan dari siklusnya tetapi perbedaannya terletak pada
pemasukan bahan bakar pada boilernya. Produksi energi listrik
dari Pusat Listrik Tenaga Uap (PLTU) merupakan tahapan dari
proses pembangkit tenaga yang dihasilkan dari beberapa alat
bantu utama PLTU, dimana dalam proses perubahan energi
tersebut diawali dari Boiler yang berfungsi untuk merubah energi
kimia yang terdiri dari energi bahan bakar (bahan bakar batu bara
ataupunHSD sesuai unit masing – masing) dan udara menjadi
energi panas yang berbentuk gas panas pembakaran yang terjadi
dalam ruang bakar boiler, selanjutnya energi gas panas
pembakaran tersebut ditransfer ke dalam air hingga air tersebut
berubah bentuk menjadi uap, dimana uap yang mempunyai
besaran temperatur dan kuantitas panas tersebut disalurkan
kedalamSteam Turbine untuk mendorong sudu-sudu turbin
hingga menjadi energi kinetik untukmemutar poros turbin, dalam
hal ini energi panas diubah menjadi energi mekanikmelalui poros
Steam Turbine yang merupakan satu kesatuan dengan rotor
Generator, yang berfungsi untuk membangkitkan energi listrik,
selanjutnya uap bekas dari proses ekspansi Steam Turbine
tersebut dimasukan ke dalam Condenser yang berfungsi untuk
mererubah sisa energi uap menjadi energi air, hal ini dikenal
dengan siklus operasi regeneratif dan lebih jelasnya dapat dilihat
pada gambar 2.5 skema perubahan energi pada PLTU berikut.

19
Energi Energi Energi Energi
Kimia Panas Mekanik Listrik

Bahan
Udara
Bakar

STEAM
BOILER GENERATOR
TURBINE

STACK
CONDENSER

Gambar 2.4 Skema perubahan energi pada PLTU [5]

2.4 Steam And Water System (Siklus Air Dan Uap) PLTU Gresik
Secara umum siklus air dan uap dalam proses
Pembangkitan Listrik dengan bahan bakar batu bara, minyak, atau
gas menggunakan air sebagai media konversi energi yang diubah
menjadi uap panas untuk menggerakkan turbine, setelah itu uap
tersebut diubah kembali menjadi air. Siklus air dan uap
berlangsung secara continue.

Air yang digunakan untuk memasok kebutuhan air ke


boiler disebut Air pengisi. Pada umumnya sistem air pengisi
dibagi menjadi dua bagian yaitu, sistem air pengisi tekanan
rendah dan sistem air pengisi tekanan tinggi. Aliran sistem air
pengisi takanan rendah mencakup rangkain dari hotwell hingga

20
deaerator (condensat water), sedangkan aliran sistem air pengisi
takanan tinggi mencakup rangkaian dari deaerator hingga boiler
drum (Feed Water). Berikut ini adalah gambar diagram alur
siklus air dan uap pltu yang ditunjukka oleh gambar 2.5.

Gambar 2.5 Diagram Alur Siklus Air dan uap PLTU [8]

Kembali kita membicarakan sistim Air & Uap yang


merupakan sebuah siklus tertutup dimana air yang digunakan
untuk mengisi Boiler berasal dari air kondensasi uap bekas
pemutar turbin yang terkumpul di hotwell. Walaupun sistem
tertutup namun tetap adanya losses akibat penggunaan uap yang
kondensasinya tidak kembali ke hotwell, untuk hal ini maka
masih diperlukanadanya sistem air penambah. Siklus air uap ini
meliputi beberapa system diantaranya adalah :

21
2.4.1 Air Penambah
Air penambah yaitu air yang digunakan untuk mengisi
steam drum melalui kondensor jika levelnya kurang. Dimana air
tesebut berasal dari Raw Water Tank (RWT) yang dimurnikan di
Water treatment dengan persyaratan sebagai berikut :
 Conductivity ≤ 1 μ/Cm
 Chlorida (Cl ) ≤ 100 ppb
 Ferro ( Fe ) ≤ 50 ppb
 SiO2 ≤ 20 ppb
Kemudian hasil pemurnian dari Water treatment (demin
Water) ditampung pada Make Up Water Tank (MUT) yang telah
memenuhi persyaratan sebagai air penambah pada Hot-Well
Kondensor.

Gambar 2.6 Flow Diagram Air Penambah [4]

22
2.4.2 Air Pengisi
Air pengisi yaitu air yang digunakan untuk mengisi steam
drum yang berasal dari sirkulasi steam. Air pengisi terdiri dari :

a. Condensat Water
Condensat water yaitu air kondensasi dari uap bekas yang
telah dipakai untuk memutar turbine dan ditampung di Hotwell
dan dipompa oleh Condensate Pump melewati Low Pressure
Heater (pemanas awal tekanan rendah) sampai dengan Deaerator.

Gambar 2.7 Flow Diagram Condensate Water [4]

23
Keterangan flow diagram 2.7 adalah:

1. MUT : Make Up Water Tank (Tangki Air Penambah)


berfungsi sebagai penampung air penambah yang akan
digunakan untuk menambah kekurangan air di dalam sistem.
2. Condensor (Hotwell) : Adalah suatu alat yang berfungsi
mengkondensasikan uap bekas dari sisa proses memutar
turbin di mana air kondensasi akan di tampung hotwell untuk
di gunakan siklus berikutnya.
3. CP : Condensat Pumpberfungsi untuk memindahkan
condensate water dari hotwell melalui SJAE / GLC
(pendingin Bantu) dan low pressure heater ke deaerator
4. SJAE : Steam Jet Air Ejector Fungsinya adalah untuk
membuat ruangan kondensasi di dalam kondensor menjadi
vacum (Hampa) ..
5. GSC : Gland Steam Condensor adalah suatu alat yang
berfungsi sebagai pemanas awal Condensate Sistem sebelum
dilakukan pemanasan di low pressure heater dimana GSC
memanfaatkan uap bekas perapat poros Turbine.
6. LPH : Low Pressure Heater memiliki fungsi untuk
menaikkan temperatur secara bertahap atau sebagai pemanas
lanjut yang mendapat panas dari uap ekstraksi turbin

b. Feedwater
Feed Water yaitu air pengisi yang dimulai dari deaerator
storage tank dan dipompa oleh boiler feed pump melewati high
pressure heater (pemanas tekanan tinggi) dan economizer
selanjutnya menuju Steam drum.
Untuk meningkatkan efisiensi PLTU, sebelum dipompa
masuk ke boiler, feedwater harus dipanaskan terlebih dahulu
hingga mencapai suhu tertentu. Pemanasan tersebut dilakukan
dengan heater (heat exchanger), yang berlangsung secara
konduksi dengan memanfaatkan uap panas yang diambil
(diektraksi) dari turbin. Jadi selain diteruskan ke condenser, ada

24
sejumlah kecil uap dari turbin yang diambil untuk memanaskan
feedwater heater.

Gambar 2.8 Flow Diagram Feed Water [4]


Kompone utama feedwater antara lain sebagai berikut :

1. Daerator
Air yang masuk kedalam Daerator akan melewati tray (
pemecah air ) dan uap dialirkan dari bagian bawah, uap yang
tidak terkondensasi naik ke atas mengikat udara dan keluar
melalui vent sedang uap yang terkondensasi bersama air masuk ke
storage tank. Selain dari pada itu daerator juga berguna untuk

25
memanaskan air dengan memanfaatkan uap panas yang
digunakan extraction steam ( saat unit normal operasi ) dan
auxilary steam ( saat unit start/ firing ).

Gambar 2.9 Dearator [8]

2. Boiler Feed Pump (BFP)


Berfungsi untuk menaikkan tekanan dan memompa air
pengisi dari deaerator storage tank ke steam drum melalui
pemanas tekanan tinggi ( High Pressure Heater/ HPH 6, 7,8 )
dan ekomonizer, serta mensuplai water spray untuk mengatur
temperatur superheater dan reheater.

3. Heat Pressure Heater (HPH)


Fungsi utama high pressure heater (HPH) adalah untuk
menaikkan efisiensi pembangkit dengan menaikkan temperatur
air pengisi sebelum masuk economizer agar mengurangi beban
dari pada boiler itu sendiri dan juga mencegah terjadinya thermal

26
stress pada feedwater saat transisi masuk ke boiler. High
pressure heater (HPH) adalah pemanas yang menggunakan uap
exstraction dari intermediate pressure dan high pressure turbine
sebagai pemanas air didalam tube. Sebagai type pemanas surface
atau permukaan ( tidak kontak langsung ), air mengalir dibagian
dalam tube sedangkan uap berada diluar tube dan air dari hasil
kondensasi uap ditampung di bawah heater. Air dari hasil
kondensasi akan dialirkan ke deaerator melalui high pressure
heater yang tingkatannya lebih rendah untuk dimanfaatkan
panasnya dahulu secara optimal.

a. Zona Heat Transfer pada High Pressure Heater

Gambar 2.10 Zona pemanasa high pressure heater [8]

Pada High Pressure Heaterdibagi dalam beberapa zone


pemanasan, yaitu :

27
1. Desuperheating zone
Desuperheating zone berfungsi untuk menyerap panas bled
steam (Superheated) hingga menjadi saturated steam.
2. Condensing Zone
Condensing zone berfungsi untuk meng-extract energi dari
campuran steam/air.
3. Drain Cooling/Sub-cooling zone
Drain cooling berfungsi untuk menyerap sisa energi dari air
hasil Kondensasi.

Superheating Section memiliki temperature yang paling


tinggi, namun bagian desuperheating section lebih kecil heat
transfernya dibandingkan condensing section, dan drain cooling
merupakan bagian terkecil dari proses heat transfer di heater
karena menyerap sisa energi air dari hasil condensasi di
condensing section. Berikut ini adalah diagram zona pemanasan
high pressure heater yang ditunjukkan pada gambar 2.11
dibawah.
°C

350

300
Desuperheating

250
Section
cooling
Drain

Condensing Section

1000 2000 3000

Heat kJ/kg

Gambar 2.11 Diagram zona pemanasan high pressure heater [8]

28
b. Bagian – bagian High Pressure Heater

Gambar 2.12 Bagian – bagian high pressure heater [8]

Dengan keterangan gambar 2.12 adalah sebagai berikut:

1. Buffle : Sekat yang digunakan untuk membelokkan atau


membagi aliran fluida dalam alat peukar panas. Selain itu
fungsinya juga memperluas dan memperlama kotak antara
fluida sisi shell dan tube sehinnga lebih efektif trasfer
panasnya.
2. Shell : adalah bagian yang berbetuk silinder yang berisi tube
bundle sekaligus sebagai wadah mengalirnya fluida.
3. Tube : pipa tempat megalirnya fluida cair.
4. Water box: berfungsi sebagai tempat menampung air feed
water sebelum masuk dan setelah keluar dari sisi tube.
5. Emergency drain valve : merupakan vavle darurat apabila
terjadi extreme high pada level condensate.

29
2.4.3 Sistem Uap Utama
uap utama adalah sistim aliran uap dari Boiler sampai
dengan turbin untuk berekspansi di High Pressure Turbin (HP)
selanjutnya diekspansikan lagi ke intermediate pressure turbine
(IP) setelah dipanaskan kembali di reheater tube boiler, dari
intermediate pressure turbine selajutnya diekspansikan lagi ke
low pressure turbine, uap bekas dari turbin tekanan rendah ini
yang selanjutnya dikondensasikan dikondensor untuk menjadi air
condensate.

2.4.4 Heater Cut


Heater cut adalah merupakan sebuah tindakan
antisipasi saat salah satu atau semua high pressure heater
kondisi out service. Kondisi ini salah satu faktornya
dikarenakan ada kebocoran tube pada High Pressure
Heater.

1. Identifikasi Masalah
Pada operasi heater cut terjadi perubahan kerja yang
signifikan dimana kondisi Feed Water Temperature (FST)
menjadi lebih rendahsaat memasuki economizer. Hal ini
disebabkan oleh kondisi out service pemanas feed water sisi High
Pressure dan berdampak pada kinerja boiler. Untuk mencapai
temperatur yang diinginkan, boiler harus mengkonsumsi bahan
bakar lebih banyak daripada kondisi normal operasi. Hal ini juga
dapat mempengaruhi life time dari tubeboiler dan meningkatnya
biaya produksi. Sehingga kita perlu menganalisa lebih dalam
tentang operasi Heater cutdan mencari solusi pengoptimalan kerja
saat terjadi heater cut.

Out service high pressure heater disebabkan adanya


permasalahan seperti kebocoran pada valve suction atau

30
discharge dari steam maupun feed water, kebocoran pada tube
high pressure heater ataupun kendala elektrik pada motor valve.
Tetapi permasalahan yang paling berpengaruh dalam terjadinya
operasi heater cut adalah kebocoran tube high pressure heater.
Sehingga kita perlu adanya analisa pencegahan lebih lanjut pada
sistem tersebut.

2. Pra Anggapan
High Pressure Heater (HPH) merupakan komponen
penting dalam suatu siklus pada PLTU dimana fungsi dari high
pressure heater tersebut adalah menaikkan temperatur feed water
dari boiler feed pump sebelum menuju ke economizer. Design
pada PLTU Gresik unit 4 mempunyai tiga high pressure heater
yaitu high pressure heater 6, 7 dan 8 dimana kondisi high
pressure heater ini bekerja secara bersamaan. Ketika terjadi
gangguan yang menyebabkan out service salah satu high pressure
heater maka semua high pressure heater harus out service karena
desain bypass high pressure heater PLTU 4 tidak per high
pressure heater, unit PLTU yang beroperasi normal menjadi
berjalan dengan heater cut. Heater cut artinya feed water dari
boiler feed pump (BFP) tidak dilewatkan melalui high pressure
heater, tetapi langsung dialirkan ke economizer melaui high
pressur bypass valve. Dengan adanya perubahan pola operasi
maka akan berdampak pada penurunan efisiensi pada unit
pembangkit yang dikarenakan oleh turunnya temperatur feed
water pada inlet economizer, yang berdampak pada bertambahnya
kebutuhan energi pada ruang bakar selain itu juga dapat
menyebabkan terjadinya kebocoran tube economizer karena
perbedaan emperatur antara feed water dengan gas buang untuk
pemanas economizer jauh.

31
3. Design High Pressure Heater
Dapat dilihat dari drawing bahwa suction dari BFP menuju
high pressure heater melewati 3 valve yaitu toping valve, bypass
valve dan control valve (FV – 21) dan setelah melewati ketiga
valve tersebut terdapat percabangan dimana melewati motor valve
suction feed water (Normally Open) dan high pressure heater by
pass valve (Normally Close).

Gambar 2.13 High Pressure Heater dan bagian – bagiannya [1]

Kondisi normal feed water akan melewati suction valve


high pressure heater kemudian dipanaskan di high pressure
heater. Setelah dipanaskan feed water keluar melewati valve
discharge high pressure heater dan akan dialirkan menuju boiler
(inlet economizer). Dalam kondisi heater cut valve high pressure
heater bypass akan terbuka yang mana interlock dengan valve
suction dan valve discharge dari high pressure heater sehingga
kedua valve tersebut akan tertutup. Desain extraction steam

32
diambil dari sisi high pressure turbine yang artinya suhu steam
dan tekanannya sangat tinggi, kemudian uap hasil pemanasan
feedwater yang mengalami proses kondensasi keluar melalui
drain menuju high pressure heater 7 atau condenser dengan
memperhatikan syarat level air didalam shell high pressure
heater.

HP IP LP
Turbine

Heater 8 7 6 5 4 3 2 1

Gambar 2.14 Extraction system [6]

Dengan keterangan gambar 2.14 adalah sebagai berikut:

Tabel 2.1 Persentasi beban berdasarkan kerusakan heater [1]


HEATERS
No LOAD
(Remove From Service)
1 8,6,3 Full Nameplate Rating
2 8,7,6 Full Nameplate Rating
3 7,6 90 %
4 6,5,4 80 %
5 7,6,5,4 70 %
6 7,6,5,4,3 60 %

33
2.5 Efisiensi Pembagkit
Efisiensi adalah perbandingan antara enargi listrik yang
dihasilkan unit pembangkitan dengan kebutuhan energi (bahan
bakar) yang digunakan untuk membangkitkan energi listrik
tersebut.
1. Formula perhitungan efisiensi thermal secara teori
adalah sebagai berikut:

𝑊̇𝑡 ⁄𝑚̇ − 𝑊̇𝑝 ⁄𝑚̇ (ℎ1 − ℎ2 ) − (ℎ4 − ℎ3 )


𝜂= =
𝑄̇𝑖𝑛 ⁄𝑚̇ ℎ1 − ℎ4

Atau

𝑄̇𝑖𝑛 ⁄𝑚̇ − 𝑄̇𝑜𝑢𝑡 ⁄𝑚̇ 𝑄̇𝑜𝑢𝑡 ⁄𝑚̇ (ℎ1 − ℎ2 )


𝜂= = 1− =1−
𝑄̇𝑖𝑛 ⁄𝑚̇ 𝑄̇𝑖𝑛 ⁄𝑚̇ ℎ1 − ℎ4

Keterangan:
𝜂 = Efisiensi thermal
𝑊̇𝑡 = Daya turbin
𝑊̇𝑝 = Daya pompa
𝑄̇𝑖𝑛 = kalor yang diserap boiler
𝑄̇𝑜𝑢𝑡 = Kalor yang dilepas kondensor
𝑚̇ = masa alir

2. Formula perhitungan kinerja nyata efisiensi pembagkit


yaitu jumlah energi penjualan dibagi jumlah pemakaian bahan
bakar.Rumus perhitungannya adalah sebagai berikut.

Rumus Net Plant Heat Rate:

34
𝑃𝑒𝑚𝑎𝑘𝑎𝑖𝑎𝑛 𝐵𝐵 𝑥 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐾𝑎𝑙𝑜𝑟 𝐵𝐵 𝑥 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝐽𝑒𝑛𝑖𝑠
𝐻𝑒𝑎𝑡 𝑅𝑎𝑡𝑒 = 𝑘𝑐𝑎𝑙/𝑘𝑤ℎ
𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖 𝑁𝑒𝑡𝑜 (𝑘𝑤ℎ)

Atau
𝐹𝑢𝑒𝑙 𝐺𝑎𝑠 𝐶𝑜𝑛𝑠𝑢𝑚𝑝𝑡𝑖𝑜𝑛 ∗ 37,3248 ∗ 𝐻𝐻𝑉 𝐹𝑢𝑒𝑙 𝐺𝑎𝑠 ∗ 252
𝑁𝑃𝐻𝑅 = 𝑘𝑐𝑎𝑙/𝑘𝑤ℎ
𝑂𝑢𝑡𝑝𝑢𝑡 𝐺𝑒𝑛𝑒𝑟𝑎𝑡𝑜𝑟 – 𝐴𝑢𝑥𝑖𝑙𝑙𝑖𝑎𝑟𝑦

Rumus Net Efisiensi Thermal:

𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖 𝑛𝑒𝑡𝑡𝑜 (𝑘𝑤ℎ) 𝑥 860 (𝑘𝑐𝑎𝑙)


𝐸𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛𝑠𝑖 = 𝑘𝑐𝑎𝑙 𝑘𝑔
𝑥 100%
𝑃𝑒𝑚𝑎𝑘𝑎𝑖𝑎𝑛 𝐵𝐵 𝑥 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐾𝑎𝑙𝑜𝑟 𝐵𝐵 ( ) 𝑥 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝐽𝑒𝑛𝑖𝑠 ( )
𝑘𝑔 𝑙𝑡

Atau

(𝑂𝑢𝑡𝑝𝑢𝑡 𝐺𝑒𝑛𝑒𝑟𝑎𝑡𝑜𝑟 – 𝐴𝑢𝑥𝑖𝑙𝑙𝑖𝑎𝑟𝑦) 𝑥 860 (𝑘𝑐𝑎𝑙)


𝐸𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛𝑠𝑖 = 𝑥 100%
𝐹𝑢𝑒𝑙 𝐺𝑎𝑠 𝐶𝑜𝑛𝑠𝑢𝑚𝑝𝑡𝑖𝑜𝑛 𝑥 37,3248 𝑥 𝐻𝐻𝑉 𝐹𝑢𝑒𝑙 𝐺𝑎𝑠 𝑥 252

Keterangan:
- Output generator : energi listrik yang dibangkitkan generator
(Kwh)
- Auxiliary: energi listrik untuk pemakaian sendiri (Kwh)
- High heating value gas (HHV): Nilai kalor atas bahan
bakaryang digunakan (kJ/kg atau kcal/kg)
- 1 Kwh= 860 (kcal)
- 1 Knm3= 37,3248MSCF
- 1 Btu/SFC= 252 MSCF

35
“ Halaman Ini Sengaja Dikosongkan “

36

Anda mungkin juga menyukai