Anda di halaman 1dari 7

KATA PENGANTAR

Puji beserta syukur kelompok ucapkan kehadiran Allah SWT yang telah memberikan
kesehatan dan Rahmat-NYa kepada kami sehingga kami bisa menyelesaikan ‘’Makalah
Keperawatan Kritis tentang Isu isu etika medis atau Bioetika ini tepat pada waktunya.
Sholawat serta salam semoga tercurah dan dilimpahkan kepada nabi besar Muhammad SAW
beserta keluarga dan sahabatnya.

Ucapkan terimakasih kami sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu
kami dalam penyusunan maklaah ini secara umum dan kepada dosen mata kuliah
Keperawatan Kritis.

Kelompok menyadari dalam penulisan makalah ini banyak terdapat kekurangan


karena penulis masih dalam tahap pembelajaran. Namun, kami tetap berharap agar tugas ini
dapat memberikan manfaat bagi pembaca.

Kritik dan saran dari penulisan makalah ini sangat kami harapkan untuk perbaikan
dan penyempurnaan pada makalah kami berikutnya,untuk itu kami ucapkan terimakasih.

Padang, 04 September 2019

Kelompok
Isu Bioetik Dalam Keperawatan
Bioetik adalah studi tentang isu etika dalam pelayanan kesehatan (Hudak & Gallo,
1997).Dalam pelaksanaannya etika keperawatan mengacu pada bioetik sebagaimana
tercantum dalam sumpah janji profesi keperawatan dan kode etik profesi keperawatan.
Bioetik adalah etika yang menyangkut kehidupan dalam lingkungan tertentu atau
etika yang berkaitan dengan pendekatan terhadap asuhan kesehatan. Dalam pelaksanaanya,
etika keperawatan mengacu pada bioetik yang terdiri dari tiga pendekatan, yaitu: pendekatan
teleologik, pendekatan deontologik, dan pendekatan intuitionism.
Kelalaian Perawat dalam menjalankan Tugas
Dalam menjalankan tugas keprofesiannya, perawat bisa saja melakukan kesalahan
yang dapat merugikan klien sebagai penerima asuhan keperawatan,bahkan bisa
mengakibatkan kecacatan dan lebih parah lagi mengakibatkan kematian, terutama bila
pemberian asuhan keperawatan tidak sesuai dengan standar praktek keperawatan. kejadian ini
di kenal dengan malpraktek dan hal ini merupakan kelalaian perawat dalam menjalankan
tugas.
Bioetika keperawatan
Keperawatan merupakan salah satu profesi yang mempunyai bidang garap pada
kesejahteraan manusia yaitu dengan memberikan bantuan kepada individu yang sehat
maupun yang sakit untuk dapat menjalankan fungsi hidup sehari-harinya. Salah satu yang
mengatur hubungan antara perawat pasien adalah etika. Istilah etika dan moral sering
digunakan secara bergantian.
Etika dan moral merupakan sumber dalam merumuskan standar dan prinsip-prinsip
yang menjadi penuntun dalam berprilaku serta membuat keputusan untuk melindungi
hak-hak manusia. Etika diperlukan oleh semua profesi termasuk juga keperawatan yang
mendasari prinsip-prinsip suatu profesi dan tercermin dalam standar praktek profesional.
(Doheny et all, 1982).
Profesi keperawatan mempunyai kontrak sosial dengan masyarakat, yang berarti
masyarakat memberi kepercayaan kepada profesi keperawatan untuk memberikan pelayanan
yang dibutuhkan. Konsekwensi dari hal tersebut tentunya setiap keputusan dari tindakan
keperawatan harus mampu dipertanggungjawabkan dan dipertanggunggugatkan dan setiap
penganbilan keputusan tentunya tidak hanya berdasarkan pada pertimbangan ilmiah semata
tetapi juga dengan mempertimbangkan etika.
Etika adalah peraturan atau norma yang dapat digunakan sebagai acuan bagi perlaku
seseorang yang berkaitan dengan tindakan yang baik dan buruk yang dilakukan seseorang
dan merupakan suatu kewajiban dan tanggungjawanb moral.(Nila Ismani, 2001).
Bioetik adalah studi tentang isu etika dalam pelayanan kesehatan (Hudak & Gallo,
1997).Dalam pelaksanaannya etika keperawatan mengacu pada bioetik sebagaimana
tercantum dalam sumpah janji profesi keperawatan dan kode etik profesi keperawatan.
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perawat dituntut untuk melaksanakan asuhan keperawatan untuk pasien/klien baik
secara individu, keluarga, kelompok dan masyarakat dengan memandang manusia secara
bio-psiko-sosial-spiritual yang komprehensif. Sebagai tenaga yang profesional
melaksanakan tugasnya diperlukan suatu sikap yang menjamin terlaksananya tugas
tersebut dengan baik dan tanggung jawab secara moral.
Perkembangan pendidikan harus juga didasarkan dengan isu etik dalam praktek
keperawatan. Dimana etika merupakan peraturan atau norma yang dapat digunakan
sebagai acuan bagi perilaku seseorang yang berkaitan dengan tindakan yang baik dan
buruk yang dilakukan seseorang dan merupakan kewajiban dan tanggung jawab moral.
Kemajuan ilmu dan teknologi terutama di bidang biologi dan kedokteran telah
menimbulkan berbagai permasalahan atau dilema etika kesehatan yang sebagian besar belum
teratasi ( catalano, 1991).
Issue bioetik keperawatan mencakup banyak hal, sesuai dengan kewenangan perawat,
ssesuai dengan bidang kerjanya. diantaranya keperawatan
anak,gerontik,bedah,maternitas,komunitas,keluarga dll.
Masalah bioetik semakin berkembang dengan munculnya berbagai sistem pelayanan
kesehatan baru,seperti nursing care (perawat rumah),telenursing (perawatan jarak jauh) dll.
B.
C. Manfaat penulisan
Diharapkan dari hasil penulisan makalah ini bermanfaat bagi seluruh bagian yang
berperan dalam keperawatan dan untuk lebih jauh memahami tentang isu isu etika medis atau
Bioetika dalam keperawatan.

Contoh kasus Issue Bioetik keperawatan :


1. Keperawatan maternitas :
- Aborsi
Menggugurkan kandungan atau dalam dunia kedokteran dikenal dengan istilah ”aborsi”,
berarti pengeluaran hasil konsepsi (pertemuan sel telur dan sel sperma) sebelum janin dapat
hidup diluar kandungan. Aborsi provocatus merupakan istilah lain yang secara resmi dipakai
dalam kalangan kedokteran dan hukum. Ini adalah suatu proses pengakhiran hidup dari janin
sebelum diberi kesempatan untuk bertumbuh.
Abortus merupakan suatu masalah kontroversi yang sudah ada sejak sejarah di tulis orang.
Kontroversi karena di satu pihak abortus ada di masyarakat. Hal ini dapat dibuktikan dengan
adanya jamu dan obat-obat peluntur serta dukun pijat untuk mereka yang terlambat bulan. Di
pihak lain abortus tidak dibenarkan oleh agama. Bahkan dicaci, dimaki dan dikutuk sebagai
perbuatan tidak bermoral. Pembicaraan tentang abortus dianggap tabu. Sulit ditemukan
seorang wanita yang secara sukarela mengaku bahwa ia pernah di abortus, karena malu.
Istilah abortus dipakai untuk menunjukkan pengeluaran hasil kehamilan sebelum janin dapat
hidup di luar kandungan. Sampai saat ini janin yang terkecil, yang dilaporkan dapat hidup di
luar kandungan, mempunyai berat badan 297 gram waktu lahir. Akan tetapi karena jarangnya
janin yang dilahirkan dengan berat badan di bawah 500 gram dapat hidup terus, maka abortus
dianggap sebagai pengakhiran kehamilan sebelum janin mencapai berat 500 gram atau usia
kehamilan kurang dari 20 minggu. Abortus dapat berlangsung spontan secara alamiah atau
buatan. Abortus buatan ialah pengakhiran kehamilan sebelum 20 minggu dengan obat-obatan
atau dengan tindakan medik.
1. Aborsi menurut Isu Etik Medis

Wewenang dokter dalam menjalankan praktek aborsi adalah sebagai berikut:

1. Dalam menjalankan profesinya seorang dokter terkait dengan kode etik profesi, dalam hal
ini Kode Etik Kedokteran Indonesia (Kodeki). Dalam Kodeki tersebut tercakup hal-hal yang
berkaitan dengan kewajiban seorang dokter ketika menjalankan profesi kedokteran: yakni
kewajiban umum, kewajiban terhadap pasien, kewajiban terhadap teman sejawat, dan
kewajiban terhadap diri sendiri. Jadi, Kodeki merupakan pedoman tingkah laku bagi para
dokter Indonesia ketika melaksanakan profesinya atau tegasnya pedoman dalam
melaksanakan kewajiban sebagai dokter Indonesia.

2. Bahwa dalam penjelasan pasal 10 Kodeki antara lain Dokter Indonesia harus berusaha
mempertahankaan hidup makhluk insani. Berarti bahwa baik menurut agama dan
undang-undang negara maupun menurut Etik kedokteran seorang dokter tidak
dibolehkan:
3. Menggugurkan kandungan (abortus provocatus);
4. Mengakhiri hidup seorang penderita, yang menurut ilmu pengetahuan tidak mungkin
akan sembuh (eutanasia).
5. Bahwa pada bagian lain penjelasan pasal 10 Kodeki ditegaskan antara lain bahwa
abortus provocatus dapat dibenarkan sebagai tindakan pengobatan, apabila merupakan
satu-satunya jalan untuk menolong jiwa ibu dari bahaya maut (abortus provocatus
therapeuticus).
6. Dikatakan bahwa Kodeki membenarkan aborsi dengan beberapa syarat dan
menyelamatkan jiwa ibu adalah indikasi yang diperkenankan menurut Kodeki.
7. Bahwa, dalam penjelasan pasal 15 ayat (1) UU Kesehatan disebutkan bahwa “Tindakan
medis dalam bentuk pengguguran kandungan dengan alasan apapun dilarang karena
bertentangan dengan norma hukum, norma agama, norma kesusilaan dan norma
kesopanan. Namun dalam keadaan darurat sebagai upaya menyelamatkan jiwa ibu dan
atau janin yang dikandungnya, dapat diambil tindakan medis tertentu.” Jadi satu-satunya
indikasi yang diperkenankan menurut UU Kesehatan ialah menyelamatkan jiwa si ibu
hamil.
8. Bahwa, pihak-pihak yang diperbolehkan melakukan aborsi adalah dokter ahli kebidanan
dan penyakit kandungan, sesudah meminta pertimbangan dari tim ahli yang terdiri dari
pelbagai bidang keilmuan. Dengan demikian menurut UU Kesehatan, tidak semua
dokter boleh melakukan tindakan aborsi.
9. Sarana yang dipakai dalam praktek aborsi (tindakan pengguguran kandungan) hanya
dapat dilakukan di sarana kesehatan tertentu, yakni sarana kesehatan yang memiliki
tenaga dan peralatan yang memadai untuk tindakan tersebut dan telah ditunjuk oleh
pemerintah.

-Kehamilan remaja
Kehamilan remaja adalah kehamilan yang terjadi pada perempuan dibawah usia 20 tahun
pada waktu kehamilannya berakhir. Seorang gadis dapat menjadi hamil dari hubungan
seksual setelah ia mulai ovulasi yang dapat terjadi sebelum periode menstrual
pertama (menarche), namun biasanya terjadi setelah periode-periode tersebut.
Berikut beberapa risiko hamil di usia remaja atau di bawah usia 20 tahun yang dipaparkan
oleh dr Uf. Risikonya tidak hanya berdampak pada ibu, Bun, namun juga pada calon bayi.
1. Keguguran

Keguguran dapat terjadi karena disengaja ataupun tidak disengaja. Tapi, keguguran pada
wanita yang hamil di usia remaja umumnya lebih tinggi mengingat masih belum matangnya
organ-organ reproduksi si perempuan.
1. Keguguran

Keguguran dapat terjadi karena disengaja ataupun tidak disengaja. Tapi, keguguran pada
wanita yang hamil di usia remaja umumnya lebih tinggi mengingat masih belum matangnya
organ-organ reproduksi si perempuan.
2. Gangguan Kesehatan

Organ reproduksi remaja belum siap untuk mengandung bayi selama 9 bulan. Sehingga,
hamil di usia remaja bukan nggak mungkin menyebabkan robekan di vagina dengan saluran
cerna atau saluran kencing dengan vagina. Akibatnya, di kemudian hari akan menimbulkan
infeksi yang berulang dan dapat menurunkan kualitas hidup remaja tersebut.

3. Bayi Lahir Prematur dan Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR)

Bayi tidak mendapatkan asupan gizi yang cukup dari ibu. Ya, karena pemahaman remaja
terhadap gizi masih sangat minim nih. Prinsip mereka, yang penting makan enak dan
kenyang, berat badan nggak turun. Padahal mencukupi gizi ketika hamil nggak semudah itu
ya, Bun. Selain itu, perempuan yang hamil di usia remaja biasanya jarang memeriksakan
kondisinya secara rutin. Ini terkait dengan kesiapan mereka mengandung si kecil.
4. Anemia

"Kekurangan zat besi ketika hamil juga berhubungan dengan makanan yang dikonsumsi ibu.
Ketika tidak banyak mengonsumsi sayuran dan makanan yang mengandung zat besi, ibu akan
kekurangan zat besi dan berisiko anemia," jelas dr Uf.

5. Pendarahan

Pendarahan menjadi salah satu penyebab kematian pada ibu. Rahim perempuan yang hamil di
usia remaja masih terlalu kecil dan menyebabkan kontraksi terganggu. Akibatnya, risiko
pendarahan ketika persalinan meningkat. Pendarahan, baik berupa gumpalan yang keluar atau
tetap ada di dalam rahim bisa memicu infeksi, Bun.

6. Bayi Masuk NICU

Normalnya, bayi berada di kandungan ibu selama 37 minggu. Makanan yang dikonsumsi ibu
akan masuk ke tubuh bayi melalui plasenta. Saat hamil di usia remaja, risiko bayi lahir
prematur tinggi. Jika bayi lahir kurang dari 37 minggu, asupan oksigen ke tubuh bayi akan
menurun karena otak bayi tidak bisa berkembang dengan semestinya. Paru-paru bayi yang
lahir kurang dari 37 minggu tidak bisa berfungsi dengan sempurna. Sehingga, bayi harus
dirawat di Neonatal Intensive Care Unit (NICU) yang biayanya sangat mahal dan harapan
hidupnya juga tidak tinggi.
7. Cacat Bawaan

Kasus cacat bawaan yang ditemui dr Uf biasanya disebabkan oleh obat-obatan atau makanan.
Jadi si ibu sengaja mengonsumsi obat-obatan yang memang berpotensi menggugurkan
kandungan atau mengonsumsi makanan yang berbahaya bagi janin. Tapi, karena janin
bertahan, maka saat lahir mengalami cacat bawaan.
-Penanganan Bayi berisiko tinggi
bayi berisiko tinggi adalah bayi yang mempunyai kemungkinan lebih besar untuk mengalami
hambatan dalam tumbuh kembang selanjutnya dibanding bayi lainnya.
Bahkan, pada beberapa bayi berisiko tinggi terdapat gangguan yang saling memperberat.
Misalnya bayi berat lahir 1800 gram yang disertai asfiksia berat dan perdarahan intracranial.
Gabungan beberapa faktor risiko tersebut bisa kian memperparah proses tumbuh kembang
bayi.

Akibat adanya gangguan selama kehamilan, proses persalinan, maupun setelah persalinan,
gangguan tumbuh kembang yang sering menyertai bayi berisiko tinggi antara lain:
1. Terhambat peningkatan ukuran berat badan, tinggi badan, dan lingkar kepala.
2. Terganggu perkembangan motorik kasar dan motorik halus.
3. Hidrosefalus (ukuran kepala yang makin membesar) atau mikrosefali (ukuran kepala
mengecil).
4. Gangguan penglihatan atau adanya korioretinitis.
5. Gangguan pendengaran atau bicara.
6. Kejang demam atau epilepsi.
7. Gangguan psikososial seperti hiperaktif atau retardasi mental.

2. Keperawatan gerontologi :
-Penganiayaan lanjut usia

-Euthanasia
-Penanganan pasien HIV/AIDS

Anda mungkin juga menyukai