Anda di halaman 1dari 18

STUDENT PROJECT

3A. Monitoring
Semester VI

OLEH :

Putu Dea Ewania Irawan (1602551043)


Putu Krisna Maharani Dewi (1602511183)
Elionardo Pangguahila (1602511184)
Ni Nyoman Arista Febrianti (1602511187)
Janice do Rosario (1602511230)
Nur Aliayyah Binti Harun (1602511231)
Ngurah Bagus Mahesa Arya Wicaksana (1602531052)
Gusti Ayu Dinda Mayagita (1608551074)
Putu Rama Adhityadharma (1602541043)
Desniati Telaumbanua (1602521045)
I Wayan Eka Parama Putra (1602561045)

Vilma Imaculada Mestre Boavida (1602521068)

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS UDAYANA
2018
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kesehatan adalah suatu keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan
setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi (UU Kesehatan No 23, 1992). Kesehatan
menjadi salah satu hal terpenting yang harus diperhatikan karena akan mempengaruhi seseorang
dalam menjalankan aktivitas sebagaimana mestinya. Namun seiring berkembangnya zaman,
perhatian masyarakat akan kesehatan diri sendiri semakin menurun. Jika hal ini terus dibiarkan,
maka dapat memicu timbulnya berbagai masalah kesehatan.
Masalah kesehatan adalah masalah yang sangat kompleks yang saling berkaitan dengan
masalah-masalah lain selain masalah kesehatan. Beberapa faktor yang dapat menyebabkan
bebagai masalah kesehatan, yaitu: a) faktor lingkungan seperti sering terpapar polutan akibat
tingkat pencemaran lingkungan yang masih tinggi, b) faktor perilaku dan gaya hidup masyarakat
seperti kebiasaan masyarakat membuang sampah sembarangan tanpa disadari dapat
membahayakan kesehatan mereka, c) faktor sosial-ekonomi seperti budaya sadar sehat belum
merata diimplementasikan oleh masyarakat, penghasilan yang masih rendah sehingga kurangnya
pembangunan fasilitas kesehatan mandiri, d) faktor pelayanan kesehatan seperti kurangnya
sarana dan prasarana sehingga belum dapat menunjang pelayanan kesehatan, cakupan pelayanan
kesehatan belum menyeluruh sehingga masih terdapat daerah yang belum mendapat pelayanan
kesehatan yang maksimal, serta kurangnya ketersediaan tenaga kerja kesehatan profesional yang
menyebabkan menurunnya kualitas pelayanan kesehatan. Permasalahan kesehatan sebenarnya
menyangkut berbagai aspek dalam kehidupan dan untuk dapat memecahkan permasalahan
tersebut atau untuk meningkatkan kualitas kesehatan itu sendiri, tidak dapat dilakukan hanya
dengan sistem uniprofessional. Kontribusi dari berbagi disiplin ilmu dapat memberi dampak
positif dalam penyelesaian berbagai masalah kesehatan.
Interprofessional Education (IPE) merupakan proses pembelajaran antara berbagai
mahasiswa atau tenaga kesehatan dari berbagai latar belakang pendidikan berbeda yang
berinteraksi dan berkolaborasi untuk menghasilkan usaha kesehatan promotif, preventif, kuratif,
dan rehabilitatif serta usaha kesehatan lainnya (WHO, 1988). Implementasi IPE di bidang
kesehatan menurut Cooper (2001) dalam Fauziah (2010) dilaksanakan oleh mahasiswa dengan
tujuan untuk meningkatkan pemahaman interdisipliner dan meningkatkan kerjasama, membina
kerjasama yang kompeten, membuat penggunaan sumberdaya yang efektif dan efisien,
meningkatkan kualitas perawatan pasien yang komprehensif. Oleh sebab itu, Universitas
Udayana yang merupakan salah satu universitas di Bali ikut mengimplementasikan IPE. Program
IPE dilaksanakan secara berkelompok yang terdiri dari tujuh program studi (Pendidikan Dokter,
Ilmu Keperawatan, Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fisioterapi, Psikologi, Pendidikan Dokter Gigi,
dan Farmasi). Program IPE ini diharapkan mampu menciptakan tenaga kerja kesehatan yang
handal dan dapat berkolaborasi dengan baik antar tenaga kerja kesehatan lainnya sehingga dapat
meningkatkan pelayanan kesehatan di masyarakat. Salah satu daerah yang menjadi tempat
pengimplementasian IPE ini adalah Banjar Tegal Kawan, Denpasar Barat yang dilakukan dengan
terjun langsung ke masyarakat untuk menganalisis permasalahan kesehatan yang ada di daerah
tersebut.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan hasil IPE semester VI, dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
1.2.1 Bagaimana situasi dan prioritas masalah keluarga diangkat?
1.2.2 Bagaimana skala prioritas dan intervensi yang diberikan kepada keluarga angkat?
1.2.3 Bagaimana hasil dari monitoring dan evaluasi intervensi yang diberikan oleh
mahasiswa kepada keluarga angkat berdasarkan program studi masing-masing?
1.3 Tujuan
Tujuan dari penulisan laporan ini adalah:
1.3.1 Mengetahui prioritas masalah dan situasi yang dialami oleh keluarga angkat.
1.3.2 Mengetahui skala prioritas dan intervensi yang telah diberikan oleh mahasiswa
berdasarkan program studi masing-masing.
1.3.3 Mampu mengidentifikasi keberhasilan dari intervensi yang telah diberikan.
1.4 Manfaat
Adapun manfaat yang diperoleh dari penulisan laporan ini adalah:
1.4.1 Manfaat akademis
Diharapkan dapat menjadi acuan dalam pelaksanaan IPE selanjutnya, menambah
pengetahuan dan keterampilan khususnya dalam kolaborasi antar program studi
kesehatan dalam analisis permasalahan kesehatan di masyarakat.
1.4.2 Manfaat bagi masyarakat
Diharapkan dapat menjadi dasar dalam meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat.
BAB II
ANALISIS SITUASI DAN PRIORITAS MASALAH

2.1 Data Statistik dam Peta Demografi


Desatempatpelaksanaan program IPE darikelompok40adalahDesa Pemecutan Kelod Dusun
Tegal Kawan ,Kecamatan Denpasar Barat, Kabupaten Kota Denpasar,Provinsi Bali. Desa
Pemecutan Kelodsecara administratif terdiridari 15dusundiantaranya Dusun Tegal Baler Geria,
Dusun Tenten, Dusun Tegal Gede, Dusun Batannyuh, Dusun Tegal Agung, Dusun Buagan,
Dusun Tegal Langon, Dusun Sading Sari, Dusun Tegal Kawan, Dusun Pekandelan, Dusun Tegal
Dukuh Anyar, Dusun Abiantimbul, Dusun Munang-maning, Dusun Margaya, Dusun Samping
Buni. Desa Pemecutan Kelod merupakan salah satu Desa yang ada di Kota Denpasar dengan luas
wilayah 727 Ha atau 7,27 km2 atau sekitar 5,68 persen dari seluruh luas daratan Kota
Denpasar. Sedangkan luas daratan Kota Denpasar seluruhnya 127,98 km2.
Batas – batas wilayahDesaPemecutanKelodsebagaiberikut :
Utara :berbatasandenganKelurahanPemecutan
Timur :berbatasandenganDesaDauhPuriKauh, DesaPemogan
Selatan :berbatasandenganKelurahanKuta, KabupatenBadung
Barat :berbatasandenganDesa Padang SambianKeloddanDesaTegalHarum
Bapak I KetutSuandimerupakankepalaDusun Tegal Kawan.

2.2 Deskripsi Listing PermasalahanKesehatanIndividu, Keluarga, danKomunitas


a. Permasalahan kesehatan pada keluarga ini adalah seorang ibu dari salah satu keluarga.
Ibu tersebut mengalami stroke sehingga menyebabkan kelumpuhan pada bagian kanan
tubuhnya.Pada awal kunjunganpertamasaat dilaksanakannya IPE, setengahtubuhnya
beliaubagiankanankakusehinggabeliautidakbisaberdiri.
Namunsaatkunjungankeduabeliausudahbisaberdiribahkansudahbisaberjalansendiritanpadi
topang. Sejakbeberapabulanlalubeliaurajinmelakukanterapi 3 sampai 4 kali seminggu.
Pada saat kunjungan ke tiga kondisi beliau mengalami peningkatan dimana beliau sudah
bisa berjalan meskipun belum sempurna, beliau juga mengomsumsi obat yang diberikan
oleh dokter waktu beliau masih aktif mengunjungi dokter, obat tersebut masih
dikomsumsi oleh beliau dan ketika obat itu habis beliau lansung beli sendiri di apotik
atau warung terdekat.

2.3 DeskripsiPemilihanPrioritasMasalah
Kelompok kami menentukan untuk memilih keluarga yang menderita stroke sebagai
prioritas masalah yang harus ditanganikarenaeratkaitannyadenganpola hidup sehat dan
polakonsumsiobat, beliau mengomsumsi obat yang diberikan oleh dokter waktu beliau masih
aktif mengunjungi dokter, obat tersebut masih dikomsumsi oleh beliau dan ketika obat itu habis
beliau langsung beli sendiri tanpa berkonsultasi lagi ke dokter tersebut, hal ini dapat berdampak
buruk pada kesehatan beliau jika sering mengomsumsi obat tanpa anjuran dokter.
BAB III
ANALISI POTENSI (SKALA PRIORITAS DAN INTERVENSI)

3.1 Skala prioritas dan penetapan prioritas masalah


Tiga keluarga yang dipilih pada semester IV, kelompok menentukan prioritas masalah
menjadi satu keluarga saja, yaitu:
a. Prioritas masalah
Seorang ibu yang mengalami stroke sehingga menyebabkan kelumpuhan pada bagian kanan
tubuhnya, namun saat ini sudah dapat beraktivitas kembali dan beliau melakukan beberapa terapi
untuk kesehatannya serta mengkonsumsi beberapa obat-obatan. Namun obat-obatan yang
dikonsumsi tersebut merupakan obat yang diresepkan oleh dokter saat beliau masih sering
melakukan kunjungan, dimana hal itu dapat berdampak buruk bagi kesehatannya karena
mengkonsumsi obat-obatan yang belum tentu diperlukan. Oleh karena itu pada keluarga ini akan
dilakukan perencanaan intervensi masalah di tiap profesi pada program IPE ini.

3.2 Perencanaan Intervensi Masalah


Perencanaan di masing-masing profesi adalah sebagai berikut :

a. Program Studi Pendidikan Dokter : Intervensi yang akan kami lakukan adalah akan
memberikan terapi pengobatan pada pasien dan menjelaskan cara mengubah pola hidup
menjadi lebih baik.

b. Program Studi Pendidikan Dokter Gigi : Intervensi yang akan dilakukan adalah
memberikan edukasi tentang pentingnya oral hygiene bagi keluarga tersebut terutama bagi
ibu yang pernah mengalami stroke. Dimana pada pasien stroke, kelemahan fisik, menjadi
masalah utama keterbatasan untuk melakukan mobilisasi.

c. Program Studi Ilmu Keperawatan : Intervensi yang kami lakukan adalah akan
membantu PSPD dalam memberikan terapi pengobatan pada pasien.
d. Program Studi Psikologi : Intervensi yang akan kami lakukan adalah memberikan
edukasi terkait dengan coping stres, dan memberikan skala pengukuran kecemasan dan
stres.

e. Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat : Intervensi yang akan kami lakukan adalah
dengan memberi edukasi mengenai pelaksanaan dari PHBS.

f. Program Studi Fisioterapi : Intervensi yang akan kami lakukan adalah memfokuskan
pada komplikasi yang akan terjadi seperti mungkin mengalami kelumpuhan akibat
penyakit yang dideritanya jadi kami akan memberikan terapi agar pasien dapat melakukan
aktivitas fisik dengan baik.

g. Program Studi Ilmu Farmasi : Intervensi yang akan kami lakukakn adalah
memberitahukan cara pemakaian obat utama dan pemakaian obat lain agar tidak terjadi
interaksi obat sehingga penggunaannya tetap dalam efek terapi.

3.3 Perencanaan Monitoring


Perencanaan di masing-masing profesi adalah sebagai berikut :

a. Program Studi Pendidikan Dokter : Perencanaan monitoring yang dilakukan oleh


program studi pendidikan dokter merupakan pemberian edukasi serta pengetahuan
mengenai pentingnya untuk minum obat sesuai dengan resep dokter dan meningkatkan
lagi aktivitas fisik . Pasien juga telah diedukasi untuk memperbanyak makanan bergizi
yang biasa dikonsumsi.
b. Program Studi Pendidikan Dokter Gigi : Perencanaan monitoring yang telah dilakukan
merupakan pemberian informasi mengenai cara menyikat gigi yang benar dan frekuensi
serta waktu yang benar, serta telah disarankan juga untuk menggunakan sikat gigi yang
berbulu lembut untuk menghindari gusi terluka dan juga menggantikan sikat giginya
setiap 3 bulan sekali.
c. Program Studi Ilmu Keperawatan : Perencanaan monitoring yang telah dilakukan
berupa memberikan edukasi, menjelaskan kembali terkait stroke yang lebih menekankan
pada faktor resiko yang bisa memperburuk kondisi dan menekankan kepada pola makan
yang tepat dengan memberikan daftar makanan yang boleh dikonsumsi dan dibatasi oleh
beliau dalam selembaran kertas untuk dibaca pasien.
d. Program Studi Psikologi : Perencanaan monitoring yang dilakukan yaitu memberikan
skala kecemasan dan stres kembali untuk memastikan bahwa kondisi klien, dan
mengevaluasi terkait pengetahuan klien mengenai edukasi coping stres yang diberikan.
e. Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat : Perencaan monitoring yang telah
dilakukan yaitu pemberian edukasi mengenai pengelolaan sanitasi lingkungan, PHBS,
serta penyediaan tempat agar mudah membawa sampah ke tempat pembuangan akhir.
f. Program Studi Fisioterapi : Perencanaan monitoring untuk keluarga dampingan berupa
KIE serta pemberian informasi kepada keluarga khususnya pasien tentang manfaat dari
olahraga aerobic dengan peredaran pembuluh darah dan tensi dan cara pengaplikasian
yang bisa dilakukan oleh pasien tersebut.
g. Program Studi Ilmu Farmasi : Perencanaan monitoring yang dilakukan berupa edukasi
kepada pasien terkait obat yang dikonsumsi, serta mengingatkan untuk melakukan terkait
hal-hal yang disampaikan oleh dokter ketika melakukan check-up.

3.4 Hasil Intervensi masalah


Perencanaan di masing-masing profesi adalah sebagai berikut :
a. Program Studi Pendidikan Dokter : Setelah monitoring dan evaluasi dapat dikatakan
sudah berhasil dari intervensi yang sudah dilakukan, dengan memberikan edukasi tentang
pentingnya minum obat sesuai dengan resep dokter. akhirnya beliau meminum captropil
3 kali sehari aktivitas fisik beliau sudah mau untuk berolahraga rutin naik sepeda selama
1 jam pada sore hari dan sudah memperhatikan makanan yang dikonsumsi
b. Program Studi Pendidikan Dokter Gigi : Evaluasi dari sudut pandang pendidikan
dokter gigi dapat dikatakan berhasil dikarenakan intervensi yang diberikan untuk
keluarga dampingan berupa KIE telah dilakukan secara baik oleh keluarga angkat. ibu
dari keluarga angkat dapat melakukannya dengan benar dan untuk permasalah gigi yang
sudah karies yang perlu dilakukan penambalan tidak dilakukan, karena permasalahan
ekonomi.
c. Program Studi Ilmu Keperawatan : Perkembangan penyakit ibu kondisi stroke yang
dialami sudah mulai membaik hanya saja masih berisiko jika beliau masih tetap
melanggar pantangan atau diet terhadap penyakitnya. Dan beliau pun memahami tentang
resiko yang dapat memperburuk keadaannya sehingga beliau berjanji untuk menghindari
tantangan atau dietnya.
d. Program Studi Psikologi : Setelah diberikan skala mengenai stres dan kecemasan
ditemukan bahwa kondisi klien memiliki tingkat stres dan kecemasan yang rendah.
e. Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat : Setelah diberikan edukasi mengenai
pengelolaan sanitasi lingkungan serta PHBS, terlihat adanya perubahan prilaku dimana
sampah sisa makan dimasukkan dalam sutu kantong plastik yang nantinya akan dibuang
bersama sampah yang lain. dan sampah sampah yang dulu hanya dikumpulkan sudah
disediakan tempat berupa karung agar mudah di bawa ke tempat pembuangan akhir.
dalam pelaksanaan PHBS keluarga dampingan sudah melaksanakannya dengan baik.
f. Program Studi Fisioterapi : Hasil intervensi dari sudut pandang fisioterapi dapat
dikatakan berhasil dikarenakan intervensi yang diberikan untuk keluarga dampingan
berupa KIE tentang pentingnya dari olahraga, KIE yang dilakukan adalah memberikan
informasi kepada keluarga khususnya ibu (pasien), beliau memahami dan melaksanakan
olahraga setiap sore dengan sepeda selama hampir 1 jam.
g. Program Studi Ilmu Farmasi : Dari sudut pandang Farmasi intervensi yang dilakukan
sudah berjalan dengan baik atau meningkat dan berhasil dikarenakan hasil edukasi
dijalankan dengan baik oleh pasien sehingga tingkat kesehatan pasien dapat meningkat
dilihat dari kegiatan yang sudah dapat dilakukan oleh pasien sehari-hari. Dimana pasien
sudah mengonsumsi kembali obat-obatan yang sebelumnya sempat terhenti yaitu obat
antitrombotik dan obat antihipertensi. Pasien juga sudah lebih aktif bertanya mengenai
seputar obat-obatan yang dikonsumsi, seperti fungsi obat yang dikonsumsi dan cara
penggunaan obat tersebut.
BAB IV
MONITORING DAN EVALUASI

MONITORING DAN EVALUASI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI

Permasalahan yang terjadi dari keluarga angkat dari sudut pandang program studi
pendidikan dokter gigi adalah dari ibu terdapat area edentoulus (tidak terdapat gigi) pada rongga
mulut dan sebelumnya sudah pernah dipasang gigi palsu namun dilepas pada saat ibu mengalami
stroke. Selain itu juga terdapat banyak karies (paling banyak di bagian servikal gigi) hingga ada
beberapa gigi yang mengalami nekrosis. Dan juga terdapat cukup banyak kalkulus terutama di
bagian palatal dan lingual (bagian dalam rongga mulut). Untuk anak pertama dari keluarga ini
memiliki keluhan yang sama seperti ibunya yakni terdapat karies hingga nekrosis di gigi
posterior (molar 1 dan molar 2) , dan kalkulus. Untuk bapak dari keluarga ini giginya mengalami
perubahan warna mungkin diakibatkan oleh kebiasaan merokok dan berukuran lebih kecil dan
sedikit meruncing, hal ini mungkin terjadi karena bertambah usia sehingga mengalami keropos
pada gigi.
KIE yang diberikan adalah bagaimana cara menggosok gigi yang benar karena dilihat
dari pemeriksaan yang dilakukan dan dari pernyataan ibu tersebut bahwa ibu dan anak dari
keluarga angkat ini menggosok gigi secara horizontal sehingga karies banyak terjadi di bagian
servikal gigi. Selain itu ibu juga tidak menggosok gigi bagian dalam atas maupun bawah
sehingga terjadi penumpukan kalkulus di daerah tersebut dan juga hanya sekedar menggosok
gigi sehingga tidak semua bagian gigi disikat dengan baik. Untuk frekuensi menggosok giginya
sudah benar yakni tidak lebih dari 4x sehari, dan disarankan untuk menggunakan sikat gigi yang
berbulu lembut untuk menghindari gusi terluka dan juga menggantikan sikat giginya setiap 3
bulan sekali. Selain itu juga memberikan informasi kepada anak pertama dan bapak bahwa
merokok tentu berdampak buruk bagi kesehatan termasuk gigi dan mulut karena akan
menyebabkan gigi berubah warna, kalkulus, dan juga sariawan.
Hasil monitoring dan evaluasi dari sudut pandang pendidikan dokter gigi dapat dikatakan
berhasil dikarenakan intervensi yang diberikan untuk keluarga dampingan berupa KIE telah
dilakukan secara baik oleh keluarga angkat. Memberi informasi mengenai cara menyikat gigi
yang benar dan frekuensi serta waktu yang benar, ibu dari keluarga angkat dapat melakukannya
dengan benar dan untuk permasalah gigi yang sudah karies yang perlu dilakukan penambalan
tidak dilakukan, karena permasalahan ekonomi. Untuk gigi yang karies dan sudah tidak dapat
dilakukan penambalan sehingga perlu dicabut sudah dilakukan oleh ibu dan tidak ada
permasalahan.
MONITORING DAN EVALUASI PROGRAM STUDI FARMASI

Permasalahan yang terjadi dari keluarga angkat dari sudut pandang farmasi adalah dari
kunjungan-kunjungan kelompok kami sebelumnya Ibu dari keluarga angkat sempat terhenti
mengonsumsi obat dikarenakan tidak mempunyai waktu untuk membeli dikarenakan suami
beliau sedang sakit, dimana bisa berakibat fatal jika obat itu diberhentikan seperti obat captopril
(antihipertensi) dimana tekanan darah bisa tinggi secara mendadak. Selain itu juga obat yang
digunakan yaitu miniaspi yang memiliki kandungan asam asetilsalisilat (antiplatelet), yang
berfungsi sebagai pencegah pembekuan darah dimana obat ini harus digunakan secara teratur.
Sangat penting untuk terus menggunakannya bahkan jika pasien merasa sehat. Obat yang
digunakan Ibu dari keluarga angkat yang mengalami stroke adalah miniaspi, captopril dan
vitamin b.
Hasil monitoring dan evaluasi dari sudut pandang farmasi dapat dikatakan berhasil
dikarenakan intervensi yang diberikan untuk keluarga dampingan berupa edukasi kepada pasien
terkait obat yang dikonsumsi beliau telah dipahami secara baik oleh keluarga angkat. Dimana
obat-obatan tersebut tidak boleh dihentikan untuk dikonsumsi sampai kondisi pasien stabil.
Dilakukan edukasi tersebut untuk memudahkan pasien mengenai cara penggunaan obat yang
baik, dikarenakan sebelumnya pasien sempat terhenti dalam mengonsumsi obat tersebut.
Kemudian mengingatkan untuk melakukan terkait hal-hal yang disampaikan oleh dokter ketika
melakukan check-up. Dengan harapan hasil edukasi yang diberikan dapat diterapkan oleh pasien
sehingga tingkat kesehatannya dapat meningkat.
Tingkat keberhasilan dari intervensi yang dilakukan sudah berjalan dengan baik atau
meningkat dan berhasil dikarenakan hasil edukasi dijalankan dengan baik oleh pasien sehingga
tingkat kesehatan pasien dapat meningkat dilihat dari kegiatan yang sudah dapat dilakukan oleh
pasien sehari-hari. Dimana pasien sudah mengonsumsi kembali obat-obatan yang sebelumnya
sempat terhenti yaitu obat antitrombotik dan obat antihipertensi. Pasien juga sudah lebih aktif
bertanya mengenai seputar obat-obatan yang dikonsumsi, seperti fungsi obat yang dikonsumsi
dan cara penggunaan obat tersebut.
MONITORING DAN EVALUASI PROGRAM STUDI FISIOTERAPI

Permasalahan yang terjadi dari keluarga angkat dari sudut pandang fisioterapi adalah
terjadi pada bagian saraf sehingga menyebabkan keluhan musculoskeletal. Hal ini menyebabkan
terjadinya kelumpuhan pada kaki Ibu dari keluarga angkat yang mengganggu aktivitasnya. Jika
diabaikan seperti tidak digerakkan akan menyebabkan hal-hal yang lebih buruk yaitu atrofi pada
otot-otot kaki dan kelumpuhan terhadap Ibu dari keluarga angkat.
Hasil monitoring dan evaluasi dari sudut pandang fisioterapi dapat dikatakan berhasil
dikarenakan intervensi yang diberikan untuk keluarga dampingan berupa KIE tentang pentingnya
dari olahraga untuk kesehatan seluruh keluarga telah dilakukan secara baik oleh keluarga angkat.
KIE yang dilakukan adalah memberikan informasi kepada keluarga khususnya ibu (pasien)
tentang manfaat dari olahraga aerobic dengan peredaran pembuluh darah dan tensi dan cara
pengaplikasian yang bisa dilakukan oleh ibu tersebut sehingga ibu yang sebelumnya stroke dapat
melakukan aktivitas sehari-harinya kembali. Olahraga yang disarankan adalah melakukan
berjalan atau jalan-jalan pagi dan juga mulai bersepeda untuk transportasi yang dilakukan ke
tempat kerja atau manapun. Hal ini juga disarankan kepada anggota keluarga yang lain sehingga
keluarga mendapatkan kesehatan jasmani dari olahraga dan diharapkan dapat meningkatkan
kesehatan psikis dari kegiatan berolahraga ini karena olahraga mampu meningkatkan hormon
endorphin yang diharapkan mampu dalam mengurangi stress sehingga meningkatkan kualitas
hidup dari keluarga. Sehingga, keluarga angkat mulai sadar akan pentingnya dari olahraga dan
tetap terus bergerak untuk kesehatan keluarga dan mencegah terjadinya serangan kedua.

MONITORING DAN EVALUASI PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

Permasalahan yang terjadi dari keluarga angkat dari sudut pandang program studi Ilmu
Keperawatan adalah masih didapatkan kondisi tekanan darah yang dalam rentang tinggi
dikarenakan perilaku kesehatan yang mulai menyimpang dari seharusnya seperti mulai bosan
dengan pola konsumsi yang hanya direbus sehingga mulai mencicipi makanan yang mengandung
garam, minyak dan daging sehingga memicu tekanan darah meningkat. Selain karena perilaku,
tekanan darah meningkat karena kondisi ekonomi dan permasalahan anggota keluarga membuat
stress atau beban pikiran keluarga angkat dimana seharusnya anggota keluarga yang sakit dalam
keadaan rentan butuh dukungan yang optimal untuk menghindari kemunduran kualitas sakit.
Permasalahan lainnya yang didapatkan dalam kunjungan ini yaitu terkait jenis makanan apa saja
yang boleh dikonsumsi dan dibatasi saat ini beliau kurang memahami, sehingga dari data
permasalahan yang ada, kelompok kembali memberikan edukasi, menjelaskan kembali terkait
stroke yang lebih menekankan pada faktor resiko yang bisa memperburuk kondisi dan
menekankan kepada pola makan yang tepat.
Hasil monitoring dan evaluasi yang didapat, dilihat dari perkembangan penyakit ibu
kondisi stroke yang dialami sudah mulai membaik hanya saja masih berisiko jika beliau masih
tetap melanggar pantangan atau diet terhadap penyakitnya. Saat hari itu juga ketika memberikan
edukasi beliau tampak kembali memahami faktor yang beresiko memperburuk keadaannya
sehingga beliau berjanji untuk menghindari apa yang menjadi tantangan atau dietnya. Di hari
berikutnya kelompok memberi list makanan yang boleh dikonsumsi dan dibatasi oleh beliau
dalam selembaran kertas untuk dibaca si ibu dan kelompok juga menjelaskan jika beliau ada
yang tidak mengerti dari list tersebut. Setelah kelompok memberi edukasi beliau paham dan siap
untuk kembali merubah perilakunya yang sempat membuatnya bosan dengan dietnya.

MONITORING DAN EVALUASI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

Permasalahan yang terjadi dari keluarga angkat dari sudut pandang program studi
pendidikan dokter saat melakukan kunjunga yaitu keluarga angkat yang sakit tidak patuh
meminum obat, seharusnya captropil diminum 3 kali sehari tetapi beliau hanya meminum 1 kali
sehari sehingga obat yang diminum cenderung tidak dapat memberi efek maksimal, selain itu
keluarga angkat yang sakit tidak mengkonsumsi makanan sehat dan jarang untuk berolahraga
serta jarang untuk melakukan pemeriksaan atau jarang untuk mengunjungi dokter terkait dengan
kondisinya.
Hasil monitoring dan evaluasi yang didapat dikatakan sudah berhasil dari intervensi yang
sudah dilakukan. Dengan memberikan edukasi atau pengetahuan mengenai pentingnya untuk
minum obat sesuai dengan resep dokter akhirnya beliau meminum captropil 3 kali sehari yaitu
jam 9, jam 1 dan jam 20.00 Selain itu untuk aktivitas fisik beliau sudah mau untuk berolahraga
rutin naik sepeda selama 1 jam pada sore hari dan sudah memperhatikan makanan yang
dikonsumsi seperti memperbanyak makanan bergizi yang biasa dikonsumsi beliau adalah sayur
dan ayam sehingga tekanan darah ibunya stabil dan jarang muncul gejala hipertensi.

MONITORING DAN EVALUASI PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

Permasalahan yang terjadi dari keluarga angkat dari sudut pandang program studi
kesehatan masyarakat saat melakukan kunjungan ke keluarga dampingan dimana kondisi sanitasi
lingkungan kurang baik dimana sisa makanan dibuang di halaman depan rumah sehingga
menyebabkan banyak lalat yang berdatangan. sampah yang dihasilkan dari kegiatan sehari hari
masih di kumpulkan di pojok halaman rumah tanpa di masukkan ke dalam tempat sampah,
apabila ada anjing maka sampah tersebut berserakan kembali.
Hasil monitoring dan evaluasi yang didapat dikatakan sudah berhasil dari intervensi yang
sudah dilakukan. setelah diberikan edukasi mengeai pengelolaan sanitasi lingkungan serta PHBS,
terlihat adanya perubahan prilaku dimana sampah sisa makan dimasukkan dalam sutu kantong
plastik yang nantinya akan dibuang bersama sampah yang lain. dan sampah sampah yang dulu
hanya dikumpulkan sudah disediakan tempat berupa karung agar mudah di bawa ke tempat
pembuangan akhir. dalam pelaksanaan PHBS keluarga dampingan sudah melaksanakannya
dengan baik. Dalam pelaksanaan PHBS seluruh anggota keluarga memiliki peranan yang penting
untuk menciptakam lingkungan yang bersih dan sehat dengan melakukan pencegahan
pencegahan sederhana agar dapat terhindar dari kontaminasi ataupun paparan yang dapat
mengganggu kesehatan.

MONITORING DAN EVALUASI PROGRAM STUDI PSIKOLOGI

Permasalahan yang terjadi dari keluarga angkat dari sudut pandang program studi
psikologi yaitu, pada saat pertemuan sebelumnya dilakukan intervensi, si klien (ibu) merasakan
stres dan cemas terhadap kondisi penyakit yang dialami, ibu merasa tidak dapat membantu
keluarga dan merasa menjadi beban untuk keluarganya.
Hasil monitoring dan evaluasi yang didapat, dilihat dari perkembangan setelah
dilakukan intervensi. Intervensi yang diberikan kepada klien yaitu memberikan skala kecemasan
dan stres, dimana hasil yang didapatkan memperlihatkan bahwa ibu ini memiliki tingkat stres
dan kecemasan yang rendah, dan pada saat itu ibu sudah merasa kondisi dirinya telah membaik
dan pnyakit yang diderita sudah berangsur sembuh. Jadi monitoring dan evaluasi yang dilakukan
ketika kunjungan selanjutnya yaitu memberikan edukasi terkait coping stres agar pasien dapat
menangani permasalahan yang mungkin dihadapi si ibu dan agar dapat terhindar dari stres, serta
untuk kunjungan selanjutnya monitoring dan evaluasi kembali hasil dari edukasi yang telah
diberikan.
BAB V
KESIMPULAN

IPE yang dilaksanakan pada semester enam ini berfokus pada monitoring dan evaluasi
berdasarkan data yang didapa tdalam IPE yang telah dilaksanakan pada semester sebelumnya.
Kelompok kami memutuskan untuk memilih keluarga yang menderita stroke sebagai prioritas
masalah yang harus ditangani saat ini dengan mempertimbangkan beberapa faktor.
Dimana hasil dari monitoring dan evaluasi masing-masing profesi pada kelompok dapat
disimpulkan berhasil dilihat dari intervensi - intervensi yang kami lakukan bahwa keluarga
angkat telah mengalami peningkatan mengenai pengetahuan penyakit beliau dan tingkat
kesehatan keluarga angkat juga meningkat, beliau pun sudah mulai ada peningkatan dalam ingin
mengetahui lebih mengenai penyakit beliau dengan pertanyaan – pertanyaan dari beliau yang
mulai meningkat. Kendala lapangan dari factor eksternal maupun internal yang kami alamiantara
lain Beberapa masalah warga yang sedang dihadapi, masalah internal dari keluarga angkat kami
yang ikut mempengaruhi dari kondisi kesehatan ibu keluargaangkat kami, susahnya komunikasi
dan waktu temu secara utuh dari keluarga yang kami rencanakan untuk melihat monitoring dan
evaluasi dari intervensi kami. Untuk itu, kelompok kami mendapati penyelesaianya itu harus
lebih peka terhadap keinginan lingkungan sekitar dan melatih kerjasama yang semakin baik
kedepannya dari segi waktu maupun yang lainnya.

Anda mungkin juga menyukai