Anda di halaman 1dari 11

JKPK (JURNAL KIMIA DAN PENDIDIKAN KIMIA), Vol 3, No 3, Tahun 2018 Hal.

160-170
Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Sebelas Maret ISSN 2503-4146
https://jurnal.uns.ac.id/jkpk ISSN 2503-4154 (online)

ANALISIS PEMAHAMAN KONSEP MELALUI TES DIAGNOSTIK


MODEL TWO-TIER PADA MATERI ASAM-BASA
Conceptual Understanding Analysis Through Two-Tier Model Diagnostic Tests
on Acid-Base Materials

Sintia Ayu Dewi *, Endang Susilaningsih, dan Triastuti Sulistyaningsih

Jurusan Kimia, Fakultas MIPA, Universitas Negeri Semarang


Gedung D6 Lantai 2 Kampus Sekaran Gunungpati, Semarang, Jawa Tengah 50229, Indonesia

*Untuk korespondensi: Telp. 085869336764, e-mail penulis: sintiaayudewi@gmail.com

Received: December 12, 2018 Accepted: December 18, 2018 Online Published: December 31, 2018
DOI : 10.20961/jkpk.v3i3.21904

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan menyusun instrumen tes diagnostik model two-tier multiple choice
dengan computer-based test. Metode penelitian yang digunakan yaitu metode kuantitatif dan
kualitatif. Penelitian ini dilakukan di kelas XI MIPA 3 dan XI MIPA 4 SMA Negeri 1 Ungaran.
Penelitian didesain dengan langkah-langkah mulai dari pemilihan materi yang sulit dipahami,
menyusun kisi-kisi soal, desain tes diagnostik dengan model two-tier, desain web, uji coba, analisis
data uji coba, tes diagnostik, wawancara, dan analisis pemahaman konsep. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa berdasarkan data uji coba instrumen tes valid dan reliabel. Hasil analisis
pemahaman konsep asam-basa peserta didik menunjukkan 9 dari 35 peserta didik (26,86%)
paham konsep secara utuh, 4 dari 35 peserta didik (8,43%) miskonsepsi, 1 dari 35 peserta didik
(3,71%) menebak, 12 dari 35 peserta didik (34,86%) kurang paham konsep, dan 9 dari 35 peserta
didik (26,14%) tidak paham konsep Asam-Basa. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah instrumen
tes diagnostik two-tier dengan computer-based test dapat digunakan untuk analisis pemahaman
konsep asam-basa peserta didik dengan cara interpretasi kombinasi jawaban peserta didik dengan
kategori paham konsep, miskonsepsi, menebak, kurang paham konsep, dan tidak paham konsep.

Kata Kunci: model two-tier, pemahaman konsep, tes diagnostik

ABSTRACT

This research aims to organize instrument of computer-based two-tier multiple choices


diagnostic test. The research method used was quantitative and qualitative method. This research
was conducted in class XI MIPA 3 and XI MIPA 4, Senior High School 1 Ungaran. The research
procedure was designed starting from selecting the difficult subjects, arranging test plan, designing
two-tier model of diagnostic test, designing web, tryout, analysis of tryout data, diagnostic test,
interview, and analysis of concept understanding. The finding of the research that the instrument was
valid and reliable. The result of students’ concept understanding of acid-base on implementation class
showed that 9 of 35 students (26.86%) understood the concept thoroughly, 4 of 35 students (8.43%)
got misconception, 1 of 35 students (3.71%) kept guessing, 12 of 35 students (34.86%) grasped less
understanding while 9 of 35 students (26.14%) did not understand the concept of Acid-Base. The
inference drawn of this recent study is that computer-based two-tier diagnostic test instrument can be
used to analyze students’ concept understanding about acid-base by combined interpretation of
students’ answers with several categories of concept understanding, misconception, guessing, less
understanding of the concept, and failure to understand the concept.

Keywords: concept understanding, diagnostic test, two-tier model

160
JKPK (JURNAL KIMIA DAN PENDIDIKAN KIMIA), Vol. 3, No. 3, Tahun 2018, hal. 160-170 161

PENDAHULUAN kesalahan peserta didik dalam mengkonstruksi


pengetahuannya [5].
Peraturan Menteri Pendidikan dan
Cara yang digunakan untuk mengetahui
Kebudayaan (Permendikbud) Nomor 65
pemahaman konsep peserta didik diantaranya
Tahun 2013 tentang Standar Proses
adalah dengan penggunaan peta konsep,
Pendidikan Dasar dan Menengah dinyatakan
wawancara, dan tes diagnostik. Tes diagnostik
bahwa pelaksanaan proses pembelajaran
two-tier merupakan salah satu tes diagnostik
yang merupakan implementasi dari Rencana
yang mana soalnya merupakan soal bertingkat
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) meliputi
dua. Tingkat pertama terdiri atas pertanyaan
kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan
dengan lima pilihan jawaban, sedangkan
kegiatan penutup. Ketiga kegiatan tersebut
tingkat kedua terdiri atas lima pilihan alasan
merupakan satu rangkaian kegiatan
yang mengacu pada jawaban pada tingkat
pembelajaran dalam satu pertemuan yang
pertama [6].
tidak boleh terputus dalam upaya menciptakan
Hasil observasi menyatakan bahwa
pembelajaran efektif [1]. Proses pembelajaran
setelah dilakukan analisis perolehan hasil
perlu direncanakan, dilaksanakan, dinilai, dan
belajar dari ujian semester, mid semester,
diawasi agar terlaksana secara efektif dan
serta nilai tugas, dan ulangan harian kelas XI
efisien. Pembelajaran yang efektif adalah
di beberapa SMA di Kabupaten Semarang,
pembelajaran yang dapat mengkondisikan
salah satunya yaitu SMA Negeri 1 Ungaran,
peserta didik mencapai kemajuan secara
tema Asam-Basa memiliki nilai rata-rata yang
maksimal sesuai dengan kemampuan yang
masih rendah yaitu 63,5, sangat berbeda dari
dimilikinya [2].
Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yaitu
Kimia merupakan salah satu cabang
sebesar 75. Peserta didik yang belum
dari Ilmu Pengetahuan Alam. Kimia bukan
mencapai KKM sebesar 70%. Pendidik
hanya sekadar pengetahuan yang berupa
memiliki permasalahan dalam mengidentifikasi
fakta, konsep, dan prinsip. Kimia merupakan
kesulitan belajar peserta didik. Berdasarkan
pembelajaran yang memberikan pengalaman
hasil tersebut dibutuhkan informasi lebih
langsung pada peserta didik dalam
lanjut mengenai konsep dasar dalam materi
memahami alam sekitar secara ilmiah.
Asam-Basa yang belum dikuasai peserta
Pembelajaran Kimia memiliki tujuan agar
didik sehingga menyebabkan rendahnya
peserta didik dapat lebih berpikir dengan pola
perolehan hasil belajar peserta didik di SMA
pikir yang ilmiah tentang segala sesuatu,
tersebut. Data hasil wawancara dengan
terlebih mengenai alam sekitar [3].
tenaga pendidik Kimia SMA Negeri 1 Ungaran,
Kenyataannya tidak semua peserta didik
menunjukkan bahwa pada umumnya pendidik
yang mengikuti proses pembelajaran dapat
tidak menggunakan tes diagnostik untuk
memahami konsep Kimia yang dipelajarinya.
mengukur pemahaman konsep peserta didik
Peserta didik sering mengalami kesulitan
dan soal yang digunakan dari tahun ke tahun
dalam memahami konsep-konsep Kimia [4].
tetap sama, sehingga menyebabkan
Kesalahan memahami konsep timbul akibat
pemahaman peserta didik tidak terukur.
162 S. A. Dewi dkk., Analisis Pemahaman Konsep ……….

Mengingat pentingnya pemahaman konsep akhir penelitian. Tahap persiapan terdiri atas
peserta didik dalam pembelajaran, maka beberapa kegiatan pokok, yaitu analisis
sebaiknya perlu dikembangkan tes diagnostik kebutuhan, kajian literatur, penyusunan kisi-
di sekolah [7]. kisi soal, penyusunan soal tes diagnostik,
Teknologi di zaman sekarang ini sudah penyusunan pedoman wawancara, penyusunan
berkembang dengan sangat pesat. Dunia web, validasi instrumen, uji coba soal, dan
pendidikan merasakan dampaknya. Salah analisis validitas soal. Tahap pelaksanaan
satunya yaitu tes dengan menggunakan diawali dengan dilakukannya memindahkan
computer. Tes diagnostik dengan Computer soal dari Paper Based Test (PBT) ke CBT,
Based Test (CBT) memiliki kelebihan jika pemberian instrumen tes diagnostik two-tier
dibandingkan dengan tes manual. Tes dengan CBT, wawancara, dan pengisian
diagnostik dengan CBT ini dapat mengecek angket tanggapan peserta didik. Tahap akhir
hasil pengerjaan soal secara otomatis, penelitian ini dilaksanakan analisis pemahaman
sehingga hasil tes dapat diolah lebih cepat [8]. konsep peserta didik pada materi Asam-Basa
CBT membantu pendidik dalam melakukan berdasarkan interpretasi kombinasi jawaban
serangkaian kegiatan evaluasi. Tes diagnostik peserta didik dan menarik kesimpulan atas
two-tier multiple choice dengan CBT pemahaman peserta didik tersebut. Interpretasi
menghasilkan profil pemahaman konsep kombinasi jawaban peserta didik dapat dilihat
sehingga kelemahan konsep peserta didik pada Tabel 2.
teridentifikasi dan pendidik dapat melakukan Teknik pengumpulan data dilakukan
kebijakan akademik lanjutan [9]. dengan metode angket, metode tes, dan
metode dokumentasi. Instrumen yang
METODE PENELITIAN digunakan dalam penelitian ini adalah soal
tes, lembar angket, lembar wawancara, dan
Materi yang dipilih dalam penelitian ini
lembar validasi instrumen. Analisis instrumen
adalah materi Asam-Basa dan Titrasi Asam-
tes dengan cara menghitung validitas,
Basa. Subjek penelitian adalah sebanyak 2
reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya
kelas yang dipilih secara purposive. Peserta
pembeda butir soal. Validitas instrumen tes
didik kelas XI MIPA 3 dan XI MIPA 4 SMA
dilakukan dengan menggunakan rumus
Negeri 1 Ungaran yang berjumlah 35 peserta
korelasi point biserial dan reliabilitas
didik pada masing-masing kelas. Penelitian
menggunakan rumus KR-21. Lembar angket
ini adalah penelitian kualitatif deskriptif.
tanggapan peserta didik digunakan untuk
Rancangan Penelitian diawali dengan
mengetahui respon peserta didik terhadap
melakukan observasi di SMA Negeri 1
penerapan tes diagnostik. Analisis hasil
Ungaran untuk mengobservasi karakteristik
penelitian dilakukan secara deskriptif-
pendidik, peserta didik, proses pembelajaran,
kuantitatif.
dan evaluasi pembelajaran yang berlangsung
Data hasil tes diagnostik two-tier
[10]. Prosedur penelitian meliputi tahap
dianalisis berdasarkan kombinasi jawaban
persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap
soal tingkat pertama, tingkat kedua, dan hasil
JKPK (JURNAL KIMIA DAN PENDIDIKAN KIMIA), Vol. 3, No. 3, Tahun 2018, hal. 160-170 163

wawancara. Tipe jawaban peserta didik di Perkembangan Konsep Asam-Basa,


kalkulasi dan diubah ke dalam bentuk Identifikasi Asam-Basa, Kekuatan Asam-
persentase. Basa, Perhitungan pH Larutan, Konsep pH
dalam Lingkungan, Reaksi Asam-Basa, dan
HASIL DAN PEMBAHASAN Titrasi Asam-Basa. Penyusunan draft awal
tes diagnostik ini didasarkan pada indikator
Tahapan persiapan ini meliputi (1)
ketercapaian pembelajaran dan kisi-kisi soal
kajian lapangan, (2) kajian pustaka, (3)
yang telah dirancang. Soal tes yang
penyusunan indikator dan kisi-kisi soal, (4)
berjumlah 40 butir soal diuji cobakan di kelas
penyusunan draft awal tes, (5) penyusunan
XI MIPA 4. Instrumen tes yang telah
draft pertanyaan wawancara, (6) validasi ahli,
divalidasi oleh 4 validator yang terdiri atas 4
(7) penyusunan web, dan (8) uji coba soal.
dosen ahli Kimia. Hasil validasi dengan rerata
Hasil kajian lapangan ditinjau dari aspek
skor 38,5 dari skor maksimal 44 yang
Kurikulum telah mengimplementasikan
menunjukkan respon baik dan soal layak
Standar Kurikulum 2013 Sekolah Menengah
digunakan untuk uji coba di SMA Negeri 1
Atas/Madrasah Aliyah sesuai dengan
Ungaran. Media tes diagnostik yang
Permendikbud Nomor 59 Tahun 2014, KKM
memenuhi kriteria layak pada setiap butir
pada mata pelajaran Kimia dengan nilai 75.
penilaiannya dengan skor minimal 1 dan skor
Peserta didik yang tuntas pada materi Asam-
maksimal 4. Rekapitulasi yang dikumpulkan
Basa tidak lebih dari 40%. Peserta didik
oleh peneliti bahwa media tes diagnostik
dirasa banyak mengalami kesulitan belajar.
yang telah divalidasi oleh 2 validator yang
Peserta didik biasa menggunakan PBT untuk
merupakan 2 pendidik ahli komputer. Hasil
mengerjakan soal ulangan, peserta didik
validasi dengan rerata 24,5 dengan skor
masih merasa asing dengan CBT.
maksimal 32 yang menunjukkan respon baik
Pemahaman konsep peserta didik pada
dan media CBT layak digunakan untuk
materi Asam-Basa belum terukur. Hasil
implementasi di SMA Negeri 1 Ungaran.
kajian literatur yaitu cara yang digunakan
Uji coba soal terdiri atas 40 butir soal
untuk mengetahui pemahaman konsep
materi Asam-Basa dan Titrasi Asam-Basa.
peserta didik diantaranya adalah dengan
Hasil uji coba soal didapatkan 22 soal yang
menggunakan peta konsep, wawancara
valid. Hasil perhitungan secara statistik
diagnostik, dan tes diagnostik. Penulisan
reliabilitas soal dihitung menggunakan rumus
butir soal diawali dengan pembuatan kisi-kisi
KR 21 dan didapatkan reliabilitas sebesar 0,80.
soal yang mengacu pada silabus
Butir soal valid yang berjumlah 22 dianalisis
pembelajaran Kimia yang di terapkan yaitu
ketercapaian indikatornya dan didapat 20 butir
silabus mata pelajaran Kimia sesuai
soal yang memenuhi ketercapaian indikator.
kurikulum 2013. Kisi-kisi soal didasarkan
Butir soal yang memenuhi kriteria selanjutnya
pada kompetensi dasar ke-3 dan ke-4.
dianalisis profil pemahaman konsepnya. Hasil
Indikator materi yang harus dipahami peserta
analisis pemahaman konsep didapatkan 10
didik pada materi Asam-Basa meliputi
dari 35 peserta didik (28,50%) paham konsep,
164 S. A. Dewi dkk., Analisis Pemahaman Konsep ……….

14 dari 35 peserta didik (38,57%) miskonsepsi, (4,14%), miskonsepsi negatif yaitu sebanyak
dan 11 dari 35 peserta didik (32,86%) tidak 1 dari 35 peserta didik (2,43%), miskonsepsi
paham konsep. yaitu sebanyak 1 dari 35 peserta didik
Tahap pelaksanaan dilakukan untuk (1,86%), menebak yaitu sebanyak 1 dari 35
memperoleh data pemahaman konsep peserta didik (3,71%), kurang paham yaitu
Asam-Basa peserta didik. Tes diagnostik sebanyak 12 dari 35 peserta didik (34,86%),
didapatkan analisis pemahaman konsep dan tidak paham yaitu sebanyak 9 dari 35
Asam-Basa peserta didik yang memiliki peserta didik (26,14%). Hasil analisis profil
pemahaman utuh yaitu sebanyak 9 dari 35 pemahaman konsep peserta didik dapat
peserta didik (26,86%), miskonsepsi positif dilihat pada Tabel 1.
yaitu sebanyak 2 dari 35 peserta didik

Tabel 1. Klasifikasi Pemahaman Konsep Peserta Didik


Klasifikasi Profil Pemahaman Konsep
Jumlah
Pu Mp Mn Ms Mb Kp Tp
Keseluruhan 188 29 17 13 26 244 183
Rerata 9 2 1 1 1 12 9
Persentase 26,86% 4,14% 2,43% 1,86% 3,71% 34,86% 26,14%

Profil pemahaman peserta didik tersebut didik mampu mengidentifikasikan larutan


dikelompokkan berdasarkan kombinasi asam atau basa, karena memahami sifat-
jawaban [11]. Klasifikasi kombinasi jawaban sifat asam/basa. Sebagian kecil peserta didik
peserta didik dapat dilihat pada Tabel 2. kurang paham dalam mengidentifikasi
larutan asam atau basa. Hal ini disebabkan
1. Profil Pemahaman Konsep Tipe
peserta didik kurang memahami sifat
Pemahaman Utuh
asam/basa. Profil pemahaman utuh terendah
Peserta didik dikatakan paham secara
ditunjukkan pada butir soal nomor 20 yaitu
utuh jika peserta didik mampu menjawab soal
sebanyak 0 dari 35 peserta didik. Soal nomor
secara benar pada tingkat pertama,
20 dapat dilihat pada Gambar 2. Butir soal
menjawab benar pada tingkat kedua, dan
nomor 20 memiliki indikator yaitu peserta
peserta didik mampu menjelaskan alasan
didik mampu menentukan konsentrasi zat
mengapa memilih kedua jawaban tersebut.
yang dititrasi. Peserta didik tidak paham
Rekapitulasi pemahaman konsep secara
penggunaan rumus. Perhitungan menurut
utuh dapat dilihat pada Gambar 1. Profil
peserta didik adalah sebagai berikut:
pemahaman utuh tertinggi ditunjukkan pada
V1 . M1 . n1 = V2 . M2 . n2
butir soal nomor 7 pada materi Asam-Basa
25 mL . M1 . 4 = 19 mL . 0,1 M. 1
yaitu sebanyak 26 dari 35 peserta didik. Butir
100 M1 = 1,9 M
soal nomor 7 memiliki indikator yaitu peserta
didik mampu mengidentifikasikan larutan M1 = 0,019 M

asam atau basa, sebagian besar peserta


JKPK (JURNAL KIMIA DAN PENDIDIKAN KIMIA), Vol. 3, No. 3, Tahun 2018, hal. 160-170 165

Sehingga peserta didik tidak Peserta didik juga kurang paham cara
menemukan jawabannya. Volume CH3COOH menentukan valensi suatu senyawa,
yang digunakan dalam perhitungan yaitu 25 CH3COOH dianggap memiliki valensi 4
mL dan volume NaOH yang digunakan oleh karena memiliki jumlah atom H sebanyak 4.
peserta didik adalah 19 mL yang didapatkan Padahal seharusnya valensi CH3COOH
dari memilih salah satu dari ketiga volume dianalisis dari jumlah H +. Jika CH3COOH
NaOH yang tersedia. Peserta didik mengalami diuraikan adalah sebagai berikut:
kesulitan dalam menentukan volume NaOH
CH3COOH H + −OOC3HC ⇌
yang digunakan dalam perhitungan. Dalam
menentukan volume NaOH seharusnya Jumlah H+ adalah 1, maka valensi

diambil dari rata-rata ketiga volume yang ada CH3COOH adalah 1. Jadi perhitungan tepat

yaitu: adalah :

𝑉21 + 𝑉22 + 𝑉23 V1 . M1 . n1 = V2 . M2 . n2


𝑉𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 =
3
25 mL . M1 . 1 = 20 mL . 0,1 M. 1
19𝑚𝐿 + 20𝑚𝐿 + 21𝑚𝐿
= 25 M1 = 2M
3
= 20 𝑚𝐿 M1 = 0,08 M

30
26
JUMLAH PESERTA DIDIK

25 22
20 17
15 13 13 13
9 8 9 8 9
10 7 7 7 6 6
4
5 2 2
0
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
NOMOR BUTIR SOAL

Gambar 1. Rekapitulasi Pemahaman Konsep Tipe Paham Secara Utuh

Gambar 2. Butir Soal Nomor 20


166 S. A. Dewi dkk., Analisis Pemahaman Konsep ……….

2. Profil Pemahaman Konsep Tipe positif, 4 peserta didik menjawab benar pada
Miskonsepsi tingkat pertama dan menjawab salah pada
tingkatan kedua. Hal ini dikarenakan peserta
Peserta didik dikatakan miskonsepsi
didik kurang memahami hubungan Ka
jika peserta didik salah dalam menjawab soal
dengan kekuatan asam. Tipe miskonsepsi
pada tingkat pertama, salah dalam menjawab
negatif, 2 peserta didik menjawab salah pada
soal pada tingkat kedua, dan peserta didik
tingkatan pertama dan menjawab benar pada
mampu menjelaskan alasan mengapa
tingkatan kedua, hal ini dikarenakan pada
memilih kedua jawaban tersebut. Pola
tingkatan pertama peserta didik kurang teliti
kombinasi jawaban dengan kategori
dalam menelaah jawaban, mereka
miskonsepsi (miskonsepsi positif, miskonsepsi
beranggapan bahwa 10-6 > 10-4. Padahal
negatif, dan miskonsepsi) digabungkan.
sebenarnya peserta didik telah memahami
Rekapitulasi pemahaman konsep tipe
konsep yang ada, hanya saja konsep
miskonsepsi dapat dilihat pada Gambar 3.
matematisnya mengalami kesalahan.
Profil miskonsepsi tertinggi ditunjukkan pada
Jawaban yang benar adalah Jika Ka suatu
butir soal nomor 10 yaitu sebanyak 11 dari 35
asam A lebih besar daripada Ka dari suatu
peserta didik. Butir soal nomor 10 memiliki
asam B, maka asam A lebih kuat daripada
indikator yaitu peserta didik dapat
asam B. Asam A mengandung konsentrasi
menjelaskan hubungan Ka dengan kekuatan
ion H+ yang lebih besar dibandingkan dengan
asam. Ketiga tipe miskonsepsi terdeteksi
konsentrasi ion H+ dari asam B. Harga pKa
pada butir soal ini. Tipe miskonsepsi, 5
adalah pangkat negatif dari pangkat dalam
peserta didik menjawab semakin besar nilai
Ka, apabila Ka bertambah, pKa berkurang,
Ka suatu asam, asamnya akan semakin
oleh sebab itu semakin kecil pKa berarti
lemah. Jawaban ini kemungkinan karena
semakin kuat asamnya. Skema hubungan Ka
peserta didik kurang memahami, dan masih
dengan kekuatan suatu asam dapat dilihat
terbolak-balik antara konsep satu dengan
pada Tabel 3.
konsep yang lainnya. Tipe miskonsepsi

12 11

10
JUMLAH PESERTA DIDIK

8 7
6 6
6 5 5
4 4 4 4
4
2
2 1
0 0 0 0 0 0 0 0
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
NOMOR BUTIR SOAL

Gambar 3. Rekapitulasi Pemahaman Konsep Tipe Miskonsepsi


JKPK (JURNAL KIMIA DAN PENDIDIKAN KIMIA), Vol. 3, No. 3, Tahun 2018, hal. 160-170 167

Tabel 2. Kombinasi Jawaban Peserta Didik

Kombinasi Jawaban Klasifikasi Jawaban Peserta


Tingkat 1 Tingkat 2 Wawancara Didik
Benar Benar Mampu Menjelaskan Pemahaman Utuh / (Pu)
Benar Salah Mampu Menjelaskan Miskonsepsi (+) / (Mp)
Salah Benar Mampu Menjelaskan Miskonsepsi (-) / (Mn)
Salah Salah Mampu Menjelaskan Miskonsepsi / (Ms)
Benar Benar Tidak Mampu Menjelaskan Menebak / (Mb)
Benar Salah Tidak Mampu Menjelaskan Kurang Paham / (Kp)
Salah Benar Tidak Mampu Menjelaskan Kurang Paham / (Kp)
Salah Salah Tidak Mampu Menjelaskan Tidak Paham / (Tp)

Tabel 3. Hubungan Ka dengan Kekuatan Asam

Asam Ka pKa

Kekuatan Asam
Asam A 2,0 x 10-1 0,70
Asam B 5,0 x 10-2 1,30
Asam C 1,5 x 10-3 2,82
Asam D 2,1 x 10-4 3,68

3. Profil Pemahaman Konsep Tipe soal nomor 2 memiliki indikator, peserta didik
Kurang Paham mampu menuliskan reaksi Asam-Basa
berdasarkan teori Lewis. Tipe kurang paham
Peserta didik dikatakan kurang paham
terdeteksi pada butir soal ini. Sejumlah 22
jika peserta didik mampu menjawab soal
dari 35 peserta didik menjawab benar pada
secara benar pada tingkat pertama,
soal tingkat pertama dan menjawab salah
menjawab salah pada tingkat kedua, dan
pada soal tingkat kedua atau sebaliknya,
peserta didik tidak mampu menjelaskan
namun tidak dapat menjelaskan cara
alasan mengapa memilih kedua jawaban
penyelesaian saat dilakukan wawancara.
tersebut, atau sebaliknya. Rekapitulasi
Tipe kurang paham dengan persentase
pemahaman konsep tipe kurang paham
terendah 6 dari 35 peserta didik pada nomor
dapat dilihat pada Gambar 4. Kategori ini
18. Indikator soal nomor 18 adalah peserta
mencapai persentase tertinggi pada butir
didik dapat menentukan titik ekuivalen. Butir
soal nomor 2 sebanyak 22 dari 35 peserta
soal nomor 18 peserta didik masih tampak
didik dengan persentase sebesar 62,86%.
bingung dalam menentukan jawaban dan
Persentase terendah pada butir soal nomor
ketika diminta menjelaskan alasan peserta
18 dan 20 sebanyak 16 dari 35 peserta didik
didik tidak mampu menjelaskan.
dengan persentase sebesar 17,14%. Butir
168 S. A. Dewi dkk., Analisis Pemahaman Konsep ……….

25
22

20 19
JUMLAH PESERTA DIDIK
17
16 16
15 14 14 14
12 12
11 11
10 10 10
10 8 8 8
6 6
5

0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
NOMOR BUTIR SOAL

Gambar 4. Rekapitulasi Pemahaman Konsep Tipe Kurang Paham

4. Profil Pemahaman Konsep Tipe Tidak peserta didik menjawab salah pada soal
Paham tingkat pertama dan menjawab salah pada
soal tingkat kedua, ketika dilakukan
Kategori ini mencapai persentase
wawancara diagnosis peserta didik tidak
tertinggi pada butir soal nomor 20 sebanyak
mampu menjelaskan penyelesaian. Peserta
25 dari 35 peserta didik dengan persentase
didik tidak bisa memberikan contoh terkait
sebesar 71,43%. Persentase terendah pada
menentukan konsentrasi zat yang dititrasi.
butir soal nomor 7 sebanyak 1 dari 35 peserta
Butir soal nomor 7 memiliki persentase
didik dengan persentase sebesar 2,86%.
pemahaman konsep peserta didik tertinggi
Rekapitulasi pemahaman konsep tipe tidak
dikarenakan pada soal ini sudah sering
paham dapat dilihat pada Gambar 5. Butir
mendapat penjelasan dari pendidik dan pada
soal nomor 20 pada indikator peserta didik
indikator ini peserta didik telah paham secara
dapat menentukan konsentrasi zat yang
utuh.
dititrasi. Butir soal ini sebanyak 25 dari 35

30
25
25
JUMLAH PESERTA DIDIK

20
14 14 15 14
15 13
11 10
8 9
10 7
5 5 6 6 6 6 6
5 2
1
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
NOMOR BUTIR SOAL

Gambar 5. Rekapitulasi Pemahaman Konsep Tipe Tidak Paham


JKPK (JURNAL KIMIA DAN PENDIDIKAN KIMIA), Vol. 3, No. 3, Tahun 2018, hal. 160-170 169

5. Pemahaman Konsep secara Menyeluruh pendidik, sehingga pemahaman konsep


peserta didik dapat meningkat.
Penelitian ini dilakukan untuk
Penerapan instrumen tes diagnostik
menganalisis pemahaman konsep peserta
two-tier dengan CBT mempunyai beberapa
didik pada materi Asam-Basa. Berdasarkan
keterbatasan dalam implementasinya.
hasil analisis, ketuntasan memiliki hubungan
Keterbatasan tersebut antara lain kegunaan-
dengan pemahaman konsep peserta didik,
nya terbatas pada fungsi untuk tujuan
ketuntasan berbanding lurus dengan
melakukan diagnosis pemahaman peserta
pemahaman konsep peserta didik, semakin
didik, tidak dapat digunakan untuk mengukur
banyak jumlah peserta didik yang mencapai
kemampuan psikomotorik peserta didik dan
ketuntasan, maka semakin banyak pula
keterbatasan waktu dalam menyelesaikan
jumlah peserta didik yang paham konsep.
soal. Waktu 65 menit dirasa masih kurang bagi
secara umum pemahaman konsep peserta
beberapa peserta didik untuk menyelesaikan
didik dapat dilihat dari ketuntasannya [12].
persoalan yang diberikan dalam instrumen tes
Peserta didik dikatakan tuntas, jika nilai
diagnostik two-tier multiple choice, hal ini
peserta didik pada semua indikator soal tes
menyebabkan terdapatnya kemungkinan
mencapai ≥ 75. Persentase peserta didik
peserta didik yaitu menebak jawaban, serta
yang tuntas adalah 40%, sedangkan
keterbatasan dalam mengakses yaitu hanya
persentase yang belum tuntas yaitu 60%,
peserta didik yang mempunyai koneksi
artinya sebagian besar peserta didik belum
internet yang dapat mengakses tes
memahami konsep. Peserta didik mengalami
diagnostik dengan CBT ini. Peserta didik
ketidakpahaman terutama pada materi Titrasi
yang dapat login hanya peserta didik yang
Asam-Basa, terjadinya kesalahpahaman
sudah terdaftar dalam sistem, jadi peserta
konseptual tersebut karena konsep-konsep
didik dari luar SMA Negeri 1 Ungaran tidak
yang mendasari materi Asam-Basa belum
dapat mengakses tes diagnostik ini.
dipahami peserta didik dengan baik dan
benar, sehingga peserta didik cenderung
mengalami kesulitan dalam memahami
KESIMPULAN

konsep-konsep selanjutnya. Hal ini sejalan Berdasarkan hasil penelitian dan


dengan salah satu karakteristik ilmu Kimia pembahasan dapat disimpulkan bahwa
yang diungkapkan oleh Kean dan instrumen tes diagnostik two-tier dengan CBT
Middlecamp yaitu konsep Kimia bersifat dapat digunakan untuk analisis pemahaman
berurutan dan berjenjang, sehingga peserta konsep Asam-Basa dengan cara interpretasi
didik mengalami kesulitan yang dapat kombinasi jawaban peserta didik. Instrumen
mengakibatkan terjadinya kesalahan tes diagnostik two-tier dengan CBT yang telah
pemahaman dalam mengaitkan pengetahuan. disusun memenuhi kriteria valid dan reliabel.
Hasil penelitian tersebut dapat dijadikan Validitasnya dengan skor 38,5 dari skor total
bahan evaluasi atau bahan tidak lanjut bagi 44 dan reliabilitas soal sebesar 0,80. Profil
pemahaman konsep peserta didik menunjuk-
170 S. A. Dewi dkk., Analisis Pemahaman Konsep ……….

kan 9 dari 35 peserta didik (26,86%) paham [6] A. L. Chandrasegaran, D. F. Treagust,


and M. Mocerino, “The development of a
konsep secara utuh, 4 dari 35 peserta didik
two-tier multiple-choice diagnostic
(8,43%) miskonsepsi, 1 dari 35 peserta didik instrument for evaluating secondary
school students ’ ability to describe and
(3,71%) menebak, 12 dari 35 peserta didik
explain chemical reactions using
(34,86%) kurang paham konsep, dan 9 dari 35 multiple levels of representation,” Chem.
Educ. Res. Pract., vol. 8, no. 3, pp. 293–
peserta didik (26,14%) tidak paham konsep
307, 2007.
Asam-Basa.
[7] Suwarto, “Pengembangan The Two-Tier
Diagnostic Tests pada Bidang Biologi
UCAPAN TERIMA KASIH secara Terkomputerisasi,” J. Penelit.
dan Eval. Pendidik., vol. 14, no. 2, pp.
206–224, 2010.
Terima kasih kepada Edwin Adam N.H,
S.T. atas kerjasamanya dan terima kasih [8] D. Rositasari, N. Saridewi, and S.
Agung, “Pengembangan Tes Diagnostik
kepada seluruh pihak yang telah membantu Two-Tier untuk Mendeteksi Miskonsepsi
dalam terlaksananya penelitian ini. Siswa SMA pada Topik Asam-Basa,”
Nat. Sci. Educ. J., vol. 6, no. 2, pp. 170–
176, 2014.
DAFTAR RUJUKAN [9] A. Rusilowati, “Pengembangan Tes
Diagnostik sebagai Alat Evaluasi
[1] Musmuliadi, “Pengembangan Tes Kesulitan Belajar Fisika,” Pros. Semin.
Diagnostik Mata Pelajaran IPA SMP,” J. Nas. Fis. dan Pendidik. Fis. Ke-6 2015,
Penelit. Dan Eval. Pendidik., pp. 246– vol. 6, no. 1, pp. 1–10, 2015.
267, 2008.
[10] R. A. Marsita, S. Priatmoko, and E.
[2] B. K. Bayrak, “Using Two-Tier Test to Kusuma, “Dalam Memahami Materi
Identify Primery Student Conceptual Larutan Penyangga dengan Menggunakan
Understanding and Alternative Two-Tier Multiple,” J. Inov. Pendidik. Kim.,
Conception in Acid Base,” Mevlana Int. vol. 4, no. 1, pp. 512–520, 2010.
J. Educ., vol. 3, no. 2, pp. 19–26, 2013.
[11] H. O. Arslan, “A Three-Tier Diagnostic
[3] A. Suprijono, “Pengembangan Tes Test to Assess Pre-Service Teachers ’
Diagnostik Two-Tier untuk Mengidentifikasi Misconceptions about Global Warming ,
Miskonsepsi pada Materi Kimia Peserta Greenhouse Effect , Ozone Layer
Didik SMA,” J. Inov. dalam Pendidik., vol. 5, Depletion , and Acid Rain,” Int. J. Sci.,
no. 33, pp. 117–127, 2009. vol. 34, no. 11, pp. 1667–1686, 2012.
[4] D. Salirawati, “Pengembangan Instrumen [12] A. Arianto, R. Sahputra, and R. P.
Pendeteksi Miskonsepsi Kesetimbangan Sartika, “Deskripsi Pemahaman Konsep
Kimia pada Peserta didik SMA,” J. Siswa pada Materi Kelarutan dan Hasil
Penelit. dan Eval. Pendidik., vol. 15, no. Kali Kelarutan Kelas IX IPA SMA,” J.
2, pp. 232–249, 2011. Pendidik. dan Pembelajaran, vol. 5, no.
1, pp. 1–17, 2016.
[5] T. Wahyuningsih, T. Raharjo, and D. F.
Masithoh, “Pembuatan Instrumen Tes
Diagnostik Fisika SMA Kelas XI,” J.
Pendidik. Fis., vol. 1, no. 1, pp. 111–117,
2013.

Anda mungkin juga menyukai