Anda di halaman 1dari 30

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Lensa Kontak
1. Definisi
Lensa kontak adalah lensa plastik tipis yang dipakai menempel pada
kornea mata dimana memiliki fungsi yang sama dengan kacamata, yaitu
mengoreksi kelainan refraksi, kelainan akomodasi, terapi dan kosmetik.6
Lensa kontak dapat terbuat dari gelas atau bahan plastik, untuk menutupi
kornea dan sebagian sklera. Ruang di antara lensa kontak dan kornea diisi
dengan larutan garam fisiologis. Sistim ini dapat menghilangkan
astigmatisme kornea dan mengadakan koreksi ametropia. Lensa kontak
mulai dipakai pada tahun 1930-an, di mana lensanya besar dan terbuat dari
gelas. Pada tahun 1947 mulai dikenal lensa kontak yang terbuat dari plastik
yang lebih kecil dan lebih tipis dari yang semula.
2. Bentuk Lensa Kontak
a) Lengkung belakang terdiri dari :
(1) PPC : Peripheral Posterior Curve (lengkung datar atau
Base curve).
(2) Intermediate Posterior Curve.
(3) CPC : Central Posterior Curve.
b) Lengkung depan terdiri atas :
(1) CAC : Central Anterior Curve (lengkung depan tengah).
(2) Intermediate Anterior Curve.
(3) PAC : Peripheral Anterior Curve.7

3. Jenis- jenis Lensa Kontak


7
a) Hard Contact Lens (Lensa Kontak Keras)

Gambar 2.1. Hard Contact Lens


Sumber : Marazzi, 2010.

Lensa kontak keras merupakan jenis lensa kontak pertama yang


dikeluarkan pada tahun 1960-an. Lensa kontak ini terbuat dari bahan
PMMA (polymethylmethacrylate) yang memberikan oksigen melalui
pinggir lensa kontak.
(1) Kelebihan :
(a) Tahan lama.
(b) Harga lebih murah.
(2) Kekurangan :
(a) Kurang nyaman digunakan.
(b) Memiliki bahan yang sukar ditembus oksigen sehingga mata
mudah kekurangan oksigen.
b) Soft Contact Lens (Lensa Kontak Lunak)

Gambar 2.2. Soft Contact Lens dan Rigid Gas Permeable Sumber
: Coleman Opticians, 2010.

8
Lensa kontak lunak tersedia untuk pemakaian jangka panjang dan
pemakaian harian. Kedua jenis lensa kontak ini memiliki kadar lalu
oksigen (kemampuan dilalui oksigen) yang berbeda dengan bahan,
kadar air, disain dan ketebalannya. Soft contact lens, membawa oksigen
dengan perantaraan air yang dikandungnya. Makin tinggi kandungan
air, maka makin banyak oksigen yang dapat sampai pada kornea.
(1) Kelebihan :
(a) Masa adaptasi yang singkat biasanya hanya beberapa hari.
(b) Lebih kecil kemungkinan akan terlepas pada saat melakukan
aktivitas yang berlebihan.
(c) Tersedia berbagai jenis warna serta jangka waktu masa
pemakaian.
(d) Mudah untuk memperolehnya serta lebih murah dibandingkan
dengan RGP.
(2) Kekurangan :
(a) Karena kadar air yang tinggi sehingga lebih mudah kotor.
(b) Mudah robek.
c) Rigid Gas Permeable (RGP) Lens

Gambar 2.3. Pemakaian Rigid Gas Permeable


Sumber : Marcoeyes, 2008.

Lensa kontak ini merupakan polimer dari polymethylmethacrylate


dan silikon. Silikon terkenal dengan sifat tembus gas. RGP terbuat dari
plastik tipis yang fleksibel yang bersifat mudah dilalui oksigen sehingga
kornea dapat berfungsi dengan baik. Pada lensa kontak ini, oksigen
bukan hanya didapat pada saat mata berkedip, tetapi juga dari udara

9
bebas yang dapat melalui lensa untuk mencapai kornea. Hal ini yang
menyebabkan lensa kontak RGP lebih nyaman dipakai dalam waktu
lama.

(1) Kelebihan :
(a) Tidak mudah robek.
(b) Diameter lebih kecil antara 8.5 mm – 10 mm.
(c) Transmisi oksigen lebih tinggi.
(d) Mudah dirawat dan dibersihkan karena RGP mengandung air.
(e) Mampu mengoreksi astigmatisme.
(f) Memberikan penglihatan yang lebih tajam.
(g) Masa pakai lebih lama, lebih dari 2 tahun.
(2) Kekurangan :
(a) Masa adaptasi yang lebih lama, biasanya memerlukan 2
minggu hingga 1 bulan.
(b) Apabila lebih dari seminggu tidak dipakai maka pada saat
pemakaian kembali memerlukan penyesuaian atau adaptasi.
(c) Harga lebih mahal dibandingkan dengan lensa kontak
lunak.8,9,10,11,12,13,14

4. Penggantian Lensa Kontak


Pada orang yang baru belajar menggunakan lensa kontak, biasanya
lensa diganti dalam waktu 4 bulan karena lensa menjadi rusak. Pada waktu
selanjutnya pergantian lensa hanya 1 tahun sekali. Pergantian lensa
biasanya disebabkan oleh lensa yang hilang, lensa yang rusak, timbulnya
deposit pada permukaan lensa.
Lensa kontak harus digunakan sesuai dengan aturan pakainya. Lensa
untuk mengoreksi visus tidak boleh digunakan 24 jam terus menerus pada
daily wear lens. Pada pemakaiannya juga diperlukan pemeriksaan secara
rutin supaya kornea tetap dalam keadaan baik.
Dengan berkembangnya tingkat pengetahuan tentang pembuatan lensa
kontak, maka sekarang sudah dapat dikenal macam- macam lensa kontak
di mana ada yang dapat digunakan untuk jangka waktu yang lebih lama,

10
sehingga pengguna lensa kontak tidak banyak terganggu oleh karena
pemasangan dan pelepasan lensa kontak yang terlalu sering. Macam-
macam lensa kontak menurut waktu penggunaannya : a) Daily wear lens
Yang telah lama dikenal. Lensa ini harus dibuka setiap harinya pada
malam hari.
b) Sunday wear lens
Dapat digunakan selama satu minggu terus- menerus dan dibuka
setiap minggu untuk dibersihkan dan mata diistirahatkan. Untuk
mencegah mata kering, penderita setiap hari harus meneteskan cairan
lensa lubricant “comfort drops” pada pagi hari.
c) Extended wear lens
Diberikan pada :
(1) Monokuler afakia.
(2) Berumur 65 tahun atau lebih.
(3) Tak dapat memasang dan melepas lensa kontak setiap hari.
(4) Ada kelainan retina, yang mungkin memerlukan penyinaran laser
di kemudian hari.
(5) Pada mata yang mungkin memerlukan lens implant di kemudian
hari.
Lensa ini paling lama dapat dipakai 3 bulan terus- menerus, tetapi
dianjurkan sebaiknya dibuka sekali sebulan. Setiap pagi penderita harus
meneteskan “comfort drops”. Karena sangat tipis extended wear lens
tidak dapat menutupi astigmatisme sehingga penderita astigmatisme
tidak dapat memakai extended wear lens, kecuali bila ditambah dengan
kacamata untuk mengoreksi astigmatismenya. Untuk astigmatisme
yang yang tinggi, sekarang dikenal toric contact lens yang dapat juga
dibuat sebagai daily wear lens, sunday wear lens dan extended wear
lens. Yang ada di Indonesia baru yang daily wear toric contact lens.7

5. Skrining Penggunaan Lensa Kontak


Syarat- syarat atau kriteria penggunaan lensa kontak : a)
Keadaan anatomi dan fisiologi

11
Struktur, bentuk, kejernihan segmen anterior harus normal.
b) Psikologis
Motivasi, intelegensia dan kepribadian pasien mempengaruhi “success
rate” pemakai lensa kontak.
c) Patologis
Berdasarkan anamnese : kesehatan umum, kesehatan mata, obat- obat
yang digunakan, penyakit mata, visus dan kaca mata.
d) Faktor umur, pekerjaan, olahraga.
e) Pemeriksaan refraksi.14
6. Indikasi Penggunaan Lensa Kontak
a) Memperbaiki visus :
(1) Keratokonus.
Keratokonus adalah kelainan kornea di mana bagian tengah kornea
menipis sehingga kornea berbentuk kerucut dan tidak teratur.
Pemakaian lensa kontak pada keratokonus berfungsi membentuk
permukaan baru yang lebih teratur, menahan perkembangan
keratokonus dan mengoreksi kelainan refraksi yang ada.
(2) Astigmatisme ireguler.
Astigmatisme ini disebabkan karena permukaan kornea tidak
teratur atau karena pada lapisan- lapisan kornea terdapat
kekeruhan. Dalam hal ini mungkin lensa kontak dapat
memperbaiki tajam penglihatannya, sedangkan terhadap turunnya
tajam penglihatan oleh kekeruhan lapisan dalam kornea dapat
dipertimbangkan keratoplasti.

b) Pengganti kacamata yang tebal :


(1) Miopia tinggi
Pada miopia tinggi, lensa kontak memperbesar ukuran dari
bayangan sehingga akan memperbaiki visus.
(2) Afakia

12
Dengan lensa kontak, pada afakia dapat mengurangi pembesaran
bayangan dibanding dengan menggunakan kacamata biasa
sehingga penderita dapat bergerak lebih pasti.
(3) Mengoreksi anisometropia
Anisometropia terjadi oleh karena perbedaan refraksi, antara mata
kanan dan kiri 2,5-3 D atau lebih) sehingga dengan penggunaan
lensa kontak, gambaran penglihatan mata kanan-kiri kurang lebih
sama.
(4) Memperbaiki penglihatan binokuler (binocular vision) Contohnya
pada afakia monokuler, yang bila dikoreksi dengan kacamata biasa
dapat menimbulkan perbedaan besar bayangan yang hebat,
sehingga mengganggu penglihatan binokuler.
c) Untuk terapi
Pemakaian lensa kontak lunak terapeutik sudah menjadi bagian tak
terpisahkan dari upaya ahli oftalmologi untuk menangani penyakit mata
luar. Lensa kontak ini digunakan sebagai aplikasi obat dengan tujuan
mempercepat proses penyembuhan luka, melindungi luka pada kornea
dan melindungi kornea, yaitu bila terdapat kelainan- kelainan pada
kelopak mata di mana lensa kontak menghindari perlekatan yang
disebabkan keadaan peradangan akut, keratopati bulosa. Dalam hal ini
lensa kontak dapat membentuk barrier lunak antara kornea dan dunia
luar.
d) Kosmetik
Lensa kontak berwarna dapat digunakan untuk menyamarkan bekas
luka atau jaringan parut pada kornea maupun untuk merubah warna iris.
Selain itu juga dapat digunakan untuk mengoreksi

visus.4,6,7

7. Kontraindikasi Penggunaan Lensa Kontak


a) Kontraindikasi absolut :
Tidak dapat digunakan pada keadaan peradangan,
blefaritis konjungtivitis akut, keratitis.

13
b) Kontraindikasi relatif :
(1) Dry eye syndrom.
(2) Bleb setelah operasi glaukoma.
(3) Penderita dengan gangguan kekebalan tubuh.
(4) Kelainan palpebra : kalazion, trikiasis, entropion, koloboma.
(5) Kelainan konjungtiva : pterigium, pinguekula.14
8. Pemeriksaan Sebelum Penggunaan Lensa Kontak
a) Pemeriksaan lengkap pada kedua mata. Untuk pemakaian lensa kontak
perlu :
(1) Produksi air mata yang cukup.
(2) Refleks mengedip yang normal.
(3) Epitel kornea sehat.
(4) Tidak ada radang ataupun infeksi pada segmen anterior mata
(blefaritis, keratitis, uveitis, glaukoma).
(5) Penderita yang kooperatif.
b) Pemeriksaan refraksi secara obyektif dan subyektif yang teliti.
Pada astigmatisme, refraksi dinyatakan dengan lensa silinder negatif.
Oleh karena air mata yang terdapat di antara lensa kontak dan kornea,
berfungsi sebagai lensa silinder negatif (disebut lensa air mata), maka
astigmatisme kornea dengan sendirinya telah dikoreksi.
c) Penentuan lengkung dasar lensa kontak dengan keratometer. Hasil
pengukuran keratometri dinyatakan dengan dioptri dan jari- jarinya.
Pengukuran diameter lensa kontak dengan keratometer atau
topogometer. Diambil 2 mm lebih panjang dari diameter daerah apeks
kornea yang terpanjang.

d) Dengan menggunakan lensa biasa, ditentukan refraksi tambahan sampai


tercapai visus yang terbaik.
Dari suatu tabel konversi, dapat diketahui kekuatan refraksi tambahan
untuk dataran kornea. Kekuatan lensa kontak yang sebenarnya adalah
kekuatan lensa kontak percobaan ditambah dengan refraksi tambahan
untuk dataran kornea.

14
e) Hubungan lensa kontak dengan kornea diperhatikan dengan fluoresein
dan penyinaran cahaya ultraviolet.
f) Cara penyesuaian diri dengan lensa kontak hanya tercapai bila lama
pemakaiannya setiap hari, sedikit- sedikit ditambah. Rata- rata setelah
2 minggu lensa kontak dapat dipakai dengan nyaman.77
9. Cairan Lensa Kontak
a) Jenis- jenis cairan lensa kontak :
(1) Larutan serba guna (multipurpose solution)
Larutan serba guna lensa kontak berfungsi membersihkan,
mensterilkan dan menyimpan lensa kontak. Lensa kontak bulanan
dan tahunan harus direndam oleh larutan minimal 6 jam untuk
mencuci lensa kontak sehingga terhindar dari kontaminasi yang
merusak mata.
Contoh:

Gambar 2.4. Larutan Serbaguna


Sumber : http://optikpandanaran.com/solution/multiporpouse-solitions.html
(2) Larutan pencuci lensa kontak
Larutan pencuci lensa kontak biasanya dianjurkan untuk lensa
kontak tahunan, namun dapat digunakan juga oleh lensa kontak
bulanan. Larutan pencuci digunakan untuk menghilangkan sisa -
sisa yang menumpuk di lensa kontak, seperti minyak dan protein.
Contoh :

15
Gambar 2.5. Larutan Pencuci Lensa Kontak
Sumber : http://optikpandanaran.com/solution/multiporpouse-solitions.html

(3) Larutan pelembab lensa kontak (lubricating and rewetting drops)


Larutan yang diteteskan untuk melumasi lensa ketika lensa kontak
sedang dipakai. Larutan tersebut dapat digunakan sepanjang hari
untuk menjaga kelembaban mata dan untuk meningkatkan
kenyamanan pemakaian lensa kontak.
Contoh :

Gambar 2.5. Larutan Pelembab Lensa Kontak


Sumber: http://optikpandanaran.com/solution/multiporpouse-solitions.html
b) Bahan- bahan (kandungan) cairan lensa kontak Tabel 2.1.
Kandungan Cairan Lensa Kontak
Aqueous Wetting agent Other polymer Buffering Preservative agent
(saline) (Pengawet)
vehicle

16
NaCl not specified carboxymethylcelluluse not specified chlorite / peroxide
NaCl + KCl PEG-11 lauryl hydroxyethylcellulose borate (boric
chlorite-
saline mixed ether hydroxypropyl guar acid) citrate
carboxylic acid hypromellose glycerine phosphate peroxycompound
salts
polamine polyethylene glycol (PEG) trometamol
(CPC)
poloxamer (e.g. polyvinyl alcohol (PVA)
pluronic-F127) povidone sodium Polyhexamethylene
hyaluronate Biguanide
(PHMB)
polidronium
polyhexanide sodium
perborate sorbic
acid stabilised
oxychlorite

Sumber : Michael J Doughty, 2010.

Cairan lensa kontak umumnya mengandung 4 jenis bahan yaitu


aqueous (saline) vehicle, wetting agent (agen pembasah), polymer dan
buffering agent (untuk memberikan pH cairan yang tepat). Tambahan
bahan pengawet pada cairan lensa kontak sebagai suatu agen
antimikroba, khususnya digunakan untuk melemahkan atau mencegah
pertumbuhan mikroba dalam botol cairan lensa kontak. Beberapa bahan
pengawet tertentu dapat menyebabkan terjadinya efek toksik pada mata
yaitu salah satunya dapat menyebabkan suatu alergi mata. Untuk itu
pemilihan cairan pembersih harus diperhatikan karena sebagian
pengguna lensa kontak alergi terhadap bahan pengawet yang ada dalam
cairan lensa kontak. Sebaiknya sebelum memilih menggunakan suatu
cairan lensa kontak, pengguna lensa kontak mencoba cairan lensa
kontak beberapa hari terlebih dahulu untuk mengukur apakah mata
nyaman dengan cairan tersebut.15,16

Tabel 2.2. Bahan Cairan Lensa Kontak yang Bersifat Toksik pada Mata
Bahan Kelebihan Kekurangan

17
BAK ‐ Agen bakterisida khususnya ‐ Tidak digunakan untuk
untuk bakteri maupun jamur soft contact lens karena
(Benzalkonium
materialnya mengikat
Chloride) ‐ Biasanya sebagai bahan
bahan pengawet yang
pengawet solusi hard dapat menyebabkan efek
contact lens toksik serta jejas okular.

‐ Efek toksisitas pada air


mata dan kornea

‐ Reaksi alergi mata

Chlorobutanol Agen antimikroba untuk cairan Dapat menyebabkan


lensa kontak reaksi alergi pada mata

Polyquaternium Agen antimikroba untuk cairan Efek toksik minimal


(Polyquad) lensa kontak

Thymerosal Memiliki efek bakterisida pada ‐ Dapat merusak epitel


solusi hydrogel lens/ soft
contact lens kornea

‐ Reaksi alergi

EDTA Pengikat kotoran berupa Pada penggunaan jangka


mukoprotein pada lensa
panjang memiliki efek
kontak, ini adalah senyawa
yang diharapkan dapat bekerja sitotoksik
membersihkan lensa kontak.

Chlorhexidine Memiliki efek bakterisida pada Hipersensitif dan reaksi


glukonat solusi hydrogel lens toksik pada mata

PHMB Untuk menghilangkan bakteri Efek pewarnaan pada


(Polyhexaethylene dan kuman pada lensa
kornea
Biguanide)

Sumber : Jimmy D. B and Siret D. J, 2008.17


B. Anatomi Mata
1. Kelopak Mata atau Palpebra

18
Gambar 2.4. Palpebra
Sumber : R Putz dan R Pabst, 2006.

Kelopak mata atau palpebra memiliki fungsi melindungi bola mata,


serta mengeluarkan sekresi kelenjarnya yang membentuk film air mata di
depan kornea. Palpebra merupakan alat penutup mata yang berguna untuk
melindungi bola mata terhadap trauma, trauma sinar dan pengeringan bola
mata. Pada kelopak mata terdapat bagian : a) Struktur palpebra
Palpebra terdiri atas lima bidang jaringan utama. Dari superfisial ke
dalam terdapat lapis kulit, lapis otot rangka (orbikularis okuli), jaringan
areolar, jaringan fibrosa (lempeng tarsus), dan lapisan membran
mukosa (konjungtiva palpebralis).
b) Tepian palpebra
(1) Tepian anterior : bulu mata, glandula Zeis (modifikasi kelenjar
sebasea kecil yang bermuara ke dalam folikel rambut pada dasar
bulu mata), glandula Moll (modifikasi kelenjar keringat yang
bermuara membentuk satu barisan dekat bulu mata).
(2) Tepian posterior : tepian palpebra posterior berkontak dengan bola
mata, dan sepanjang tepian ini terdapat muara- muara kecil dari
kelenjar sebasea yang telah dimodifikasi (glandula Meibom, atau
tarsal).

(3) Pungtum Lakrimal : berfungsi menghantar air mata ke bawah


melalui kanalikulusnya ke sakus lakrimalis.

19
c) Fisura palpebra : ruang berbentuk ellips di antara kedua palpebra yang
dibuka.
d) Septum orbital : fasia di belakang bagian otot orbikularis yang terletak
di antara tepian orbita dan tarsus dan berfungsi sebagai sawar antara
palpebra dan orbita.
e) Retraktor palpebra yang berfungsi membuka palpebra.
f) Muskulus levator palpebra superior.
g) Persarafan sensoris berasal dari divisi pertama dan kedua dari nervus
trigeminus (V).
h) Pembuluh darah (a. lakrimalis dan optalmika, drainase vena dari
palpebra mengalir ke dalam v. optalmika dan membawa vena- vena
yang membawa darah dari dahi dan temporal) dan pembuluh limfe. 2.
Sistem Lakrimal

Gambar 2.5. Sistem Lakrimal


Sumber : R Putz dan R Pabst, 2006.
Sistem sekresi air mata atau lakrimal terletak di daerah temporal bola
mata. Sistem eksresi mulai dari pungtum lakrimal, kanalikuli lakrimal,
sakus lakrimal, duktus nasolakrimal, meatus inferior. Sistem lakrimal
terdiri atas 2 bagian :

a) Sistem produksi atau glandula lakrimal.


b) Sistem eksresi yang terdiri atas pungtum lakrimal, kanalikuli lakrimal,
sakus lakrimal dan duktus nasolakrimal.
20
Film air mata berguna untuk kesehatan mata. Air mata akan masuk ke
dalam sakus lakrimal melalui pungtum lakrimal. Bila pungtum lakrimal
tidak menyinggung bola mata, maka air mata akan keluar melalui margo
palpebra yang disebut dengan epifora (pengeluaran air mata yang
berlebihan dari kelenjar lakrimal).
3. Konjungtiva

Gambar 2.6. Konjungtiva


Sumber : R Putz dan R Pabst, 2006.

Konjungtiva merupakan membran yang menutupi sklera dan kelopak


mata bagian belakang. Konjungtiva terdiri atas tiga bagian, yaitu :
a) Konjungtiva tarsal yang menutupi tarsus dan sukar digerakkan dari
tarsus.
b) Konjungtiva bulbi menutupi sklera dan mudah digerakkan dari sklera
di bawahnya.
c) Konjungtiva fornises atau forniks konjungtiva yang merupakan tempat
peralihan konjungtiva tarsal dengan konjungtiva bulbi.

4. Bola Mata

21
Gambar 2.7. Bola Mata dan Isi Bola Mata
Sumber: Iyus A, 2011.

Bola mata terdiri atas tiga lapisan, dari luar ke dalam adalah tunika
fibrosa, tunika vaskulosa yang berpigmen dan tunika nervosa. a) Tunika
Fibrosa
Merupakan lapisan terluar bola mata dimana terdiri dari sklera dan
kornea. (1) Kornea
Kornea adalah bagian anterior tunika fibrosa mata di mana pada
kornea hidup bersifat transparan. Bentuknya seperti segmen kecil
dari suatu bola kecil. Kornea dewasa rata- rata memiliki tebal 550
µm di pusatnya (terdapat variasi menurut ras); diameter
horisontalnya sekitar 11,75 mm dan vertikalnya 10,6 mm. Batas
antara kornea dan sklera disebut limbus. Dari anterior ke posterior,
kornea tersusun atas lima lapisan jaringan, berturut turut :
(a) Epitel anterior yang bersambung dengan epitel konjungtiva.
Epitel kornea merupakan lapisan paling luar kornea dan
berbentuk epitel gepeng berlapis tanpa tanduk. Setiap
gangguan epitel akan memberikan gangguan sensibilitas
kornea berupa rasa sakit dan mengganjal. Daya regenerasi
epitel cukup besar sehingga apabila terjadi kerusakan, akan

22
diperbaiki dalam beberapa hari tanpa membentuk jaringan
parut.
(b) Lamina limitans anterior (Bowman).
Membran Bowman terletak di bawah epitel merupakan suatu
membran tipis yang homogen terdiri atas susunan serat
kolagen kuat yang mempertahankan bentuk kornea. Bila
terjadi kerusakan pada membran Bowman maka akan berakhir
dengan terbentuknya jaringan parut.
(c) Substansia propria (Jaringan ikat atau Stroma).
Merupakan lapisan yang paling tebal dari kornea. Stroma
bersifat higroskopis yang menarik air dari kamera okuli
anterior. Kadar air di dalam stroma kurang lebih 70%. Kadar
air di dalam stroma relatif tetap yang diatur oleh fungsi pompa
sel endotel dan penguapan oleh epitel. Apabila fungsi sel
endotel kurang baik maka akan terjadi kelebihan kadar air
sehingga timbul sembab kornea (edema kornea).
(d) Lamina limitans posterior (Descemet).
Merupakan suatu lapisan tipis yang bersifat kenyal, kuat dan
bening. Lapisan ini merupakan pelindung atau barrier infeksi
dan masuknya pembuluh darah.
(e) Mesotel (kadang- kadang disebut endotel kamera okuli
anterior).
Terdiri atas satu lapis sel yang merupakan jaringan terpenting
untuk mempertahankan kejernihan kornea. Sel endotel
berfungsi mengatur cairan di dalam stroma kornea. Endotel
tidak punya daya regenerasi sehingga apabila terjadi kerusakan
maka endotel tidak dapat normal kembali.

23
Gambar 2.8. Penampang melintang kornea
Sumber : Abu A, 2010.

Kornea bersifat avaskuler. Nutrisinya didapat secara permeasi


dari tepi ke seluruh substansia propria. Sumber nutrisi kornea
adalah dari pembuluh- pembuluh darah di limbus, humor akuos dan
air mata. Kornea diinervasi oleh nn. siliaris cabang n. optalmikus.
Akhiran- akhiran saraf bebas di epitel anterior kornea menerima
rangsang nyeri, sentuhan dan mungkin rangsang hangat dan dingin.
(2) Sklera
Sklera merupakan bagian posterior tunika fibrosa yang bersifat
opak. Sklera menyusun lima perenam bagian belakang bola mata,
berbentuk seperti suatu segmen bola. Sklera tersusun atas anyaman
serabut kolagen. Di sebelah depan, sklera ditembus oleh aa. dan nn.
siliaris, dan oleh vv. vortikosa. Di sebelah belakang, sklera
ditembus oleh n. optikus. Ke arah depan sklera langsung beralih
menjadi kornea pada taut korneosklera atau limbus.

b) Tunica Vaskulosa
Tunika vaskulosa bulbi atau uvea terdiri atas dari belakang ke depan
: koroid, korpus siliare dan iris.
(1) Koroid

24
Koroid merupakan selubung berwarna kecoklatan yang
menutup sebagian besar permukaan dalam sklera. Koroid terdiri
dari beberapa lapis, dari luar ke dalam :
(a) Lamina suprakoroid yang mengandung sel- sel pigmen.
(b) Lamina vaskulosa terdapat arteri cabang- cabang a. siliaris
posterior brevis dan vena yang akan membentuk vv. vortikosa.
(c) Lamina koriokapilaris yang mengandung kapiler- kapiler
darah.
(d) Lamina basalis terdapat di dekat stratum pigmenti retinae.
(2) Korpus Siliare
Korpus siliare merupakan bagian tunika vaskulosa yang
menebal. Ke belakang menyambung dengan koroid dan ke depan
menyambung dengan iris. Korpus siliare berfungsi untuk
menggantung lensa dan berfungsi dalam akomodasi. Selain itu juga
berfungsi untuk memproduksi humor akuos.
(3) Iris
Iris berupa diafragma sirkular yang mengandung banyak
pigmen. Tepi perifer atau pangkalnya melekat di korpus siliaris,
sedangkan tepi medialnya bebas, membatasi lubang yang disebut
pupil. Pupil tampak hitam karena sinar cahaya yang dipantulkan
dari retina direfraksi oleh lensa dan kornea kembali ke asal sumber
cahaya. Iris membagi ruang di antara kornea dan lensa menjadi dua,
yaitu kamera okuli anterior dan kamera okuli posterior. Kamera
okuli anterior dibatasi oleh kornea dan iris serta oleh bagian dari
sklera, korpus siliaris dan lensa. Kamera okuli posterior dibatasi
oleh iris, prosesus siliaris, dan lensa. Kedua ruang tersebut berisi
humor akuos.

c) Tunika Nervosa
Tunika nervosa atau retina mengandung reseptor khusus. Retina
terdiri atas dua strata :
(1) Stratum pigmentosum retinae yang terletak di luar

25
(2) Stratum serebri bersifat transparan dan terdiri atas beberapa lapis,
yaitu dari luar ke dalam :
(a) Lapisan konus dan basilus.
(b) Membran limitans eksterna.
(c) Stratum granulosum eksternum.
(d) Stratum fibrosum.
(e) Stratum retikulare eksternum.
(f) Stratum granulosum internum.
(g) Stratum retikulare internum.
(h) Stratum ganglionare.
(i) Stratum nervosum.
(j) Membrana limitans interna.
5. Isi Bola Mata
Isi bola mata terdiri atas humor akuos, lensa dan korpus vitreum. a)
Humor akuos
Humor akuos mengisi kamera okuli posterior dan kamera okuli
anterior. Humor akuos diproduksi oleh prosesus siliaris dan dicurahkan
ke dalam kamera okuli posterior. Selanjutnya lewat pupil ke kamera
okuli anterior setelah itu melewati spatium anguli iridokornealis dan
sinus venosus sklera, kemudian masuk ke vena siliaris.
b) Korpus vitreum
Korpus vitreum mengisi bola mata di belakang lensa dan merupakan
gel transparan yang berfungsi sedikit menambah pembesaran mata, juga
menyokong permukaan posterior lensa dan membantu melekatkan pars
nervosa retina ke pars pigmentosa retina.
c) Lensa
Lensa merupakan suatu struktur bikonveks, avaskular, tak
berwarna, dan hampir transparan sempurna. Lensa memiliki tebal 4 mm
dan berdiameter 9 mm. Lensa tergantung pada zonula di belakang iris
di mana zonula (zonula Zinnii) menghubungkannya dengan korpus
siliaris. Di sebelah anterior lensa terdapat humor akuos dan sebelah

26
posteriornya vitreus. Sumber nutrisinya berasal dari humor akuos.
Lensa tersusun atas :
(1) Kapsul
Kapsul lensa berupa selubung elastik tempat serabut- serabut
zonula siliaris melekat di mana merupakan suatu membran
semipermeabel yang akan memperbolehkan air dan elektrolit
masuk.
(2) Selapis epitel subkapsular terletak di sebelah depan lensa mata.
(3) Serabut- serabut lensa.
Enam puluh lima persen lensa terdiri atas air, sekitar 35%
merupakan protein (kandungan protein tertinggi di antara jaringan
tubuh). Selain itu, terdapat sedikit mineral, kalium dengan jumlah lebih
tinggi dibandingkan dengan jaringan lain, asam askorbat dan glutation.
Tidak ada serat nyeri, pembuluh darah, atau saraf pada
lensa18,19,20,21,22,23

C. Iritasi Mata

Gambar 2.9. Iritasi Mata


Sumber : Rio Caesar, 2012.
1. Definisi Iritasi Mata
Suatu gangguan mata ringan yang dapat disebabkan oleh paparan
bahan kimia, benda asing atau iritan lainnya pada mata.
2. Gejala Iritasi Mata
Beberapa dari gejala-gejala yang berhubungan dengan iritasi mata,
termasuk :
a) Mata merah dan rasa panas pada mata
Mata yang sehat seharusnya mempunyai pembuluh-pembuluh darah
merah yang terlihat (visible). Kemerah-merahan pada mata yang kronis
27
dan berlebihan adalah suatu tanda bahwa mata teriritasi, salah satunya
kemungkinan oleh suatu alergi.
b) Sensasi nyeri pada mata
c) Pembengkakan pada kelopak mata
d) Gatal-Gatal
Merupakan salah satu gejala iritasi mata oleh adanya infeksi baik
dari virus maupun bakteri atau akibat paparan pada bahan-bahan
pengotor (polutan) seperti asap rokok atau bahan-bahan pengotor
industri. Selain itu mata gatal dapat diakibatkan oleh adanya reaksi
alergi pada mata dimana akibat adanya histamin dan kimia-kimia
lainnya yang dilepaskan sewaktu terjadi reaksi alergi.
e) Mata berair (epifora)
Air mata membantu melumasi mata dan mengeluarkan bendabenda
asing dan partikel-partikel. Pada beberapa kasus mata memproduksi dan
mengalirkan air mata secara berlebihan. Selain iritasi mata, mata yang
berair juga dapat disebabkan oleh adanya alergi pada mata , serta
saluran air mata yang tersumbat. Sedangkan mata berair pada keadaan
terjadinya iritasi mata dapat disebabkan oleh bermacam-macam faktor
seperti mata yang kering, serta adanya benda-benda asing pada mata.
Keadaan mata yang kering atau disebut juga dengan sindrom mata
kering (dry eye syndrome) merupakan gangguan akibat kurangnya
produksi air mata atau penguapan air mata yang berlebihan.24,25

3. Penyebab Iritasi Mata Lain


Iritasi mata terjadi bila indera penglihatan mengalami rangsangan, baik
dari dalam maupun luar tubuh. Bentuk rangsangannya beragam, mulai dari
benda padat, gas dan zat kimia. warna merah muncul di mata sebagai
reaksi atas datangnya rangsangan, berupa pembuluh darah yang melebar.
Jadi iritasi sesungguhnya merupakan mekanisme pertahanan tubuh secara
alamiah untuk menolak zat yang mengganggu mata.26 a) Benda padat
Benda pada seperti debu paling sering menyebabkan terjadinya iritasi
mata. Debu merupakan partikel- partikel zat yang disebabkan oleh

28
pengolahan, penghancuran, pelembutan, pengepakan dan lain- lain dari
bahan- bahan organik maupun anorganik. Debu umumnya berasal dari
gabungan secara mekanik dan material di mana bersifat toksik bagi
manusia. Partikel debu yang masuk ke mata menyebabkan
terjadinya iritasi mata.27

b) Gas
Pencemaran udara terutama di daerah perkotaan sebagian besar
disebabkan oleh polutan berupa gas yang berasal dari industri maupun
asap kendaraan bermotor. Gas tersebut berbahaya bagi kesehatan dan
lingkungan, salah satunya sebagai penyebab terjadinya iritasi mata.
Contoh : Asam Klorida (HCl), Amoniak (NH3), Klorin (Cl2), Carbon
Monoksida (CO), Hidrogen Sulfida (H2S), Sulfur Dioksida (SO2),
Nitrogen Dioksida (NO2).
c) Bahan kimia korosif (bahan iritan)
Merupakan bahan yang karena adanya reaksi kimia yang dapat
menimbulkan kerusakan atau peradangan atau sensitisasi bila kontak
dengan permukaan tubuh yang lembab termasuk mata. Bahan iritan
pada umumnya adalah bahan korosif. Menurut bentuknya, bahan iritan
terdiri atas :

(1) Bahan korosif padat


(a) Sifat basa : natrium hidroksida, kalium hidroksida, natrium
silikat, ammonium karbonat, kalsium hidroksida.
(b) Sifat asam : trikloroasetat.
(c) Lain- lain : fenol, natrium, kalium, posfor, perak nitrat.
(2) Bahan korosif cair
(a) Asam mineral : asam nitrat, asam sulfat, asam klorida, asam
fluoride, asam posfat.
(b) Asam organik : asam formiat, asam
asetat, asam monokloroasetat.
(c) Pelarut organik : petroleum, hidrokarbon, karbon disulfida,
terpentin.

29
(3) Bahan korosif gas : akrolein, dimetilsulfat (sifatnya sedikit larut
dalam air, tetapi sangat iritan pada mata).
Iritasi mata disebabkan karena adanya kontak mata secara langsung
dengan bahan iritan. Iritasi mata dikarenakan bahan iritan lebih banyak
terjadi pada bahan iritan jenis gas dan cair.28

D. Hubungan Iritasi Mata dengan Penggunaan Lensa Kontak


1. Masalah yang berkaitan dengan pemakaian lensa kontak
Masalah yang ditimbulkan dengan pemakaian lensa kontak tergantung
pada beberapa faktor, seperti bahan lensa, cara perawatan lensa kontak
(kebersihan lensa, jenis cairan pencuci lensa, kerutinan pencucian lensa
dan kebersihan tempat penyimpanan lensa kontak), lama waktu
penggunaan lensa kontak dalam sehari, serta batas waktu penggunaan
lensa kontak.
a) Bahan lensa Kontak, ionicity, dan kandungan air.
Bahan dari beberapa pabrik bisa mempengaruhi kemampuan lensa
kontak sebagai mechanical host. Bahan lensa kontak berhubungan
dengan perlekatan dan pemindahan mikroba ke permukaan kornea hal
ini dikaitkan dengan insidens infeksi Acanthamoeba yang lebih rendah
pada lensa kontak RGP bila dibandingkan dengan lensa kontak lunak.
Namun, perlekatan trofozoit yang signifikan dijumpai pada kasus
pemakaian lensa RGP dengan afinitas yang lebih tinggi pada lensa RGP
yang terbuat dari bahan silicone acrylate dibandingkan yang terbuat
dari bahan fluoropolymer. Acanthamoeba yang banyak bergantung
pada keadaan yang lebih ionik dan kandungan air yang tinggi sehingga
menjelaskan perlekatan yang lebih tinggi pada pemakaian lensa kontak
lunak dibandingkan dengan lensa RGP.
b) Cara perawatan lensa kontak
Kepatuhan pengguna lensa kontak yang menuruti cara perawatan
lensa yang baik sangat diperlukan untuk mengurangi resiko kejadian
iritasi mata yang disebabkan oleh infeksi mata yang serius. Berenang,
menyelam, mandi atau mencuci muka tanpa melepaskan lensa kontak
30
menyebabkan iritasi mata yang dapat berlanjut menjadi keratitis
Acanthamoeba. Kepatuhan pengguna lensa kontak lebih tercapai
dengan pengenalan cairan serbaguna. Cairan serbaguna berfungsi
sebagai cairan tunggal yang dapat digunakan untuk pencucian,
desinfektan, dan tempat penyimpanan lensa. Cairan serbaguna memberi
proteksi antimikroba yang poten dengan kesan toksik dan alergik yang
rendah.
Pencucian lensa yang rutin dan baik dapat menurunkan perlekatan
tropozoit dan kista pada permukaan lensa. Membilas serta menggosok
lensa kontak dengan solusi desinfektan lebih baik daripada hanya
merendam karena dapat menurunkan perlekatan mikroba patogen. Studi
terbaru menunjukkan penggunan solusi lensa kontak serbaguna pada
pencucian secara manual dengan menggosoknya lebih efektif untuk
melepaskan lekatan deposit dan mikroba patogen dari lensa lunak bila
dibandingkan dengan hanya membilasnya saja.
Penggunaan lensa kontak pada saat tidur juga meningkatkan risiko
terjadinya iritasi mata. Kornea mendapatkan oksigen secara langsung
dari udara apabila kelopak mata terbuka dan dari pembuluh darah di
sekitarnya apabila kelopak mata tertutup. Lensa kontak lunak dan keras
yang terbaru didesain sehingga dapat melakukan penyerapan oksigen
pada kornea baik pada kondisi kelopak mata terbuka maupun tertutup.
Namun, hipoksia kornea, infiltrasi subepitel, perubahan pada kurvasi
kornea, dan berbagai reaksi inflamasi dilaporkan pada pemakaian lensa
kontak pada saat tidur.
c) Lama waktu penggunaan lensa kontak
Penggunaan lensa kontak terlalu lama lebih dari delapan jam dalam
sehari, mata berpotensi mengalami kekurangan oksigen. Masalah
penggunaan lensa kontak yang terlalu lama dipengaruhi oleh kadar
transmisi dan permeabilitas oksigen melalui bahan lensa, jenis lensa,
ketebalan lensa, penggantian lensa yang rutin dan pemakaian lensa
secara berulang. Insidens perlekatan mikroba dilaporkan lebih rendah
pada penggunaan lensa silikon hidrogel dengan permeabilitas terhadap

31
oksigen yang tinggi berbanding lensa lunak yang mempunyai
permeabilitas oksigen yang rendah dan digunakan untuk pemakaian
yang lama.
d) Batas waktu penggunaan lensa kontak
Penggunaan lensa kontak tidak dianjurkan melebihi batas
kadaluarsa. Sebagai contoh bila menggunakan lensa kontak masa pakai
1 bulan digunakan dalam jangka waktu 2 bulan, maka akan
meningkatkan deposit lemak dan risiko kontaminasi mikroorganisme
yang dapat mengakibatkan terjadinya iritasi pada mata.11,29

2. Penyebab
Penggunaan lensa kontak dapat berhubungan dengan kejadian iritasi
pada mata, kemerahan, serta penglihatan kabur. Hal ini dapat disebabkan
oleh :
a) Penggunaan lensa kontak yang baru karena mata belum beradaptasi.
b) Penyesuaian lensa kontak terhadap mata yang buruk.
c) Perawatan lensa kontak yang buruk.
d) Kebersihan lensa kontak yang buruk.
e) Penggunaan lensa kontak yang melebihi batas masa pakainya
(kadaluarsa).
f) Penggunaan lensa kontak pada saat berenang atau pada saat tidur.
g) Perendaman lensa kontak dengan menggunakan air kran.
h) Sensitif terhadap cairan lensa kontak (contact lenses solutions) tertentu
beberapa cairan lensa kontak terkadang tidak sesuai dengan beberapa
lensa atau berisi komponen tertentu seperti Thimerosal (20% orang
alergi terhadap zat ini).
i) Benda asing yang menempel pada lensa kontak (membersihkan make
up tanpa melepas lensa kontak terlebih dahulu). Hal ini juga dapat
menyebabkan lecet (goresan) pada permukaan kornea.30
3. Pemakaian Lensa Kontak yang Aman
a) Penggunaan lensa kontak tidak melebihi batas kadaluarsa dan lensa
kontak aman dikenakan selama delapan jam, lebih dari itu mata

32
berpotensi kekurangan oksigen. Sebaiknya, jika telah memakai lensa
kontak sudah sampai delapan jam, segera lepas dan mencucinya.
Setelah itu dapat menggunakannya kembali.
b) Mencuci tangan sebelum menyentuh lensa kontak.
c) Mencuci dan desinfeksi lensa kontak setiap kali setelah pemakaian.
d) Mencuci lensa kontak yang baik dengan solusi serbaguna dan
menggosoknya terlebih dahulu.
e) Tempat lensa kontak dicuci dan dibiarkan kering setiap hari. Seminggu
sekali, tempat lensa kontak didesinfeksi dengan air mendidih.
f) Mengikuti petunjuk perawatan lensa kontak yang diberikan oleh dokter
mata.
g) Membuang cairan yang telah dipakai, tidak diperbolehkan
mempergunakan cairan yang telah dipakai untuk kedua kalinya.
h) Jangan menggunakan cairan saline yang dibuat sendiri.
i) Jangan menyimpan lensa kontak dalam cairan yang tidak steril seperti
air kran.
j) Jangan memakai lensa kontak yang rusak atau sudah lama.
k) Memeriksakan mata secara teratur (minimal setahun sekali).
l) Memeriksakan mata ke dokter mata sebelum menggunakan obat tetes
mata, karena ada obat tetes mata (termasuk yang dijual bebas) yang
dapat berinteraksi dengan lensak kontak.
m) Menghentikan pemakaian lensa kontak segera apabila mata merah atau
tidak nyaman saat memakai lensa kontak.6

33
34
E. Kerangka Teori

F. Kerangka Konsep
Berdasarkan tujuan penelitian di atas maka kerangka konsep dalam
penelitian ini adalah :
KARAKTERISTIK

PENGGUNAAN LENSA KONTAK :


Kejadian Iritasi
‐ Jenis Lensa Kontak yang Mata
Digunakan
‐ Cara Perawatan

35
‐ Lama Waktu Penggunaan dalam
sehari
‐ Batas Waktu Penggunaan
G. Hipotesis
Ada hubungan karakteristik penggunaan lensa kontak dengan kejadian
iritasi mata pada mahasiswa di Universitas Katolik Soegijapranata Semarang
tahun 2012.

36

Anda mungkin juga menyukai