NIM : PO.62.31.3.17.292
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Tulisan ini bertujuan untuk memberikan pengertian pentingnya
menghindari kerusakan bahan pangan dan tetap menjamin kualitas bahan
pangan. Serta aspek penanganan kerusakan bahan pangan agar tetap
memiliki umur simpan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
• Khamir
Khamir mempunyai ukuran 20 mikron atau lebih dan berbentuk bulat atau
lonjong (elips).
2.1.1. Air
Pertumbuhan mikroba tidak pernah terjadi tanpa adanya air. Air dalam
substrat yang dapat digunakan untuk pertumbuhan mikroba biasanya
dinyatakan dengan “water activity” (aw). aw dibedakan dengan RH, aw
digunakan untuk larutan atau bahan makanan, dan RH untuk udara atau
ruangan.
Bakteri perlu air lebih banyak dari kapang dan khamir, serta tumbuh baik
pada aw mendekati satu yaitu pada konsentrasi gula atau garam yang
rendah. aw optimum dan batas terendah untuk tumbuh tergantung dari
macam bakteri, makanan, suhu, pH, adanya oksigen, CO2 dan senyawa-
senyawa penghambat. Pada umumnya kapang membutuhkan aw lebih
sedikit daripada khamir dan bakteri. Setiap kapang mempunyai aw
minimum untuk tumbuh, dan untuk mencegah pertumbuhan kapang
sebaiknya aw diturunkan hingga dibawah 0,62. Khamir membutuhkan air
yang lebih sedikit dibandingkan bakteri, tetapi lebih banyak daripada
kapang. Umumnya batas aw terendah untuk khamir sekitar 0,88– 0,94 .
2.1.2 pH
2.1.4 Oksigen
Enzim yang ada dalam bahan pangan dapat berasal dari mikroba atau
memang sudah ada dalam bahan pangan tersebut secara normal. Enzim ini
memungkinkan terjadinya reaksi kimia dengan lebih cepat, dan dapat
mengakibatkan bermacam-macam perubahan pada komposisi bahan
pangan.
Enzim dapat diinaktifkan oleh panas/suhu, secara kimia, radiasi atau
perlakuan lainnya. Beberapa reaksi enzim yzng tidak berlebihan dapat
menguntungkan, misalkan pada
Parasit bayak ditemukan di dalam daging babi adalah cacing pita, dapat
menjadi sumber kontaminasi pada manusia. Tikus sangat merugikan
karena jumlah bahan yang dimakan, juga kotoran, rambut dan urine tikus
merupakan media untuk bakteri serta menimbulkan bau yang tidak enak.
Udara dan oksigen selain dapat merusak vitamin terutama vitamin A dan
C, warna bahan pangan, flavor dan kandungan lain, juga penting untuk
pertumbuhan kapang. Umumnya kapang adalah aerobik, karena itu sering
ditemukan tumbuh pada permukaan bahan pangan.
2.7. Sinar
4.8. Waktu
BAB III
PEMBAHASAN
Kerusakan bahan pangan memang pastilah akan terjadi baik secara lambat
maupun dalam jangka waktu yang lama, namun dalam ilmu pengemasan
kita di tuntut untuk dapat mengendalikan kerusakan bahan pangan
sehingga bahan pangan dapat memiliki umur simpan yang lebih lama.
Selain itu dalam pengawetan kerusakan bahan pangan tentunya juga
mementingkan unsure yang terkandung dalam bahan pangan agar tetap
terjamin dari segi mineral, vitamin , nutrisi dan nilai gizi, sehingga tetap
aman dan bermanfaat untuk di konsumsi masyarakat.
Bahan pangan dapat dilakukan dengan cara destruksi atau inaktivasi enzim
pangan, misalnya dengan proses blansir dan atau dengan memperlambat
reaksi kimia, misalnya mencegah reaksi oksidasi dengan penambahan anti
oksidan.
2. Pengolahan (pengawetan)
3. Penanganan aseptis
6. Penghilangan Udara
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
b. Setiap bahan pangan memiliki umur simpan baik itu jagka pendek
maupun jangka panjang,maka dari itu perlunya penelitian lebih lajut
tentang kerusakan yang tetjadi baik itu dari mikroba maupun dari jenis
bahan pengemasnya.
DAFTAR PUSTAKA
Yogyakarta.
http://sinarharapan.co/sehat/read/1963/cara-mengawetkan-bahan-
makanan.html
http://lordbroken.wordpress.com/2011/01/10/modified-atmosphere-
packaging-map/