Anda di halaman 1dari 17

Makalah

Asas-asas Manajemen

Dosen : Nilla Wahyuni S. A. P., M. A

Lingkungan Manajerial Internal, Eksternal, Global dan Kultural

Oleh

Kelompok 6 :

Aulia Khairunisa19042107

Azalia Neysa Putri 19042110

Dina Rahma Yeni 19042119

Evis Darmansyah 19042122

Fauzan Rezki Pratama 19042128

Febri Annisa 19042129

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

FAKULTAS ILMU SOSIAL

ILMU ADMINISTRASI NEGARA

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan Rahmat, Karunia serta Taufik
dan Hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik meskipun banyak kekurangan
didalamnya.

Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan kita mengenai Manajer dan Lingkungan Eksternal, Internal, Global dan Kultural. Kami
juga menyadari sepenuhnya bahwa didalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata
sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah
yang telah kami buat dimasa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa
saran yang membangun.

Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya makalah
yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami pribadi maupun orang yang membacanya.
Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata yang kurang berkenan dan kami
mohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan dimasa depan.

Padang, 20 September 2019

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... 2


DAFTAR ISI ..................................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN
 Latar Belakang........................................................................................................ 4
 Rumusan Masalah................................................................................................... 4
 Tujuan..................................................................................................................... 4

BAB II PEMBAHASAN
A. Lingkungan Manajerial Internal................................................................................5
B. Lingkungan Manajerial Eksternal..............................................................................7
C. Lingkungan Manajerial Global.................................................................................13
D. Lingkungan Manajerial Kultural...............................................................................14

BAB III PENUTUP

 Kesimpulan............................................................................................................ 16
 Saran....................................................................................................................... 16
 Daftar Pustaka.......................................................................................................... 17

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Lingkungan manajerial adalah lingkungan internal dan eksternal yang mampu


mempengaruhi kinerja manajer dalam organisasi. Pemikiran manajemen yang paling
mutakhir seperti Manajemen Kontijensi dan Manajemen Kualitas menghendaki
difokuskannya kinerja manajer pada aspek lingkungan yang selalu berubah dan orientasi
pada kepuasan pelanggan.
Lingkungan seorang manajer terdiri atas faktor-faktor yang selalu berubah secara
konstan (tetap). Faktor tersebut dapat berlangsung di lingkup internal juga eksternal
organisasi. Misalnya, jika perusahaan pesaing baru muncul di pasar, otomatis ia akan
mempengaruhi lingkungan manajerial. Jika klien bisnis memindahkan lokasi usaha
mereka, manajer akan merasakan dampaknya. Jika kemajuan teknologi terjadi, metode
bisnis berubah, dan sekali lagi, lingkungan manajerial harus mengadaptasinya
Manajer tidak dapat mengontrol lingkungannya. Namun, manajer dapat mewaspadai
setiap perubahan yang terjadi. Ini akibat setiap perubahan berefek langsung pada
pembuatan keputusan dan tindakan mereka sehari-hari.

B. Rumusan Masalah
1 Apakah yang dimaksud dengan lingkungan Manajerial Internal?
2 Apakah yang dimaksud dengan lingkungan Manajerial Eksternal?
3 Apakah yang dimaksud dengan lingkungan Manajerial Global?
4 Apakah yang dimaksud dengan lingkungan Manajerial Kultural?

C. Tujuan Masalah
1 Untuk mengetahui maksud dari linkungan Manajerial Internal
2 Untuk mengetahui maksud dari lingkungan Manajerial Eksternal
3 Untuk mengetahui maksud dari lingkungan Manajerial Global
4 Untuk mengetahui maksud dari lingkungan Manajerial Kultural

4
BAB II

PEMBAHASAN

1. Linkungan Manajerial Internal

Lingkungan internal berasal dari dalam organisasi dan dimensinya langsung


mempengaruhi kerja seorang manajer. Termasuk ke dalam dimensi ini budaya organisasi,
teknologi produksi, struktur organisasi, dan fasilitas fisik.
Budaya Organisasi. Budaya organisasi adalah seperangkat nilai, keyakinan, pemahaman,
dan norma yang diterapkan oleh anggota organisasi. Budaya organisasi adalah pola nilai dan
asumsi bersama tentang bagaimana segala sesuai dijalankan di dalam organisasi.

Budaya organisasi menempati posisi vital dalam keuntungan kompetitif organisasi.


Budaya organisasi harus cocok dengan kebutuhan lingkungan eksternal dan strategi
perusahaan. Dengan kecocokan ini pekerja dapat membangun komitmen tinggi dan
menghasilkan pekerjaan organisasi dalam kinerja tinggi dan sukar dikalahkan organisasi
lain. Setiap anggota baru yang masuk ke dalam organisasi dapat mempelajari budaya
organisasi sebagai cara paling tepat dalam menafsir, berpikir, dan merasa organisasi
tersebut. Budaya organisasi dapat dikaji lewat 3 tingkatan, di mana makin ke bawah makin
sulit diamati, perhatikan bagan Daft and Marcic di bawah ini:[4]

5
1) Tingkat teratas , artifak, mudah dilihat, didengar, dan diamati. Ia termasuk cara
berpakaian, pola perilaku, simbol fisik, upacara organisasi, dan layout tempat kerja.
Di tingkat yang lebih dalam
2) terdapat nilai dan keyakinan, yang tidak mudah diamati tetapi dapat dideteksi lewat
bagaimana anggota organisasi menjelaskan dan membenarkan apa yang mereka
lakukan. Anggota organisasi memegang nilai dan keyakinan ini dalam alam sadar
mereka. Nilai dan keyakinan bisa dideteksi lewat cerita organisasi, bahasa, dan
simbol-simbol organisasi yang digunakan anggota organisasi.
3) Di tingkat terdalam, terdapat asumsi, sesuatu yang tidak lagi berada di alam sadar
anggota organisasi tetapi terjelma di dalam perilau. Asumsi ini sulit dideteksi karena
ia merupakan esensi dari budaya organisasi yang secara tidak disadari mengarahkan
perilaku dan pembuatan keputusan di dalam organisasi.

Sejumlah perusahaan mungkin berasumsi bahwa pada dasarnya pekerja adalah malas dan
mengeluhkan pekerjaan, sebab itu pekerja selalu diawasi dan diberikan sedikit kebebasan
sementara antar rekan kerja berkembang suasana curiga. Perusahaan lain mungkin berasumsi
pekerja sebenarnya ingin yang terbaik. Di organisasi jenis ini, pekerja diberikan kebebasan
dan tanggung jawab yang lebih besar sementara antar rekan kerja berkembang suasana saling
percaya. Kendati sulit, nilai-nilai dasar yang mencirikan budaya organisasi dapat dideteksi
lewat simbol, cerita, teladan, slogan, dan upacara organisasi. Penjelasan adalah sebagai
berikut:

 Simbol. Simbol adalah obyek, tindakan, atau peristiwa yang memiliki makna bagi
orang lain. Misalnya, bangunan di mana organisasi berdiri dapat bersifat simbolik.
Bentuk atap, bentuk lobby, bentuk sekat, mencerminkan budaya yang berkembang di
dalam organisasi.
 Hikayat. Hikayat adalah cerita nyata yang kerap diulang dan disebarkan kepada para
pekerja. Hikayat diceritakan pada pekerja baru untuk mempertahankan nilai-nilai
utama yang ada. Misalnya, cerita rekor penjualan yang dilakukan pada periode
tertentu, keberhasilan perusahaan memenangkan suatu penghargaan, dan sebagainya.
 Teladan. Teladan adalah figur pekerja yang menjadi contoh bagi tindakan, karakter,
dan model pekerja yang dianggap paling mencerminkan budaya organisasi. Teladan
adalah model pekerja yang harus diikuti pekerja lainnya. Teladan ini bisa bersifat
nyata dan bisa pula rekaan.

6
 Slogan. Slogan adalah kalimat yang mengekspresikan nilai suatu perusahaan atau
organisasi. Misalnya Nokia berslogan “connecting people”, Toshiba “tiada duanya”,
Suzuki “inovasi tiada henti”, Gudang Garam Filter “pria punya selera”, “Bhinneka
Tunggal Ika” dari Negara Kesatuan Republik Indonesia atau “E Pluribus Unum” dari
United States of America.
 Upacara. Upacara adalah aktivitas terencana untuk memperingati peristiwa tertentu.
Manajer memanfaatkan upacara untuk memberi contoh dramatis tentang nilai
perusahaan atau organisasi. Upacara juga bertindak selalu penguatan atas nilai,
memperkuat ikatan antarpekerja.
 Manajemen. Manajemen adalah proses penggunaan sumberdaya organisasi guna
mencapai tujuan organisasi melalui fungsi-fungsi planning, organizing and staffing,
leading, dan controlling.
 Pekerja. Pekerja adalah anggota organisasi yang sehari-hari menjalankan roda
organisasi. Tanpa mereka, organisasi mustahil ada. Pekerja adalah human capital
untuk organisasi. Organisasi menanamkan saham pada pekerja dalam konteks
training, pengalaman, penilaian, intelijensi, hubungan, dan pandangan.[5]

2. Lingkungan Manajerial Eksternal

Lingkungan eksternal adalah elemen di luar batas organisasi yang punya potensi
mempengaruhi perilaku organisasi dan manajerialnya. Lingkungan ini terdiri atas 2 lapisan
yaitu: (1) Lingkungan Umum atau General Environment dan (2) Lingkungan Tugas atau
Task Environment.

a. Lingkungan Umum (General Environment)


Lingkungan Umum adalah lapis terluar lingkungan eksternal yang tidak
langsung berpengaruh terhadap organisasi dan manajemen. Termasuk ke dalamnya
faktor sosiokultural, ekonomi, sosiokultural, teknologi.
Faktor-faktor tersebut tidak secara langsung berpengaruh atas operasi sehari-
hari organisasi, tetapi mereka dapat mempengaruhi seluruh organisasi yang ada di
suatu wilayah (negara). Misalnya, makin tinggi tingkat pendidikan orang tua,
membuat mereka punya uang lebih untuk anak-anaknya, dan salah satunya
permintaan mainan anak meningkat. Situasi ini dieksploitasi perusahaan main
Internasional. Dimensi internasional merpresentasikan peristiwa-peristiwa yang

7
berasal dari negara lain dan mempengaruhi organisasi di suatu negara. an. Di era
globalisasi, dimensi internasional dapat memunculkan kompetitor baru, pelanggan
baru, supplier baru, serta membentuk trend sosial, teknologi, dan ekonomi.
Saat ini, setiap perusahaan dan organisasi harus berkompetisi dalam skala
global. Misalnya, mobil berharga murah dan berkualitas tinggi dari Jepang dan
Korea telah mengubah industri mobil Amerika Serikat secara permanen. Laptop-
laptop murah produk Cina, India, dan Taiwan membanjiri pasar dunia, membuat
produsen-produsen laptop Jepang dan Amerika Serikat mengatur ulang strategi
mereka. Kebab Turki muncul sebagai pesaing baru bisnis MacDonald dan KFC di
negara-negara mayoritas Muslim.
Hal yang paling dramatis dari Dimensi Internasional ini adalah gejala
perpindahan kekuatan ekonomi ke tangan India dan Cina. Secara bersama, kedua
negara ini punya populasi, otak manusia, dan dinamika bisnis kreatif yang mampu
mengubah ekonomi global di abad 21.
Khusus mengenai kekuatan ekonomi Cina. Cina menduduki peringkat 2 dunia
dalam produksi listrik (hanya dikalahkan Amerika Serikat) dengan 3446 milyar
kwh, peringkat 2 dunia sebagai negara eksportir (hanya dikalahkan Uni Eropa)
dengan 1,581 trilyun dollar AS, peringkat 1 dunia untuk cadangan Forex dan Emas
dengan 2,876 trilyun dollar AS, dan peringkat 6 dunia untuk pertumbuhan
pendapatan per tahun sebesar 10,30%. Dan, Cina adalah peringkat 1 dunia dalam hal
tenaga kerja. Pemerintahnya banyak membangun infrastruktur ekonomi yang
ditunjukkan dengan konsumsi 47% semen dunia, 30% batubara dunia, dan 26% baja
mentah dunia tahun 2005.
Dalam konteks Dimensi Internasional ini, seorang manajer sudah bukan lagi
harus mengetahui aspek hukum dan politik di negaranya sendiri. Ia juga harus
mempelajari hukum dan politik yang berlaku di negara lain, termasuk sosiokultural,
ekonomi, legal/politik, dan teknologinya. Ini dibuktikan adanya kenyataan
banyaknya kegiatan ekspor-impor antar negara dan pertukaran tenaga kerja antar
negara, termasuk kegiatan-kegiatan pengembangan sumber daya manusianya seperti
mengirim karyawan untuk sekolah atau mengikuti pelatihan kerja di negara lain.
Teknologi. Dimensi teknologi termasuk ilmu pengetahuan dan kemajuan
teknologi di suatu bidang industri atau masyarakat secara umum. Dimensi ini
banyak mempengaruhi perubahan-perubahan besar atas organisasi aneka industri.
Dua puluh tahun lalu, suatu organisasi paling banter punya 1 PC desktop. Sekarang,

8
mereka sudah dilengkapi jaringan komputer, akses internet, video conferencing,
telepon seluler, website, dan laptop. Bahkan, teknologi tersebut kini sudah jadi
standar harian.
Misal lainnya adalah perkembangan buku digital. Dengan buku digital, orang
tidak perlu “berat” membawa buku ke mana-mana. Cukup mereka membeli
perangkat EbookReader yang sudah banyak disediakan Sony dan Amazon.com di
pasaran, lalu membeli buku-buku dalam bentuk digital. Bisnis ini merupakan rival
potensial bagi penerbit dan toko-toko buku konvensional. Selain itu, teknologi POD
(Print on Demand) memungkinkan setiap orang menjadi penerbit sendiri dan
mengakibatkan penerbit-penerbit konvensional – juga – harus memikirkan ulang
strategi pemasaran mereka.
Sosiokultural. Ia adalah karakteristik demografi (kependudukan) seperti
norma, kebiasaan, dan nilai umum yang berlaku di suatu populasi. Karakteristik
terpenting adalah kepadatan populasi, usia, dan tingkat pendidikan. Karakterik
demografi saat ini menentukan tenaga kerja dan konsumen di masa mendatang.
Negara-negara seperti Zimbabwe, Niger, Uganda, Burundi, Uni Emirat,
Ethiopia, dan Zambia adalah negara-negara dengan rasio kelahiran tinggi. Negara-
negara tersebut adalah penyedia potensial tenaga kerja di masa mendatang.
Sementara itu, negara-negara seperti Bulgaria, Russia, Serbia, Jepang, Jerman, atau
Polandia memiliki rasio pertambahan penduduk yang minus, sehingga terbuka
peluang tenaga kerja dari negara lain untuk masuk ke sana. Produk baju muslim
memiliki peluang lebih besar untuk terjual di negara-negara seperti Indonesia,
Malaysia, Pakistan, dan negara-negara Afrika Utara.
Ekonomi. Dimensi ekonomi mencerminkan kesehatan ekonomi suatu negara
atau wilayah secara umum. Daya beli masyarakat, tingkat pengangguran, dan tingkat
suku bunga, adalah bagian dari dimensi ekonomi ini. Oleh karena organisasi masa
kini cenderung beroperasi di lingkup global, maka dimensi ekonomi semakin
membuat rumit dan banyak menimbulkan ketidakpastian di kalangan manajer.
Misalnya, resesi ekonomi tahun 2000-an dan turunnya daya beli di Amerika Serikat
berakibat pada sektor ekonomi dan mempengaruhi organisasi-organisasi di seluruh
dunia. Sebaliknya, resesi ekonomi di Asia dan Eropa berefek pada bursa saham di
Amerika Serikat.

9
Para ahli teori sistem dari Swiss Federal Institute of Technology yang
berkedudukan di Zurich melakukan suatu riset atas 37 juta perusahaan yang kini
beroperasi di sekujur penjuru dunia serta 43 ribu korporasi transnasional. Hal yang
mengejutkan adalah, perusahaan-perusahaan tersebut ternyata sebagian besar dari 37
juta perusahaan dan 43 ribu korporasi transnasional tersebut saling berhubungan satu
sama lain. Mayoritas perusahaan finansial. Sepuluh perusahaan dengan koneksi
antar perusahaan terbesar tersebut (dari urutan teratas) adalah Barclays plc, Capital
Group Companies Inc, FMR Corporation, AXA, State Street Corporation, JP
Morgan Chase & Co, Legal & General Group plc, Vanguard Group Inc, UBS AG,
dan Merrill Lynch & Co Inc. Salah satu perusahaan Cina, yaitu China Petrochemical
Group Company duduk di posisi 50 besar.[2] Mereka inilah perusahaan yang
sesungguhnya menjalankan perekonomian dunia.
Legal-Politik. Dimensi ini termasuk peraturan pemerintah di tingkat lokal,
provinsi dan pusat. Kegiatan politik kerap pula didesain untuk mempengaruhi
perilaku perusahaan. Indonesia sudah menerapkan UU No. 13 tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan, yang secara eksplisit telah mengatur hak dan kewajiban pengusaha
dan pekerja. Apapun perusahaan yang beroperasi di Indonesia terkena ketentuan
dalam UU tersebut.
Daft dan Marcic menjelaskan, Amerika Serikat menganut sistem kapitalisme
sehingga peraturan yang pemerintah mereka buat sebisa mungkin tidak ikut campur
di dunia bisnis. Mereka hanya membuat aturan main. Namun, negara-negara Uni
Eropa mengadopsi perlindungan konsumen dan lingkungan hidup yang membuat
perusahaan-perusahaan Amerika Serikat terpaksa membayar denda jutaan dollar
bagi pelanggaran yang mereka buat di sana. Misalnya, Hewlett-Packard, Ford Motor
Company, dan General Electric harus membayar ongkos daur ulang sampah hasil
produksi mereka di Eropa.
Selain pemerintah, manajer juga harus mewaspadai kelompok penekan yang
beroperasi di sistem politik untuk mempengaruhi perilaku perusahaan. Perusahaan
rokok menghadapi kelompok-kelompok penekan yang anti rokok karena menganggu
kesehatan. Aktivis lingkungan mengamati limbah pabrikan yang membahayakan
lingkungan dan kesehatan masyarakat. Perusahaan internet dan media lain
menghadapi gerakan sosial antipornografi.

10
b. Lingkungan Tugas (Task Environment)

Lingkungan tugas terdiri atas sektor-sektor yang punya hubungan langsung


atas organisasi. Ini termasuk customer, kompetitor, supplier, dan pasar tenaga
kerja.

Customer. Manusia dan organisasi penikmat hasil produksi organisasi dinamakan


customer. Sebagai penikmat (dan pembayar) output organisasi, customer adalah
penting sebab mereka menentukan keberhasilan organisasi membiayai kehidupan
anggotanya. Pasien adalah customer rumah sakit, siswa adalah customer sekolah,
dan traveller adalah customer perusahaan penerbangan.

Kompetitor. Organisasi lain dalam industri barang atau jasa yang sama disebut
kompetitor. Setiap industri dikarakteristikkan oleh isu-isu persaingan tertentu.
Industri rekaman berbeda dengan industri baja atau farmasi. Perang kompetisi kini
banyak terjadi di seluruh dunia. Dalam dunia teknologi informasi, Amazon
memiliki rival eBay dalam bisnis eCommerce, Intel versus AMD dalam teknologi
mikroprosesor, atau Sony versus Microsoft dalam bisnis piranti games (xbox vs.
PlayStation). Di Indonesia, MetroTV dan TVOne “berperang” dalam bisnis
televisi pemberitaan.

Supplier. Bahan mentah yang digunakan suatu organisasi guna memproduksi


output disediakan oleh supplier. Pabrik baja butuh bijih besi dan uang. Perguruan
tinggi swasta kecil mungkin butuh puluhan rim kertas, spidol, komputer, dan
textbook. Amerika Serikat butuh pasokan minyak mentah tertinggi di dunia yaitu
18,7 juta barrel per hari. Untuk itu, mereka menutupinya dengan mengimpor 9 –
12 juta barrel per hari dari negara lain. Pasokan tersebut datang dari (berturut-
turut) : Kanada sebesar 1,938 juta barrel/hari, Meksiko sebesar 1,096 juta
barrel/hari, Arab Saudi sebesar 989 ribu barrel/hari, Venezuela sebesar 965 ribu
barrel/hari, Nigeria 771 ribu barrel/hari, Angola sebesar 449 ribu barrel/hari, dan
Iraq sebesar 448 ribu barrel/hari.[3]

Pasar Tenaga Kerja. Dimensi ini adalah termasuk mereka-mereka yang potensial
untuk direkrut menjadi tenaga kerja. Setiap organisasi butuh personil terlatih dan

11
berkualitas. Serikat kerja dan asosiasi profesi, merupakan dua organisasi tenaga
kerja yang mampu mempengaruhi pasar kerja setiap organisasi.

Kini pasar tenaga kerja mampu mempengaruhi organisasi akibat dua hal : (1)
meningkatnya permintaan tenaga kerja yang menguasai komputer; (2) pandangan
penting bahwa investasi terus-menerus dalam sumber daya manusia lewat
rekrutmen, pendidikan, dan pelatihan untuk memenuhi tuntutan persaingan di
lingkup global; dan (3) dampak munculnya blok-blok dagang internasional,
otomatisasi, outsourcing, dan perpindahan lokasi pabrik atau produksi, yang
membuat kelangkaan tenaga kerja di satu negara dan kelebihan di tempat lain

Agar lebih mudah dalam memahami lingkungan manajerial internal dan eksternal ini,
baiklah akan dimuat bagan Lingkungan Organisasi dari Richard L. Daft dan Dorothy
Marcic berikut:[1]

Gambar 1 Lingkungan Organisasi versi Daft dan Marcic

Bagan Daft dan Marcic di atas membedakan dua lingkungan yang


berpengaruh terhadap manajerial. Pertama lingkungan luar (eksternal) dan kedua
lingkungan internal.
 Lingkungan internal terdiri atas: Karyawan, Budaya Organisasi, dan Manajemen.
Lingkungan eksternal terdiri atas 2 kategori yaitu Lingkungan Tugas dan
Lingkungan Umum. Lingkungan Tugas (Task Environment) terdiri atas Customer

12
(pelanggan), Kompetitor, Supplier (penyedia bahan produksi), dan Pasar Tenaga
Kerja.
 Lingkungan Umum (General Environment) terdiri atas Teknologi, Sosiokultural,
Ekonomi, Legal/Politik, dan Internasional.
 Lingkungan Tugas (task environment) adalah lapisan lingkungan luar yang paling
dekat dengan organisasi. Ia termasuk sektor-sektor yang melakukan transaksi harian
dengan organisasi dan punya pengaruh langsung pada kinerja dan operasi sehari-
hari perusahaan. Termasuk ke dalam lingkungan ini adalah kompetitor, supplier,
pelanggan (customer), dan pasar tenaga kerja.
 Lingkungan internal terdiri atas elemen-elemen dalam batasan organisasi. Ia terdiri
atas pekerja, manajemen, serta budaya organisasi yang menentukan perilaku para
pekerja dalam beradaptasi dengan lingkungan eksternalnya.

3. Lingkungan Manajerial Global


a. Samuel C.Certo memberikan definisi manajemen internasional adalah aktivitas-
aktivitas manajemen yang melintasi batas-batas wilayah nasional.
b. Morgan mendefinisikan manajemen global sebagai pengaruh yang mempengaruhi
diantara ketiga dimensi aktivitas-aktivitas SDM, tipe-tipe karyawan, dan negara-
negara operasi.
c. Weihrich dan Koontz mengemumakan bahwa studi manajemen internasional
memfokuskan pada operasi perusahaan internasional dinegara-negara tuan rumah
dengan mempertimbangkan masalah-masalah manajerial yang berhubungan dengan
arus orang, barang, jasa dan uang dengan tujuan untuk bisa memanajemeni dengan
baik dalam situasi kondisi yang melibatkan hal-hal diluar batas wilayah nasional.

Perbedaan Manajemen Global antar negara-negara


1. Manajemen Barat (Amerika ), Aspek Positif : Efisien, Disiplin, Sadar akan waktu
dan penghormatan terhadap inisiatif individu. Aspek Negatif : Manusia
diperlakukan seperti mesin, dan masyarakatnya yang konsumtif.
2. Manajemen Jepang, Aspek Positif : Solidaritas terhadap kelompok (perusahaan)
yang tinggi, dedikasi, kesetiaan, disiplin diri, nasionalisme yang tinggi dan
penghormatan terhadap yang lebih senior. Aspek Negatif : opportunities, binatang
ekonomi, sangat tertutup, agak angkuh

13
3. Manajemen Cina, Aspek Positif : memegang teguh janji, ulet, tekun, hormat dan
solidaritas kelompok (suku). Aspek Negatif : kikir, menghalalkan segala cara
untuk mencapai tujuan, tertutup, dan terlal materialis.
4. Manajemen Indonesia
Manajemen indonesia yaitu “Manajemen Pancasila”, dan sebagainya, dengan
rumusan yang mirip antara satu dengan yang lainnya, (Budiman Christiananta,
1994 : 6). Bila secara ekplisit, terpraktekkan dan tertulis belumlah ada, apakah
ada organisasi dan manajemen yang khas Indonesia ? Jawabannya tentu ada Cara
orang tertentu menyusun pekerjaan dan hubungan antara pekerjaannya, pasti
dipengaruhi tidak saja oleh sifat pekerjaan itu sendiri yang mungkin bersifat
universal, tetapi juga oleh cara orang-orang tersebut mengatur hidup pada
umumnya. Sifat pekerjaan bisa saja bersifat universal karena dilandasi teknologi
yang berlaku di mana-mana disebabkan hukum-hukum alam yang mendasari
berlaku umum.

` Namun dapat dipastikan faktor-faktor lainnya seperti kebudayaan, Nilai, norma


kehidupan dan yang lainnya menjadikan cara hidup bangsa-bangsa berbeda antara yang
satu dengan yang lainnya. Perlu juga diperhatikan bahwa tidak hanya cara-cara orang
mengatur pekerjaan dipengaruhi kebudayaannya, tapi kebudayaan berpengaruh kuat pula
pada perilaku pekerjaan. Dari hasil penelitian Budi Paramita (1977) terhadap 172 buah
perusahaan pemerintah dan swasta nasional dan asing tahun 1976 di beberapa kota di
Indonesia (Jakarta, Surabaya, Malang, Madiun, Solo dan Padang) dengan 500 responden
menemukan bahwa umumnya organisasi bisnis Indonesia menurut para manajernya
sendiri dinilai bersifat rutin, formalistik, kurang tersentralisasi, kurang berkomunikasi
tugas, umumnya lebih dikoordinasi melalui rencana daripada saling menyesuaikan
ataupun umpak balik, namun tidak seluruhnya birokratis.

4. Lingkungan Manajerial Kultural

Struktur sosial masyarakat selalu barubah dari satu masa ke masa yang lain. Perubahan
tersebut membawa dampak pada perilaku masyarakat dari waktu ke waktu. Misalnya saja
perubahan masyarakat dari berburu menjadi sampai sekarang (masyarakat modern) yang
juga mengubah perilaku dan orientasi manusia akan lingkungannya. Pada saat masih
berburu masyarakat kuno menggunakan alat-alat tradisional serta memiliki kearifan lokal

14
pada lingkungan sekitarnya. Namun seiring dengan perkembangan sosial yang terjadi
mengakibatkan hilangnya kearifan tersebut akibat perilaku masyarakat yang kurang ramah
terhadap lingkungan. Pada masa pertanian banyak masyarakat yang mulai memburu hewan
dan memusnahkan tumbuhan yang dianggap mengganggu hasil panen. Selain itu dengan
perubahan perilaku ini menimbulkan konflik baru yaitu perebutan hak atas air guna irigasi
dan kepemilikan lahan pertanian yang pada jaman itu belum jelas pembagiannya.

Setelah era pertanian maka muncul revolusi industri yang diawali dengan penemuan
mesin uap pada tahun 1700an yang dimulai dari Inggris. Mesin uap digunakan untuk
pengairan irigasi pertanian dan mesin industri. Mesin ini menggunakan batu bara sebagai
bahan bakar. Batu bara yang dibakar akan menimbulkan gas-gas yang dapat mencemari
udara. Inilah awal dari degradasi lingkungan yang diperbuat oleh manusia ketika awal
penemuan mesin berbahan bakar. Perkembangan teknologi inilah yang menyebabkan
kerusakan lingkungan terus terjadi. Hal ini menunjukan bahwa manusia mulai mengabaikan
lingkungan dan memilih bersikap antrhoposentrisme. Revolusi industri mengakibatkan
terjadinya urbanisasi sehingga terjadi ledakan penduduk di kota yang melebihi daya dukung
kota tersebut.

Perusakan lingkungan menjadi semakin parah ketika ditemukannya moda transportasi


berbahan bakar batu bara dan bensin. Banyak penduduk yang mulai menggunakan
kendaraan bermesin mengakibatkan meningkatnya polusi udara. Selain itu dengan muncul
banyak industri yang kurang ramah lingkungan juga mendukung terjadinya polusi udara
yang mengakibatkan global warming.

15
BAB III

KESIMPULAN

Kesimpulan

Dari materi diatas dapat disimpulkan bahwa manajer semakin dituntut untuk
mengikuti atau menaati hukum dan standar –standar etika masyarakat. Pada waktu yang
sama, perhatian manajer harus dipusatkan pada pemberian tanggapan-tanggapan organisasi
terhadap masalah-masalah sosial.

Setiap organisasi, baik yang berskala besar, menengah, maupun kecil, semuanya akan
berinteraksi dengan lingkungan di mana organisasi tersebut berada. Lingkungan itu sendiri
selalu mengalami perubahan-perubahan sehingga, organisasi yang bisa bertahan hidup adalah
organisasi yang bisa menyesuaikan diri dengan perubahan lingkungan. Lingkungan
organisasi (organizational environment) dapat diartikan sebagai kekuatan-kekuatan yang
mempengaruhi, baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap kinerja organisasi.

Dalam Lingkungan Manajerial juga tak luput dari bagaimana sebuah lingkungan
manajemen itu dapat di jalankan baik meliputi ekternal, internal, global dan kultural. Maka
kita dapat mengetahui dari setiap lingkungan manajemen tersebut mempunyai definisi dan
cara yang berbeda-beda.

Saran

Dengan penulisan makalah ini diharapkan pembacadapat memahami apa itu


lingkungan manajerial ekternal, internal, global maupun kultural.

16
DAFTAR PUSTAKA

1. Richard L. Daft and Dorothy Marcic, Understanding Management (Mason, Ohio: South-
Western Cengage Learning, 2009) p.50.
2. Ibid. p.63.
3. Sandra L. Steen, Human Resources Management, Second Canadian Edition (Toronto:
McGraw-Hill Ryerson, 2009) p.8.
4. Ambarsari M. 2015. Makalah Manajemen Global: INSTITUT AGAMA ISLAM
NEGERI TULUNGAGUNG.
5. Nevriany A. Makalah Manajemen dalam Lingkungan Global.
6. Rizki N. 2010. Lingkungan Kultural.

17

Anda mungkin juga menyukai