H DENGAN ARDS
D. KELAHIRAN BAYI
1. Tanggal : 11/01/2020 Jam : 12.45 wib
2. Jenis Kelamin : Perempuan
3. Kelahiran : Tunggal
4. Cara kelahiran : section secarea
5. Alasan dilakukan tindakan persalinan : Kala I fase aktif + PEB + Hipoalbunemia
6. Plasenta : 500 gram Ukuran 20 cm Kelainan : tidak ada kelainan
7. Tali pusat : 50 cm jumlah pembuluh darah : 20 tonjolan
Kelainan : Tidak ada kelainan
E. NILAI AFGAR
Tanda Menit I Menit 5 Menit 10
Frekuensi jantung 2 2 2
Usaha nafas 1 2 2
Tonus otot 1 1 1
Refleks 1 2 2
Warna kulit 0 1 2
Jumlah 5 8 9
F. TINDAKAN RESUSITASI
1. Apakah bayi menjalani tindakan resusitasi : Ya
2. Alasan resusitasi : Paru belum
matur
3. Jenis resusitasi : VTP(ventilasi
tekanan positif) Bagging
4. Obat-obatan yang dipakai :-
1. Keluhan Utama
Keluhan utama saat pengkajian : Sesak napas
3. Iktisar Persalinan :
Pukul 12.45 wib, klien lahir melalui proses insisi abdomen, dengan tidak segera
menangis. BB lahir 1235 gram, PB lahir 40 cm, Lingkar Kepala 27 cm, Lingkar dada
23 cm, Jenis kelamin Perempuan. Bayi langsung diresusitasi, suction melalui mulut dan
hidung sampai bersih.Injeksi aminophillin Injeksi Neo K diberikan 0,5 ml secara IM
dan obat tetes mata masing-masing 1 tetes, tali pusat dilap kering, bayi kemudian
dimasukkan kedalam incubator untuk diobservasi.
5. Analisa Data
Data Etiologi Diagnosa
DS : - Keidakadekuatan Pola napas tidak efektif
DO : surfaktan/Paru yang
K/U lemah, RR belum matur
60x/I, HR 150 x/i T
37, sianosis (+),
SPO2 88 %,
menggunakan otot
bantu napas ,
retraksi iga (+)
DS : - Peningkatan sekresi Ketidakefektifan bersihan
DO : pulmonal jalan napas
K/U lemah, RR
60x/I, HR 150 x/i T
37, sianosis (+),
SPO2 88 %,
menggunakan otot
bantu napas ,
retraksi iga (+),
ronchi (+), klien
puasa (+)
DS : - Gangguan ventilasi Resiko tinggi penurunan
DO : pulmonal curah jantung
K/U lemah, RR
60x/I, HR 150 x/i T
37, sianosis (+),
SPO2 88 %,
menggunakan otot
bantu napas ,
retraksi iga (+),
ronchi (+), klien
puasa (+)
6. Diagnosa Keperawatan
a. Pola napas tidak efektif berhubungan dengan ketidakadekuatan surfaktan
paru/kondisi paru yang belum matur
b. Peningkatan sekresi pulmonal berhubungan dengan ketidakefektifan bersihan jalan
napas
c. Resiko tinggi penurunan curah jantung berhubungan dengan gangguan ventilasi
pulmonal
7. Intervensi keperawatan
No NOC NIC Rasional
DX
1 Setelah dilakukan 1. Kaji keadaan jalan 1. Untuk
tindakan keperawatan napas mengetahui
3x8 jam pola napas 2. Bersihkan mulut, adanya
klien teratur dengan hidung dan secret sputum/secret
kriteria hasil trakea dijalan napas
Bunyi napas 3. Pertahankan jalan 2. Untuk
terdengar bersih napas yang paten mengetahui
Pernafasan 4. Monitor aliran didaerah paru
dalam batas oksigen mana secret
normal 30-40 5. Monitor respirasi yang lebih
x/i dan status O2 banyak
Ronchi (-) 6. Observasi adanya 3. Untuk
tanda-tanda mengetahui
hipoventilasi keadaan paru
dan didaerah
penumpukan
secret yang
lebih banyak
4. Dapat
mengeluarkan
secret dijalan
pernapasan
untuk
melonggarkan
jalan napas
5. Untuk
memenuhi
kebutuhan
oksigen
pasien
6. Untuk
membantu
melonggarkan
jalan napas
2 Setelah dilakukan 1. Kaji keadaan jalan 1. Untuk
tindakan keperawatan napas mengetahui
3x8 jam diharapkan adanya
terdapat peningkatan sputum/secret
bersihan jalan napas dijalan napas
dengan kriteria hasil 2. Evaluasi pergerakan 2. Untuk
Bunyi napas dada dan auskultasi mengetahui
terdengar bersih suara napas pada didaerah paru
Pernafasan kedua paru mana secret
dalam batas (bilateral) yang lebih
normal 30-40 banyak
x/i, Ronchi (-) 3. Catat karakteristik 3. Untuk
dari suara napas mengetahui
keadaan paru
dan didaerah
penumpukan
secret yang
lebih banyak
4. Lakukan tindakan 4. Dapat
suction mengeluarkan
secret dijalan
pernapasan
untuk
melonggarkan
jalan napas
5. Beri oksigen 2 l/i 5. Untuk
memenuhi
kebutuhan
oksigen
pasien
6. Beri obat 6. Untuk
bronkodilatator membantu
melonggarkan
jalan napas
3 Setelah dilakukan 1. Monitor tanda- 1. Untuk
tindakan keperawatan 3 tanda vital secara mengetahui
x 8 jam diharapkan teratur adanya
tidak terjadi resiko penurunan
penurunan jantung curah jantung
dengan kriteria hasil 2. Lakukan penilaian 2. Untuk
komprehensif untuk mengetahui
Tanda-tanda sirkulasi perifer, aliran
vital dalam seperti CRT, serta sirkulasi
batas normal warna kulit sampai
(RR 30-40 x/i, ekstremitas kedaerah
HR 140 x/i, T perifer
36) 3. Beri oksigen 2 l/i 3. Agar
Sianosis (-) kebutuhan
Apnoe (-) oksigen
Saturasi kejaringan
oksigen 95- dapat tetap
100% terjaga atau
Tidak ada terpenuhi
penurunan 4. Monitor takipnea, 4. Untuk
kesadaran dyspnea dan mengetahui
keletihan bila terjadi
penurunan
curah jantung
8. Implementasi Keperawatan
Waktu Implementasi Evaluasi
18 Januari 2019 Pkl 16.00 wib
Diagnosa I
Pkl 13.00 wib Memonitor pernapasan S:-
pasien RR 60x/i, HR 150 x/I, O : K/U lemah, Temp
T 37, terdapat bantuan otot 37, RR 60 x/I, HR 150
pernapasan, retraksi iga (+), x/I, ronchi (+), retraksi
auskultasi ronchi (+) otot iga (+)
Pkl 13.30 wib Mengkaji jalan napas pasien, A : Masalah belumn
banyak terdapat secret teratasi
Memonitor oksigen yang P: Lanjutkan intervensi
masuk 2 l/i Manajemen jalan
Memberi injeksi aminophilin pernapasan
2 mg/8jam perbolus
9. Implementasi Keperawatan
Waktu Implementasi Evaluasi
20 Januari 2019 Pkl 16.00 wib
Diagnosa I
Pkl 13.00 wib Memonitor pernapasan S:-
pasien RR 67x/i, HR 165 x/I, O : K/U lemah, Temp
T 37, terdapat bantuan otot 37, RR 67 x/I, HR 165
pernapasan, retraksi iga (+), x/I, ronchi (+), retraksi
auskultasi ronchi (+) otot iga (+)
Pkl 13.30 wib Mengkaji jalan napas pasien, A : Masalah belumn
banyak terdapat secret teratasi
Memonitor oksigen yang P: Lanjutkan intervensi
masuk 2 l/i Manajemen jalan
Memberi injeksi aminophilin pernapasan
2 mg/8jam perbolus