Retardasi Mental
Retardasi Mental
- Karakteristik
1. Anak dengan retardasi mental ringan mungkin mengalami deficit dalam performansi substansial saat
sekolah. Kemampuan sosial dan komunikasi mereka mungkin normal atau hampir normal. Mereka kadang
bisa independen atau bergantung pada orang lain.
2. Penelitian menemukan bahwa anak dengan Retardasi Mental itu memiliki kesulitan dalam
mempertahankan informasi dalam STM
3. Murid dengan Retardasi Mental cenderung tidak menggunakan strategi metakognitif atauexecutive
control seperti mengulang dan mengorganisasi informasi. Ketika diajarkan untuk menggunakan beberapa
strategi, performansi mereka yang berhubungan dengan memori dan tugas problem solving mungkin bisa
ditingkatkan.
4. Murid dengan Retardasi Mental belajar pada tingkat yang lebih rendah secara diginifikan daripada dengan
perkembangan belajar murid pada umumnya
5. Murid dengan Retardasi Mental sering terganggu untuk menghadirkan cirri-ciri yang relevan dengan tugas
belajar dan mungkin fokus pada stimulus mengganggu yang tidak relevan. Tambahannya, individu dengan
retardasi mental sering merasa kesulitan dalam mempertahankan atensi
6. Murid dengan Retardasi Mental sering kesulitan dalam menggunakan pengetahuan dan keahlian baru
mereka dalam setting atau situasi yang berbeda dari konteks dimana mereka pertama kali belajar
kemampuan tersebut
7. Beberapa individu dengan Retardasi Mental mengembangkan learned helplessness, sebuah kondisi dimana
seseorang mengharapkan kegagalan dari usahanya.
8. Beberapa individu dengan Retardasi Mental menunjukkan outer-directedness, mereka tampak tidak percaya
terhadap responnya sendiri pada situasi dan bergantung pada orang lain untuk mendampingi dan
menemukan solusi.
9. Individu dengan Retardasi Mental memiliki deficit yang substansial didalam perilaku yang adaptif, yang
ditunjukkan dalam banyak bentuk dan cenderung terjadi di seluruh domain fungsi. Keterbatasan didalam
kemampuan self-care dan hubungan sosial seperti perilaku merupakan karakteristik utama individu dalam
RM.
- Etiologi
Berdasarkan beberapa perspektif, yakni :
Lingkungan, misalnya deprivasi, penganiayaan, dan penelantaran
Prenatal, contohnya : terpapar penyakit atau obat-obatan saat masih didalam kandungan
Perinatal, contohnya : kesulitan dalam proses kelahiran dan persalinan
Postnatal, contohnya : infeksi atau cedera kepala
Mayoritas penelitian tentang penyebab Retardasi Mental difokuskan pada pengaruh-pengaruh biologis.
Pengaruh Genetik :
Salah satunya adalah Down Syndrome. Penyebabnya adalah kemunculan kromosom ke 21 ekstra. Ada kemungkinan
untuk mendeteksi gejala down syndrome ketika masih berada dalam kandungan, melalui proses yang disebut
amniosentris. Dua tipe retardasi mental lainnya yang sering juga dijumpai adalah: Fragile X syndrome (sindroma
kromosom X yang lemah), yang disebabkan abnormalitas kromosomal di ujung kromosom X.
Pengaruh Psikologis dan Sosial :
Anak Retardasi Mental bisa dilihat berbeda dari teman sebayanya yang tidak berkebutuhan khusus saat masuk
sekolah dan mulai gagal mengerjakan tugas-tugas sekolah.
Cultural Familial Retardation, diduga menjadi penyebab hingga 75% kasus Retardasi Mental dan mungkin penyebab
yang paling sedikit dipahami. Individu-individu yang disebabkan oleh faktor ini cenderung menunjukkan skor IQ
pada kisaran RM Ringan dan memiliki keterampilan adaptif yang cukup baik. Merupakan akibat dari kombinasi
antara psikososial dan biologis, meskipun kelanjutannya masih belum dipahami sepenuhnya.
- Intervensi
Penanganan untuk retardasi mental meliputi, penanganan secara biologis, selain itu pencegahan gangguan
perkembangan juga bisa dilakukan. Untuk penaganan secara biologis pada saat ini bukan merupakan pilian yang
viable. Secara umum penanganan terhadap individu-individu retardasi mental parallel dengan penanganan untuk
penderita gangguan retardasi mental pervasive, yang berusaha menngajarkan berbagai keterampilan yang mereka
butuhkan agar bisa menjadi lebih produktif dan mandiri. Bagi individu-individu dengan retardasi mental ringan,
intervensinya serupa dengan intervensi untuk penderita gangguan belajar. Deficit-defisist tertentu diidentifikasi dan
diatasi untuk membantu siswa mengembangkan keterampilan seperti membaca dan menulis, pada saat yang sama,
individu-individu ini sering kali juga membutuhkan dukungan tambahan untuk dapat hidup di masyarakat.
Bagi penderita disabilitas yang berat, sasaran umumnya sama. Tetapi tingkat bantuan yang mereka butuhkan sering
kali lebih ekstensif. Ingat bahwa ekspektasi untun semua orang dengan retardasi mental adalah agar mereka dapat
berpartisipasi dengan cara tertentu dalam kehidupan di masyarakat dan bersekolah dan kelak memiliki pekerjaan,
serta memiliki kesempatan untuk menjalin hubungan sosial yang berarti. Kemajuan di bidang teknologi elektronik
dan pendidikan membuat tujuan ini menjadi realistis, bahkan untuk penderita retardasi mental yang sangat berat.
http://anna-w--fpsi09.web.unair.ac.id/artikel_detail-59563-Psikologi%20-Retardasi%20Mental.html