Anda di halaman 1dari 8

BAB III

UPAYA KESEHATAN YANG TELAH DI LAKSANAKAN DI


WILAYAH KERJA PUSKESMAS MATITI TAHUN 2016

III.1 A.Upaya kesehatan ibu dan anak (KIA)


KIA adalah upaya pelayanan kesehatan berupa pelayanan dan pemeriksaan kesehatan bagi ibu
hamil,ibu nifas,ibu menyusui dan belita melalui pendekatan MTBS.
Tujuannya menurunkan angka kesakitan dan kematian bagi ibu hamil,ibu melahirkan,ibu
nifas,ibu menyusui serta bayi dan balita. Sasaran kegiatan kia:bayi,balita,anak prasekola,ibu
hamil,ibu melahirkan,ibu nifas/menyusui,serta pasangan usia subur dan ibu beresiko tinggi.
Rekapitulasi kesehatan ibu puskesmas matiti kecanmatan doloksanggul
TW I tahun 2016:
KI (jan-maret) : 21,2 %

B.Program KB
Pengertian KB adalah perencanaan kehamilan sehingga kehamilan hanya terjadi pada waktu
yang diinginkan,jarak antara kehamilan di perpanjang dan kelahiran selanjutnya dapat di cegah.
Tujuan:
- meningkatkan penggunaan alat kontrasepsi yang efektif
- menemukan angka kelahiran bayi
- menurunkan angka kematian ibu hamil
- meningkatkan kesehatan masyarakat/keluarga dengan cara penjarangan kehamilan.
Sasaran:
- Pasangan usia subur (PUS)
- Ibu yang mempunyai resiko tinggi
Kegiatan KB:
- Penyuluhan mengenai KB
- Pelayanan kontralepsi
- konsultasi keluarga berencana.
III. 2. Upaya Perbaikan Giti Masyarakat (UPGK)
adalah :
- Usaha keluarga untuk memperbaiki gizi keluarga
- UPGK dilaksanakan oleh keluarga bersama masyarakat dengan binbingan petugas gizi
- UPGK bagian dari pembangunan untuk mencapai keluarga yang bahagia sejahtera.

Kegiatan UPGK adalah:


1. Penyuluhan tentang gizi kepada masyarakat lewat ibu-ibu yang datang ke puskesmas
ataupun posyandu.
2. Penimbangan berat badan bayi dan balita
3. Peningkatan gizi dengan :
a. Pemberian zat besi ibu hamil dan menyusui
b. Pemberian makanan tambahan (MP-ASI)
c. Pemberian vitamin A pada bayi dan balita setiap bulan pebruari dan agustus
d. Memonitor keadaan bayi dan balita serta ibu hamil

UPGK merupakan suatu usaha untuk meningkatkan keadaan gizi masayrakat. Adapun usaha
yang telah dilakukan antara lain :
1. Pemantauan pertumbuhan Balita
2. Pemantauan status gizi (PSG) Balita
3. Distribusi vitamin A pada bayi dan balita pada bulan Februari 2016 pencapaian Vitamin A
bayi sebesar 95,17 % sedangkan vitamin A pada balita 80,22%
4.Monitoring garam beryodium
.
III.3. Program Inmisasi
Merupakan program yang dilakukan dalam rangka pencegahan penyakit menular.
Kegiatan imunisasi yang telah dilakukan terlampir pada tabel 42,tabel 43.

III. 4. Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit menular


Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit menular merupakan suatu usaha untuk
menghilangkan atau merubah cara berpindahnya penyakit menular atau infeksi.
Program ini bertujuan untuk menghubungi angka kesakitan (morbiditas) dan kematian
penduduk (mortalitas) sehingga IMR menurun.

Kegiatan pencegahan dan pemberantasan penyakit menular ini meliputi:


A. Program surveilans
program ini merupakan suatu kegiatan pemantauan penyakit di daerah tertentu dalam
kurun waktu tertentu. Adapun kegiatan ini dapat dilihat dalam tabel 13 (Terlampir)

B. Program TB paru
merupakan upaya yang dilakukan dalam rangka pemberantasan penyakit TB paru.
Adapun kegiatan program ini dapat dilihat pada tabel 7,tabel 8,dan tabel 9.

C . ISPA

D . DIARE

III. 5. Upaya Promosi Kesehatan (PROMKES)


Promosi kesehatan puskesmas adalah upaya puskesmas melaksanakan pemberdayaan kepada
masyarakat untuk mencegah penyakit dan meningkatkan kesehatan setiap individu,keluarga
serta lingkungannya secara mandiri agar berperilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).
Tabel 58,59,60,61
.
Adapun kegiatan yang telah di lakukan adalah:
1. Penyuluhan kesehatan individu,kelompok khusus dan masyarakat yang mencakup :

1. Penyuluhan PHBS `
2. Penyuluhan KIA-KB
3. Penyuluhan Penyakit menular dan Imunisasi
4. Penyuluhan Gizi
5. Penyuluhan Kespro
6. Penyuluhan Manajemen Posyandu
2 . Memasang poster-poster di puskesmas,poskesdes,posyandu.
3 . Membuat jadwal penyuluhan selama setahun,pencacatan,dan pelaporan setiap bulan.

III. 6. Upaya kesehatan lingkungan


Tujuanya untuk memperbaiki mutu lingkungan hidup yang dapat menjami kesehatan
melalui kegiatan pencegahan penyakit dan pengawasan lingkungan.

Kegiatan yang dilakukan yaitu:


- Pemeriksaan Tempat - Tempat Umum (TTU)
- Pemeriksaan tempat pengelolaan makanan (TPM)
- Pemeriksaan kantin sekolah
- Penyediaan sarana air bersih dan Jamban sehat
- Penyuluhan tentang kesehatan lingkungan
- Pencatatan dan pelaporan

III. 7 Upaya Pengobatan


A. Upaya pelayanan kesehatan dasar
Adalah segala bentuk pelayanan kesehatan yang bertujuan untuk menghentikan perjalanan
suatu penyakit pada seseorang.

Tujuan Pengobatan adalah:


1.Mencegah kematian
2.Mengurangi penderitaan pasien
3.Mencegah dan membatasi kecacatan
4.Melakukan status rujukan
Upaya pelayanan kesehatan dasar yang telah dilaksanakan di Puskesmas matiti berupa:
pelayanan rawat jalan,.

Adapun kegiatan tersebut telah dilaksanakan di tingkat:


1.Puskesmas induk
2.Poskesdes
3.Posyandu

Kunjungan pasien menurut kelompok umur Puskesmas. Matiti tahun 2016


Data (tabel 55)

B. Pelayanan Kesehatan Rujukan


Melaksanakan pelayanan rujukan lanjutan berupa:
1.Rujukan pasien umum
2.Rujukan pasien askes
3.Rujukan pasien Jamkesmas
4.Rujukan pasien Jamkesda

C. Pelayanan kefarmasian dan alat kesehatan, berupa:


1.Pengawasan obat
2.Inventarisasi obat
3.Pencatatan dan pelaporan obat psikotropika

UPAYA KESEHATAN PENGEMBANGAN

A. Upaya Kesehatan Sekolah (UKS)


UKS yang dilaksanakan Puskemas Matiti , seperti:
1.Pendataan siswa SD,SMP,SMA,PAUD.
2.Peyuluhan
Peyuluhan yang diberikan di sekolah antara lain :
1.peyuluhan kesehatan lingkungan
2.peyuluhan HIV-AIDS dan NAPZA
3.Peyuluhan Gizi
4.Penjaringan Anak Sekolah
3. Imunisasi
. Memberikan imunisasi DT kepada murid kelas I, imunisasi TT kepada murid kelas II dan III,
campak pada siswa kelas I.
4. Pembinaan UKS dan Dokter Kecil.

B.Upaya kesehatan gigi dan mulut

Upaya kesehatan gigi dan mulut di puskesmas adalah upaya kesehatan gigi dasar yang ditujukan
kepada individu, keluarga dan masyarakat di wilayah kerja puskesmas dengan prioritas kelompok
masyarakat yang rawan terhadap penyakit gigi dan mulut.

Kegiatan yang dilakukan berupa kegiatan di dalam dan di luar gedung.


Di dalam gedung dilaksanakan di Poli Gigi yaitu:

-Pencabutan gigi
-Pengobatan
-Peyuluhan kesehatan gigi dan mulut
-Rujukan ke RS (Rumah Sakit) pada kasus yang berat

Kegiatan yang dilaksanakan di luar gedung yaitu usaha Kesehatan Gigi Sekolah /UKGS,terdiri
dari:
-Pemeriksaan gigi
-Peyuluhan kesehatan gigi dan mulut
-Sikat gigi bersama
-Pencabutan gigi susu

C. Upaya kesehatan jiwa.


Adalah Upaya kesehatan secara khusus yang dilaksanakan petugas Puskesmas dengan dukungan
peran serta masyarakat.
Tujuannya adalah : Tercapainya derajat kesehatan jiwa yang optimal bagi seluruh masyarakat

D.Upaya kesehatan usia lanjut


Dalam melaksanakan program Kesehatan Usia Lanjut Puskesmas Matiti sudah mempunyai 21
buah Posyandu lansia di 19 desa binaan Puskesmas Matiti.
BAB IV
SITUASI DERAJAT KESEHATAN DI WILAYAH KERJA UPT PUSKESMAS MATITI TAHUN 2016

4.1. MORTALITAS (ANGKA KEMATIAN)

Pada Trimester I tahun 2016, Jumlah kematian di wilayah kerja Puskesmas Matiti berdasarkan
laporan data kematian dari SP2TP dari semua Usia sebanyak 20 Jiwa, terdiri dari Laki-laki 12 Jiwa
dan Perempuan 8 Jiwa.

a. Angka kematian bayi (AKB)

Peyebab kematian bayi karena beberapa faktor yaitu:


-berat badan bayi lahir rendah (BBLR)
-Asfiksia
-ISPA
-Lainnya

Untuk tahun 2016 pada Trimester I,di laporkan ada I(satu) `kematian Bayi di wilayah kerja
Puskesmas Matiti.

b. Angka kematian balita (AKABA)


Tidak ada di laporkan kematian balita pada Trimester I di Tahun 2016.

C. Angka kematian ibu (AKI)


Tidak ada di laporkan kematian ibu pada trimester I di tahun 2016.

4.2. MORBIDITAS ( ANGKA KESAKITAN)

Morbiditas (angka kesakitan), dapat menjadi tolak ukur bagaimana keadaan derajat kesehatan di
wilayah kerja Puskesmas Matiti di Trimester I Tahun 2016.
Jumlah kunjungan pasien berobat, rujukan selama trimester I tahun 2016 sebanyak 2.659
kunjungan, sudah mencakup kunjungan pasien ke Poskesdes di wilayah kerja Puskesmas.

Berikut, klasifikasi 10 penyakit terbesar pada Pasien Rawat Jalan di Puskesmas Matiti pada
Trimester I tahun 2016.

NO JENIS PENYAKIT JUMLAH KUNJUNGAN %


1 ISPA 375
2 HT(Hypontensi) 362
3 Dyspesia 263
4 Canmon cold(c.c) 210
5 Rhenatoid arthristis(R.A) 204
6 Gastristis 174
7 Penyakit lain pada saluran penapasan 143
bawah
8 Diare 95
9 DERNATITUS 91
10 HIPOTENSI 69
JUMLAH 1986

Untuk menggambarkan angka kesakitan di wilayah Kerja Puskesmas Matiti Tahun 2016,di
Trimester 1 berikut situasi beberapa Penyakit yang dikelompokkan ke dalam penyakit menular
(communicable diseases) , Penyakit menular yang dapat dicegah dengan Imunisasi (PD31),Penyakit
Potensial KLB / Wabah serta penyakit tidak menular (non communicable diseases).
1.Penyakit menular (conmunicable diseases)
a.Malaria :
Tidak ditemukan kasus malaria selama trimester 1tahun 2016.
b.TB Paru
Jumlah kasus baru BTA (+) Trimester I tahun 2016 yang ditemukan di wilayah kerja
Puskesmas Matiti Sebanyak 8 orang.Dari 8 jumlah kasus TB Paru BTA (+) yang ditemukan ,
semuanya mendapatkan pengobatan. Angka kesembuhan ( Cure Rate) dan angka pengobatan
lengkap (complete rate) dari 8 kasus TB Paru BTA (+) yang ditemukan , didapatkan 5 angka
keberhasilan pengobatan (success rate) penderita TB Paru BTA (+).

c .ISPA.
Upaya pemberantasan penyakiti infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) lebih difokuskan
pada upaya penemuan secara dini tata laksana kasus yang cepat dan tepat terhadap penderita
pneumonia Balita yang ditemukan .Upaya ini dikembangkan melalui suatu Manajemen terpadu
dalam Penanganan Balita Sakit (MTBS).
d.HIV/AIDS
Tidak ada ditemukan kasus HIV/AIDS diwilayah kerja pukesmas matiti pada trimester 1 tahun
2016.
e.KUSTA
Tidak ada kasus.
f.Penyakit menular yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD31)
Seperti: difteri ,pertusis , tetanus neonatorum / non neonatorum campak polio, hepatisis B
Tidak ada kasus

2. Penyakit Potensial KLB/ Wabah


Antara lain
- Diare
Selama di Trimester I tahun 2016 , Jumlah Pasien diare yang ditangani sebanyak 125 kasus
- DBD
Tidak ada kasus selama Trisemester I tahun 2016
- Frambusia
Tidak ada kasus selama Trisemester I tahun 2016
- Filariasis
Tidak ada kasus selama Trisemester I tahun 2016
- Malaria
Tidak ada kasus selama Trisemester I tahun 2016
4.3. Status Gizi Masyarakat

Masalah gizi yang paling utama ,yakni

1. Balita dengan kurang energi protein (KEP)


2. Kurang vit –A
3. Gangguan akibat kurang Yodium (GAKY)

4.3.1 , Balita dengan KEP


Status gizi Balita di ukur berdasarkan umur ,berat, badan dan tinggi badan. Balita dengan
KEP, dapat diukur berdasarkan 3 pengukuran ,yaitu:Tinggi badan per umur (TB/U), berat
badan per tinggi badan (BB/TB),dan berat badan per umur (BB/U).
Pada Trimestes I tahun 2016, kasus Gizi buruk pada balita yang ditemukan di wilayah kerja
Puskesmas Matiti adalah sebanyak 3 orang dan mendapat perawatan.

4.3.2 . Kurang vitamin A.


Kapsul vitamin A diberikan 2x setahun, pada bulan Februari dan Agutus,sejak anak berusia
6 Bulan Kapsul Biru (Dosis 100.000 IU) di beri untuk bayi (6-11 Bulan, dan kapsul merah
(Dosis 200.000 IU) di berikan untuk anak umur 12-59 bulan.
Pada Trimester I di tahun 2016, dari Jumlah bayi Umur 6-11 sebanyak 307orang, yang
mendapat Vit A Biru sebanyak 287 Orang . Anak Balita Umur 12-59 Bulan yang mendapat
vit-A sebanyak 2.,089 orang dari jumlah Balita keseluruhan 2.261.orang.
4.3.3. GAKY
Tidak ditemukan.
Tujuan umum dari kegiatan monitoring garam beryodium adalah terlaksananya pemantauan
untuk memperoleh gambaran berkala tentang cakupan konsumsi garam beryodium yang
memenuhi syarat layak konsumsi di Masyarakat .

KEADAAN LINGKUNGAN

Indikator yang perlu dinilai dalam menggambarkan keadaan lingkungan yaitu Persentase
Rumah sehat, Persentase Rumah tangga memiliki akses terhadap air bersih,Persentase rumah
Tangga yang memiliki sarana sanitasi Dasar.
A. Rumah sehat
Adalah bangunan tempat tinggal yang memenuhi syarat kesehatan,yaitu memiliki jamban sehat
sarana air bersih,tempat pembuangan sampah,sarana pembuangan air limbah,ventilasi rumah
yang baik,kepadatan hunian rumah yang sesuai dengan lantai rumah tidak terbuat dari tanah.Dari
7.197 rumah yang ada, jumlah rumah yang memenuhi syarat sebanyaknya 3.820(53%),rumah
yang dibina 810 rumah (11%),rumah dibina memenuhi syarat 399 rumah (10%)
B. Persentase rumah tangga memiliki akses terhadap air minum .
Berdasarkan data yang ada, jumlah rumah yang memiliki akses sumber air minum yang bukan
jaringan perpiaan sebanyak 3420, yang memenuhi syarat sebanyak 3090.
Sedangkan rumah yang memiliki akses sumber air jaringan perpipaan sebanyak 1.293,yang
memenuhi syarat 985.
Grafik jumlah rumah tangga yang memiliki akses sumber air bersih di wilayah kerja
Puskesmas Matiti Trimester Itahun 2016.

985
: Akses bukan perpipaan
1293 3420
: Akses bukan perpipaan yang
memenuhi syarat

: Akses dengan jaringan perpipaan


3090
: Akses dengan jaringan perpipaan
yang memenuhi syarat
AKSES TERHADAP FASILITAS SANITASI YANG LAYAK JAMBAN SEHAT

Jenis Sarana Jamban di wilayah kerja Puskesmas Matiti tahun 2016.

1. Komunal
Jumlah sarana : 667
Yang memenuhi syarat : 457

2. Leher angsa
Jumlah sarana : 3700
Yang memenuhi syarat : 3279

3. Plengsengan
Jumlah sarana : 294
Yang memenuhi syarat : 279

4. Cemplung
Jumlah sarana : 1866
Yang memenuhi syarat : 1.351

Akses Sanitasi layak di Wilayah kerja Puskesmas Matiti tahun 2016 terdapat Sebanyak
30.698 (92%).

Anda mungkin juga menyukai