Prosedur Tetap Menghadapi Gempa Bumi dan Tsunami SDN 3 Tembeng Putik 1
DAFTAR ISI
Daftar Istilah ………………………………………………………………………………………………………………. ii
Pendahuluan ……………………………………………………………………………………………………………… 1
Prosedur Tetap Sebelum Terjadi Bencana …………………………………………………………………. 2
Prosedur Tetap Saat Terjadi Bencana ………………………………………………………………………… 4
Prosedur Tetap Setelah Terjadi Bencana…………………………………………………………………… 7
Penutup …………………………………………………………………………………………………………………….. 8
Lampiran ……………………………………………………………………………………………………………………. 9
1. Bagan Prosedur Tetap Sebelum Terjadi Bencana …………………………………………… 9
2. Bagan Prosedur Tetap Saat Terjadi Bencana …………………………………………………… 12
3. Bagan Prosedur Tetap Sebelum Terjadi Bencana ……………………………………………. 15
Prosedur Tetap Menghadapi Gempa Bumi dan Tsunami SDN 3 Tembeng Putik i
DAFTAR ISTILAH
1. Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu
kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau
non alam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia,
kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis.
2. Risiko Bencana adalah potensi kerugian yang ditimbulkan akibat bencana pada suatu
wilayah dalam kurun waktu tertentu yang dapat berupa kematian, luka, sakit, jiwa terancam,
hilangnya rasa aman, mengungsi, kerusakan atau kehilangan harta, dan gangguan kegiatan
masyarakat.
3. Bahaya adalah suatu situasi, kondisi, atau karakteristik biologis, geografis, sosial, ekonomi,
politik, budaya dan teknologi suatu masyarakat di suatu wilayah untuk jangka waktu
tertentu yang berpotensi menimbulkan korban dan kerusakan.
4. Ancaman adalah suatu kejadian atau peristiwa yang bisa menimbulkan bencana.
5. Kerentanan adalah kondisi yang menurunkan kemampuan seseorang untuk menyiapkan diri,
bertahan hidup, atau merespon bahaya/ancaman.
6. Pengurangan Risiko Bencana adalah konsep dan praktik mengurangi risiko bencana melalui
upaya sistematis untuk menganalisa dan mengelola faktor-faktor penyebab dari bencana
termasuk dengan dikuranginya paparan terhadap ancaman, penurunan kerentanan manusia
dan properti, pengelolaan lahan dan lingkungan yang bijaksana, serta meningkatkan
kesiapsiagaanan terhadap kejadian yang merugikan.
7. Kesiapsiagaan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk mengantisipasi bencana
melalui pengorganisasian serta melalui langkah yang tepat guna dan berdaya guna.
8. Peringatan Dini adalah kegiatan pemberian peringatan sesegera mungkin dari hasil analisis
dari lembaga di tingkat pusat kepada lembaga yang berwenang di daerah tentang
kemungkinan terjadinya bencana pada suatu tempat.
9. Badan Nasional Penanggulangan Bencana, disingkat BNPB adalah badan pemerintah
nasional yang mengkoordinir penanggulangan bencana di daerah.
10. Badan Penanggulangan Bencana Daerah, yang selanjutnya disingkat dengan BPBD, adalah
badan pemerintah daerah yang melakukan penyelenggaraan penanggulangan bencana di
daerah.
11. Prosedur Tetap adalah deskripsi terstruktur yang disepakati oleh seluruh pihak terkait
tentang siapa berbuat apa pada saat kapan, dimana, mengapa dan bagaimana metode
pelaksanaannya.
12. Alat Bantu Komunikasi adalah seluruh peralatan yang mampu menerima dan
menyampaikan informasi tentang informasi yang dikeluarkan secara resmi oleh lembaga
yang berwenang.
13. Tanggap darurat bencana adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan dengan segera pada
saat kejadian bencana untuk mengurangi dampak buruk yang ditimbulkan, yang meliputi
kegiatan penyelamatan dan evakuasi korban, harta benda, pemenuhan kebutuhan dasar,
perlindungan pengurusan pengungsi, penyelamatan serta pemulihan prasarana dan sarana.
14. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (disingkat BMKG), sebelumnya bernama
Badan Meteorologi dan Geofisika (disingkat BMG) adalah Lembaga Pemerintah Non
Kementrian di Indonesia yang mempunyai tugas melaksanakan tugas pemerintahan di
bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika.
Prosedur Tetap Menghadapi Gempa Bumi dan Tsunami SDN 3 Tembeng Putik ii
15. Bahaya adalah suatu kejadian atau peristiwa yang mempunyai potensi untuk menimbulkan
kerusakan, kehilangan jiwa manusia dan kerusakan lingkungan.
16. Bencana adalah suatu peristiwa yang disebabkan oleh alam atau karena ulah manusia yang
dapat terjadi secara tiba - tiba atau perlahan-lahan yang dapat menyebabkan hilangnya jiwa
manusia, kerusakan harta benda dan lingkungan serta melampaui kemampuan dan
sumberdaya masyarakat untuk menanggulanginya.
18. Kerentanan adalah kondisi atau karakteristik biologis, geografis, sosial, ekonomi, politik,
budaya dan teknologi suatu masyarakat di suatu wilayah untuk jangka waktu yang mengurangi
kemampuan masyarakat tersebut untuk mencegah, meredam, mencapai kesiapan dan
menanggapi bahaya tertentu.
19. Kesiapsiagaan adalah upaya yang dilakukan untuk mengantisipasi bencana melalui
pengorganisasian dan langkah - langkah yang efektif dan efisien.
20. Pencegahan adalah upaya yang dilakukan untuk mencegah terjadinya bencana dan jika
mungkin dengan meniadakan bahaya
21. Mitigasi Upaya yang dilakukan untuk mengurangi dampak bencana, baik secara fisik structural
melalui pembuatan bangunan-bangunan fisik maupun non-fisik structural melalui perundang-
undangan dan peningkatan kapasitas.
22. Peringatan Dini adalah upaya untuk memberikan tanda peringatan bahwa bencana
kemungkinan akan segera terjadi yang menjang-kau masyarakat.
23. Tanggap Darurat upaya yang dilakukan segera pada saat kejadian bencana untuk
menanggulangi dampak yang ditimbulkan terutama berupa penyelamatan korban dan harta
benda, evakuasi dan pengungsian, memenuhi kebutuhan dasar serta pemulihan sarana dan
prasarana.
24. Badan Penanggulangan Bencana Daerah yang disingkat dengan BPBD, adalah Badan
Pemerintah Daerah yang melakukan penyelenggaraan penanggulangan bencana di daerah.
25. Stndar Opersional Prosedur (SOP) atau Prosedur Tetap (Protap) adalah diskripsi yang
terstruktur dan disepakai oleh seluruh pihak terkait tentang siapa melakukan apa ketika
sebelum, saat, dan sesudah terjadi bencana
26. Komite Bencana dan Keamanan Sekolah yang disingkat dengan KBKS, adalah
Kelembagaan Sekolah yang menjaga keamanan sekolah dan warganya dari bencana selama
melakukan aktifitas di Sekolah.
27. Tim Siaga Bencana Sekolah yang disingkat dengan TSBS, adalah Kelembagaan Sekolah
yang melakukan koordinasi kepada pihak terkait sebelum, saat dan sesudah terjadi bencana
ketika melaksanakan aktifitas disekolah atau hari libur yang disepakati melakukan aktifitas di
sekolah
Prosedur Tetap Menghadapi Gempa Bumi dan Tsunami SDN 3 Tembeng Putik
PENDAHULUAN
Kabupaten Lombok Timur dikenal sebagai salah satu kabupaten yang rawan terhadap bencana
geologi atau bencana alam seperti gempa bumi, banjir, tanah longsor dan gunung letusan gunung
berapi. Selain itu kompleksitas kondisi demografi, sosial dan ekonomi di Kabupaten Lombok Timur
yang berkontribusi pada tingginya tingkat kerentanan siswa sekolah dasar khususunya dan masyarakat
umumnya terhadap bahaya bencana, serta minimnya kapasitas komunitas sekolah dan masyarakat
dalam menangani bencana yang menyebabkan tingginya risiko bencana di Kabupaten Lombok Timur.
Untuk mengurangi korban jiwa di komunitas sekolah saat menjalankan proses belajar mengajar dan
harta benda bagi masyarakat, salah satu usaha yang dapat dilakukan adalah dengan memberikan
pemahaman yang benar kepada komunitas sekolah tentang bencana alam dan bencana sosial sebagai
salah satu bentuk usaha mitigasi bencana.
Dari sekian banyak usaha mitigasi, salah satu usaha yang dianggap paling efektif dan strategis adalah
melalui pembelajaran atau pelatihan kepada komunitas sekolah. Pendidikan merupakan sarana efektif
untuk membangun perilaku komunitas sekolah dalam menghadapi bencana, dalam hal ini dengan
melibatkan komunitas sekolah, wali murid dan komite sekolah.
Dalam hal ini upaya strategis untuk meningkatkan partisipasi komunitas sekolah khususnya dalam
penanggulangan dan pengurangan resiko bencana melalui peningkatan kemampuan komunitas
sekolah dalam hal ini Komunitas Siaga Bencana Sekolah untuk mengurangi risiko bencana. Logikanya
komunitas sekolah yang berada di sekitar sekolah yang wilayahnya rentan ancaman bencana
merupakan subyek utama yang harus mampu menolong dirinya sendiri pertama kali ketika terjadi
bencana, sementara bantuan luar hanyalah sebagai faktor pendukung yang sifatnya meringankan
beban mereka. Oleh karena itu peningkatan kapasitas (pengetahuan, kemampuan dan keterampilan)
menjadi penting untuk dilakukan dalam kerangka pengurangan resiko terhadap bencana.
Didalam memberikan perlindungan terhadap komunitas sekolah , dipandang perlu membuat Prosedur
Tetap (ProTap) peringatan dini dan evakuasi. Adapun prosedur ini dibuat untuk memberikan panduan
yang jelas bagi komunitas sekolah agar dapat bertindak secara cepat berdasarkan satu komando, satu
aturan dan satu organisasi sehingga tidak terjadi panic ketika terjadi bencana.
Prosedur Tetap Menghadapi Gempa Bumi dan Tsunami SDN 3 Tembeng Putik
PROSEDUR TETAP SEBELUM TERJADI BENCANA
Indikator Keberhasilan
1. Adanya kegiatan penguatan kapasitas tentang pengelolaan risiko bencana.
2. Adanya kegiatan penilaian tingkat kerentanan bangunan sekolah.
3. Adanya kegiatan pembangunan atau rehabilitasi bangunan sekolah yang tahan terhadap gempa.
4. Adanya sistem informasi peringatan dini dan evakuasi.
5. Adanya upaya perlindungan sarana dan prasarana di sekolah agar saat terjadi bencana tidakada
benda-benda yang jatuh. roboh atau terbakar.
Kegiatan
1. Kenali potensi bencana alam di lingkungan sekolah kita
Potensi bencana alam apa yang terjadi di wilayah Sekolah . Khusus untuk bencana gempa
bumi, cari informasi apakah wilayah tempat sekolah kita berada di dalam zone bahaya atau
zona aman terhadap gempa. Kalau sekolah kita berada pada zone gempa, maka kita harus
mengembangkkan prosedur tetap menghadapi bencana gempa bumi. Kalau gempa yang ada
itu berpotensi tsunami, maka prosedur tetap yang dikembangkan adalah menghadapi
gempa bumi yang berpotensi tsunami.
Prosedur Tetap Menghadapi Gempa Bumi dan Tsunami SDN 3 Tembeng Putik
3. Tentukan Tempat Aman dan Tempat yang Harus Dihindari dan Jalur Evakuasi
Menentukan tempat aman dan tempat yang harus dihindari di setiap ruangan kelas dan
lingkungan.
Tempat aman di dalam ruangan: di bawah meja atau di bawah kusen pintu.
Tempat yang harus dhindari: kaca jendela, perabotan yang
tinggi dan berat yang dapat jatuh, tiang bendera, tiang listrik, pohon.
Menentukan tempat aman dan jalur evakuasi harus dilakukan terintegrasi dengan
masyarakat di satu kawasan tempat sekolah itu berada.
4. Simulasi Secara Rutin Prosedur Tetap Peringatan Dini dan Evakuasi Menghadapi Bencana
Berlatih untuk jatuh, berlindung di tempat yang menjadi “tempat aman”
tadi, misalnya dengan langsung menempati posisi di bawah meja atau di bawah
kusen sambil melindungi kepala dengan tas.
Latihan simulasi secara teratur mininmal 6 bulan sekali.
Informasikan rencana simulasi ini pada orangtua siswa, masyarakat lingkungan
sekitar agar mereka semua mengetahui apa yang harus dilakukan bila terjadi gempa.
5. Amankan sarana dan prasarana sekolah agar saat bencana terjadi tidak jatuh atau tidak
memicu kebakaran
Rapatkan ke dinding barang-barang seperti lemari, rak buku dan angkurkan ke
dinding.
Kencangkan atau paku yang kuat perabotan yang menggantung, seperti lampu
gantung, lukisan dan sebagainya dan jauhkan barang-barang tersebut dari tempat
siswa duduk.
Ikat barang – barang yang kemungkinan bisa jatuh, seperti : komputer, buku-buku,
dan sebagainya.
Simpanlah barang barang pecah belah di dalam laci lemari agar tidak hancur
kemana-mana bila jatuh.
6. Persiapkan Sarana dan Perlengkapan Evakuasi dan Tanggap darurat
Periksa ketersediaan sarana evakuasi dan tanggap darurat, seperti: radio jinjing dan
batere, lampu senter dan batere, obat-obatan P3K, tissue, kain lap/handuk, selimut,
makanan kering, air kemasan, pakaian.
Periksa secara rutin fungsi dari peralatan yang ada.
Prosedur Tetap Menghadapi Gempa Bumi dan Tsunami SDN 3 Tembeng Putik
PROSEDUR TETAP SAAT TERJADI BENCANA
Indikator Keberhasilan
1. Terlaksananya proses evakuasi pada saat gempa bumi secara aman, lancar dan tertib.
2. Setiap warga sekolah dapat menyelamatkan diri saat terjadi gempa dan tsunami.
3. Tim Siaga Bencana melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya.
MAKA
Segera melaksanakan evakuasi dengan tertib dari titik kumpul menuju sambil
Seluruh Warga tetap melindungi kepala dengan menggunakan tas/alat lain dan hindari lewat atau
Sekolah berhenti di tiang bendera, bangunan, pohon, dan yang mungkin dapat runtuh,
hindari juga laboratorium yang dapat terbakar.
Guru yang sedang Melakukan pendataan terhadap majelis guru, pegawai Tata Usaha, Penjaga
Piket Sekolah, dan Warga Sekolah lainnya.
Dokter Kecil dan Melakukan tindakan penyelamatan dan penanganan darurat jika ada korban yang
PMR luka atau tertimpa bangunan.
Prosedur Tetap Menghadapi Gempa Bumi dan Tsunami SDN 3 Tembeng Putik
Mencari Informasi tentang gempa yang terjadi apakah berpotensi tsunami/tidak
dengan menggunakan alat komunikasi yang ada (HP, Telepon, Radio, dll).
Informasi bisa diperoleh dari BMKG (Badan Metereologi,Klimatologi dan
Geofisika) atau media yang lain seperti: Pusdalops BPBD Kabupaten Lombok Timur
Seluruh Warga Berlari dengan membawa tas perlengkapan menuju titik kumpul melalui jalur
Sekolah evakuasi yang akan dilewati.
Guru Piket Mengusahakan sebaik mungkin agar seluruh proses evakuasi berjalan dengan baik
-
Mencari informasi tambahan tentang kondisi terakhir dan tempat-tempat
yang aman untuk dilalui melalui alat komunikasi yang ada
Tim Siaga
- Menyampaikan informasi yang diperoleh tersebut kepada rantai komando
Bencana Sekolah secara lisan/melalui alat komunikasi yang ada untuk mengambil tindakan
selanjutnya
Anggota tim siaga Mendirikan Posko Informasi dan Komunikasi untuk mendata nama dan siswa
bencana dan yang ada di tempat evakuasi dan kondisi siswa yang besangkutan serta nama dan
pramuka kelas siswa yang belum diketemukan.
Anggota Tagana dan Mendirikan tenda (jika memungkinkan) untuk Posko Informasi, Posko Kesehatan,
relawan, Tempat Pengungsian, dan Dapur Umum
Media Mendokumentasikan aktivitas semua pengungsi di tempat evakuasi.
TSBS, tagana,
Pemdes, TSBD, Evakuasi dan mencatat informasi terkait proses evakuasi dan peringatan dini
PMI, TOMA, yang diperoleh melalui HP, radio komunikasi, internet dan sarana komunikasi
Depsos lainnya.
TSBS, tagana,
Pemdes, TSBD,
PMI, TOMA, Ikut mendirikan Posko Kesehatan untuk Warga Sekolah dan Warga Masyarakat.
Depsos
Relawan, PMI,
KSBS/TSBS
LSM, Tagana Bersama dengan warga masyarakat mendirikan dapur umum.
Pemdes/Masyarakat
Tetap tenang dan tetap berada di tempat evakuasi sampai informasi pengakhiran
Seluruh Warga
bahaya gempa atau tsunami dikeluarkan oleh BMKG / pengumuman resmi dari
Sekolah
pemerintah melalui alat komunikasi yang ada.
Prosedur Tetap Menghadapi Gempa Bumi dan Tsunami SDN 3 Tembeng Putik
PROSEDUR TETAP SETELAH GEMPA
(SETELAH DINYATAKAN AMAN OLEH PIHAK BERWENANG)
Indikator Keberhasilan
1. Warga sekolah yang menjadi korban sudah ditangani dengan baik di Puskesmas atau Rumah
Sakit.
2. Warga sekolah dapat pulih dan melanjutkan kegiatan belajar mengajar secara normal
kembali.
3. Bangunan dan lingkungan sekolah dapat difungsikan kembali untuk kegiatan belajar
mengajar.
4. Adanya kegiatan untuk melakukan perkuatan bangunan sekolah yang hancur agar tahan
terhadap gempa.
Kegiatan inti:
Melakukan Tanggap Darurat : penanganan korban, pencarian orang yang belum
diketemukan, pengamanan keadaan sekolah dan lingkungan, pembuatan laporan kondisi
sarana dan prasarana yang masih tersisa, dan membuat posko pengungsian.
Melakukan Upaya Pemulihan: mengurangi penderitaan, mengembalikan kondisi seperti
semula menjadi lebih baik , dan menciptakan lingkungan sekolah yang aman di masa depan.
KSBS/TSBS, Relawan, Pemdes, Tagana, dan Masyarakat: Verifikasi data Koordinasi tindak
lanjut dengan pemerintah terkait untuk penagnan lebih lanjut
Prosedur Tetap Menghadapi Gempa Bumi dan Tsunami SDN 3 Tembeng Putik
PENUTUP
Prosedur Tetap Menghadapi Gempa dan Tsunami ini dibuat untuk memberikan panduan bagi
seluruh warga sekolah agar dapat bertindak secara cepat dan tepat guna.
Prosedur ini diharapkan dapat dipahami oleh seluruh warga SDN 3 Tembeng Putik, baik melalui
diskusi maupun melalui simulasi sehingga dapat meminimalisir kepanikan dan korban jiwa pada saat
terjadi gempa bumi dan tsunami.
Mengesahkan
Mamben, …………………………………………………………….
Prosedur Tetap Menghadapi Gempa Bumi dan Tsunami SDN 3 Tembeng Putik
LAMPIRAN
1. Bagan Prosedur Tetap Sebelum Terjadi Bencana
Persiapan Sistem Peringatan Dini dan Evakuasi
Apa?APA SIAPA DENGAN SIAPA KAPAN BAGAIMANA
Secepatnya! Sebelum
Pertukarkan nomor telepon
Kembangkan sistem terjadi gempa.
BMKG dan media (Koran, Sekolah/Kepala Sekolah dengan BMKG
informasi dan koordinasi Komite Bencana dan Perbarui nama kontak dan
Radio, Televisi) dan atau media untuk peringatan gempa
peringatan dini tentang Keamanan Sekolah nomor telepon BMKG,
Lingkungan setempat dan kerjasama kesiapsiagaan
bahaya gempa. Media, dan Lingkungan
menghadapi bencana.
secara berkala.
Pilih alat peringatan / alarm yang
Sepakati cara komunikasi
akrab.
antara lingkungan dengan
Ketua Komite Bencana dan Secepatnya! Sebelum Sepakati bunyi saat awal dan akhir
sekolah mengenai kode Lingkungan setempat
Keamanan Sekolah terjadi gempa. gempa.
peringatan dini bila ada
Tentukan siapa yang akan
informasi gempa dari BMKG.
membunyikan alarm
Identifikasi tempat-tempat
aman baik di dalam kelas, Ketua Tim Siaga Bencana Orang tua siswa dan Secepatnya! Sebelum Libatkan perwakilan dari seluruh warga
lingkungan sekolah dan Sekolah lingkungan setempat terjadi gempa. sekolah, termasuk siswa.
lingkungan setempat.
Segera! Sebelum
Sepakati tanda-tanda dan Ketua Tim Siaga Bencana bencana terjadi.
jalur evakuasi menuju ke Sekolah
Orang tua siswa dan Sosialisasikan rambu dan Libatkan perwakilan dari semua warga
tempat berkumpul dengan jalur evakuasi, tempat sekolah, orang tua siswa dan lingkungan
lingkungan setempat
lingkungan setempat dan kumpul bersama orang setempat
orang tua. tua secara rutin, setiap 6
bulan.
Bebaskan jalur evakuasi dari
Komunikasikan hasil pemeriksaan
benda-benda yang dapat Anggota Tim Siaga Bencana Lakukan secara rutin
Penjaga Sekolah kepada Ketua Komite Bencana dan
mengganggu proses Sekolah minimal 1 kali per minggu.
Keselamatan
evakuasi.
Prosedur Tetap Menghadapi Gempa Bumi dan Tsunami SDN 3 Tembeng Putik 9
Persiapan Tanggap Darurat
Apa?APA SIAPA DENGAN SIAPA KAPAN BAGAIMANA
Secepatnya! Sebelum Libatkan seluruh warga sekolah untuk
Pelatihan P3K Kepala TU Puskesmas dan atau PMI terjadi bencana. berlatih P3K, khususnya bagi Tim Siaga
Bencana
Libatkan seluruh warga sekolah untuk
Secepatnya! Sebelum
Pelatihan pengendalian melakukan apa yang harus dilakukan
Kepala TU Dinas Pemadam Kebakaran terjadi bencana.
kebakaran untuk mengendalikan kebakaran dan apa
yang tidak boleh dilakukan.
Berlatih secara rutin
Ketua Komite Bencana dan Anggota Tim Siaga Bencana Lakukan secara rutin Lakukan simulasi, lalu refleksikan hasilnya
menjalankan sistem
Keamanan Sekolah Sekolah minimal 6 bulan sekali. untuk perbaikan
peringatan dini dan evakuasi.
Periksa secara rutin:
apakah alat-alat Lakukan pembelian sesuai dengan
Mempersiapkan peralatan
berfungsi atau tidak kebutuhan.
P3K (alat pemadam
Anggota TU Pramuka, relawan Ketersediaan obat- Periksa persediaan alat dan obat-
kebakaran, termasuk
obatan termasuk obatan
makanan dan minuman)
makanan dan minuman Periksa kadaluarsa.
yang awet.
Prosedur Tetap Menghadapi Gempa Bumi dan Tsunami SDN 3 Tembeng Putik 10
Pemeriksaan dan Perbaikan Gedung Sekolah dan Lingkungan agar Tetap Aman
Apa?APA SIAPA DENGAN SIAPA KAPAN BAGAIMANA
Prosedur Tetap Menghadapi Gempa Bumi dan Tsunami SDN 3 Tembeng Putik 11
2. Bagan Prosedur Tetap Saat terjadi Gempa
Saat getaran gempa bumi dirasakan
Apa?APA SIAPA KAPAN DIMANA BAGAIMANA
Prosedur Tetap Menghadapi Gempa Bumi dan Tsunami SDN 3 Tembeng Putik 12
Saat gempa bumi selesai dirasakan
Apa?APA SIAPA KAPAN DIMANA BAGAIMANA
Prosedur Tetap Menghadapi Gempa Bumi dan Tsunami SDN 3 Tembeng Putik 13
3. Bagan Prosedur Tetap Setelah Terjadi Gempa
Tanggap darurat
Apa?APA SIAPA KAPAN DIMANA BAGAIMANA
Prosedur Tetap Menghadapi Gempa Bumi dan Tsunami SDN 3 Tembeng Putik 14
Pemulihan
Apa?APA SIAPA KAPAN DIMANA BAGAIMANA
Prosedur Tetap Menghadapi Gempa Bumi dan Tsunami SDN 3 Tembeng Putik 15