Anda di halaman 1dari 19

PROSEDUR TETAP SDN 3 TEMBENG PUTIK

MENGHADAPI GEMPA BUMI DAN TSUNAMI

Prosedur Tetap Menghadapi Gempa Bumi dan Tsunami SDN 3 Tembeng Putik 1
DAFTAR ISI
Daftar Istilah ………………………………………………………………………………………………………………. ii
Pendahuluan ……………………………………………………………………………………………………………… 1
Prosedur Tetap Sebelum Terjadi Bencana …………………………………………………………………. 2
Prosedur Tetap Saat Terjadi Bencana ………………………………………………………………………… 4
Prosedur Tetap Setelah Terjadi Bencana…………………………………………………………………… 7
Penutup …………………………………………………………………………………………………………………….. 8
Lampiran ……………………………………………………………………………………………………………………. 9
1. Bagan Prosedur Tetap Sebelum Terjadi Bencana …………………………………………… 9
2. Bagan Prosedur Tetap Saat Terjadi Bencana …………………………………………………… 12
3. Bagan Prosedur Tetap Sebelum Terjadi Bencana ……………………………………………. 15

Prosedur Tetap Menghadapi Gempa Bumi dan Tsunami SDN 3 Tembeng Putik i
DAFTAR ISTILAH
1. Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu
kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau
non alam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia,
kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis.
2. Risiko Bencana adalah potensi kerugian yang ditimbulkan akibat bencana pada suatu
wilayah dalam kurun waktu tertentu yang dapat berupa kematian, luka, sakit, jiwa terancam,
hilangnya rasa aman, mengungsi, kerusakan atau kehilangan harta, dan gangguan kegiatan
masyarakat.
3. Bahaya adalah suatu situasi, kondisi, atau karakteristik biologis, geografis, sosial, ekonomi,
politik, budaya dan teknologi suatu masyarakat di suatu wilayah untuk jangka waktu
tertentu yang berpotensi menimbulkan korban dan kerusakan.
4. Ancaman adalah suatu kejadian atau peristiwa yang bisa menimbulkan bencana.
5. Kerentanan adalah kondisi yang menurunkan kemampuan seseorang untuk menyiapkan diri,
bertahan hidup, atau merespon bahaya/ancaman.
6. Pengurangan Risiko Bencana adalah konsep dan praktik mengurangi risiko bencana melalui
upaya sistematis untuk menganalisa dan mengelola faktor-faktor penyebab dari bencana
termasuk dengan dikuranginya paparan terhadap ancaman, penurunan kerentanan manusia
dan properti, pengelolaan lahan dan lingkungan yang bijaksana, serta meningkatkan
kesiapsiagaanan terhadap kejadian yang merugikan.
7. Kesiapsiagaan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk mengantisipasi bencana
melalui pengorganisasian serta melalui langkah yang tepat guna dan berdaya guna.
8. Peringatan Dini adalah kegiatan pemberian peringatan sesegera mungkin dari hasil analisis
dari lembaga di tingkat pusat kepada lembaga yang berwenang di daerah tentang
kemungkinan terjadinya bencana pada suatu tempat.
9. Badan Nasional Penanggulangan Bencana, disingkat BNPB adalah badan pemerintah
nasional yang mengkoordinir penanggulangan bencana di daerah.
10. Badan Penanggulangan Bencana Daerah, yang selanjutnya disingkat dengan BPBD, adalah
badan pemerintah daerah yang melakukan penyelenggaraan penanggulangan bencana di
daerah.
11. Prosedur Tetap adalah deskripsi terstruktur yang disepakati oleh seluruh pihak terkait
tentang siapa berbuat apa pada saat kapan, dimana, mengapa dan bagaimana metode
pelaksanaannya.
12. Alat Bantu Komunikasi adalah seluruh peralatan yang mampu menerima dan
menyampaikan informasi tentang informasi yang dikeluarkan secara resmi oleh lembaga
yang berwenang.
13. Tanggap darurat bencana adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan dengan segera pada
saat kejadian bencana untuk mengurangi dampak buruk yang ditimbulkan, yang meliputi
kegiatan penyelamatan dan evakuasi korban, harta benda, pemenuhan kebutuhan dasar,
perlindungan pengurusan pengungsi, penyelamatan serta pemulihan prasarana dan sarana.
14. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (disingkat BMKG), sebelumnya bernama
Badan Meteorologi dan Geofisika (disingkat BMG) adalah Lembaga Pemerintah Non
Kementrian di Indonesia yang mempunyai tugas melaksanakan tugas pemerintahan di
bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika.

Prosedur Tetap Menghadapi Gempa Bumi dan Tsunami SDN 3 Tembeng Putik ii
15. Bahaya adalah suatu kejadian atau peristiwa yang mempunyai potensi untuk menimbulkan
kerusakan, kehilangan jiwa manusia dan kerusakan lingkungan.

16. Bencana adalah suatu peristiwa yang disebabkan oleh alam atau karena ulah manusia yang
dapat terjadi secara tiba - tiba atau perlahan-lahan yang dapat menyebabkan hilangnya jiwa
manusia, kerusakan harta benda dan lingkungan serta melampaui kemampuan dan
sumberdaya masyarakat untuk menanggulanginya.

17. Ancaman adalah suatu peristiwa yang bisa menimbulkan bencana

18. Kerentanan adalah kondisi atau karakteristik biologis, geografis, sosial, ekonomi, politik,
budaya dan teknologi suatu masyarakat di suatu wilayah untuk jangka waktu yang mengurangi
kemampuan masyarakat tersebut untuk mencegah, meredam, mencapai kesiapan dan
menanggapi bahaya tertentu.

19. Kesiapsiagaan adalah upaya yang dilakukan untuk mengantisipasi bencana melalui
pengorganisasian dan langkah - langkah yang efektif dan efisien.

20. Pencegahan adalah upaya yang dilakukan untuk mencegah terjadinya bencana dan jika
mungkin dengan meniadakan bahaya

21. Mitigasi Upaya yang dilakukan untuk mengurangi dampak bencana, baik secara fisik structural
melalui pembuatan bangunan-bangunan fisik maupun non-fisik structural melalui perundang-
undangan dan peningkatan kapasitas.

22. Peringatan Dini adalah upaya untuk memberikan tanda peringatan bahwa bencana
kemungkinan akan segera terjadi yang menjang-kau masyarakat.

23. Tanggap Darurat upaya yang dilakukan segera pada saat kejadian bencana untuk
menanggulangi dampak yang ditimbulkan terutama berupa penyelamatan korban dan harta
benda, evakuasi dan pengungsian, memenuhi kebutuhan dasar serta pemulihan sarana dan
prasarana.

24. Badan Penanggulangan Bencana Daerah yang disingkat dengan BPBD, adalah Badan
Pemerintah Daerah yang melakukan penyelenggaraan penanggulangan bencana di daerah.

25. Stndar Opersional Prosedur (SOP) atau Prosedur Tetap (Protap) adalah diskripsi yang
terstruktur dan disepakai oleh seluruh pihak terkait tentang siapa melakukan apa ketika
sebelum, saat, dan sesudah terjadi bencana

26. Komite Bencana dan Keamanan Sekolah yang disingkat dengan KBKS, adalah
Kelembagaan Sekolah yang menjaga keamanan sekolah dan warganya dari bencana selama
melakukan aktifitas di Sekolah.

27. Tim Siaga Bencana Sekolah yang disingkat dengan TSBS, adalah Kelembagaan Sekolah
yang melakukan koordinasi kepada pihak terkait sebelum, saat dan sesudah terjadi bencana
ketika melaksanakan aktifitas disekolah atau hari libur yang disepakati melakukan aktifitas di
sekolah

Prosedur Tetap Menghadapi Gempa Bumi dan Tsunami SDN 3 Tembeng Putik
PENDAHULUAN
Kabupaten Lombok Timur dikenal sebagai salah satu kabupaten yang rawan terhadap bencana
geologi atau bencana alam seperti gempa bumi, banjir, tanah longsor dan gunung letusan gunung
berapi. Selain itu kompleksitas kondisi demografi, sosial dan ekonomi di Kabupaten Lombok Timur
yang berkontribusi pada tingginya tingkat kerentanan siswa sekolah dasar khususunya dan masyarakat
umumnya terhadap bahaya bencana, serta minimnya kapasitas komunitas sekolah dan masyarakat
dalam menangani bencana yang menyebabkan tingginya risiko bencana di Kabupaten Lombok Timur.
Untuk mengurangi korban jiwa di komunitas sekolah saat menjalankan proses belajar mengajar dan
harta benda bagi masyarakat, salah satu usaha yang dapat dilakukan adalah dengan memberikan
pemahaman yang benar kepada komunitas sekolah tentang bencana alam dan bencana sosial sebagai
salah satu bentuk usaha mitigasi bencana.

Dari sekian banyak usaha mitigasi, salah satu usaha yang dianggap paling efektif dan strategis adalah
melalui pembelajaran atau pelatihan kepada komunitas sekolah. Pendidikan merupakan sarana efektif
untuk membangun perilaku komunitas sekolah dalam menghadapi bencana, dalam hal ini dengan
melibatkan komunitas sekolah, wali murid dan komite sekolah.

Dalam hal ini upaya strategis untuk meningkatkan partisipasi komunitas sekolah khususnya dalam
penanggulangan dan pengurangan resiko bencana melalui peningkatan kemampuan komunitas
sekolah dalam hal ini Komunitas Siaga Bencana Sekolah untuk mengurangi risiko bencana. Logikanya
komunitas sekolah yang berada di sekitar sekolah yang wilayahnya rentan ancaman bencana
merupakan subyek utama yang harus mampu menolong dirinya sendiri pertama kali ketika terjadi
bencana, sementara bantuan luar hanyalah sebagai faktor pendukung yang sifatnya meringankan
beban mereka. Oleh karena itu peningkatan kapasitas (pengetahuan, kemampuan dan keterampilan)
menjadi penting untuk dilakukan dalam kerangka pengurangan resiko terhadap bencana.

Didalam memberikan perlindungan terhadap komunitas sekolah , dipandang perlu membuat Prosedur
Tetap (ProTap) peringatan dini dan evakuasi. Adapun prosedur ini dibuat untuk memberikan panduan
yang jelas bagi komunitas sekolah agar dapat bertindak secara cepat berdasarkan satu komando, satu
aturan dan satu organisasi sehingga tidak terjadi panic ketika terjadi bencana.

Prosedur Tetap Menghadapi Gempa Bumi dan Tsunami SDN 3 Tembeng Putik
PROSEDUR TETAP SEBELUM TERJADI BENCANA
Indikator Keberhasilan
1. Adanya kegiatan penguatan kapasitas tentang pengelolaan risiko bencana.
2. Adanya kegiatan penilaian tingkat kerentanan bangunan sekolah.
3. Adanya kegiatan pembangunan atau rehabilitasi bangunan sekolah yang tahan terhadap gempa.
4. Adanya sistem informasi peringatan dini dan evakuasi.
5. Adanya upaya perlindungan sarana dan prasarana di sekolah agar saat terjadi bencana tidakada
benda-benda yang jatuh. roboh atau terbakar.

Kegiatan
1. Kenali potensi bencana alam di lingkungan sekolah kita
Potensi bencana alam apa yang terjadi di wilayah Sekolah . Khusus untuk bencana gempa
bumi, cari informasi apakah wilayah tempat sekolah kita berada di dalam zone bahaya atau
zona aman terhadap gempa. Kalau sekolah kita berada pada zone gempa, maka kita harus
mengembangkkan prosedur tetap menghadapi bencana gempa bumi. Kalau gempa yang ada
itu berpotensi tsunami, maka prosedur tetap yang dikembangkan adalah menghadapi
gempa bumi yang berpotensi tsunami.

2. Kerjasama dengan pihak-pihak lain untuk penguatan kapasitas dan kesiapsiagaan


menghadapi bencana, serta mengembangkan sistem peringatan dini dan evakuasi
 Sekolah bekerja sama dengan Lingkungan Setempat, Media dan BMKG, PMI, Puskesmas
dan Dinas Pemadaman Kebakaran untuk membangun sistem komunikasi dan koordinasi
dalam hal peringatan dini, evakuasi , dan tanggap darurat.
 Sekolah bekerja sama dengan BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika)
untuk meningkatkan akses informasi tanda peringatan dini bahaya gempa.
 Sekolah bekerjasama dengan media selain untuk memberikan informasi kepada sekolah
tentang tanda peringatan juga memberitakan situasi dan kondisi sekolah baik sebelum
terjadi gempa, saat gempa maupun setelah terjadi gempa.
 Sekolah bekerja sama dengan lingkungan setempat untuk menyepakati tempat aman
untuk evakuasi, jalur evakuasi, dan rambu-rambu yang terintegrasi dengan
wilayah sekolah itu berada (Tingkat Kelurahan/Kecamatan).
 Sekolah bekerja sama dengan Puskesmas dan atau Palang Merah Indonesia
untuk pelatihan P3K.
 Sekolah bekerja sama dengan Dinas Pemadaman Kebakaran untuk melatih
cara mengendalikan kebakaran (Apa yang harus dilakukan dan apa yang
tidak boleh dilakukan saat terjadi kebakaran).

Prosedur Tetap Menghadapi Gempa Bumi dan Tsunami SDN 3 Tembeng Putik
3. Tentukan Tempat Aman dan Tempat yang Harus Dihindari dan Jalur Evakuasi
Menentukan tempat aman dan tempat yang harus dihindari di setiap ruangan kelas dan
lingkungan.
 Tempat aman di dalam ruangan: di bawah meja atau di bawah kusen pintu.
 Tempat yang harus dhindari: kaca jendela, perabotan yang
tinggi dan berat yang dapat jatuh, tiang bendera, tiang listrik, pohon.
Menentukan tempat aman dan jalur evakuasi harus dilakukan terintegrasi dengan
masyarakat di satu kawasan tempat sekolah itu berada.

4. Simulasi Secara Rutin Prosedur Tetap Peringatan Dini dan Evakuasi Menghadapi Bencana
 Berlatih untuk jatuh, berlindung di tempat yang menjadi “tempat aman”
tadi, misalnya dengan langsung menempati posisi di bawah meja atau di bawah
kusen sambil melindungi kepala dengan tas.
 Latihan simulasi secara teratur mininmal 6 bulan sekali.
 Informasikan rencana simulasi ini pada orangtua siswa, masyarakat lingkungan
sekitar agar mereka semua mengetahui apa yang harus dilakukan bila terjadi gempa.

5. Amankan sarana dan prasarana sekolah agar saat bencana terjadi tidak jatuh atau tidak
memicu kebakaran
 Rapatkan ke dinding barang-barang seperti lemari, rak buku dan angkurkan ke
dinding.
 Kencangkan atau paku yang kuat perabotan yang menggantung, seperti lampu
gantung, lukisan dan sebagainya dan jauhkan barang-barang tersebut dari tempat
siswa duduk.
 Ikat barang – barang yang kemungkinan bisa jatuh, seperti : komputer, buku-buku,
dan sebagainya.
 Simpanlah barang barang pecah belah di dalam laci lemari agar tidak hancur
kemana-mana bila jatuh.
6. Persiapkan Sarana dan Perlengkapan Evakuasi dan Tanggap darurat
 Periksa ketersediaan sarana evakuasi dan tanggap darurat, seperti: radio jinjing dan
batere, lampu senter dan batere, obat-obatan P3K, tissue, kain lap/handuk, selimut,
makanan kering, air kemasan, pakaian.
 Periksa secara rutin fungsi dari peralatan yang ada.

Prosedur Tetap Menghadapi Gempa Bumi dan Tsunami SDN 3 Tembeng Putik
PROSEDUR TETAP SAAT TERJADI BENCANA
Indikator Keberhasilan
1. Terlaksananya proses evakuasi pada saat gempa bumi secara aman, lancar dan tertib.
2. Setiap warga sekolah dapat menyelamatkan diri saat terjadi gempa dan tsunami.
3. Tim Siaga Bencana melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya.

Kondisi: Bila terjadi gempa bumi dengan ciri-ciri


1. Berlangsung terus menerus lebih dari 1 menit.
2. Getarannya sangat kuat hingga kita tidak bisa berdiri seimbang, dan atau
3. Getarannya merusak struktur bangunan.

MAKA

Menyelamatkan diri ke luar bangunan menuju Titik Kumpul (Jika


Memungkinkan) sambil tetap melindungi kepala dengan menggunaka tas/alat
lain agar tidak kejatuahn benda-benda yang berbahaya. Setelah sampai di Titik
Kumpul membentuk lingkaran dan membaca doa
Seluruh Warga
Sekolah
Jika tidak memungkikan keluar dari bangunan, berlindung di titik-titik aman
(di bawah meja yang kokoh atau kusen pintu) sambil tetap melindungi kepala
dengan menggunakan tas/alat lain. Ketika gempa mulai reda, segera keluar
dari bangunan menuju titik kumpul.
KONDISI

Kondisi: Gempa Bumi Selesai Dirasakan


GEMPA BUMI SELESAI DIRASAKAN
MAKA

Segera melaksanakan evakuasi dengan tertib dari titik kumpul menuju sambil
Seluruh Warga tetap melindungi kepala dengan menggunakan tas/alat lain dan hindari lewat atau
Sekolah berhenti di tiang bendera, bangunan, pohon, dan yang mungkin dapat runtuh,
hindari juga laboratorium yang dapat terbakar.

Melaksanakan pendataan terhadap jumlah siswa di Titik Kumpul untuk melihat


Guru yang
apakah seluruh siswa yang masuk pada hari itu selamat atau ada yang menjadi
Sedang Mengajar
korban.

Guru yang sedang Melakukan pendataan terhadap majelis guru, pegawai Tata Usaha, Penjaga
Piket Sekolah, dan Warga Sekolah lainnya.

Membantu menenangkan siswa dengan berdoa bersama hingga mendapatkan


Guru Agama
instruksi lebih dari Pihak Sekolah (Rantai Komando)

Dokter Kecil dan Melakukan tindakan penyelamatan dan penanganan darurat jika ada korban yang
PMR luka atau tertimpa bangunan.

Prosedur Tetap Menghadapi Gempa Bumi dan Tsunami SDN 3 Tembeng Putik
Mencari Informasi tentang gempa yang terjadi apakah berpotensi tsunami/tidak
dengan menggunakan alat komunikasi yang ada (HP, Telepon, Radio, dll).
Informasi bisa diperoleh dari BMKG (Badan Metereologi,Klimatologi dan
Geofisika) atau media yang lain seperti: Pusdalops BPBD Kabupaten Lombok Timur

Informasi yang diperoleh disampaikan kepada Rantai Komando secara


lisan/telepon/HP yang memungkinkan untuk digunakan saat itu untuk diambil
tindakan selanjutnya.
Piket Siaga - Melakukan tindakan penyelamatan dan penanganan darurat jika ada korban
Bencana yang terluka tertimpa bangunan
- Mencari informasi tentang gempa yang terjadi apakah berpotensi aka nada
gempa susulan dengan menggunakan seluruh moda komunikasiyang ada dan
mungkin ( HT, HP, Radio dll)
- Informasi bisa diperoleh langsung dari lembaga resmi deteksi dini (BMKG)
atau melalui media interface seperti (Pusdalops BBPBD Kota Selong: 161.550
MHz, RAPI NTB: 143.500 MHz dan Ciris Centre Pramuka Peduli Bencana:
145.320 MHz

Rantai Komando SDN 3 Tembeng Putik


1. Ketua Komite siaga bencana dan Keamanan Sekolah
2. Guru Kelas 1 s/d Kelas VI
3. Guru Olah Raga
4. Guru Piket
5. Guru Agama
Rantai Komando
6. Penjaga Sekolah
Setelah mendapatkan informasi, maka rantai komando memberikan perintah
evakuasi melalui toa/pengeras suara. Perintah yang disampaikan:
Gempa Susulan akan tiba tidak berpotensi tsunami Diharapkan seluruh warga
sekolah untuk tetap tenang dan waspada. Seluruh siswa agar segera evakuasi ke
tempat evakuasi.

Seluruh Warga Berlari dengan membawa tas perlengkapan menuju titik kumpul melalui jalur
Sekolah evakuasi yang akan dilewati.

Guru Piket Mengusahakan sebaik mungkin agar seluruh proses evakuasi berjalan dengan baik
-
Mencari informasi tambahan tentang kondisi terakhir dan tempat-tempat
yang aman untuk dilalui melalui alat komunikasi yang ada
Tim Siaga
- Menyampaikan informasi yang diperoleh tersebut kepada rantai komando
Bencana Sekolah secara lisan/melalui alat komunikasi yang ada untuk mengambil tindakan
selanjutnya

Kondisi: Saat Berada di Tempat Evakuasi


Prosedur Tetap Menghadapi Gempa Bumi dan Tsunami SDN 3 Tembeng Putik
MAKA

Anggota tim siaga Mendirikan Posko Informasi dan Komunikasi untuk mendata nama dan siswa
bencana dan yang ada di tempat evakuasi dan kondisi siswa yang besangkutan serta nama dan
pramuka kelas siswa yang belum diketemukan.

Anggota Tagana dan Mendirikan tenda (jika memungkinkan) untuk Posko Informasi, Posko Kesehatan,
relawan, Tempat Pengungsian, dan Dapur Umum
Media Mendokumentasikan aktivitas semua pengungsi di tempat evakuasi.
TSBS, tagana,
Pemdes, TSBD, Evakuasi dan mencatat informasi terkait proses evakuasi dan peringatan dini
PMI, TOMA, yang diperoleh melalui HP, radio komunikasi, internet dan sarana komunikasi
Depsos lainnya.

TSBS, tagana,
Pemdes, TSBD,
PMI, TOMA, Ikut mendirikan Posko Kesehatan untuk Warga Sekolah dan Warga Masyarakat.
Depsos

Relawan, PMI,
KSBS/TSBS
LSM, Tagana Bersama dengan warga masyarakat mendirikan dapur umum.
Pemdes/Masyarakat

Tetap tenang dan tetap berada di tempat evakuasi sampai informasi pengakhiran
Seluruh Warga
bahaya gempa atau tsunami dikeluarkan oleh BMKG / pengumuman resmi dari
Sekolah
pemerintah melalui alat komunikasi yang ada.

Prosedur Tetap Menghadapi Gempa Bumi dan Tsunami SDN 3 Tembeng Putik
PROSEDUR TETAP SETELAH GEMPA
(SETELAH DINYATAKAN AMAN OLEH PIHAK BERWENANG)
Indikator Keberhasilan
1. Warga sekolah yang menjadi korban sudah ditangani dengan baik di Puskesmas atau Rumah
Sakit.
2. Warga sekolah dapat pulih dan melanjutkan kegiatan belajar mengajar secara normal
kembali.
3. Bangunan dan lingkungan sekolah dapat difungsikan kembali untuk kegiatan belajar
mengajar.
4. Adanya kegiatan untuk melakukan perkuatan bangunan sekolah yang hancur agar tahan
terhadap gempa.

Kegiatan inti:
 Melakukan Tanggap Darurat : penanganan korban, pencarian orang yang belum
diketemukan, pengamanan keadaan sekolah dan lingkungan, pembuatan laporan kondisi
sarana dan prasarana yang masih tersisa, dan membuat posko pengungsian.
 Melakukan Upaya Pemulihan: mengurangi penderitaan, mengembalikan kondisi seperti
semula menjadi lebih baik , dan menciptakan lingkungan sekolah yang aman di masa depan.
 KSBS/TSBS, Relawan, Pemdes, Tagana, dan Masyarakat: Verifikasi data Koordinasi tindak
lanjut dengan pemerintah terkait untuk penagnan lebih lanjut

Prosedur Tetap Menghadapi Gempa Bumi dan Tsunami SDN 3 Tembeng Putik
PENUTUP
Prosedur Tetap Menghadapi Gempa dan Tsunami ini dibuat untuk memberikan panduan bagi
seluruh warga sekolah agar dapat bertindak secara cepat dan tepat guna.
Prosedur ini diharapkan dapat dipahami oleh seluruh warga SDN 3 Tembeng Putik, baik melalui
diskusi maupun melalui simulasi sehingga dapat meminimalisir kepanikan dan korban jiwa pada saat
terjadi gempa bumi dan tsunami.

Mengesahkan
Mamben, …………………………………………………………….

Kepala Dinas Dikpora Kabupaten Kepala Badan Penanggulangan Kepala Sekolah


Lombok Timur Bencana Daerah
Kabupaten Lombok Timur

Drs. Ir. H. Syamsuhaidi, MS H. Saiful Bahri, S.Sos Hasni, S.Pd


NIP. 196806181985021001 NIP. 1965612121986031027 NIP: 1966212311986051045

Prosedur Tetap Menghadapi Gempa Bumi dan Tsunami SDN 3 Tembeng Putik
LAMPIRAN
1. Bagan Prosedur Tetap Sebelum Terjadi Bencana
Persiapan Sistem Peringatan Dini dan Evakuasi
Apa?APA SIAPA DENGAN SIAPA KAPAN BAGAIMANA

Secepatnya! Sebelum
Pertukarkan nomor telepon
Kembangkan sistem terjadi gempa.
BMKG dan media (Koran, Sekolah/Kepala Sekolah dengan BMKG
informasi dan koordinasi Komite Bencana dan Perbarui nama kontak dan
Radio, Televisi) dan atau media untuk peringatan gempa
peringatan dini tentang Keamanan Sekolah nomor telepon BMKG,
Lingkungan setempat dan kerjasama kesiapsiagaan
bahaya gempa. Media, dan Lingkungan
menghadapi bencana.
secara berkala.
 Pilih alat peringatan / alarm yang
Sepakati cara komunikasi
akrab.
antara lingkungan dengan
Ketua Komite Bencana dan Secepatnya! Sebelum  Sepakati bunyi saat awal dan akhir
sekolah mengenai kode Lingkungan setempat
Keamanan Sekolah terjadi gempa. gempa.
peringatan dini bila ada
 Tentukan siapa yang akan
informasi gempa dari BMKG.
membunyikan alarm
Identifikasi tempat-tempat
aman baik di dalam kelas, Ketua Tim Siaga Bencana Orang tua siswa dan Secepatnya! Sebelum Libatkan perwakilan dari seluruh warga
lingkungan sekolah dan Sekolah lingkungan setempat terjadi gempa. sekolah, termasuk siswa.
lingkungan setempat.
 Segera! Sebelum
Sepakati tanda-tanda dan Ketua Tim Siaga Bencana bencana terjadi.
jalur evakuasi menuju ke Sekolah
Orang tua siswa dan  Sosialisasikan rambu dan Libatkan perwakilan dari semua warga
tempat berkumpul dengan jalur evakuasi, tempat sekolah, orang tua siswa dan lingkungan
lingkungan setempat
lingkungan setempat dan kumpul bersama orang setempat
orang tua. tua secara rutin, setiap 6
bulan.
Bebaskan jalur evakuasi dari
Komunikasikan hasil pemeriksaan
benda-benda yang dapat Anggota Tim Siaga Bencana Lakukan secara rutin
Penjaga Sekolah kepada Ketua Komite Bencana dan
mengganggu proses Sekolah minimal 1 kali per minggu.
Keselamatan
evakuasi.

Prosedur Tetap Menghadapi Gempa Bumi dan Tsunami SDN 3 Tembeng Putik 9
Persiapan Tanggap Darurat
Apa?APA SIAPA DENGAN SIAPA KAPAN BAGAIMANA
Secepatnya! Sebelum Libatkan seluruh warga sekolah untuk
Pelatihan P3K Kepala TU Puskesmas dan atau PMI terjadi bencana. berlatih P3K, khususnya bagi Tim Siaga
Bencana
Libatkan seluruh warga sekolah untuk
Secepatnya! Sebelum
Pelatihan pengendalian melakukan apa yang harus dilakukan
Kepala TU Dinas Pemadam Kebakaran terjadi bencana.
kebakaran untuk mengendalikan kebakaran dan apa
yang tidak boleh dilakukan.
Berlatih secara rutin
Ketua Komite Bencana dan Anggota Tim Siaga Bencana Lakukan secara rutin Lakukan simulasi, lalu refleksikan hasilnya
menjalankan sistem
Keamanan Sekolah Sekolah minimal 6 bulan sekali. untuk perbaikan
peringatan dini dan evakuasi.
Periksa secara rutin:
 apakah alat-alat  Lakukan pembelian sesuai dengan
Mempersiapkan peralatan
berfungsi atau tidak kebutuhan.
P3K (alat pemadam
Anggota TU Pramuka, relawan  Ketersediaan obat-  Periksa persediaan alat dan obat-
kebakaran, termasuk
obatan termasuk obatan
makanan dan minuman)
makanan dan minuman  Periksa kadaluarsa.
yang awet.

Prosedur Tetap Menghadapi Gempa Bumi dan Tsunami SDN 3 Tembeng Putik 10
Pemeriksaan dan Perbaikan Gedung Sekolah dan Lingkungan agar Tetap Aman
Apa?APA SIAPA DENGAN SIAPA KAPAN BAGAIMANA

 Komunikasikan hasil pemeriksaan


Periksa dan perbaiki kepada Ketua Komite Bencana dan
kerusakan gedung sekolah Anggota Komite Bencana Periksa secara rutin 1 Keselamatan.
Anggota Tim O&P Bangunan
(atap, dinding, lantai, kusen dan Keamanan Sekolah minggu sekali  Bila ada masalah, koordinasikan
pintu dan jendela) dengan Ketua Komite untuk
memperbaikinya.
 Komunikasikan hasil pemeriksaan
kepada Ketua Komite Bencana dan
Periksa dan perbaiki jaringan
Anggota Komite Bencana Periksa secara rutin 1 Keselamatan.
listrik dan saluran-saluran air Anggota Tim O&P Bangunan
(air kotor dan air bersih)
dan Keamanan Sekolah minggu sekali  Bila ada masalah, koordinasikan
dengan Ketua Komite untuk
memperbaikinya.
 Komunikasikan hasil pemeriksaan
kepada Ketua Komite Bencana dan
Periksa angkur-angkur pada
Periksa secara rutin Keselamatan.
barang-barang atau benda Penjaga Sekolah Anggota Tim O&P Bangunan
yang kemungkinan bisa jatuh.
minimal 1 bulan sekali  Bila ada masalah, koordinasikan
dengan Ketua Komite untuk
memperbaikinya.
 Komunikasikan hasil pemeriksaan
kepada Ketua Komite Bencana dan
Tempatkan barang-barang
Periksa secara rutin Keselamatan.
secara aman agar tidak jatuh Penjaga Sekolah Pramuka
saat terjadi gempa
minimal 1 bulan sekali  Bila ada masalah, koordinasikan
dengan Ketua Komite untuk
memperbaikinya.

Prosedur Tetap Menghadapi Gempa Bumi dan Tsunami SDN 3 Tembeng Putik 11
2. Bagan Prosedur Tetap Saat terjadi Gempa
Saat getaran gempa bumi dirasakan
Apa?APA SIAPA KAPAN DIMANA BAGAIMANA

 Segera keluar ruangan menuju titik


kumpul sambil melindungi kepala dengan
tas/alat lain.

Ruang kelas/tempat aktivitas  Di tempat kumpul, duduk melingkar dan


Melakukan penyelamaan diri Seluruh warga sekolah Saat terjadi gempa (+ 0 menit) periksa anggota kelas masing-masing.
masing-masing

Jika tidak bisa keluar ruangan, berlindung di


bawah meja atau kusen pintu, sambil
melindungi kepala dengan tas.
Bantu teman yang butuh Di ruang kelas / aktivitas
Seluruh warga sekolah Saat terjadi gempa Dorong kursi roda atau tuntun teman
pertolongan masing-masing
 Jalan dengan tertib dari titik kumpul
menuju tempat aman sambil melindungi
Evakuasi dari titik kumpul kepala dengan tas / alat lain.
Seluruh warga sekolah Saat terjadi gempa Di lapangan terbuka
menuju tempat aman.  Jauhi tempat-tempat yang bisa
runtuh/jatuh seperti bangunan. tiang
bendera, pohon.

Prosedur Tetap Menghadapi Gempa Bumi dan Tsunami SDN 3 Tembeng Putik 12
Saat gempa bumi selesai dirasakan
Apa?APA SIAPA KAPAN DIMANA BAGAIMANA

Hitung jumlah siswa dan perhatikan teman lain.


Data dan tenangkan warga Guru yang sedang mengajar Setelah gempa terjadi Di lapangan sekolah Guru agama menenangkan warga sekolah dengan
sekolah Guru piket (selain siswa) (+ 5 menit ) membaca doa, berzikir.

Gunakan media komunikasi yang ada untuk mengakses


informasi dari BMKG (HT, HP, internet, radio dll)
Mencari informasi
Tim Siaga Bencana Sekolah Setelah gempa terjadi Mencari informasi langsung dari lembaga resmi deteksi
apakah gempa berpotensi Di lapangan Sekolah
yang bertugas piket (+5 menit) dini (BMKG) atau melalui media interface seperti
tsunami atau tidak
(Pusdalops BBPBD Kota Selong: 161.550 MHz, RAPI NTB:
143.500 MHz dan Ciris Centre Pramuka Peduli Bencana:
145.320 MHz
Lakukan pertolongan pertama Piket Siaga Bencana,Pramuka, Setelah gempa terjadi Lihat kondisi korban dan lakukan tindakan pengobatan
Di lapangan sekolah
pada korban dokter kecil, puskesmas (+ 5 menit)
Sampaikan informasi yang didapat secara lisan atau
Sampaikan informasi kepada Setelah gempa terjadi
Piket Siaga Bencana Di lapangan dengan alat komunikasi untuk diambil tindakan
rantai komando. (+ 5 menit)
selanjutnya
1. Kepala Sekolah
2. Wakasek Bidang Kesiswaan
3. TSBS
Setelah gempa terjadi
Berikan perintah evakuasi 4. Penjaga Sekolah Di lapangan Gunakan pengeras suara (toa)
(+ 7 menit)
Urutan kalau yang
bersangkutan tidak berada di
tempat.
Setelah gempa terjadi Di tempat evakuasi yang telah Larilah menuju tempat evakuasi dengan membawa
Lakukan evakuasi Semua warga sekolah
(+ 7 menit) disepakati peralatan melalui Jalur Evakuasi.
Setelah gempa terjadi Laksanakan tugas sesuai dengan tanggung jawab masing-
Dirikan tenda Relawan, Pemdes, Tagana Di tempat evakuasi
(+ 35 menit?) masing dan tulis setiap aktivitasnya.
Setelah gempa terjadi Menunggu informasi selanjutnya dari pemerintah atau
Dirikan posko informasi Tim Siaga Bencana Sekolah Di tempat evakuasi
(+ 35 menit?) aparat yang berwenang
Jika sudah aman berdasarkan informasi yang terpercaya,
Puskesmas, PMI dan Dokter Setelah gempa terjadi
Dirikan posko kesehatan Di tempat evakuasi semua warga sekolah bisa kembali beraktivitas atau
Kecil (+ 50 menit?)
pulang ke rumah.
Terjun langsung atau gabung dengan
Siap-siap lakukan tanggap Tim Siaga Bencana Sekolah, tim
Sesuai kebijakan sekolah Sesuai kebijakan sekolah instansi/institusi/lembaga
darurat kesehatan
untuk operasi tanggap darurat.

Prosedur Tetap Menghadapi Gempa Bumi dan Tsunami SDN 3 Tembeng Putik 13
3. Bagan Prosedur Tetap Setelah Terjadi Gempa
Tanggap darurat
Apa?APA SIAPA KAPAN DIMANA BAGAIMANA

 Lakukan penanganan darurat bagi


korban yang luka.
 Jangan pindahkan korban yang luka
Tim Siaga Bencana Sekolah, berat tanpa pertolongan orang yang
Setelah terjadi gempa Di lapangan atau tempat
Penanganan korban Tim Kesehatan dan PMI, ahli untuk mencegah luka yang lebih
(+ 1 jam) evakuasi
dan relawan parah.
 Hubungi pihak kesehatan untuk dapat
segera menangani korban yang luka
parah.
 Cari siswa yang belum diketemukan ke
ruang-ruang dan lingkungan sekolah.
Cari siswa yang belum Setelah terjadi bencana Di dalam ruangan dan
diketemukan (kalau ada)
Guru Olah Raga
(+ 1 jam) lingkungan sekolah  Tanyakan kepada orang-orang sekitar
orang tua siswa tuersebut tentang
keberadaan siswa yang kita cari.
 Robohkan bangunan dan atau tebang
pohon yang ada kemungkinan roboh.
 Periksa jaringan listrik dan air apakah
Amankan keadaan sekolah Setelah terjadi bencana Di dalam ruangan dan
Guru piket ada kerusakan atau tidak. Kalau ada
dan lingkungan (+ 1 jam) lingkungan sekolah
segera lakukan tindakan agar jaringan
listrik dan jaringan air dapat berfungsi
kembali.
Buat laporan tentang kondisi warga
Buat laporan kondisi sarana Ketua Komite Bencana dan Setelah terjadi bencana Di lapangan, tempat
sekolah dan bangunan serta lingkungan,
dan prasarana sekolah Keamanan Sekolah (+ 1 jam) evakuasi
jumlah korban, tingkat kerusakan.
Buat posko pengungsian Piket Siaga Bencana, PMI, Setelah terjadi bencana Dilapangan sekolah yang Kalau ada pengungsi, segera buat posko
dapur umum relawan (+ 1 jam) disediakan termasuk dapur umum.

Prosedur Tetap Menghadapi Gempa Bumi dan Tsunami SDN 3 Tembeng Putik 14
Pemulihan
Apa?APA SIAPA KAPAN DIMANA BAGAIMANA

 Membesuk siswa/guru yang menjadi


korban.
 Berikan bantuan, baik material atau
Setelah terjadi bencana Di rumah siswa /guru yang perhatian untuk mengurangi
Kurangi penderitaan Guru Agama
(+ 1 hari) menjadi korban penderitaan.
 Cari dukungan dari pihak lain untuk
dapat mengurangi penderitaan
korban.
 Perbaiki kondisi sekolah secara
swadaya.
Kembalikan kondisi seperti Tim Siaga Bencana Setelah terjadi bencana  Bersihkan puing-puing dan kotoran
Sekolah dan lingkungan yang ada di dalam ruangan atau
semula menjadi lebih baik Sekolah, Relawan, LSM (+ 1 hari)
lingkungan agar sekolah segera
digunakan untuk kegiatan belajar-
mengajar.
 Kaji kerentanan bangunan dan
lingkungan sekolah .
 Buat perencanaan untuk perbaikan
Ciptakan lingkungan sekolah Ketua Komite Bencana dan Setelah terjadi bencana gedung sekolah, arsitektural, sarana
Sekolah dan lingkungan
yang aman di masa depan Keamanan Sekolah (+ 1 hari) dan prasarana lain agar aman
terhadap gempa.
 Bangun atau perkuat gedung agar
tahan terhadap gempa.

Prosedur Tetap Menghadapi Gempa Bumi dan Tsunami SDN 3 Tembeng Putik 15

Anda mungkin juga menyukai