Anda di halaman 1dari 38

MAKALAH MEMBRAN SEL

BAB I
PENDAHULUAN
Max Schultze menyatakan bahwa sel merupakan struktur fungsional makluk hidup. Dan
telah kita ketahui juga bahwa sel merupakan unit terkecil dan sederhana yang menyusun tubuh
suatu organisme. Sehingga dalam kajian sel dalam menjalankan perannya sebagai penyusun
tubuh dibutuhkan suatu ilmu dasar yang sekarang kita sebut sebagai Fisiologi. Fisiologi disebut
juga dengan ilmu faal hewan yaitu ilmu yang mempelajari tentang fungsi faal tubuh makhluk
hidup, bagaimana prosesnya sehingga hewan dapat mempertahankan eksistensinya, namun
sekarang timbul suatu pertanyaan yakni “bagaimana dan apa peran fisiologi itu sendiri sebagai
suatu ilmu?” Beberapa pertanyaan akan timbul, salah satunya yakni membran plasma yang
berfungsi sebagai pembatas antara komponen luar sel dan komponen dalam sel . Sekarang timbul
pertanyaan, “bagaimana struktur dari membran plasma sehingga fungsi utama nya sebagai
pembatas dalam berlangsung dengan baik dan bagaimana pula proses molekul bisa melewati
membran yang molekul tersebut sangat dibutuhkan oleh tubuh kita?” Maka, dalam pencapaian
menjawab semua pertanyaan yang timbul dan dalam kajian pemenuhan tugas mata kuliah
Fisiologi Hewan, untuk itu kami akan membahas tentang Pengertian Fisiologi, Struktur dan
Fungsi Membran Sel berupa deskripsi dari fisiologi, deskripsi membran sel baik secara struktur,
maupun fungsi membran sel, dan yang terakhir adalah transport zat pada membran sel.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Fisiologi
Fisiologi merupakan Ilmu yang mempelajari tentang fisiologi tubuh makluk hidup,
bagaimana prosesnya sehingga hewan dapat mempertahankan eksistensinya. Mempelajari fungsi
fisiologi tubuh dengan cara menerapkan metode-metode fisik dan kimia pada kaidah biologi
(Hudson. 2013).
Studi fisiologi telah dilakukan sebelum Masehi, terutama hal-hal yang berkaitan dengan
pengobatan. Studi fisiologi telah dilakukan dengan Yunani, Cina dan Timur Tengah. Awal
ketertarikan manusia dengan Fisiologi Hewan diawali dengan usaha manusia dalam peternakan
dan budidaya ikan. Orang-orang di Indonesia mempelajari bagaimana ikan bertelur dan
kebutuhan akan pakan ikan.
Studi fisiologi biasanya menggunakan kerangka filosofi mekanik dan vitalistik. Fisiologi
hewan mempelajari tentang apa yang dilakukan oleh organisme heterotrof dan bagaimana
mereka melakukannya agar dapat lulus hidup dan dapat mengatasi berbagai tantangan dari
lingkungan hidupnya agar dapat mempertahankan eksistensinya.
Adapun tujuan mempelajari Fisiologi adalah mempelajari tentang alat-alat tubuh hewa
dalam mempertahankan kenormalan proses dalam tubuh dan bagaimana kelangsungan hidup unit
atau jaringan. Ada 3 komponen proses yang berperan dalam mempertahankan proses
keberlangsungan hidup yakni :
1. Homoestatis adalah suatu konsep yang mengacu pada suatu kondisi mempertahankan kondisi
fisika dan kimia yang relatif konstan dalam lingkungan internal.
2. Metabolisme adalah suatu proses dalam upaya mempertahankan dan memelihara kelangsungan
hidup fungsi sel.
3. Intergrasi adalah penyatuan dari kinerja sel, jaringan, dan organ tubuh. (Hudson.2013)

2.2 Struktur Membran Sel


Secara umum, setiap sel memiliki membran sel, sitoplasma dan nukleus. Sitoplasma dan
nukleus secara bersama-sama menyusun protoplasma. Di dalam sitoplasma terdapat berbagai
organel. Sel tumbuhan, alga dan prokariota mengembangkan dinding sel sementara sel hewan
tidak.

2.2.1 Membran Sel


Membran Sel adalah bagian protoplasma yang berbentuk lapisan tipis dan berfungsi
membatasi isi sel dengan lingkungannya.
Membran plasma bukan hanya sekedar pembungkus yang bersifat inert, tetapi
mengandung banyak enzim penting dan system transpor. Selain itu, pada permukaan membran
plasma terletak banyak reseptor yang berbeda-beda untuk mengenali sel lain, mengikat hormon
tertentu, dan merasakan berbagai isyarat lain yang berasal dari lingkungan luar (Amar. 2010).

2.2.2 Teori Penyusun Membran Sel


Menurut Gortel dan Grendel (1925)
a. Membran berupa struktur yang membatasi sel yang terdiri atas lipid yang mengandung gugus
polar dan gugus yang bersifat hidrofob.
b. Gugus polar mengarah ke bagian luar dari bilayer, dan gugus hidrofob (rantai asam lemak) berada
di bagian tengah dari lipid bilayer (Saefuddin.2010).

Gambar 2.2.1 Struktur Membran Sel (Gortel dan Grendel)

Menurut Singer dan Nicholson (1972) :: Model mosaik


a. Membran plasma terdiri atas lipid bilayer yang berada dalam keadaan fluid dan dapat bergerak
lateral dalam daerah membran (struktur dinamis) interaksi yang sementara atau semipermanen.
b. Protein terdistribusi secara mosaik yang berbeda dengan lipid partikel tidak membentuk suatu
lapisan kontinyu. Protein dapat melintasi membran fosfolipid, atau berada dibagian tepi sel
(Saefuddin.2010).
Gambar 2.2.2 Struktur Membran Sel (Singer dan Nicholson)

2.2.3 Komposisi Membran Sel


Komponen yang paling utama pembentuk membran plasma adalah protein , Karbohidrat dan
Lipid. Protein tersebut terbagi atas 3 bagian utama yakni :
a. Protein Integral : Mengandung daerah hidrofobik yang terbenam dibagian tengah dari lapisan
lipid bilayer yang bersifat hidrofilik.
Posisi : memanjang dan menjangkau lapisan ganda membran secara asimetris.
Protein intergral terbagi atas 2 bagian :
1. Ektoprotein intergral : adanya penonjolan yang lebih besar dari bagian hidrofiliknya pada
permukaan luar membran.
2. Endoprotein intergral: adanya penonjolan ke bagian dalam membran yakni sitoplasma.
b. Protein Perifer : tidak berinteraksi langsung dengan fosfolipid didalam lapisan ganda
c. Protein bertaut lipid : melekat pada membran dengan ikatan kovalen.

Gambar 2.2.3 Struktur Protein pada Membran Sel


Komponen lain pembentuk membran plasma adalah karbohidrat, sekitar 10%.
Karbohidrat merupakan senyawa penting membran plasma dan berperan dalam proses
pengenalan sel dengan sel atau sel dengan substansi antar sel. Penyebaran karbohidrat pada
membran plasma bersifat asimetris karena membran plasma merupakan membran asimetris
artinya molekul-molekul lipida lembaran luar membran plasma berbeda dengan molekul-
molekul lipida di lembaran dalam, demikian pula molekul-molekul polipeptida yang tersembul di
kedua lembaran dwilapis lipida juga berbeda, akibatnya penyebaran karbohidrat pada membran
plasma juga berbeda.
Rantai-rantai karbohidrat dari sebagian glikolipida, glikoprotein dan proteoglikan pada
membran plasma selalu berada di permukaan non sitosolik, tidak pernah berada di permukaan
sitosolik. Hal ini berkaitan erat dengan fungsi dari senyawa karbohidrat sebagai sarana
komunikasi antar sel atau sel dengan substansi antar sel.

Gambar 2.2.4 Struktur Karbohidrat pada Membran Sel


Komponen lain penyusun membran plasma adalah lipid bilayer, sebagai kerangka struktur
membran dan berfungsi sebagai penghalang (barrier) yang membatasi pergerakan molekul secara
acak (Hery.2013).

Gambar 2.2.5 Struktur Lipid Bilayer pada Membran Sel

2.3 Fungsi Membran Sel


a) Sebagai pembatas lingkungan sitosolik dan lingkungan non sitosolik.
b) Mengatur permeabilitas terhadap senyawa-senyawa atau ion yang melewatinya, sifat
permeabilitas ini diatur oleh protein integral/protein transmembran.
c) Protein selaput berfungsi sebagai protein pengenal atau sebagai reseptor molekul-molekul
khusus (hormon, antigen, metabolit) dan agensia khas (bakteri, virus).
d) Protein membran berfungsi sebagai enzim khusus, misalnya pada membrane mitokondria,
kloroplast, retikulum endoplasma, aparatus Golgi, membran sel dan lain-lain.
e) Membran sebagai kelompokan molekul yang dapat berfungsi sebagai reseptor terhadap
perubahan lingkungan seperti perubahan suhu, macam dan intensitas
cahaya.

2.4 Transport melalui Sistem Membran


2.4.1 Transport Aktif
Transport aktif merupakan pengangkutan lintas membran melawan arah gradient
konsentrasi dengan menggunakan ATP, melibatkan pertukaran ion Na+ dan K+. Transport aktif
merupakan gerakan satu arah dan dipengaruhi oleh muatan listrik di dalam dan di luar sel.
Muatan listrik ini terutama ditentukan oleh ion-ion Natrium(Na+) , Kalium(K+) dan ion Klor (Cl-)
(Sergey. 2009).

Konsentrasi ion K+ yang tinggi diperlukan untuk sintesa protein, glikolisis dan proses
vital lainnya. Keberadaaan Na dan K penting untuk mengendalikan pengaturan osmosis,
mempertahankan kegiatan listrik dalam sel saraf dan memacu transport aktif bagi zat-zat lain
seperti glukosa dan asam amino (Bima. 2008).

Endositosis
Merupakan proses masuknya beberapa partikel padat atau tetes melalui membran sel.
Dapat terjadi pada organisme satu sel. Endositosis dapat berupa :
Fagositosis
Proses aktif lain dimana sel memasukan substansi melintasi membran disebut fagositosis
atau disebut juga makan sel. Pada proses ini uluran sitoplasma yang disebut psedopodia
mendekap (melingkari) partikel padat disebelah luar sel. Sekali partikel dilingkari, membrane
melekuk kedalam, membentuk kantung yang berisi partikel tersebut. Kantung yang terbentuk ini
disebut vakuola fagositik yng kemudian memisahkan diri dari membran sel. Pada waktu
bersamaan terjadi pencernaan partikel yang terdapat di dalam vakuola fagositik. Partikel yang
tidak tercerna dan zat ampas hasil metabolisme sel di singkirkan dari dalam sel dengan fagositik
terbalik.

Pinositosis
Pada pinositosis atau dikenal juga sebagai minum sel, substansi yang di dekap lebih
merupakan larutan dari pada partikel padat . disini tidak nampak ada uluran sitoplasma sehingga
caranya adalah dengan menarik larutan ke permukaan membran, dan membrane melekukkearah
dalam dan melingkari larutan dan akhirnya terpisah dari membran.

Gambar 2.4.1 Mekanisme Endositosis


Eksositosis
Merupakan proses keluarnya beberapa partikel padat atau tetes melalui membran sel.
Dapat terjadi bila didalam beberapa sel kelenjar, Sekresi pada enzim pencenaan didalam
sitoplasma, dan dikeluarkanl lewat sel untuk melakukan fungsinya diluar sel.

Gambar 2.4.2 Mekanisme Eksositosis


2.4.2 Transport Pasif
Transpor pasif merupakan perpindahan zat yang tidak memerlukan energi. Perpindahan
zat ini terjadi karena perbedaan konsentrasi antara zat atau larutan. Transpor pasif melalui
peristiwa difusi, osmosis, dan difusi terbantu.

Gambar 2.4.3 Mekanisme Transport Pasif pada Membran Sel

Difusi

Difusi merupakan proses perpindahan atau pergerakan molekul zat atau gas dari konsentrasi
tinggi ke konsentrasi rendah. Difusi melalui membran dapat berlangsung melalui tiga
mekanisme, yaitu difusi sederhana (simple difusion), difusi melalui saluran yang terbentuk oleh
protein transmembran (simple difusion by chanel formed), dan difusi difasilitasi (fasiliated
difusion)

Gambar 2.4.4 Proses Difusi pada Membran Sel


Osmosis
Pada hakekatnya osmosis adalah proses difusi. Para ahli kimia mengatakan bahwa
osmosis adalah difusi dari tiap-tiap pelarut melalui suatu selaput yang permeabel secara
diferensial. Membran sel yang meloloskan molekul tertentu tetapi menghalangi molekul lain
dikatakan permeabel secara diferensial. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa osmosis adalah
difusi air melalui selaput yang permeabel secara diferensial dari suatu tempat berkonsentrasi
tinggi ke tempat yang berkonsentrasi rendah.
Osmosis merupakan difusi pelarut melintasi membran selektif yang arah perpindahannya
ditentukan oleh beda konsentrasi zat terlarut total (dari hipotonis ke hipertonis)
Gambar 2.4.5 Proses Osmosis Pada Membran Sel

Difusi Terbantu (Fasilitasi)


Merupakan proses berpindahnya molekul berupa glukosa, asam amino dan ion-ion lainnya dengan
menggunakan protein pembawa pada protein Integral di membran sel.
(Crayonpedia. 2010)
Gambar 2.4.6 Proses Difusi Terfasilitasi

2.4.3 Mekanisme Pemasukan Zat ke Dalam Sel


Masuknya molekul kedalam sel, bukan merembes begitu saja, karena sel itu dibatasi
dengan cairan antar sel bertetangga atau dunia luar oleh membra.
Membran sel berangka dasar dua lapis fosfolipida. Diantara molekul lemak yang tersebar, ada
juga protein yang berfungsi sebagai reseptor, transporter atau carrier. Jika sari makanan
tergolong lemak, atau larut dalam lemal mudah berdifusi ke dalam sel tanpa perlu ada reseptor
pada membran tersebut.
Hormon golonganSTEROID juga larut dalam lemak, dan mudah berdifusi ke dalam sel.
Tetapi, bagi golongan lemak ini ada reseptor dalam sitoplasma yang akan mengangkut zat
kedalam inti, terutama yang berbentuk hormon seperti testosterone, estrogen.
Molekul lain yang dapat berdifusi bebas masuk sel adalah air (H2O), Oksigen (O2),
Karbon dioksida (CO2), asam nukleat dan vitamin. Sedangkan untuk glukosa dan ion-ion seperti
unsur Na, K, Ca dan Cl harus ada reseptor sendiri.
Banyaknya zat masuk kedalam sel dengan cara berdifusi, baik bebas maupun bereseptor,
tergantung dengan kadar zat itu di dalam dan diluar sel. Jika kadar di luar sel lebh besar daripada
di dalam, maka zat itu akan berdifusi. Sebaliknya jika kadarnya lebih tinggi dalam sel, zat tidak
bias dibawa masuk, bahkan arah perembesan adalah sebaliknya, dari dalam ke luar. Ada pula
masuknya zat ke dalam sel, disamping harus memiliki reseptor, juga harus mengeluarkan energi
tertentu. Zat yang dibawa masuk ke dalam sel akan dibawa masuk ke dalam sel meski kadarnya
di luar lebih rendah daripada di dalam sel (Hudson.2013).
BAB III
PENUTUP
3.1 Ringkasan
Dari pembahasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa :
1. Fisiologi merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang bagian tubuh
makluk hidup, dan lebih menekankan tentang bagaimana proses sehingga organisme mampu
mempertahankan eksistensinya.
2. Membran Sel merupakan suatu selaput sel tipis yang berada di bagian luar sitoplasma dengan
sifatnya yakni selektif permeabel.
3. Fungsi utama dari membran sel yakni sebagai pengatur pertukaran zat antara sitoplasma dan
bagian luar sel.
4. Beberapa mekanisme dalam pertukaran zat pada sel yakni dengan transport aktif yang
menggunakan energi dan transport pasif yang tanpa menggunakan energi. Dan disamping
transport tersebut, ada juga dalam bentuk pinositosis dan fagositosis.

DAFTAR PUSTAKA

Amar, B. 2010 Membrane Structure and Function.


http://www.pc.maricopa.edu/Biology/amartisubirana/BIO20181/AdobePDfiles/MebraneStructur
eandFunction.pdf .(Diakses pada tanggal 10 Februari 2014).
Bima. 2008. Permeabilitas. http://bima.ipb.ac.id/~tpb-ipb/materi/prak_biologi.
(Diakses pada tanggal 8 Februari 2014)
Berne. 2002. Mammalian Physiology (Power Point). Las Vegas : Universitas Neva
da Las Vegas (UNLV)
Crayonpedia. 2014. Mekanisme Transpor Melalui Membran.http://crayonpedia.org. (di akses pada
tanggal 09 Februari 2014)
Kasparov, Sergey. 2009. Physiology of the Cell Membrane.
http://www.bristol.ac.uk/phys-pharm/media/teaching/ (Diakses pada tanggal
10 Februari 2014)
Purnobasuki, Hery. 2013. Struktur dan Fungsi Sel.http://hery_purnobasuki_pdf238// (Diakses pada
tanggal 09 Februari 2014)
Saefudin. 2010. Struktur dan Fungsi Sel. http://www.pdffactory.com//(Diakses pada tanggal 09 Februari
2014)
Sidabutar, Hudson. 2013. Fisiologi Hewan. Medan : FMIPA Unimed

Diposkan oleh Yuli Hardiyanti di 20.58


http://diarzahrah.blogspot.com/2015/10/makalah-membran-sel_13.html
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Membran sel dikenal dengan nama membran plasma. Membran plasma membatasi isi sel dari
lingkungan luarnya. Secara umum membran sel terdiri dari senyawasenyawa lipida, protein dan
karbohidrat.
membran memiliki berbagai macam fungsi, antara lain: Melekatkan membran pada sitoskeleton
atau rangka sel, Membentuk junction (pertemuan) diantara dua sel yang bertetangga, Sejumlah
protein membran berperan sebagai
enzim, sejumlah protein membran berfungsi sebagai resptor permukaan bagi pesuruh-pesuruh
kimia dari sel-sel lain, dan beberapa protein membran membantu pergerakan subtansi-subtansi
melintasi membrane.
Dari beberapa fungsi membran tersebut.Maka dalam makalah ini saya akan menjelaskan secara
rinci dari fungsi-fungsi membran sel tersebut.

1.2 Rumusan Masalah


1.Apa yang dimaksud membran sel?
2.Apakah fungsi-fungsi membran sel?
3.Bagaimana mekanisme proses membran sel?

1.3 Tujuan Penulisan


Untuk mengetahui fungsi atau peranan membran sel dalam lalulintas zat melewati membran sel

1.4 Manfaat Penulisan


Agar mahasiswa dapat memahami dan mengerti fungsi-fungsi membran sel.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian membran sel


Membran sel sering juga disebut membran plasma. membran merupakan batas dari sel dan
bagian internalnya yang bervariasi. Membran sel beperan dalam menetapkan batas-batas dari sel,
sebagai tempat terjadinya fungsi-fungsi khusus, berisi protein transport yang menyediakan dan
mengatur pergerakan substansi-subtansi yang masuk ke dan keluar dari sel dan bagian-
bagiannya, mengandung reseptor yang diperlukan untuk mendeteksi sinyal-sinyal eksternal dan
melakukan suatu mekanisme untuk komunikasi sel
Membran sel Tersusun dari lipid dan protein (penyusun utama) dan makromolekul lain
(karbohidrat).Membran sel terdiri atas dua lapis molekul fosfolipid. Bagian ekor dengan asam
lemak yang bersifat hidrofobik (non polar), kedua lapis molekul tersebut saling berorientasi
kedalam, sedangkan bagian kepala bersifat hidrofilik (polar), mengarah ke lingkungan yang
berair. Komponen protein terletak pada membran dengan posisi yang berbeda-beda. Beberapa
protein terletak periferal, sedangkan yang lain tertanam integral dalam lapis ganda fosfolipid.
Komposisi lipid dan protein penyusun membran bervariasi, bergantung pada jenis dan fungsi
membran itu sendiri. Namun demikian membran mempunyai ciri-ciri yang sama, yaitu bersifat
selektif permeabel terhadap molekul-molekul. Air, gas, dan molekul kecil hidrofobik secara
bebas dapat melewati membran secara difusi sederhana. Ion dan molekul polar yang tidak
bermuatan harus dibantu oleh protein spesifik untuk dapat diangkut melalui membran dengan
proses yang disebut difusi terbantu (fasilitated diffusion). Kedua cara pengangkutan ini disebut
transpor pasif. Untuk mengangkut ion dan molekul dalam arah yang melawan gradien
konsentrasi, suatu proses transpor aktif harus diterapkan. Dalam hal ini protein aktifnya
memerlukan energi berupa ATP,

Gambar membran sel

Komposisi membran selMembran sel terdiri atas lipida, protein, dan karbohidrat. Rasio antara
lipida, protein dan karbohidrat tergantung pada tipe sel dan spesiesnya.
Lipid dan protein merupakan bahan penyusun utama dari membran, meskipun karbohidrat juga
merupakan unsur penting. Gabungan lipid dan protein dinamakan lipoprotein.
Fosfolipid merupakan lipid yang jumlahnya paling melimpah dalam sebagian besar membran.
Kemampuan fosfolipid untuk membentuk membran disebabkan oleh struktur molekularnya.
Fosfolipid merupakan suatu molekul amfipatik, yang berarti bahwa molekul ini memiliki daerah
hidrofilik (menykai air) maupun daerah hidrofobik (takut dengan air).

Protein
Protein plasma memiliki fungsi yang sangat luas, antara lain sebagai protein pembawa (carrier)
senyawa yang melewati membran plasma, menerima isyarat (signal) hormonal, dan meneruskan
isyarat tersebut ke bagian sel sendiri atau ke sel lainnya. Protein membran plasma juga berfungsi
sebagai pangkal pengikat komponen-komponen sitoskeleton dengan senyawa-senyawa
ekstraseluler. Molekul-molekul protein permukaan luar memberikan ciri-ciri individual tiap sel
dan macam protein dapat berubah sesuai dengan differensiasi sel. Protein perifer tidak
berinteraksi dengan bagian tengah membran hidrofobik, tetapi terikat secara langsung melalui
asosiasi dengan protein integral membran atau secara langsung berinteraksi dengan bagian polar
lipida membran. Misalnya protein sitokeleton, protein kinase (pada permukaan sitoplasmik
membran), dan protein matriks ekstraseluler (permukaan eksoplasmik). Protein transmembran
mengandung segemen panjang asam-asam amino hidrofobik yang tertanam pada bilayer lipida.
Ada dua tipe interaksi yang menstabilkan protein integral membran, yaitu interaksi ionic dengan
daerah kepala yang bersifat polar dan interaksi hidrofobik dengan bagian tengah yang bersifat
hidrofobik, misalnya glikoforin. plasma.
Karbohidrat
Karbohidrat pada membran plasma terikat pada protein atau lipida dalam bentuk glikolipida dan
glikoprotein. Karbohidrat ini memegang peranan penting dalam
berbagai aktivitas sel, antara lain dalam sistim kekebalan. Karbohidrat pada Molekul karbohidrat
bertanggung jawab terhadap kekhasan sifat antigenis membran sel. Sifat antigenis ini berkaitan
dengan sistem kekebalan (imun) tubuh dan kemampuannya membedakan sel sendiri dari sel
asing. Selasing dapat dikenali sebagai sel asing, karena glikoprotein pembentuk membrannya
memiliki karbohidrat yang berbeda dengan karbohidrat glikoprotein pembentuk membran sel
penerima. Keadaan seperti ini memacu tanggapan kekebalan. Karbohidrat Berperan dalam
pengenalan sel – kemampuan sel untuk membedakan sel yang satu dengan sel lainnya . Penting
pada perkembangan jaringan dan organ, Dasar pada penolakan sel asing oleh sistem imun
Berdasarkan struktur tersebut maka membran sel bersifat semi permeable atau selektif permeable
yang berfungsi mengatur masuk dan keluarnya zat dari sel

2.2 Fungsi Membran sel


Membran sel memiliki peranan yang sangat penting yaitu: membatasi sel dengan
lingkungan,adanya organel yang membatasi setiap organel sngat penting,karena kegiatan
didalam setiap orgnel dapat berjalan dengan lancar tanpa gangguan dari organel lain.. Bertindak
sebagai reseptor, misal terhadap zat kimia dan hormon. Berperan sangat penting dalam dalam
transpor berbagai molekul, baik mikromolekul maupun makromolekul. Transpor mikromolekul
dapat berlangsung secara pasif, misalnya melalui difusi, difusi terbantu dan osmosis dan dapat
pula berlangsung secara aktif. Transpor makromolekul dapat berlangsung secara endositosis,
eksositosis dan pertunasan. Ciri khas transport makromolekul adalah subtansi atau materi yang
diangkut selalu dikemas dalam suatu vesikula yang berbatas membran. Sebagai pengatur
permeabilitas Mengontrol lalu lintas zat keluar dan masuk sel
Pengangkutan melalui membran plasma terutama diatur oleh protein yaitu melalui:

Difusi
Pergerakan zat terlarut dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah. tidak memerlukan energi
untuk memindahkan partikel.

Transport aktif
Pengangkutan senyawa melewati selaput plasma memerlukan energi untuk mentranspor
partikel.kerja transpor aktif dilakukan oleh protein spesifik yang tertanam dalam membran.
Protein membran mengkopel transport suatu zat terlarut dengan zat terlarut lainnya.
Pompa proton merupakan contoh protein membran yang menyimpan energy dengan cara
membangkitkan tegangan melintasi membran. Dengan menggunakan ATP sebagai
penggeraknya,pompa proton mentranslokasikan muatan positip membentuk ion hydrogen.

Pengangkutan makromolekul atau molekul berukuran besar misalnya


protein,polinukleotida,polisakarida.pengangkutan ini melalui Eksositosis dan endositosis dan
pertunasan.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan dapat disimpulkan fungsi membran sel yaitu membatasi isi sel dengan
lingkungannya,mengatur permeabilitas terhadap senyawa-senyawa atau ion ion yang
melewatinya yang diatur oleh protein integral, Bertindak sebagai reseptor, misal terhadap zat
kimia dan hormon. Berperan sangat penting dalam dalam transpor berbagai molekul, baik
mikromolekul maupun makromolekul.

DAFTAR PUSTAKA
Reece,campbell Mitchel.2000.BIOLOGI JILID 1.Jakarta: Erlangga
http://taufik-ardiyanto.blogspot.com/2011/07/makalah-membran-plasma.html
Rabu, 04 September 2013

MAKALAH MEMBRAN SEL


BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Hidup menunjukkan berbagai tingkat organisasi. Atom terorganisir ke dalam suatu molekul,
molekul ke dalam organela, dan organela ke dalam sel, dan sebagainya. Sama seperti atom yang
merupakan unit dasar suatu materi, sel merupakan unit struktural dan fungsional dasar dari semua
makhluk hidup. Kata sel berasal dari bahasa Latin ‘cella’ yang berarti ruangan yang kecil, dan pertama kali
ditemukan oleh seorang ahli mikroskop yang meneliti struktur gabus. Semua sel digambarkan dengan
membran sel dan semua sel mempunyai sitoplasma. Sel dari Domain Arkhaea dan Bakteri (keduanya
adalah Prokariota) berbeda dengan organisme yang lainnya.

I.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Menjelaskan sejarah sel?


2. Menjelaskan membran sel?
3. Menjelaskan fungsi membran sel?
4. Menjelaskan karakteristik membran sel?
5. Menjelaskan dan menyebutkan organisme hidup dan tipe sel?
I.3 Tujuan

Adapun tujuan dari pembuatan karya tulis ini adalah untuk:

1. Mendeskripsikan sejarah sel

2. Mendeskripsikan Membran sel

3. Mendeskripsikan fungsi sel secara umum

4. Mendeskripsikan karakteristik membran sel

5. Mengidentifikasi beberapa tipe dari sel

BAB II

PEMBAHASAN

II.1 SEJARAH SEL

`Penelitian tentang sel telah berlangsung lebih dari 300 tahun, bersama dengan berkembangnya
mikroskop. Mikroskop optik pertama kali ditemukan pada abad 17. Pendeknya, para peneliti mulai
meneliti jaringan biologi yang masih hidup maupun yang sudah mati, dengan tujuan untuk lebih mengerti
mengenai ilmu kehidupan. Beberapa penemuan penting yang relevan adalah sebagai berikut :

1. Penemuan mikroskop yang menyebabkan ilmuwan pertama kali melihat sel biologis.

2. Robert Hooke pada tahun 1665 mengamati gabus di bawah mikroskop dan menguraikan apa yang
disebutnya sel gabus.

3. Anton van Leeuwenhoek menamakan organism sel tunggal yang dilihatnya di bawah mikroskop dengan
‘animalcules’

4. Matthias Jakob Schleiden, seorang botanis, pada tahun 1838 mengatakan bahwa semua tumbuhan
tersusun atas sel-sel

5. Theodor Schwann, seorang zoologis, pada tahun 1839 mengatakan bahwa semua hewan tersusun atas
sel.

6. Rudolf Virchow, mengusulkan teori bahwa semua sel berasal dari sel yang sebelumnya sudah ada. Pada
tahun 1838, seorang botanis Matthias Jakob Schleiden dan seorang fisiologis Theodor Schwann
menemukan bahwa baik sel tumbuhan maupun hewan keduanya memiliki nuclei. Berdasarkan
pengamatan mereka, kedua ilmuwan ini membuat hipotesis bahwa semua benda hidup tersusun atas sel.
Pada tahun 1839, Schwann mempublikasikan 'Microscopic Investigations on the Accordance in the
Structure and Growth of Plants and Animals', yang berisi pernyataan pertama dari penggabungan teori
sel mereka. Para peneliti sepanjang tahun mempelajari sel lebih banyak. Suatu kelompok dari sifat-sifat
umum telah berkembang yang kita sebut Teori Sel. Adanya mikroskop yang lebih modern dan penelitian
pada aktivitas biokimiawi sel telah menguatkan dasar pemikiran ini.

 Teori Sel

1. Sel merupakan unit dasar dari struktur dan fungsi benda hidup

2. Setiap organisme hidup tersusun dari satu atau lebih sel

3. Organism hidup terkecil adalah sel tunggal, dan sel-sel menyusun unit-unit fungsional pada organism
multiseluler.

4. Sel muncul dari sel yang ada sebelumnya untuk memastikan keberlanjutan hidup melalui pembelahan
seluler.

5. Sel membawa materi genetik melalui sel-sel anakannya selama pembelahan sel.

6. Semua sel secara mendasar memiliki komposisi kimiawi yang sama.

7. Aliran energi (metabolisme dan biokimia) terjadi di dalam sel

 Dasar Teori

Setiap sel memiliki keistimewaan, antara lain memiliki membran yang merupakan batas dari sel
dan bagian internalnya yang bervariasi. Membran sel beperan dalam menetapkan batas-batas dari sel,
sebagai tempat terjadinya fungsi-fungsi khusus, berisi protein transport yang menyediakan dan mengatur
pergerakan substansi-subtansi yang masuk ke dan keluar dari sel dan bagian-bagiannya, mengandung
reseptor yang diperlukan untuk mendeteksi sinyal-sinyal eksternal dan melakukan suatu mekanisme
untuk komunikasi sel (Becker, dkk., 2000).

II.2 MEMBRAN SEL

Membran sel merupakan lapisan yang melindungi inti sel dan sitoplasma. Membran sel
membungkus organel-organel dalam sel. Membran sel juga merupakan alat transportasi bagi sel yaitu
tempat masuk dan keluarnya zat-zat yang dibutuhkan dan tidak dibutuhkan oleh sel. Struktur membran
ialah dua lapis lipid (lipid bilayer) dan memiliki permeabilitas tertentu sehingga tidak semua molekul dapat
melalui membran sel.

Membran sel adalah batas antara sel dan lingkungannya. Membran sel ini mengisolir sel,
mengatur apa saja yang dapat masuk dan meninggalkan sel dan memperkenankan adanya interaksi
dengan sel yang lain. Fungsi membran sel adalah sebagai barier semi permeabel, yang menyebabkan
sedikit molekul yang dapat melewatinya ketika memagari mayoritas senyawa kimia yang dihasilkan di
dalam sel. Membran plasma tersusun dari lipid bilayer, yaitu lapisan fosfolipid dengan protein yang
menempel atau terbenam di antara lapisan tersebut (juga disebut model fluid mosaic. Fosfolipid pada
membran sel memiliki kepala yang polar (hidrofilik) dan dua ekor non polar (hidrofobik). Fosfolipid-
fosfolipid ini tersusun dalam barisan dengan posisi kedua ekorSALING berhadapan, sehingga daerah non
polar membentuk region hidrofobik di antara kepala hidrofilik yang terletak di sebelah dalam dan luar
permukaan membran. Keragaman protein yang ditemukan di antara membran bertanggung jawab untuk
sebagian besar aktivitas membran.

Tipe lain lipid pada membran adalah kolesterol. Kolesterol merupakan komponen penting lain
dari membran sel yang terbenam di dalam daerah hidrofobik di dalam regio ekor. Sebagian besar
membran sel bakteri tidak mengandung kolesterol. Kolesterol menyebabkan fleksibilitas membran sel.

Protein, terbenam pada lapisan dalam, meskipun lebih banyak daerah hidrofilik dari protein
tersebut ‘keluar’ ke dalam interior sel sama halnya dengan luar sel. Fungsi protein ini adalah sebagai
gerbang yang akan menyebabkan molekul-molekul tertentu masuk maupun keluar sel dengan bergerak
melewati daerah terbuka dari saluran protein. Protein integral ini kadang disebut protein gerbang.
Permukaan luar dari membran kaya akan glikolipid, yang mempunyai ekor hidrofobik yang terbenam pada
daerah hidrofobik dari membran dan kepalanya muncul ke luar sel. Mereka bersama dengan karbohidrat
terikat pada protein integral, dan berperan dalam pengenalan, semacam sistem identifikasi seluler.

 Nukleus atau Nukleoid

Masing-masing sel berisi materi genetic (DNA), yang menyimpan instruksi untuk struktur dan fungsi sel.
DNA dapat ditemukan terletak di dalam membran yang membatasi nukleus (organism eukariotik –
tumbuhan, binatang, protista dan fungi) atau secara sederhana terkonsentrasi pada suatu daerah pada
sitoplasma yang disebut nukleoid (organism prokariotik – Eubakteria dan Arkhaebakteria)
 Sitoplasma

Sitoplasma meliputi cairan matriks (disebut sitosol) yang terletak pada membran plasma di mana segala
sesuatu yang lain, seperti membran internal, partikel, dan struktur yang diselubungi membran, yang
disebut organela, terletak.

Ketika manfaat dari organisasi seluler cukup jelas, harus dilihat lebih dekat apakah fungsi sel untuk
memahami mengapa sebagian besar sel adalah sangat kecil, dan mengapa organisme multiseluler terdiri
dari banyak sel mikroskopik, dari pada hanya beberapa sel yang sangat besar. Masing-masing sel
memerlukan lingkungan internal yang konstan dan terjaga untuk memberikan sejumlah fungsinya. Sel
harusSALING tukar menukar materi dengan lingkungan eksternalnya, dan mengalami sejumlah reaksi
kimia, masing-masing dengan kebutuhan kimiawi yang spesifik, supaya tetap hidup dan dapat melakukan
fungsinya. Hal lain yang diperlukan di dalam sel, pertukaran yang lebih banyak harus terjadi melaui
membran. Jika volume sel menjadi terlalu besar, tidak terdapat daerah permukaan membran yang cukup
untuk mengerjakan semua kebutuhan sel. Sehingga, keseluruhan pembatasan ukuran sel tampaknya
menjadi rasio daerah permukaan/volume. Selama volume sel meningkat, sel memiliki permukaan yang
secara proporsional lebih kecil untuk pertukaran nutrient, gas, dan sisa metabolisme dengan
lingkungannya untuk menopang peningkatan volume. Di dalam sitoplasma, bahan-bahan bergerak
dengan cara difusi, suatu proses fisika yang hanya dapat dilakukan pada jarak yang dekat. Volume yang
besar akan menghambat kecepatan pergerakan bahan-bahan tersebut sehingga mengganggu fungsi sel.
Sel dengan kebutuhan metabolisme yang minimal dapat memiliki volume yang lebih besar.

Struktur membran sel yaitu model mozaik fluida yang dikemukakan oleh Singer dan Nicholson
pada tahun 1972. Pada teori mozaik fluida membran merupakan 2 lapisan lemak dalam bentuk fluida
dengan molekul lipid yang dapat berpindah secara lateral di sepanjang lapisan membran. Protein
membran tersusun secara tidak beraturan yang menembus lapisan lemak. Jadi dapat dikatakan membran
sel sebagai struktur yang dinamis dimana komponen-komponennya bebas bergerak dan dapat terikat
bersama dalam berbagai bentuk interaksi semipermanen Komponen penyusun membran sel antara lain
adalah phosfolipids, protein, oligosakarida, glikolipid, dan kolesterol.

Komponen utama membran sel terdiri atas Phosfolipid, selain itu terdapat senyawa lipid seperti
sfingomyelin, kolesterol, dan glikolipida. Phosfolipid memiliki dua bagian yaitu bagian yang bersifat
hidrofilik dan bagian yang bersifat hidrofobik. Bagian hidrofobik merupakan bagian yang terdiri atas asam
lemak. Sedangkan bagian hidrofilik terdiri atas gliserol, phosfat, dan gugus tambahan seperti kolin, serin,
dan lain-lain. Penamaan phosfolipid dan sifat masing-masing akan bergantung pada jenis gugus tambahan
yang dimiliki oleh phosfolipid. Jenis-jenis phosfolipid penyusun membran sel antara lain adalah :
phosfokolin (pc), phosfoetanolamin (pe), phosfoserin (ps), dan phosfoinositol (pi). Secara alami di alam
phosfolipid akan membentuk struktur misel (struktur menyerupai bola) atau membran lipid 2 lapis.
Karena strukturnya yang dinamis maka komponen phosfolipid di membran dapat melakukan pergerakan
dan perpindahan posisi. Pergerakan yang terjadi antara lain adalah pergerakan secara lateral (Pergerakan
molekul lipid dengan tetangganya pada monolayer membran) dan pergerakan secara flip flop (Tipe
pergerakan trans bilayer).

Protein ini terintegrasi pada lapisan lipid dan menembus 2 lapisan lipid / transmembran. Protein
integral memiliki domain membentang di luar sel dan di sitoplasma. Bersifat amfipatik, mempunyai
sekuen helix protein, hidrofobik, menembus lapisan lipida, dan untaian asam amino hidrofilik. Banyak
diantaranya merupakan glikoprotein, gugus gula pada sebelah luar sel. Di sintesis di RE, gula dimodifikasi
di badan golgi. Kerangka mmbran adalah kerangka pada dinding sel.

II.3 FUNGSI MEMBRAN SEL

Salah satu fungsi dari membran sel adalah sebagai lalu lintas molekul dan ionsecara dua arah.
Molekul yang dapat melewati membran sel antara lain ialah molekulhidrofobik (CO2, O2), dan
molekul polar yang sangat kecil (air, etanol). Sementara itu, molekul lainnya seperti molekul polar dengan
ukuran besar (glukosa), ion, dan substansi hidrofilik membutuhkan mekanisme khusus agar dapat masuk
ke dalam sel.

Banyaknya molekul yang masuk dan keluar membran menyebabkan terciptanya lalu lintas
membran. Lalu lintas membran digolongkan menjadi dua cara, yaitu dengan transpor pasif untuk molekul-
molekul yang mampu melalui membran tanpa mekanisme khusus dan transpor aktif untuk molekul yang
membutuhkan mekanisme khusus.

Ada beberapa transpor yang ada pada membran sel,yaitu sebagai berikut:

 Transpor pasif merupakan suatu perpindahan molekul menuruni gradien konsentrasinya. Transpor
pasif ini bersifat spontan. Difusi, osmosis, dan difusi terfasilitasi merupakan contoh dari transpor pasif.
Difusi terjadi akibat gerak termal yang meningkatkan entropi atau ketidakteraturan sehingga
menyebabkan campuran yang lebih acak. Difusi akan berlanjut selama respirasi seluler yang
mengkonsumsi O2 masuk. Osmosis merupakan difusi pelarut melintasi membran selektif yang arah
perpindahannya ditentukan oleh beda konsentrasi zat terlarut total (dari hipotonis ke hipertonis). Difusi
terfasilitasi juga masih dianggap ke dalam transpor pasif karena zat terlarut berpindah menurut gradien
konsentrasinya. Contoh molekul yang berpindah dengan transpor pasif ialah air dan glukosa. Transpor
pasif air dilakukan lipid bilayerdan transpor pasif glukosa terfasilitasi transporter. Ion polar berdifusi
dengan bantuan protein transpor.

 Transpor aktif merupakan kebalikan dari transpor pasif dan bersifat tidak spontan. Arah
perpindahan dari transpor ini melawan gradien konsentrasi. Transpor aktif membutuhkan bantuan dari
beberapa protein. Contoh protein yang terlibat dalam transpor aktif ialah channel protein dan carrier
protein, serta ionophore. Yang termasuk transpor aktif ialah coupled carriers, ATP driven pumps, dan light
driven pumps. Dalam transpor menggunakan coupled carriers dikenal dua istilah, yaitu simporter dan
antiporter. Simporter ialah suatu protein yang mentransportasikan kedua substrat searah, sedangkan
antiporter mentransfer kedua substrat dengan arah berlawanan. ATP driven pump merupakan suatu
siklus transpor Na+/K+ ATPase. Light driven pump umumnya ditemukan pada sel bakteri. Mekanisme ini
membutuhkan energi cahaya dan contohnya terjadi pada Bakteriorhodopsin.

II.4 KARAKTERISTIK MEMBRAN SEL

Karakterisasi membran diperlukan untuk mengetahui sifat-sifat membran yang dihasilkan.


Karakterisasi membran yang berhubungan dengan struktur membran adalah sifat kimia, kristalinitas,
statistika pori, dan ketebalan, sedangkan yang berhubungan dengan
fungsi membran adalah permeabilitas dan permselektivitas.
Sifat kimia membran dapat digambarkan dari perbedaan polaritas. Bila suatumembran memiliki
kepolaran yang hampir sama dengan kepolaran umpan, maka membran akan
mempunyai permeabilitas yang tinggi karena membran yang polar akan mudah menarik molekul yang
polar dan akan menolak molekul yang nonpolar, demikian sebaliknya.

Derajat kristalinitas suatu membran akan mempengaruhi permeabilitas dan permselektivitas,


juga sifat mekanik membran. Jika derajat kristalinitas besar, maka membran bersifat kurang elastis dan
kekuatan tariknya kecil. Kristalinitas polimer juga akan mempengaruhi pembentukan pori dan
ketahanan membran terhadap pengaruh perubahan fisik seperti tekanan dan suhu. (Kesting, 1971).

Permeabilitas membran merupakan ukuran kecepatan suatu spesi


menembus membran. Permeabilitas dipengaruhi oleh jumlah pori, ukuran pori, tekanan yang
dioperasikan dan ketebalan membran. Permeabilitas sering dinyatakan sebagi
fluks (koefisien permeabilitas). Definisi fluks adalah jumlah volume permeat yang melewati satu satuan
luas membran dalam waktu tertentu dengan adanya gaya dorong, dalam hal ini adalah tekanan (Mulder,
1996)

II.5 ORGANISME HIDUP DAN TIPE SEL

Setiap organism tersusun dari satu atau lebih tipe dasar sel: prokariotik atau eukariotik. Sel prokariotik
tidak mempunyai materi genetic yang terselubung di dalam struktur yang dilingkupi membran (tidak ada
nukleus). DNAnya terkonsentrasi pada suatu daerah sel yang disebut nukleoid. Sel prokariotik juga tidak
mempunyai organela yang dibatasi membran di dalam sitoplasma selnya. DNA sel eukariotik terletak di
dalam nukleus. Nukleus ini dikelilingi oleh sitoplasma sel, sebagian besar dari mereka adalah matrik semi
cair, sitosol, di mana organela terletak.

Ciri-ciri Sel Prokariotik

. Biasanya relatif kecil dan sederhana

. Mempunyai ciri-ciri eksternal

. Batasnya adalah membran plasma

. Dapat memiliki bungkus yang disebut mesosom

. Dinding yang kaku yang tersusun dari senyawa yang unik, yang ditemukan hanya pada dinding Prokariotik
yang disebut peptidoglikan (dan tidak ada pada Archaebacteria)

. Dapat mensekresi sarung pelindung atau kapsul untuk perlindungan

. Dapat memiliki struktur motil yang disebut flagella, tetapi mereka berbeda dari flagella yang terdapat
pada EukariotikS, atau proyeksi yang sangat kecil yang disebut fili, yang membantu pengikatan bakteri
pada permukaan.

. Interior sel Prokariotik berbeda

. Molekul DNA tunggal (sirkuler), terkonsentrasi pada suatu daerah di sitoplasma yang disebut nukleoid.
DNA tidak dikelilingi oleh protein. Bakteri mungkin memiliki lebih dari satu kopi dari molekul DNA
. Bisa mempunyai plasmid, fragmen DNA independen yang membawa potongan khusus dari informasi
genetic. Plasmid dapat ditransmisikan dari satu bakteri ke yang lainnya atau dari lingkungan ke bakteri.
Plasmid penting dalam penelitian DNA rekombinan.

. Ribosom, tersusun dari RNA dan protein, densitasnya 70S

. Tidak mempunyai struktur internal yang dikelilingi membran (organela)

Ciri-ciri Sel Eukariotik

. Sel Eukariotik punya suatu sistem struktur internal yang dikelilingi membran, yang

disebut organela

. Nukleus dikelilingi selubung nuclear (eukariotik berarti nukleus yang sebenarnya)

. Mempunyai sitoplasma sitosol di mana organela-organela khusus terletak

. Mempunyai efisiensi yang lebih besar untuk aktivitas sel

. Organela-organela secara fisika memisahkan tipe-tipe yang berbeda dari aktivitas sel

pada ruangan sitoplasma Organela juga menyebabkan, pemisahan aktivitas sel dalam waktu.

BAB III

KESIMPULAN

1.Membran sel merupakan lapisan yang melindungi inti sel dan sitoplasma.

2.Komponen utama membran sel terdiri atas Phosfolipid, selain itu terdapat senyawa lipid seperti
sfingomyelin, kolesterol, dan glikolipida.

3.Salah satu fungsi dari membran sel adalah sebagai lalu lintas molekul dan ion secara dua arah.

4.Karakterisasi membran yang berhubungan dengan fungsi membran adalahpermeabilitas dan


permselektivitas.
5. Setiap organisme tersusun dari satu atau lebih tipe dasar sel: prokariotik atau eukariotik
Diposkan oleh Ozy Ahmad di 15.23

http://ozyyahmad.blogspot.com/2013/09/makalah-membran-sel.html
Selasa, 05 Januari 2016

MAKALAH MEMBRAN PLASMA

MAKALAH BIOLOGI SEL


TENTANG MEMBRAN PLASMA
DI SUSUN OLEH KELOMPOK 2:
Abdul haris

PRODY : BIOLOGI A
SEMESTER : V (LIMA)
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
YAYASAN PENDIDIKAN MERANGIN
(STKIP YPM BANGKO)
TAHUN AKADEMIK 2015

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr. wb.

Puji syukur marilah kita panjatkan atas kehadiran allah SWT. Karna berkat rahmat dan
karunianyalah kami bisa menyelesaikan tugas makalah ini dengan baik, yang berjudul MAKALAH BIOLOGI
SEL yang membahas tentang MEMBRAN PLASMA.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, maka dari itu kami mengaharapkan
adanya saran, kritikan, maupun masukan yang membangun guna untuk melengkapi makalah ini. Semoga
makalah ini dapat berguna bagi kita semua.

Demikianlah yang dapat kami sampaikan, jika ada kata kami yang salah kepada saudara/i kami
minta maaf dan kepada tuhan saya mohon ampun.

Wassalamu’alaikum wr. wb.


Bangko, September 2015

Penyusun

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.2 Rumusan Masalah

1.3 Tujuan Penulisan

BAB II PEMBAHASAN

MEMBRAN PLASMA

A. PENGERTIAN MEMBRAN PLASMA

B. STRUKTUR DAN FUNGSI MEMBRAN

C. PROSES TRANSPOR MEMBRAN

D. PROSES KOMUNIKASI ANTAR SEL

BAB III PENUTUP

1.1 Kesimpulan

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Membran sel dikenal dengan nama membran plasma. Membran plasma adalah protoplasma yang
menjaga isi sel dan memisahkan isi sel dengan lingkungan luar sel. Membran plasma bersifat selektif
permeabel. Membran plasma memiliki sifat-sifat hidrofobik di bagian tengah dan sifat hidrofilik di
permukaan luar maupun permukaan sistolik. Membran plasma terdiri dari senyawa-senyawa lipida,
protein,karbohidrat,enzim dan ion. Komponen kimiawi yang terlihat secara morfologis adalah
karbohidrat, protein, dan lipida.

Dalam makalah ini saya akan menjelaskan mengenai struktur dan fingsi membran, proses
transpor membran dan proses komunikasi membran plasma tersebut.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa itu membran plasma?

2. Apa struktur dan fungsi dari membran plasma?

3. Bagaimana transpor membran?

4. Bagaimana proses transportasi antar sel?

1.3 Tujuan Penulisan

 Untuk menyelesaikan tugas dari dosen pembimbing mata kuliah Biologi Sel.

 Untuk menjelaskan mengenai membran plasma.

 Untuk menjelaskan struktur serta fungsi membran plasma.

 Untuk mengetahui bagaimana transpor membran.

 Untuk mengetahui bagaimana proses komunikasi antar sel.


BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN MEMBRAN PLASMA

Membran sel sering juga disebut membran plasma. membran merupakan batas dari sel dan
bagian internalnya yang bervariasi. Membran sel beperan dalam menetapkan batas-batas dari sel, sebagai
tempat terjadinya fungsi-fungsi khusus, berisi protein transport yang menyediakan dan mengatur
pergerakan substansi-subtansi yang masuk ke dan keluar dari sel dan bagian-bagiannya, mengandung
reseptor yang diperlukan untuk mendeteksi sinyal-sinyal eksternal dan melakukan suatu mekanisme
untuk komunikasi sel

Membrane plasma yaitu bagian luar baik pada sel prokariotik maupun eukariotik yang
memisahkan sel dengan llingkungan sekitarnya. Merupakan struktur yang tipis dan elastis. Tersusun dari
lipida protein dan karbohidrat dengan komposisi : molekul molekul protein (50%-70%), fosfolipid (25%),
kolesterol (13%) ; lipida lain (4%) , dan karbohidrat (3%), sedikit glikolipid, air dan ion-ion.

Membran plasma tersusun atas struktur membran phospolipid ganda (phospolipid bilayer).
Struktur Phospolipid memiliki dua bagian yang berbeda, yaitu bagian protein yang
bersifat hydrophilic (suka air) berupa kepala menghadap ke bagaian luar permukaan membran dan
bagian lipida yang bersifat hydrophobic (menghindari air) berupa ekor yang menghadap bagian internal
membran. Oleh karena itu membren plasma bersifat selektif permeable. Selektif permeable berarti hanya
dapat memasukan atau dilewati molekul tertentu saja. Struktur membran plasma juga dilengkapi dengan
struktur protein:

a. Protein yang melekat (peripheral/ekstrinsik) yang hanya melekat pada permukaan membrane dan tidak
menembus membrane. Bekerja sebagai protein pengangkut bahan-bahan kearah yang berlawanan
dengan difusi yang sebenarnya. Protein ekstrinsik bergabung dengan permukaan luar membran.

b. Protein tertanam (integral/intrinsik) yang menonjol sepenuhnya dari membrane, mempunyai bagian
hidrofobik maupun hidrofilik. Protein integral membentuk saluran structural (atau pori-pori) yang dilewati
oleh bahan yang larut dalam air, terutama ion yang dapat berdifusi antara cairan ekstraseluler dan cairan
intraseluler. Protein ini letaknya tenggelam di antara dua lapis fosfolipid. Protein intrinsik bergabung
dengan membran dalam.

B. STRUKTUR DAN FINGSI MEMBRAN PLASMA

FUNGSI MEMBRAN PLASMA

1) Membran plasma mempunyai fungsi, sifat, struktur, dan sistem transport yang sangat penting bagi proses
hidup suatu sel.

2) Fungsi membran plasma yaitu untuk

a. membungkus sel, membatasi perluasan sel, sebagai filter yang sangat selektif
b. merupakan alat untuk transport aktif, mengontrol masuknya nutrien dan keluarnya hasil metabolisme

c. menjaga perbedaan konsentrasi ion di dalam dan di luar sel

d. serta sebagai sensor untuk sinyal-sinyal yang terdapat di luar sel.

SIFAT MEMBRAN PLASMA

a) Sifat utama membran sel adalah sangat dinamis.

b) Sifat membran yang dinamis ini sangat tergantung pada struktur dari membran plasma itu.

c) Sebagai contoh sifat membran yang tergantung pada strukturnya adalah adanya dua lapisan lemak yang
menyusun membran (lipid bilayer).

d) Membran lemak dapat terbentuk secara spontan dari campuran lipid dalam lingkungan air bila konsentrasi
lipid melampaui nilai kritis tertentu.

e) Bila jumlah lipid kurang dari konsentrasi kritis tersebut maka lipid larut dalam air.

f) Karena senyawa lipid ini merupakan molekul-molekul amphipatik, maka bila dalam konsentrasi cukup
tinggi molekul-nolekul lipid tersebut secara spontan membentuk agregat berupa lapisan-lapisan lemak
dua lapis.

g) Lapisan panjang lipid ini secara spontan dapat putus atau bergabung kembali satu sama lain, sehingga di
dalam air sering terbentuk balon-balon vesikula.

h) Mengingat sebagian besar komponen sel adalah air, maka prinsip inipun rupanya juga berlaku di dalam
sel dengan sistem kompartementasinya.

i) Adanya sistem membran lemak di dalam sel memungkinkan sel untuk membelah diri tanpa kehilangan isi
sel.

STRUKTUR MEMBRAN SEL

a. Sel memiliki sistem penyimpanan materi di dalam sel yang serupa dengan suatu kontainer
yang berupa membran plasma, suatu lapisan tipis yang tidak dapat diamati dengan mkikroskop
cahaya.
b. Membran plasma ini memisahkan isi sel dari lingkungannya. Isi sel (cairan intra sel)
berbeda dari lingkungan luarnya, misalnya dalam hal kandungan ion.
c. Sistem kompartementasi dapat terjadi karena adanya sistem membran plasma (membran
sel) yang mampu mencegah proses difusi atau perpindahan molekul-molekul tertentu dari dalam
ke luar atau sebaliknya dari luar ke dalam sistem membran.
d. Kompartementasi ini memungkinkan masing-masing organel mempunyai fungsi khusus.
e. Semua membran sel secara umum tersusun oleh lipid dan protein, disamping juga
karbohidrat dan memiliki struktur umum yang sama. Lipid, protein dan karbohidrat tersebut
secara bersama menyusun membran plasma atau membran internal.
f. Membran sel berupa selaput tipis, disebut juga plasmalema.
g. Tebal membran antara 5-10 nm
h. Apabila diamati dengan mikroskop cahaya tidak terlihat jelas, tetapi keberadaannya
dapat dibuktikan pada waktu sel mengalami plasmolisis.

Selain dari itu, juga memungkinkan terjadinya proses endositosis dan eksositosis, bahkan
mengingat akan sifat fluiditas asam lemak penyusun membran sel, memungkinkan adanya gerak pindah
tempat, meskipun sel tersebut sesungguhnya tidak mempunyai alat gerak.

Lipida membran plasma

a. Sekali lagi Lima puluh persen (50 %) dari komponen membran plasma adalah molekul lipid
yang tidak larut dalam air, dan sangat mudah larut dalam pelarut organik,
b. sedang sisa dari komponen tersebut sebagian besar adalah protein.
c. Molekul-molekul lipid tersusun secara teratur sebagai dua lapisan lemak (lipida bilayer)
setebal 5 nm. L
d. ipid bilayer ini merupakan barrier yang semipermiabel untuk berbagai molekul yang larut
dalam air.
Ada tiga macam molekul lipid yang terdapat pada lipid membran yaitu

1. phospolipid (yang terbanyak),

2. cholesterol,

3. glicolipid.

Ketiga jenis lemak tersebut bersifat amphipatic atau amphipilic, yang berarti mempunyai dua sifat yaitu

1. bersifat hidrophilic (senang pada air/polar)

2. hidrophobic (tidak senang air/non-polar).

a. Sebagai contoh, phospolipid molekul mempunyai gugus kepala hidrophilic yang sifatnya
non-polar yang dinamakan hidrophobic hidrocarbon tail.
b. Sebagian phospolipid dan glikolipid membentuk bilayer secara spontan apabila berada
dalam lingkungan air.
c. Sifat inilah yang menyebabkan membran sel dapat menutup kembali secara spontan
apabila robek atau rusak.
d. Sedangkan sifat penting lainnya dari membran plasma adalah fluiditasnya, oleh karena
sifat ini sangat menentukan fungsi dari membran plasma.

FLUIDITAS LIPID BILAYER DAN KOLESTEROL

a. Keenceran lipid bilayer ditentukan oleh komposisinya yaitu


1. macam asam lemak (jenuh dan tidak jenuh)

2. kolesterol.
b. Makin banyak kandungan asam lemak tidak jenuh menyebabkan lapisan lipida makin encer.

c. Membran plasma dapat mengalami perubahan fisika kimia (transisi fase) yaitu dari fase
encer (liquid state) menjadi fase seperti agar (gel state).
d. Jika membran banyak mengandung asam lemak tidak jenuh, perubahan fase encer
menjadi fase gel lebih sukar terjadi, artinya untuk terjadinya perubahan fase memerlukan suhu
yang lebih rendah.
Protein Membran Plasma

a. Walaupun struktur dasar dari membran adalah molekul lipid,


b. namun fungsi fisiologis dan patologis dari membran disebabkan oleh adanya protein
c. Protein yang tertanam dalam lipid bilayer tersebut.
d. Jumlah dan jenis protein yang terdapat dalam membran plasma bervariasi dari sel ke sel.
e. Molekul protein kebanyakan terlarut dalam lipid bilayer.
Fungsi dari protein adalah sebagai

1. media berbagai fungsi dari membran sel seperti: transport aktif molekul-molekul tertentu
keluar masuk sel
2. sebagai enzim yang mengkatalisis reaksi-reaksi kimia yang berkaitan dengan membran
plasma,
3. sebagai penghubung struktur membran plasma dengan sitoskeleton
4. matriks sel atau sel yang berdekatan,
5. dan sebagai reseptor untuk menerima sinyal-sinyal kimia yang berasal dari lingkungan
sel.
Karbohidrat Membran Plasma

1. Pada permukaan sel eukariotik didapatkan molekul karbohidrat pada permukaan selnya.
2. Molekul yang banyak didapatkan adalah
a) rantai polisakarida

b) rantai oligosakarida yang berikatan secara kovalen dengan membran protein

c) dan rantai oligosakarida yang secara kovalen berikatan dengan lipid (glikolipid)

3. Jumlah karbohidrat dalam plasma membran berkisar antara 2 – 10 % dari seluruh berat membran.

4. Pada membran plasma didapatkan juga

5. proteoglikan molekul yang mengandung rantai yang panjang dari polisakarida terkait
dengan protein membran dan didapatkan terutama pada bagian luar dari membran sebagai
matriks eksternal.
6. Sebagaimana protein membran, karbohidrat membran distribusinya juga tidak simetris
7. karbohidrat yang sama tidak selalu ada pada permukaan dalam atau luar membran.
8. Rantai karbohidrat dari glikolipid, glikoprotein dan proteoglikan pada membran sel atau
membran internal selalu terletak pada membran nonsitoplasma.
9. Pada membran plasma, karbohidrat terletak di bagian permukaan luar dari bilayer dan
pada membran internal karbohidrat menghadap pada lumen dari kompartemen sel.
10. Pada permukaan luar dari membran sel eukariotik terdapat daerah yang mengandung sangat kaya dengan
karbohidrat, yang dapat ditunjukkan dengan memberikan pewarnaan rutheinium red.

11. Selaput ini dinamakan sebagai glikokaliks.


12. Glikokaliks selain mengandung karbohidrat, juga didapatkan glikoprotein dan
proteoglikan yang disekresi sel dan diserap oleh permukaan luar membran plasma dan kemudian
menjadi komponen dari matriks ekstra sel.
13. Oligosakarida pada sisi luar membran plasma berbeda-beda dari satu spesies ke spesies
lain, dan bahkan dari satu sel ke sel lainnya dalam satu individu.
14. Keberagaman molekul dan lokasinya pada permukaan sel membuat oligosakarida dapat
berfungsi sebagai penanda yang membedakan satu sel dari yang lain.
15. Misalnya, empat kelompok darah manusia yang ditandai dengan A, B, AB, dan O
mencerminkan keragaman oligosakarida pada permukaan sel darah merah.
C. PROSES TRANSPOR MEMBRAN

Transpor membran pada sel dibedakan menjadi dua berdasarkan penggunaan energinya, yakni
transpor membran aktif yang memerlukan energi dan transpor membran pasif yang tidak memerlukan
energi.

1. Transpor Membran Aktif

Mekanisme transpor pada membran secara aktif terjadi karena molekul tidak bisa dilewatkan
secara langsung melewati fosfolipid bilayer atau karena jumlah molekul di luar sel yang lebih sedikit.
Molekul yang mengalami kesulitan untuk melewati membran sel umumnya terjadi karena interaksi antara
membran sel yang memiliki ekor bagian dalam yang bersifat hidrofobik non polar dengan molekul yang
bersifat hidrofilik dan atau polar. Selain itu, ukuran molekul yang besar juga merupakan faktor
penghambat untuk melewati membran sel.

Transpor membran secara aktif sendiri terdiri dari beberapa macam, antara lain:

a. Pompa ATP

Mekanisme pompa ATP terjadi akibat perubahan pada protein membran yang mengalami
perubahan bentuk sehingga memungkinkan molekul bisa melewatinya untuk keluar atau masuk sel.
Perubahan konformasi itu sendiri terjadi dengan penggunaan ATP.

Gambar 1.4 Pompa ATP

b. Kotranspor

Kotranspor adalah transpor zat yang mengaktifkan transpor zat lain melewati membran plasma.
Kotransport dibedakan menjadi dua, yaitu simport dan antiport. Disebut simport apabila kedua jenis zat
memiliki arah pergerakan yang sama, dan disebut antiport apabila arah pergerakannya
berlawanan. Contoh mekanisme kotranspor, berupa pompa potasium dan sodium.
Gambar 1.5 Kotranspor

c. Endositosis dan Eksositosis

Endositosis adalah transpor makromolekul dan materi ke dalam sel dengan cara membentuk
vesikula baru dari membran plasma. Endositosis dibagi menjadi 2, yaitu pinositosis (pemasukan zat cair)
dan fagositosis (pemasukan zat cair). Sedangkan eksositosis adalah transpor makromolekul dan materi
ke luar sel dengan membentuk vesikula baru.

Gambar 1.6 Eksositosis dan Endositosis

2. Transpor Membran Pasif

Mekanisme transpor membran secara pasif terjadi dengan memanfaatkan prinsip sederhana difusi.
Molekul akan berpindah dari seuatu area yang konsentrasinya tinggi ke rendah. Hal ini menyebabkan sel
tidak perlu mengeluarkan energi.

a. Difusi

Difusi adalah perpindahan molekul atau ion. Sebagai akibat gerak acak, dari daerah berkonsentrasi
tinggi ke daerah dengan konsentrasi rendah. Kecepatan difusi zat melalui membran sel tidak hanya
tergantung pada gradien konsentrasi (perbedaan konsentrasi antar ruang pada sel), tetapi juga pada
besar, muatan dan daya larut dalam lipid dari partikel-partikel tersebut. Pada umumnya zat-zat yang larut
dalam lipid, yaitu molekul hidrofobik, lebih mudah berdifusi melalui membrane daripada molekul
hidrofilik. Membrane sel, kurang permeable terhadap ion-ion (seperti Na+, Cl-, K+) dibandingkan dengan
molekul kecil yang tidak bermuatan. Dalam keadaan yang sama, molekul kecil lebih cepat berdifusi melalui
membrane sel daripada molekul besar

Gambar 1.7 Difusi

Faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan difusi ialah:

a). Jarak

b). Luas permukaan

c). Beda konsentrasi

d). Suhu

e). Permeabilitas membran

f). Ukuran molekul

b. Osmosis

Osmosis adalah bagian khusus dari difusi. Osmosis ialah pergerakan air dari konsentrasi yang lebih
tinggi ke rendah melewati membran semipermeabel.

Gambar 1.8 Osmosis


Dampak peristiwa osmosis terjadi akibat sel ditempatkan pada kondisi hipertonik maupun
hipotonik.

Gambar 1.9 Dampak Terjadinya Osmosis

c. Difusi Terfasilitasi

Difusi terfasilitasi adalah adalah difusi yang dibantu protein pembawa atau dengan saluran protein.

Gambar 2.0 Difusi Terfasilitasi

Molekul-molekul yang melewati membran sel dengan difusi terfasilitasi adalah molekul-molekul
berukuran besar seperti glukosa maupun molekul-molekul kecil seperti air yang memiliki protein
membran khusus sebagai media transpor.

D. PROSES KOMUNIKASI ANTAR SEL

1. Pengertian komunikasi antar sel

Menurut Prof. Subowo (1995) mengungkapkan bahwa komunikasi sel adalah proses
penyampaian informasi sel dari sel pesinyal menuju ke sel target untuk mengatur pengembangan dan
pengorganisasiannya menjadi jaringan, mengawasi pertumbuhan dan pembelahannya serta
mengkoordinasikan aktivitasnya.

Sistem komunikasi suatu sel berperan teramat penting dalam memnentukan respon seluler yang
akan dilakukan oleh sel. Seluruh peristiwa yang terangkum dalam dogma biologi molekuler diawali oleh
adanya aktivitas komunikasi. Untuk dapat menjalankan aktivitas komunikasi tersebut sebuah sel
(eukariotik) dilengkapi berbagai jenis reseptor yang terdapat di membrane plasmanya. Reseptor ini
biasanya meupakan bagian structural dari protein integral yang terdapat di sela-sela lemak lapis ganda.
Sel berinteraksi dengan sel lain dengan cara komunikasi langsung atau dengan mengirimkan sinyal kepada
sel target.

2. Tipe penyampaian molekul sel dalam komunikasi sel

a. Endokrin adalah sel target jauh dengan media hormon yang dibawa oleh pembuluh darah.

b. Parakrin adalah sel penyekresi bekerja pada sel-sel target yang berdekatan dengan melepas molekul
regulator lokal (misalnya faktor pertumbuhan ) kedalam cairan luar sel.

c. Autokrin, adalah sel responsif terhadap substansi yang dihasilkan oleh sel itu sendiri atau dengan kata lain
sel penghasil mediator berperan juga sebagai sel sasaran.

d. Sinaptik adalah tipe pensinyalan jarak jauh melalui sistem persarafan. Sel saraf melepaskan molekul
neurotransmiter kedalam sinapsis sehingga merangsang sel target.

3. Metode Komunikasi Antar Sel


Di dalam tubuh, terdapat tiga metode komunikasi antar sel, yaitu:

1. Komunikasi langsung, adalah komunikasi antar sel yang sangat berdekatan. Komunikasi ini terjadi dengan
mentransfer sinyal listrik (ion-ion) atau sinyal kimia melalui hubungan yang sangat erat antara sel satu
dengan lainnya. Gap junction merupakan protein saluran khusus yang dibentuk oleh protein connexin.
Gap junction memungkinkan terjadinya aliran ion-ion (sinyal listrik) dan molekul-molekul kecil (sinyal
kimia), seperti asam amino, ATP, cAMP dalam sitoplasma kedua sel yang berhubungan.

2. Komunikasi lokal, adalah komunikasi yang terjadi melalui zat kimia yang dilepaskan ke cairan ekstrasel
(interstitial) untuk berkomunikasi dengan sel lain yang berdekatan (sinyal parakrin) atau sel itu sendiri
(sinyal autokrin).

3. Komunikasi jarak jauh, adalah komunikasi antar sel yang mempunyai jarak cukup jauh. Komunikasi ini
berlangsung melalui sinyal listrik yang dihantarkan sel saraf dan atau dengan sinyal kimia (hormon atau
neurohormon) yang dialirkan melalui darah.

Sinyal hormonal merupakan komunikasi jarak jauh. Sinyal hormonal melibatkan beberapa hal
sebagai berikut:

1. Biosintesis hormon tertentu dalam jaringan tertentu

2. Penyimpanan dan sekresi hormon

3. Transportasi hormon ke sel target

4. Pengakuan hormon oleh membran sel yang berhubungan atau protein reseptor intraseluler

5. Relay dan amplifikasi sinyal hormonal diterima melalui proses transduksi sinyal: ini kemudian
menyebabkan respon selular. Reaksi dari sel target kemudian dapat diakui oleh hormon-sel yang
memproduksi asli, yang mengarah ke bawah regulasi-dalam produksi hormon. Ini adalah contoh dari
sebuah loop umpan balik homeostatik negatif.

6. Degradasi hormon.

Sel hormon biasanya dari jenis sel khusus, yang berada dalam kelenjar endokrin tertentu, seperti
kelenjar tiroid, ovarium, dan testis. Hormon keluar sel asal mereka melalui eksositosis atau lain sarana
transportasi membran. Model hirarkis merupakan penyederhanaan yang berlebihan dari proses sinyal
hormonal. Penerima seluler sinyal hormonal tertentu mungkin salah satu dari beberapa jenis sel yang
berada dalam sejumlah jaringan yang berbeda, seperti halnya untuk insulin, yang memicu beragam efek
fisiologis sistemik. Jenis jaringan yang berbeda juga dapat merespon secara berbeda terhadap sinyal
hormon yang sama. Karena itu, sinyal hormon yang rumit dan sulit untuk membedah.

Hormon beredar di dalam sirkulasi darah dan fluida sell untuk mencari sel target. Ketika hormon
menemukan sel target, hormon akan mengikat protein reseptor tertentu pada permukaan sel tersebut
dan mengirimkan sinyal.

Ciri- ciri hormon:


1. Bahan kimia yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin ( & organ-organtertentu badan)

2. Merangsang menghalang kegiatan sesuatu tisu / organ bagian badan

3. Setengah hormon menguasai kelenjar otot lain. Setengah mengawalmenyelaras kegiatan badan seperti
tumbesaran & perkembangan.

4. Hormon juga membantu sistem saraf menyelaras aktiviti badan

4. Tahapan Komunikasi Dalam Sel

Dilihat dari perspektif sel yang menerima pesan, pensinyalan sel dibagi menjadi 3 tahapan yaitu:

a. Tahap penerimaan (reception)

Pada tahapan ini sel target mendeteksi molekul sinyal yang berasal dari luar sel. Sinyal kimiawi
terdeteksi ketika molekul sinyal berikatan dengan protein reseptor yang terletak dipermukaan atau
didalam sel.

b. Tahap pengikatan molekul (transduction)

Pada tahap ini molekul sinyal memiliki bentuk yang komplamenter dengan situs reseptor yang
melekat disitu seperti anak kunci dalam gembok atau substrat dalam situs katalitik suatu enzim. Molekul
sinyal berprilaku seperti ligan, istilah molekul yang berikatan secara spesifik dengan molekul lain,
seringkali yang berukurakan besar. Pengikatan ligan menyebabkan protein reseptor mengalami
perubahan bentuk. Umumnya efek pengikatan ligan menjadi agregasi kedua atau lebih mengaktivasi
reseptor lain berinteraksi dengan molekul lainnya.

Transduksi sinyal atau pengikatan molekul meliputi aktifitas sebagai berikut:

1. Pengenalan berbagai sinyal dari luar terhadap reseptor spesifik yang terdapat pada
permukaan membran sel.
2. Penghantaran sinyal melalui membran sel ke dalam sitoplasma.
3. Penghantaran sinyal kepada molekul efektor spesifik pada bagian membran sel atau
efektor spesifik dalam sitoplasma. Hantaran sinyal ini kemudian akan menimbulkan respon
spesifik terhadap sinyal tersebut. Respon spesifik yang timbul tergantung pada jenis sinyal yang
diterima. Respon dapat berupa peningkatan atau penurunan aktifitas enzim-enzim metabolik,
rekonfigurasi sitoskeleton, perubahan permeabilitas membran sel, aktifasi sintesa DNA,
perubahan ekspresi genetik atupun program apoptosis.

c. Tahap responsif (response)

Pada tahapan ini sinyal yang ditrandusikan menyebabkan aktivitas selular seperti glikogen
fospolirase, penyusunan ulang sitoskeleton ataupun aktivasi gen-gen spesifik dalam nukleus.
5. Jenis-jenis reseptor dan pengaruhnya terhadap aktivitas sitoplasma

A. Reseptor dalam membran sel

Sebagian besar molekul sinyal larut-air berikatan pada protein reseptor dalam membran
sel. Reseptor ini mentransmisikan informasi dari lingkungan ekstraseluler ke bagian dalam sel dengan
cara mengubah bentuk saat berikatan dengan ligan. Tiga tipe utama reseptor membran adalah:

1. Reseptor saluran/gerbang ion.

Misalnya pada molekul neurotransmitter yang dilepaskan sinapsis antara dua sel saraf berikatan
dengan saluran ion sehingga menyebabkan saluran membuka dan memicu timbulnya sinyal listrik yang
merambat ke sel penerima.

2. reseptor terikat enzim seperti tirosin kinase

Kinase adalah enzim yang mengkatalis transfer gugus fospat dari ATP ke asam amino tirosin

3. reseptor terkopel protein G

terkopel protein G adalah reseptor membran plasma yang bekerja dengan bantuan protein G,
protein yang mengikat molekul GDP/ GTP yang kaya energi. Banyak molekul sinyal yang berbeda
menggunakan reseptor terkopel protein G. Struktur molekulnya terdiri dari 7 heliks α, β danγ
transmembran. Dalam keadaan tidak aktif protein G mengikat GDP (guanosin diposfat) melalui subunit α
dipermukaan dalam dinding sel. Saat molekul sinyal berikatan dengan sisi ekstraseluler maka protein G
akan bergeser melepaskan GDP dan diganti oleh molekul GTP. GTP kemudian mengaktivasi sub unit α
untuk melepaskan diri. dan berikatan dengan efektor lain yaitu adenilil siklase. Saat itulah memicu
langkahnya pada respon seluler. Perubahan pada enzim dan protein G juga bersufat sementara karena
protein G juga berfungsi sebagai enzim GTP-ase maka sub unit α akan menghidrolisis GTP menjadi GDP.
Karena kini tidak aktif lagi protein G meninggalkan enzim dan kembali ke kondisi awal.

Gb 1

Gb 2

B. Reseptor dalam intraseluler

Reseptor ini terletak pada sitoplasma atau pada nukleus target. Untuk mencapai reseptor ini
pembawa pesan kimiawi menembus membran plasma sel target. Molekul sinyal yang dapat melakukan
hal ini adalah hormonSTEROID dan tiroid karena termasuk pembawa pesan yang sifatnya hidrofobik.
Reseptor intraseluler adalah reseptor protein yang tidak berada pada membran sel melainkan
pada sitoplasma atau nukleus. Sinyal harus melewati membran plasma terlebih dahulu sebelum bertemu
dengan reseptor jenis ini (karena ukuran molekul kecil dapat melewati membran atau merupakan lipid
sehingga terlarut dalam membran). Sinyal kimiawi dengan reseptor intraseluler misalnya hormon steroid
(testosteron) dan tiroid hewan yang berupa lipid serta molekul gas kecil oksida nitrat.

Mekanisme jalur transduksi sinyal (jalur-jalur merelai sinyal dari reseptor ke respon seluler)
seperti berikut:

a. Molekul yang merelay sinyal dari reseptor ke respon disebut molekul relay (sebagian besar merupakan
protein).

b. Molekul sinyal awal secara fisik tidak dilewatkan jalur pensinyalan (molekul sinyal bahkan tidak pernah
masuk sel).

Sinyal direlai sepanjang suatu jalur, artinya informasi tertentu dilewatkan. Pada tiap tahap sinyal
ditransduksi menjadi bentuk berbeda yaitu berupa perubahan konformasi suatu protein yang disebabkan
oleh fosforilasi.

Fosforilasi protein merupakan suatu cara pengaturan yang umum dalam sel dan merupakan
mekanisme utama transduksi sinyal.

Jalur pensinyalan bermula ketika molekul sinyal terikat pada reseptor eseptor ini kemudian
mengaktifkan satu molekul relai, yang mengaktifkan protein kinase 1. Protein kinase 1 aktif ini
mentransfer satu fosfat dari ATP ke molekul protein kinase 2 yang inaktif, sehingga akan mengaktifkan
kinase kedua ini. Akibatnya, protein kinase 2 yang aktif ini mengkatalisis fosforilasi (dan aktivasi) protein
kinase 3. Akhirnya protein kinase 3 aktif ini memfosforilasi protein yang menghasilkan respons akhir sel
atas sinyal tadi. Enzim fosfatase mengkatalisis pengeluaran gugus fosfat.

Molekul kecil dan ion kecil tertentu merupakan komponen utama jalur pensinyalan (second
messenger), seperti AMP siklik (cAMP) dan Ca2+, berdifusi melalui sitosol sehingga membantu
memancarkan sinyal ke seluruh sel secara cepat.

Respon akhir sel terhadap sinyal ekstraseluler disebut respon keluaran. Respon sel terhadap sinyal
berfungsi untuk mengatur aktivitas dalam sitoplasma atau transkripsi dalam nukleus.

Kekhususan pensinyalan sel menentukan molekul sinyal apa yang akan diresponnya dan sifat
responnya. Keempat sel dalam diagram merespon molekul sinyal dengan cara yang berbeda karena
masing-masing memiliki kumpulan protein yang berbeda. Diagram sel A merupakan diagram jalur
pensinyalan dengan satu respon tunggal. Diagram sel B merupakan diagram jalur pensinyalan dengan jalur
bercabang sehingga
memunculkan dua respon yang berbeda. Diagram sel C merupakan diagram jalur pensinyalan
dengan reaksi saling-sapa di antara kedua jalur yang membuat sel dapat memadukan informasi dari kedua
sinyal yang berbeda. Diagram sel D merupakan diagram jalur pensinyalan dengan reseptor yang berbeda
dengan reseptor pada sel A, B dan C.

6. Second Messenger

Second messenger merupakan jalur pensinyalan yang melibatkan molekul atau ion kecil
nonprotein yang terlarut dalam air, sedangkan molekul sinyal ekstraseluler yang mengikat reseptor
membran merupakan jalur first messenger. Second messenger lebih kecil dan terlarut dalam
air, sehingga dapat segera menyebar keseluruh sel dengan berdifusi . Second messenger berperan serta
dalam jalur yang diinisiasi reseptor terkait protein-G maupun reseptor tirosin-kinase. Dua contoh second
messenger yang paling banyak digunakan ialah:

a. AMP siklik

Second messenger ini yang membawa sinyal yang diinisiasi epinefrin dari membrane plasma sel
hati atau otot ke bagian dalam sel, dimana sinyal itu menyebabkan pemecahan glikogen. Pengikatan
epinefrin pada membrane plasma sel hati akan meningkatkan senyawa adenosine monofosfatsiklik, yang
disingkat AMP siklik atau cAMP. Camp ini diaktifkan oleh adenilat siklase yang mengkatalisa perombakan
ATP. cAMP atau aliran ion tadi dapat membuat perubahan pada perilaku sel, dan mereka disebut
messenger sekunder atau mediator intraseluler yang mana akan merangsang metabolisme sel lewat
aktivitas protein kinase.

b. Ion kalsium

Banyak molekul sinyal pada hewan, termasuk neurotransmitter, faktor pertumbuhan dan
sejumlah hormon menginduksi respon pada sel targetnya melalui jalur transduksi sinyal yang
meningkatkan konsentrasi ion kalsium sitosolik. Peningkatan konsentrasi ion kalsium sitosolik
menyebabkan banyak respon pada sel hewan. Sel menggunakan ion kalsium sebagai second
messenger dalam jalur protein-G dan jalur reseptor tirosin kinase. Dalam merespon sinyal yang direlai
oleh jalur transduksi sinyal, kadar kalsium sitosolik mungkin meningkat, biasanya oleh suatu mekanisme
yang melepas ion kalsium dari RE biasanya jauh lebih tinggi daripada konsentrasi dalam sitisol. Karena
kadar kalsium sitosol terendah, perubahan kecil pada jumlah absolute ion akan menggambarkan
persentase perubahan yang relative tinggi pada konsentrasi kalsium.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

 Membrane plasma yaitu bagian luar baik pada sel prokariotik maupun eukariotik yang memisahkan sel
dengan llingkungan sekitarnya. Merupakan struktur yang tipis dan elastis. Tersusun dari lipida protein dan
karbohidrat dengan komposisi : molekul molekul protein (50%-70%), fosfolipid (25%), kolesterol (13%) ;
lipida lain (4%) , dan karbohidrat (3%), sedikit glikolipid, air dan ion-ion.

 Membran sel beperan dalam menetapkan batas-batas dari sel, sebagai tempat terjadinya fungsi-fungsi
khusus, berisi protein transport yang menyediakan dan mengatur pergerakan substansi-subtansi yang
masuk ke dan keluar dari sel dan bagian-bagiannya, mengandung reseptor yang diperlukan untuk
mendeteksi sinyal-sinyal eksternal dan melakukan suatu mekanisme untuk komunikasi sel

 Fungsi membran plasma yaitu untuk

a) membungkus sel, membatasi perluasan sel, sebagai filter yang sangat selektif

b) merupakan alat untuk transport aktif, mengontrol masuknya nutrien dan keluarnya hasil metabolisme

c) menjaga perbedaan konsentrasi ion di dalam dan di luar sel

d) serta sebagai sensor untuk sinyal-sinyal yang terdapat di luar sel.

 Struktur membran plasma, yaitu :

a. Semua membran sel secara umum tersusun oleh lipid dan protein, disamping juga karbohidrat dan
memiliki struktur umum yang sama. Lipid, protein dan karbohidrat tersebut secara bersama menyusun
membran plasma atau membran internal.

b. Membran sel berupa selaput tipis, disebut juga plasmalema.

c. Tebal membran antara 5-10 nm

d. Apabila diamati dengan mikroskop cahaya tidak terlihat jelas, tetapi keberadaannya dapat dibuktikan
pada waktu sel mengalami plasmolisis.

 Transpor membran pada sel dibedakan menjadi dua berdasarkan penggunaan energinya, yakni transpor
membran aktif yang memerlukan energi dan transpor membran pasif yang tidak memerlukan energi.

 komunikasi sel adalah proses penyampaian informasi sel dari sel pesinyal menuju ke sel target untuk
mengatur pengembangan dan pengorganisasiannya menjadi jaringan, mengawasi pertumbuhan dan
pembelahannya serta mengkoordinasikan aktivitasnya.

 Ada 3 tahapan komunikasi dalam sel yaitu :

a. Tahap penerimaan (reception)

b. Tahap pengikatan molekul (transduction)

c. Tahap responsif (response)


DAFTAR PUSTAKA

http://garnisah.blogspot.co.id/2011/11/sel-membran-plasma.html

http://pustaka.pandani.web.id/2014/02/membran-plasma.html

http://diarzahrahyulihardiyanti.blogspot.co.id/2013/09/makalah-membran-plasma-biosel.html

http://taufik-ardiyanto.blogspot.co.id/2011/07/makalah-membran-plasma.html

file:///C:/Users/ACER/Documents/semester%205/BIOLOGI%20SEL/BIOLOGI%20SEL%20%20%20rahmahf
itriyani.htm

C:\Users\ACER\Documents\semester 5\BIOLOGI SEL\Mekanisme Transpor Membran nurhidayah49.htm

file:///C:/Users/ACER/Documents/semester%205/BIOLOGI%20SEL/KELOMPOK%203%20MK%20BIOLOGI
%20UNPAD%202014%20%20MAKALAH%20KOMUNIKASI%20SEL.htm
http://bangkogalo.blogspot.com/2016/01/makalah-membran-plasma.html

Anda mungkin juga menyukai