Anda di halaman 1dari 63

LAPORAN AKTUALISASI

NILAI-NILAI DASAR APARATUR SIPIL NEGARA

PENGGUNAAN NIBox (NEEDLE INJURY BOX)


SEBAGAI UPAYA OPTIMALISASI PENANGANAN
NEEDLE STICK INJURY DI UPT PUSKESMAS KUTA I

OLEH:
NAMA : dr. I PUTU ANOM NURCAHYADI
NIP : 19900810 201903 1 009

PELATIHAN DASAR CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL


GOLONGAN III ANGKATAN XLII
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
PROVINSI BALI
TAHUN 2019
LEMBAR PERSETUJUAN SEMINAR
LAPORAN AKTUALISASI NILAI-NILAI DASAR
APARATUR SIPIL NEGARA

Nama : dr. I Putu Anom Nurcahyadi


NIP : 19900810 201903 1 009
Jabatan : Dokter Umum Ahli Pertama
Instansi : UPT. Puskesmas Kuta 1
Judul : Penggunaan Nibox (Needle Injury Box) Sebagai
Upaya Optimalisasi Penanganan Needle Stick
Injury di Upt Puskesmas Kuta I

Telah memenuhi persyaratan dan mendapat persetujuan untuk mengikuti Seminar


Laporan Aktualisasi Nilai-Nilai Dasar ASN di Kampus II BPSDM Provinsi Bali,
Denpasar yang akan dilaksanakan pada tanggal 8 November 2019.

Denpasar, 8 November 2019


Coach, Atasan Langsung/Mentor,

Ida Ayu Rai Sri Dewi, SH., M. Si dr. Indira Pudi Asri
NIP. 19581119 198411 2 001 NIP. 19671023 199903 2 003

ii
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN AKTUALISASI NILAI-NILAI DASAR
APARATUR SIPIL NEGARA

Nama : dr. I Putu Anom Nurcahyadi


NIP : 19900810 201903 1 009
Jabatan : Dokter Umum Ahli Pertama
Instansi : UPT. Puskesmas Kuta 1
Judul : Penggunaan NIBox (Needle Injury Box) Sebagai Upaya
Optimalisasi Kegiatan Kewaspadaan Standar Pencegahan
dan Pengendalian Infeksi Khususnya Pada Penanganan
Needle Stick Injury di UPT Puskesmas Kuta I

Telah mengikuti Seminar Laporan Aktualisasi Nilai-Nilai Dasar ASN di Kampus II


BPSDM Propinsi Bali, pada tanggal 8 November 2019 sebagai persyaratan kelulusan
dalam mengikuti Pelatihan Dasar bagi Calon Pegawai Negeri Sipil Golongan III.

Denpasar, 8 November 2019


Coach, Atasan Langsung/Mentor,

Ida Ayu Rai Sri Dewi, SH., M. Si dr. Indira Pudi Asri
NIP. 19581119 198411 2 001 NIP. 19671023 199903 2 003

Penguji,

XXXX
NIP. XXX

iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa, Tuhan yang
Maha Esa, karena atas karunia-Nya lah Laporan Aktualisasi yang berjudul
“PENGGUNAAN NIBox (NEEDLE INJURY BOX) SEBAGAI UPAYA
OPTIMALISASI PENANGANAN NEEDLE STICK INJURY DI UPT
PUSKESMAS KUTA I” ini bisa diselesaikan tepat waktu.
Laporan Aktualisasi ini dibuat dalam rangka pertanggungjawaban dalam
mengaktualisasikan nilai-nilai dasar ASN di UPT. Puskesmas Kuta I sekaligus sebagai
persyaratan kelulusan dalam Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil Daerah
Golongan III Angkatan XLII Pemerintah Kabupaten Badung tahun 2019. Dalam
menyusun rancangan aktualisasi ini, penulis tentunya mendapatkan banyak bantuan dan
masukan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih
kepada:
1. Dr. Ida Bagus Sedhawa, S.E., M.Si. sebagai Kepala BPSDM Provinsi Bali
yang telah memberikan sarana prasarana dan fasilitas sehingga kegiatan
Pelatihan Dasar CPNS Golongan III ini dapat berlangsung dengan baik.
2. Dr. Drs. I Gede Wijaya, MM sebagai Kepala BKPSDM Kabupaten Badung
yang telah memberikan kesempatan dan fasilitas sehingga Pelatihan Dasar
CPNS Golongan III ini dapat berlangsung baik.
3. Ida Ayu Rai Sri Dewi, SH, M.Si sebagai Coach yang telah memberikan
bimbingan serta memberikan banyak masukan sehingga saya sebagai penulis
dapat menyelesaikan rancangan aktualisasi ini.
4. dr. Indira Pudi Asri, selaku Kepala UPT. Puskesmas Kuta I, sekaligus
menjadi Mentor yang telah memberikan banyak saran dan masukan sehingga
saya sebagai penulis dapat menyelesaikan laporan aktualisasi ini.
5. Dokter umum dan staff UPT. Puskesmas Kuta I yang telah banyak
membantu dalam pelaksanaan kegiatan aktualisasi ini.
6. Panitia pelaksana Pelatihan Dasar CPNS Angkatan XLII dan Angkatan
XLIII Tahun 2019.
7. Teman-teman sesama CPNS Pelatihan Dasar Golongan III Angkatan XLII
dan Angkatan XLIII yang telah memberikan masukan dan motivasi kepada
penulis.

iv
Laporan aktualisasi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu, kritik dan saran
yang bersifat membangun sangat penulis harapkan untuk menyempurnakan laporan
aktualisasi ini. Semoga laporan aktualisasi ini memberikan informasi bagi masyarakat
dan bermanfaat untuk pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi
kita semua.

Badung, 7 November 2019


Penulis

dr. I Putu Anom Nurcahyadi

v
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL …………………………………………………………………… i
LEMBAR PERSETUJUAN …………………………………………………………… ii
LEMBAR PENGESAHAN …………………………………………………………… iii
KATA PENGANTAR ………………………………………………………………… iv
DAFTAR ISI ………………………………………………………………………….. vi
DAFTAR TABEL ……………………………………………………………………. vii
DAFTAR GAMBAR ………………………………………………………………... viii
DAFTAR LAMPIRAN ……………………………………………………………….. ix
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ……………………………………………………………. 1
1.2 Tujuan …………………………………………………………………….. 3
1.3 Lokus Aktualisasi ………………………………………………………… 3
1.4 Tugas Pokok dan Fungsi Dokter Umum ..................................................... 4
1.5 Ruang Lingkup ............................................................................................ 5

BAB II NILAI-NILAI DASAR PNS ............................................................................ 7


2.1. Nilai-Nilai Dasar Profesi ASN ANEKA ................................................... 7
2.2. Peran dan Kedudukan ASN dalam NKRI ................................................. 12
BAB III RANCANGAN AKTUALISASI ................................................................... 18
3.1. Rancangan Kegiatan aktualisasi................................................................ 18
3.2. Jadwal Kegiatan Aktualisasi .................................................................... 26
3.3. Analisis Dampak ....................................................................................... 27
3.4. Kendala dan Solusi.................................................................................... 28
BAB IV HASIL AKTUALISASI................................................................................. 30
4.1. Capaian Aktualisasi................................................................................... 30
4.2. Pembahasan Kegiatan Aktualisasi ............................................................ 30
4.3. Kendala dan Solusi.................................................................................... 45
BAB V PENUTUP ....................................................................................................... 47
5.1. Kesimpulan ............................................................................................... 47
5.2. Saran.......................................................................................................... 48
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................. 49
LAMPIRAN ................................................................................................................ 50

vi
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Rencana Kegiatan Aktualisasi ....................................................................... 12


Tabel 2. Jadwal Kegiatan Aktualisasi........................................................................... 26
Tabel 3. Teknik Analisis Dampak ................................................................................ 27
Tabel 4. Kendala dan Solusi ......................................................................................... 29
Tabel 5. Koordinasi rencana kegiatan aktualisasi dengan mentor, PJ UKP, dan Tim
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan koordinator tim Pencegahan
dan Pengendalian Infeksi (PPI) ..................................................................... 30
Tabel 6. Penganalisaan peraturan menteri kesehatan (Permenkes) Republik
Indonesia nomor 27 tahun 2017 tentang Pedoman Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi di fasilitas pelayanan kesehatan untuk mendapatkan
barang-barang yang menjadi standar kewaspadaan minimal penanganan
pajanan jarum suntik / needle stick injury ..................................................... 32
Tabel 7. Koordinasi kegiatan dengan layanan laboratorium dan VCT tentang
rencana pengadaan NIBox ............................................................................. 35
Tabel 8. Penyusunan Standar Operasional Prosedur (SOP) untuk kewaspadaan
standar needle stick injury ............................................................................. 37
Tabel 9. Pengusulan kelengkapan kotak khusus sesuai jumlah ruangan yang
berisiko melalui dana JKN atau BOK Puskesmas ......................................... 39
Tabel 10. Sosialisasi SOP needle stick injury kepada seluruh staf UPT Puskemas
Kuta I pada Lokakarya Mini bulanan; ........................................................... 42
Tabel 11. Penyediaan kotak NIBox pada tempat yang berisiko untuk terjadinya
kejadian needle stick injury ........................................................................... 43

vii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Berkoordinasi Dengan Kepala UPT. Puskesmas Kuta I ............................ 32


Gambar 2. PMK no. 27 tahun 2017 tentang pedoman pencegahan dan
pengendalian infeksi di fasilitas layanan kesehatan ...................................... 34
Gambar 3. Daftar keperluan barang-brang dalam kewaspadaan minimal.................... 34
Gambar 4. Koordinasi dengan layanan laboratorium ................................................... 36
Gambar 5. Koordinasi dengan layanan VCT................................................................ 37
Gambar 6. Draft SOP penanganan pajanan benda/cairan infeksi ................................. 39
Gambar 7. Usulan pengadaan NIBox ........................................................................... 41
Gambar 8. Penyusunan Kotak NIBox bersama layanan laboratorium ......................... 41
Gambar 9. Sosialisasi NIBox ....................................................................................... 43
Gambar 10. Kotak NIBox............................................................................................. 45

viii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Menurut UU Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara disebutkan
bahwa Aparatur Sipil Negara yang selanjutnya disingkat ASN adalah Pegawai Negeri Sipil
(PNS) dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) yang bekerja pada
instansi pemerintah. Selanjutnya yang dimaksud dengan Pegawai Negeri Sipil (PNS)
adalah warga negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, diangkat sebagai
Pegawai ASN secara tetap oleh Pejabat Pembina Kepegawaian (PPK) untuk menduduki
jabatan pemerintahan. Sebagai Aparatur Sipil Negara, PNS mempunyai tugas melaksanakan
kebijakan publik yang dibuat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan, memberikan pelayanan publik yang profesional dan
berkualitas, dan mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Keberadaan ASN diharapkan dapat mewujudkan cita-cita besar bangsa
Indonesia sebagaimana tercantum dalam Pembukaan Undang-undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945. Pelatihan Dasar dengan pola baru yang dilaksanakan
dengan sistem internalisasi nilai-nilai dasar profesi ASN yang disingkat dengan ANEKA
(Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi)
kemudian dituangkan dalam suatu laporan aktualisasi nilai dasar dan digunakan sebagai
pedoman dalam melaksanakan kegiatan aktualisasi pada instansi tempat bekerja. Aktualisasi
nilai dasar ini merupakan suatu proses untuk membuat kelima nilai dasar profesi tersebut
menjadi aktual atau nyata terjadi serta sesuai dengan tugas pokok dan fungsi (tupoksi) di
UPT. Puskesmas Kuta I.
Centre for Disease Control (CDC) memperkirakan setiap tahun terjadi 385.000
kejadian luka akibat jarum suntik yang terkontaminasi darah pada tenaga kesehatan di rumah
sakit di Amerika. Tingginya frekuensi kontak dengan darah penderita akan meningkatkan
resiko tejadinya infeksi pada tenaga kesehatan.
Needle Stick Injury (NSI) merupakan istilah untuk kecelakaan kerja yang dialami para
petugas kesehatan, yaitu tertusuk jarum suntik atau benda tajam lainnya sebelum, setelah,
atau ketika memberikan pelayanan kesehatan. Kecelakaan-kecelakaan ini dapat menularkan
penyakit yang bersumber dari patogen dalam darah seperti HIV, Hepatitis B, dan Hepatitis V.
Angka kejadian needle stick injury (NSI) atau tertusuk jarum suntik di Indonesia cukup
tinggi. Studi yang dilakukan kurun waktu 2005-2007 mengungkapkan angka kejadian NSI di

1
sejumlah rumah sakit yakni menimpa antara 38% sampai 73% dari total petugas kesehatan.
Sedangkan data dari puskesmas belum tersedia.
Di Indonesia, rendahnya kepatuhan dalam penerapan Kewaspadaan Standar
disebabkan oleh keterbatasan fasilitas dalam pengendalian infeksi. Untuk melindungi dan
mencegah penularan infeksi bagi petugas kesehatan dan pasien, puskesmas telah menerapkan
Kewaspadaan Standar. Kewaspadaan standar tersebut telah diatur dalam Permenkes nomor
27 Tahun 2017 tentang pedoman pencegahan dan pengendalian infeksi di fasilitas pelayanan
kesehatan.
Kewaspadaan Standar termasuk dalam SOP (Standar Operasional Prosedur) yang
harus dipatuhi oleh tenaga kesehatan di Puskesmas dalam melakukan kegiatan klinisnya.
Namun, penerapan Kewaspadaan Standar oleh petugas kesehatan masih belum optimal.
UPT Puskesmas Kuta I memiliki beberapa layanan yang berisiko terjadinya penularan
penyakit HIV dan Hepatitis B dari pasien ke petugas kesehatan dalam melakukan tindakan
medis. Layanan tersebut adalah layanan kesehatan ibu dan anak, layanan persalinan, layanan
IMS untuk pengobatan sifilis, layanan TB untuk pemberian obat injeksi, layanan lab, dan
layanan tindakan. Setiap layanan tersebut berisiko pada saat melakukan penyuntikan maupun
tindakan medis lainnya yang menggunakan jarum. Jumlah ibu hamil yang mengidap HIV
pada tahun 2018 di wilayah kerja UPT Puskesmas Kuta I sebanyak 6 pasien dari 2028 ibu
hamil. Angka persalinan normal yang dilakukan pada tahun 2018 adalah 119 pasien. Hal ini
menjadi perhatian karena tingginya risiko penularan infeksi HIV dan hepatitis B dan C
melalui jarum suntik maupun alat medis lainnya yang kontak dengan cairan tubuh pasien.
Kewaspadaan standar terhadap perlindungan kesehatan petugas perlu diperhatikan dengan
baik untuk mencegah penyebaran penyakit HIV akibat tertusuk jarum suntik. Informasi
mengenai penanganan awal dan tindakan selanjutnya bila terpajan benda tajam masih kurang
dipahami oleh tenaga kesehatan. Tenaga kesehatan memerlukan sebuah alat bantu yang
memudahkan dan bersifat informatif sehingga penanganan menjadi cepat dan efisien bila
terpajan benda tajam yang berisiko.
Berangkat dari hal tersebut untuk mencapai visi misi serta motto UPT Puskesmas Kuta
I, maka disusunlah laporan aktualisasi yang berjudul “Penggunaan NIBox (Needle Injury
Box) Sebagai Upaya Optimalisasi Penanganan Needle Stick Injury di UPT Puskesmas Kuta
I”.

2
1.2 Tujuan Aktualisasi
Tujuan mengaktualisasikan nilai dasar profesi ASN adalah untuk mewujudkan ASN
sebagai pelayan masyarakat yang profesional, yang diindikasikan dengan kemampuan
mengaktualisasikan lima nilai dasar yaitu:
1. Kemampuan mewujudkan Akuntabilitas dalam melaksanakan tugas jabatannya.
2. Kemampuan mengedepankan Nasionalisme, kepentingan nasional dalam
pelaksanaan tugas jabatanya.
3. Kemampuan menjunjung tinggi standar Etika Publik dalam pelaksanaan tugas
jabatannya,
4. Kemampuan berinovasi untuk peningkatan mutu pelaksanaan tugas jabatanya, dan
5. Kemampuan untuk tidak korupsi dan mendorong percepatan pemberantasan korupsi
di lingkungan instansinya.

1.3 Lokus Aktualisasi


Kegiatan aktualisasi ini dilaksanakan di UPT. Puskesmas Kuta I yang beralamatkan di
jalan raya Kuta, Kecamatan Kuta, Kabupaten Badung, Bali. Adapun sasaran dari kegiatan
aktualisasi adalah para petugas kesehatan UPT. Puskesmas Kuta I.
UPT. Puskesmas Kuta I merupakan salah satu Puskesmas yang berada di bawah Dinas
Kesehatan Kabupaten Badung. Pelayanan kesehatan yang dilaksanakan oleh UPT. Puskesmas
Kuta I tidak hanya pelayanan kesehatan dalam gedung tetapi juga pelayanan kesehatan luar
gedung. Upaya peningkatan mutu pelayanan terus menerus dilaksanakan dengan komitmen
seluruh staff dan pimpinan untuk melakukan perbaikan berkesinambungan demi kepuasan
masyarakat.
1. Visi UPT Puskesmas Kuta I
“Menjadi Puskesmas dengan pelayanan prima untuk meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat”
Pelayanan Prima (Excellent Service) yang dimaksud adalah pelayanan yang
memenuhi standart kualitas yang sesuai dengan harapan dan kepuasan pelanggan.
2. Misi UPT Puskesmas Kuta I
1. Meningkatkan kualitas manajemen Puskesmas
2. Meningkatkan kualitas sarana dan prasarana pelayanan kesehatan
3. Meningkatkan keterampilan dan profesionalisme tenaga kesehatan.
3. Tata nilai UPT Puskesmas Kuta I
K= Komitmen

3
U= Utamakan pencegahan
T= Tanggung jawab
A= Akuntabel
4. Tujuan dan Tugas Puskesmas
Pembangunan kesehatan yang diselenggarakan di Puskesmas bertujuan untuk
mewujudkan masyarakat yang:
a. memiliki perilaku sehat yang meliputi kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup
sehat
b. mampu menjangkau pelayanan kesehatan bermutu
c. hidup dalam lingkungan sehat
d. memiliki derajat kesehatan yang optimal, baik individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat.
Puskesmas mempunyai tugas melaksanakan kebijakan kesehatan untuk mencapai tujuan
pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya dalam rangka mendukung terwujudnya
kecamatan sehat. Dalam melaksanakan tugas, Puskesmas menyelenggarakan fungsi
penyelenggaraan Unit Kesehatan Masyarakat (UKM) tingkat pertama di wilayah kerjanya
serta penyelenggaraan Unit Kesehatan Perorangan (UKP) tingkat pertama di wilayah
kerjanya

1.4 Tugas Pokok dan Fungsi Dokter Umum


Sebagai seorang dokter umum di UPT. Puskesmas Kuta I mempunyai beberapa tugas
pokok dalam kaitannya dengan jabatan dokter. Berdasarkan Keputusan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara Republik Indonesia Nomor 139/KEP/M.PAN/11/2003
tentang Jabatan Fungsional Dokter dan Angka Kreditnya, pada Bab V pasal 7 dijabarkan
rician tugas pokok dokter sesuai jenjang jabatan. Rincian tugas Dokter Ahli Pertama,
golongan ruang III/b, yaitu:
1. Melakukan pelayanan medik umum rawat jalan tingkat pertama;
2. Melakukan pelayanan spesialistik rawat jalan tingkat pertama;
3. Melakukan tindakan khusus tingkat pertama sederhana oleh Dokter Umum;
4. Melakukan tindakan khusus tingkat sedang oleh Dokter Umum;
5. Melakukan tindakan spesialistik tingkat sederhana;
6. Melakukan tindakan spesialistik tingkat sedang;
7. Melakukan tindakan darurat medik/pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K)
tingkat sederhana;

4
8. Melakukan kunjungan (visite) kepada pasien rawat inap;
9. Melakukan pemulihan mental tingkat sederhana;
10. Melakukan pemulihan mental kompleks tingkat ;
11. Melakukan pemulihan fisik tingkat sederhana;
12. Melakukan pemulihan fisik kompleks tingkat I;
13. Melakukan pemeliharaan kesehatan ibu;
14. Melakukan pemeliharaan kesehatan bayi dan balita;
15. Melakukan pemeliharaan kesehatan anak;
16. Melakukan pelayanan keluarga berencana;
17. Melakukan pelayanan imunisasi;
18. Melakukan pelayanan gizi;
19. Mengumpulkan data dalam rangka pengamatan epidemiologi penyakit;
20. Melakukan penyuluhan medik;
21. Membuat catatan medik rawat jalan;
22. Membuat catatan medik rawat inap;
23. Melayani atau menerima konsultasi dari luar atau keluar;
24. Melayani atau menerima konsultasi dari dalam;
25. Menguji kesehatan individu;
26. Menjadi Tim Penguji Kesehatan;
27. Melakukan visum et repertum tingkat sederhana;
28. Melakukan visum et repertum kompleks tingkat I;
29. Menjadi saksi ahli;
30. Mengawasi penggalian mayat untuk pemeriksaan;
31. Melakukan otopsi dengan pemeriksaan laboratorium;
32. Melakukan tugas jaga panggilan/on call;
33. Melakukan tugas jaga di tempat/rumah sakit;
34. Melakukan tugas jaga di tempat sepi pasien;
Melakukan kaderisasi masyarakat dalam bidang kesehatan tingkat sederhana

1.5 Ruang Lingkup


Ruang lingkup yang dibahas dalam kegiatan aktualisasi ini meliputi pelaksanaan
kegiatan yang telah dirancang dan mengandung lima nilai dasar profesi ASN yaitu
akuntabilitas, nasionalisme, etika publik, komitmen mutu, dan anti korupsi. Dalam rancangan

5
kegiatan aktualisasi ini dipaparkan mengenai kegiatan yang akan dilaksanakan di UPT.
Puskesmas Kuta I sebagai berikut:
1. Koordinasi rencana kegiatan aktualisasi dengan mentor, PJ UKP, dan Tim
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan koordinator tim Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi (PPI)
2. Penganalisaan peraturan menteri kesehatan (Permenkes) Republik Indonesia
nomor 27 tahun 2017 tentang Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di
fasilitas pelayanan kesehatan untuk mendapatkan barang-barang yang menjadi
standar kewaspadaan minimal penanganan pajanan jarum suntik / needle stick injury
3. Koordinasi kegiatan dengan layanan laboratorium dan VCT tentang rencana
pengadaan NIBox
4. Penyusunan Standar Operasional Prosedur (SOP) untuk kewaspadaan standar
needle stick injury
5. Pengusulan kelengkapan kotak khusus sesuai jumlah ruangan yang berisiko melalui
dana JKN atau BOK Puskesmas
6. Sosialisasi SOP needle stick injury kepada seluruh staf UPT Puskemas Kuta I pada
Lokakarya Mini bulanan;

6
BAB II
NILAI-NILAI DASAR PNS

2.1. Nilai-Nilai Dasar Profesi ASN ANEKA


2.1.1. Konsep dan Nilai-Nilai Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah kewajiban pertanggungjawaban yang harus dicapai serta
dibuktikan dengan bentuk laporan. Kewajiban tersebut dilaksanakan oleh setiap individu,
kelompok atau institusi untuk memenuhi tanggung jawab yang menjadi amanahnya
Berikut ini adalah beberapa nilai dasar dari akuntabilitas: a) kepemimpinan; b)
transparansi; c) integritas; d) tanggung jawab; e) keadilan; f) kepercayaan; g)
keseimbangan; h) kejelasan; dan i) konsistensi.

2.1.2. Konsep dan Nilai-Nilai Nasionalisme


Nasionalisme barasal dari kata nation, yang berarti bangsa. Nasionalisme adalah
pemahaman mengenai nilai-nilai kebangsaan. Nasionalisme memiliki kekuatan dalam
menilai kecintaan individu terhadap bangsanya dengan penyerahaan setinggi-tingginya
(LAN RI, 2015).
Nasionalisme Pancasila adalah pandangan atau paham kecintaan manusia Indonesia
terhadap bangsa dan tanah air yang didasarkan pada nilai-nilai Pancasila. Prinsip
nasionalisme bangsa Indonesia dilandasi nilai-nilai Pancasila yang diarahkan agar bangsa
Indonesia senantiasa: menempatkan persatuan kesatuan, kepentingan dan keselamatan
bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi atau kepentingan golongan; menunjukkan
sikap rela berkorban demi kepentingan bangsa dan negara; bangga sebagai bangsa
Indonesia dan bertanah air Indonesia serta tidak merasa rendah diri; mengakui persamaan
derajat, persamaan hak dan kewajiban antara sesama manusia dan sesama bangsa;
menumbuhkan sikap saling mencintai sesama manusia; mengembangkan sikap tenggang
rasa (LAN RI, 2015). Penghayatan dan pengamalan nilai-nilai luhur yang terkandung pada
Pancasila perlu dilakukan oleh setiap warga negara Indonesia, setiap penyelenggara negara
serta setiap lembaga kenegaraan dan lembaga kemasyarakatan, baik di pusat maupun di
daerah (LAN RI, 2015).
Pancasila mendorong nilai-nilai ketuhanan mendasari kehidupan bermasyarakat dan
berpolitik. Nilai-nilai ketuhanan dalam Pancasila berarti negara menjamin kemerdekaan
masyarakat dalam memeluk agama dan kepercayaan masing-masing. Di dalam kehidupan

7
di masyarakat, antar pemeluk agama dan kepercayaan harus saling menghormati satu sama
lain.
Nilai yang terkandung dalam sila ke-2 Pancasila yaitu pengakuan terhadap
keberadaan, harkat dan martabat manusia sebagai makhluk yang paling mulia diciptakan
Tuhan, menjunjung tinggi nilai kemanusiaan dan harus mendapat perlakuan yang adil
terhadap sesama manusia, dan mengembangkan sikap tenggang rasa agar tidak berbuat
semena-mena terhadap orang lain. Perpaduan anatara sila pertama dan kedua Pancasila
menuntut pemerintah dan peyelenggara negara untuk memelihara budi pekerti
kemanusiaan yang luhur.
Sila ke-3 Persatuan Indonesia menggambarkan bahwa bangsa Indonesia juga memiliki
ciri-ciri guyub, rukun, gotong royong, bersatu, dan kekeluargaan. Negara diharapkan
mampu memberikan pelayanan kepada masyarakat tanpa memandang suku, agama, ras,
atau golongan. Semangat gotong royong juga dapat diperkuat dalam kehidupan
masyarakat sipil dan politik dengan terus menerus mengembangkan pendidikan
kewarganegaraan dan multi-kulturalisme yang dapat membangun rasa keadilan dan
kebersamaan dilandasi dengan prinsip-prinsip kehidupan publik yang lebih partisipatif dan
non diskriminatif.
Sila ke-4 Pancasila menggambarkan bahwa sifat demokratis bangsa Indonesia
mengutamakan diskusi dan musyawarah. Musyawarah dengan argumentasi berlandaskan
akal dan kearifan lebih unggul dibanding keputusan berdasarkan voting. Hasil keputusan
dapat ditingkatkan melalui musyawarah.
Sila ke-5 Pancasila adalah Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Setidaknya
terdapat empat kerangka dalam mewujudkan rasa keadilan sosial, yaitu:
1) Perwujudan relasi yang adil di semua tingkat sistem kemasyarakatan
2) Pengembangan struktur yang menyediakan kesetaraan kesempatan,
3) Proses fasilitasi akses atas informasi, layanan dan sumber daya yang diperlukan.
4) Dukungan atas partisipasi bermakna atas pengambilan keputusan bagi semua
orang (LAN RI, 2015).
Indikator nilai Nasionalisme yang diambil dari kelima sila dalam Pancasila yaitu:
1. Sila “Ketuhanan Yang Maha Esa”
a. Percaya Kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan agama dan
kepercayaan masing-masing.

8
b. Hormat dan menghormati serta bekerja sama antara pemeluk agama dan
penganut kepercayaan yang berbeda beda sehingga terbina kerukunan
hidup.
c. Saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agama
dan kepercayaan masing-masing.
d. Tidak memaksakan suatu agama atau kepercayaan kepada orang lain.
2. Sila “Kemanusiaan Adil yang Beradab”
a. Mengakui persamaan derajad, persamaan hak dan persamaan kewajiban
antara iker manusia.
b. Saling mencintai sesama umat manusia.
c. Mengembangkan sikap tenggang rasa.
d. Tidak semena-mena terhadap orang lain.
e. Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan.
f. Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.
g. Berani membela kebenaran dan keadilan.
h. Merasa diri sebagai bagian dari masyarakat Dunia Internasional dan dengan
itu harus mengembangkan sikap saling hormat-menghormati dan
bekerjasama dengan bangsa lain.
3. Sila “Persatuan Indonesia”
a. Menjaga persatuan dan kesatuan Indonesia.
b. Rela berkorban demi bangsa dan negara.
c. Cinta tanah air dan bangsa.
d. Bangga sebagai bangsa Indonesia.
e. Memajukan pergaulan demi persatuan dan kestuan bangsa yang ber-Bineka
Tunggal Ika.
4. Sila “Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan/Perwakilan”
a. Mengutamakan kepentingan negara dan masyarakat.
b. Tidak memaksakan kehendak kepada orang lain.
c. Menghargai pendapat orang lain.
d. Musyawarah untuk mufakat.
5. Sila “Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia
a. Bersikap adil terhadap sesama.
b. Menghormati hak-hak orang lain.
9
c. Menolong sesama.
d. Menghargai orang lain.
e. Melakukan pekerjaan yang berguna bagi orang lain.

2.1.3. Konsep dan Nilai-Nilai Etika Publik


Etika publik merupakan refleksi tentang standar/norma yang menentukan baik/buruk,
benar/salah perilaku, tindakan dan keputusan untuk mengarahkan kebijakan publik dalam
rangka menjalankan tanggung jawab pelayanan publik.
Nilai-nilai dasar etika publik sebagaimana tercantum dalam Undang-undang Nomor 5
tahun 2014 Pasal 4 tentang ASN, yaitu sebagai berikut:
a. Memegang teguh ideologi Pancasila
b. Setia dan mempertahankan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945 serta Pemerintahan yang sah
c. Mengabdi kepada Negara dan rakyat Indonesia
d. Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak
e. Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian
f. Menciptakan lingkungan kerja yang nondiskriminatif
g. Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika yang luhur
h. Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya kepada publik
i. Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan program Pemerintah
j. Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat, tepat, akurat,
berdaya guna, berhasil guna dan santun
k. Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi
l. Menghargai komunikasi, konsultasi dan kerjasama
m. Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai
n. Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan; dan
o. Meningkatkan efektivitas sistem Pemerintahan yang demokratis sebagai Perangkat
Sistem Karier.

2.1.4. Konsep dan Nilai-Nilai Komitmen Mutu


Istilah efektivitas dan efisiensi selalu menjadi tema menarik yang menjadi sorotan
publik dalam memberikan penilaian terhadap capaian kinerja perusahaan ataupun institusi
pemerintahan. Namun dalam kenyataan seringkali kedua aspek tersebut terlupakan, atau
bahkan diabaikan. Sesungguhnya konsep mutu berkembang seiring dengan berubahnya
10
paradigma organisasi terkait pemuasan kebutuhan manusia, yang semula lebih berorientasi
pada terpenuhinya jumlah produk sesuai permintaan dan kini.
Karakteristik ideal dari tindakan yang berorientasi mutu dalam penyelenggaraan
pemerintahan dan pelayanan publik, antara lain: diarahkan untuk meningkatkan kepuasan
masyarakat sebagai pelanggan, baik menyangkut layanan yang merujuk pada producer
view maupun customer view. Proses implementasi manajemen mutu diawali dengan
menganalisis masalah yang telah diidentifikasi, kemudian menyusun rencana mutu,
melaksanakan pekerjaan berbasis rencana mutu, mengawal pelaksanaan, dan mengawasi
ketercapaiannya, dan merangcang upaya peningkatannya agar dapat membangun
kredibilitas lembaga pemerintahan.
Banyak cara yang dapat dilakukan untuk senantiasa memperbaiki mutu layanan dari
pegawai ASN kepada publik. Misalnya: memahami fungsi, tugas pokok, dan peran
masing-masing, kompoten pada bidang pekerjaannya, memiliki target mutu layanan,
menguasai teknik pelayan prima dengan memberikan layanan prima dan bersedia
menerima kritik untuk perbaikan ke depan.
Penyelenggaraan pemerintahan yang berorientasi pada layanan prima sudah tidak bisa
ditawar lagi ketika lembaga pemerintah ingin meningkatkan kepercayaan publik. Apabila
setiap lembaga pemerintah dapat memberikan layanan prima kepada masyarakat maka
akan menimbulkan kepuasan bagi pihak-pihak yang dilayani. Sebagaimana diamanatkan
dalam UUD 1945 bahwa layanan untuk kepentingan publik menjadi tanggung jawab
pemerintah. Masyarakat semakin menyadari haknya untuk mendapatkan layanan terbaik
dari aparatur pemerintah. Sehingga, komitmen akan sebuah pelayanan yang bermutu
menjadi suatu keharusan. Indikator nilai komitmen mutu yaitu: a) Tangible
(nyata/berwujud). b) Reliability (kehandalan), c) Responsiveness (Cepat tanggap), d)
Competence (kompetensi), e) Access (kemudahan), f) Courtesy (keramahan), g)
Communication (komunikasi), h) Credibility (kepercayaan), i) Security (keamanan) , j)
Understanding the Customer (Pemahaman pelanggan), k) Efektif dan Efisien, l) Inovasi

2.1.5. Konsep dan Nilai-Nilai Anti Korupsi


Korupsi bisa diartikan sebagai kerusakan, kebobrokan dan kebusukan. Korupsi sering
dikatakan sebagai kejahatan luar biasa hal tersebut dikarenakan dampaknya bisa
menyebabkan kerusakan baik dalam ruang lingkup pribadi, keluarga, masyarakat dan
kehidupan yang lebih luas.

11
Anti korupsi adalah tindakan atau gerakan yang dilakukan untuk memberantas segala
tingkah laku atau tindakan yang melawan norma-norma dengan tujuan memperoleh
keuntungan pribadi, merugikan Negara maupun masyarakat baik secara langsung maupun
tidak langsung. Adapun nilai-nilai dasar anti korupsi antara lain: 1) jujur; 2) peduli; 3)
mandiri; 4) disiplin; 5) tanggung jawab; 6) kerja keras; 7) sederhana; dan 8) berani; 9)
adil.

2.2. Peran dan Kedudukan ASN dalam NKRI


2.2.1. Manajemen ASN
Aparatur Sipil Negara (ASN) mempunyai peran yang amat penting dalam rangka
menciptakan masyarakat madani yang taat, berperadaban modern, demokratis, makmur,
adil, dan bermoral tinggi. ASN berkedudukan sebagai aparatur iker yang menjalankan
kebijakan yang ditetapkan oleh pimpinan instansi pemerintah serta bebas dari pengaruh
dan intervensi semua golongan dan partai politik. ASN dilarang menjadi anggota dan/atau
pengurus partai politik.
Kedudukan ASN berada di pusat, daerah dan luar negeri. Namun demikian pegawai
ASN merupakan satu kesatuan. Untuk menjalankan kedudukannya, ASN berfungsi
sebagai berikut: 1) pelaksana kebijakan publik, 2) pelayan publik, 3) perekat dan
pemersatu bangsa. Selanjutnya ASN bertugas: 1) melaksanakan kebijakan yang dibuat
oleh Pejabat Pembina Kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan; 2) memberikan pelayanan publik yang profesional dan berkualitas; c)
mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Selain kedudukan, tugas dan fungsi, ASN juga mempunyai hak dan kewajiban yang
diatur dan UU ASN. PNS berhak memperoleh: 1) gaji, tunjangan, dan fasilitas; 2) cuti; 3)
jaminan pensiun dan jaminan hari tua; 4) perlindungan, dan 5) pengembangan kompetensi.
Sedangkan PPPK berhak memperoleh: 1) gaji dan tunjangan; 2) cuti; 3) perlindungan; dan
4) pengembangan kompetensi. Selain hak di atas, pemerintah juga wajib memberikan
perlindungan kepada ASN berupa: 1) jaminan kesehatan; 2) jaminan kecelakaan; 3)
jaminan kematian; 4) bantuan hukum.
Adapun kewajiban yang harus atau sepatutnya dilaksanakan oleh ASN berdasarkan
UU ASN adalah sebagai berikut:
1) Setia dan taat pada Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945, NKRI dan Pemerintah yang sah
2) Menjaga Persatuan dan kesatuan bangsa
12
3) Melaksanakan kebijan yang dirumuskan pejabat pemerintah yang berwenang
4) Manaati ketentuan peraturan perundang-undangan
5) Melaksanakan tugas kedinasan dengan penuh pengabdian,kejujuran, kesadaran,
dan tanggungjawwab
6) Menunjukkan integritas dan keteladanan dalam sikap, perilaku, ucapan dan
tindakan kepada setiap orang, baik di dalam maupun di luar kedinasan
7) Menyimpan rahasia jabatan dan hanya dapat mengemukakan rahasia jabatan
sesuai dengan ketentuan perundang-undangan
8) Bersedia ditempatkan di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

2.2.2. Whole of Government


Pendekatan Whole of Government (WoG) sudah dikenal lama dan berkembang
terutama di negara-negara Anglo-Saxon seperti Inggris, Australia dan Selandia Baru. Pada
dasarnya pendekatan WoG mencoba menjawab pertanyaan klasik mengenai adanya
koordinasi yang sulit terjadi di antara sektor atau kelembagaan sehingga WoG dipandang
sebagai persepktif baru dalam menerapkan dan memahami koordinasi antar sektor.
WoG dipandang menunjukkan atau menjelaskan bagaimana instansi pelayanan publik
bekerja lintas batas atau lintas sektor guna mencapai tujuan bersama dan sebagai respon
terpadu pemerintah terhadap isu-isu tertentu (APSC). Definisi lain dari United States
Institute of Peace (USIP), WoG ditekankan pada pengintegrasian upaya-upaya
kementerian atau lembaga pemerintah dalam mencapai tujuan bersama. Jadi, WoG sebagai
bentuk kerjasama antar seluruh aktor, pemerintah dan sebaliknya. WoG tidak hanya
pendekatan untuk mengurangi sekat-sekat sektor tetapi juga untuk meningkatkan
kerjasama, kolaborasi untuk mencapai tujuan-tujuan bersama.
Karakteristik pendekatan WoG dapat dirumuskan dalam prinsip-prinsip kolaborasi,
kebersamaan, kesatuan, tujuan bersama, dan mencakup seluruh aktor dari seluruh sektor
dalam pemerintah. Lebih singkatnya, karakteristik WoG dapat dirumuskan dalam prinsip
KISS yaitu koordinasi, integrasi (kolaborasi atau kerjasama), sinkronisasi dan simplikasi.
Berdasarkan karakteristik WoG, maka dapat dipraktekkan dalam kontinum koordinasi
merger, dimana pelaksanaan WoG mulai dari koordinasi, maka kelembagaan yang terlibat
dalam pendekatan WoG tidak mengalami perubahan struktur organisasi. Pada kategori
integrasi, kelembagaan mulai cair untuk terlibat dan terdapat penyamaan perencanaan
jangka panjang serta kerjasama. Adapun dalam kategori sinkronisasi dan simplikasi,
kelembagaan menyatukan diri dalam wadah yang relatif lebih permanen.
13
Praktek WoG dalam pelayanan publik adalah:
a) Pelayanan yang bersifat administratif
Pelayanan publik yang menghasilkan berbagai produk dokumen resmi yang
dibutuhkan warga masyarakat seperti KTP, SIUP, ijin trayek, ijin usaha, sertifikat
tanah dan lain sebagainya. Praktek WoG dalam jenis pelayanan adminstratif dapat
dilihat dalam praktek penyatuan penyelenggaraan izin dalam satu pintu seperti
PTSP atau Samsat.
b) Pelayanan jasa
Pelayanan yang menghasilkan dalam bentuk jasa seperti pendidikan, kesehatan,
perhubungan, ketenagakerjaan dan lain sebagainya.
c) Pelayanan barang
Pelayanan yang menghasilkan dalam bentuk barang seperti jalan, perumahaan,
jaringan telpon, listrik dan seterusnya.
d) Pelayanan regulatif
Pelayanan melalui penegakan hukum dan peraturan perundang-undangan maupun
kebijakan publik yang mengatur sendi-sendi kehidupan bermasyarakat.
Adapun berdasarkan pola pelayanan publik, terdapat 5 macam pola pelayanan yaitu:
a) Pola pelayanan teknis fungsional
Suatu pola pelayanan yang diberikan oleh instasi pemerintah sesuai dengan bidang
tugas, fungsi dan kewenangnnya. WoG dapat dilakukan pada pola pelayanan ini jika
mempunyai karakter yang sama atau keterkaitan antar sektor yang satu dengan yang
lain.
b) Pola pelayanan satu atap
Pola ini memudahkan masyarakat penguna izin untuk mengurus permohonan izinnya
walaupun belum mengurangi jumlah rantai birokrasi.
c) Pola pelayanan satu pintu
Pola pelayanan secara tunggal oleh satu unit kerja pemerintah. Bentuk WoG yang
lebih utuh dimana pelayanan publik disatukan dalam satu unit layanan saja dan rantai
izin sudah dipangkas jadi satu unit saja.
d) Pola pelayanan terpusat
Pola ini mirip dengan pelayanan satu atap dan satu pintu. Yang membedakan
tergantung pada sejauhmana kewenangan koordinasi yang diberikan kepada
koordinator.
e) Pola pelayanan Elektronik
14
Pola pelayanan menggunakan teknolgi informasi dan komunikasi yang bersifat on-
line sehingga dapat menyesuaikan diri dengan keinginan dan kapasitas pengguna.

Adapun indikator dari Whole of Goventment adalah sebagai berikut :


1. Koodinasi adalah kegiatan yang dilakukan oleh berbagai pihak yang sederajat untuk
saling memberikan informasi dan bersama mengatur atau menyepakati sesuatu
sehingga disatu sisi proses pelaksanaan tugas dan kebehasilan pihak yang satu tidak
mengganggu proses pelaksanaan tugas dan keberhasilan pihak yang lainnya .
Sementara pada sisi lain yang satu langsung atau tidak langsung mendukung pihak
yang lain.
2. Integrasi berasal dari bahasa inggris “integration” yang berarti kesempurnaan atau
keseluruhan. Jadi integritas dapat dimaknai sebagai proses penyesuaian diantara nsur-
unsur yang saling berbeda dalam kehidupan masyarakat sehingga menghasilkan pola
kehidupan masyarakat yang memiliki keserasian fungsi.
3. Sinkronosasi merupakan suatu proses pengaturan jalannya beberapa proses pada
waktu yang bersamaan untuk menyamakan waktu dan data supaya tidak terjadi
inconsitensi (ketidak konsistenan) data akibat adanya akses data secara konkuren agar
hasilnya bagus dan sesuai dengan apa yang diharapkan
4. Simplikasi merupakan makna realitas sangat tergantung pada bagaiman kita
memaknainya pada pola iker yankita terapkan untuk memahami sesuatu.

2.2.3. Pelayanan Publik


Pelayanan publik adalah sebagai segala bentuk kegiatan pelayanan umum yang
dilaksanakan oleh instansi Pemerintahan di Pusat dan Daerah, dan di lingkungan
BUMN/BUMD dalam bentuk barang dan atau jasa, baik dalam pemenuhan kebutuhan
masyarakat Lembaga Administrasi Negara: 1998). Sementara Departemen Dalam Negeri
menyebutkan bahwa, pelayanan publik adalah suatu proses bantuan kepada orang lain
dengan cara-cara tertentu yang memerlukan kepekaan dari hubungan interpersonal tercipta
kepuasan dan keberhasilan. Setiap pelayanan menghasilkan produk, baik berupa barang
dan jasa ( Pengembangan Kelembagaan Pelayanan Terpadu Satu Pintu, 2004).
Sedangkan defenisi yang saat ini menjadi rujukan utama dalam penyelenggaraan
pelayanan publik sebagaimana termuat dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009
Tentang Pelayanan Publik, dijelaskan bahwa pelayanan publim adalah kegiatan atau
rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan
15
peraturan perundang-undagan bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa,
atau pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik.
Terdapat tiga unsur penting dalam pelayanan publik, yaitu unsur pertama, adalah
organisasi penyelenggara pelayanan publik, unsur kedua, adalah penerima layanan
(pelanggan) yaitu orang atau masyarakat atau organisasi yang berkepentingan, dan unsur
ketiga, adalah kepuasan yang diberikan atau diterima oleh penerima layanan (pelanggan).
Selain hal-hal yang mendasar yang perlu dijadikan pegangan dalam memberikan
pelayanan publik perlu mengetahui bahwa pelayanan publik yang baik juga didasarkan
pada prinsip-prinsip yang digunakan untuk merespon berbagai kelemahan yang melekat
pada tubuh birokrasi. Berbagai literatur administrasi publik menyebut bahwa prinsip
pelayanan publik yang baik untuk mewujudkan pelayanan prima adalah sbb:
1. Partisipasif. Dalam penyelenggaraan pelayanan publik yang dibutuhkan masyarakat
pemerintah perlu melibatkan masyarakat dalam merencanakan, melaksanakan, dan
mengevaluasi hasilnya.
2. Transparan. Dalam penyelenggaraan pelayanan publik, pemerintah sebagai
penyelenggara publik harus menyediakan akses bagi warga negara untuk mengetahui
segala hal yang terkait dengan pelayanan publik yang diselenggarakan .
3. Responsif. Dalam penyelenggaraan pelayanan publik pemerintah wajib mendengar
dan memenuhi tuntutan kebutuhan warga negaranya.
4. Tidak diskriminatif. Pelayanan publik yang diselenggarakan oleh pemerintah tidak
boleh dibedakan antara satu warga negara dengan warga negara yang lain atas dasar
perbedaan, identitas warga negara.
5. Mudah dan Murah. Penyelenggaraan pelayanan publik dimana masyarakat harus
memenuhi berbagai persyaratan dan membayar fee untuk memperoleh layanan yang
mereka butuhkan yang harus diterapkan prinsip mudah, artinya berbagai persyaratan
yang dibutuhkan tersebut harus masuk akal dan mudah untuk dipenuhi.
6. Efektif dan efisien. Penyelenggaraan pelayanan publik harus mampu mewujudkan
tujuan-tujuan yang hendak dicapainya dan cara mewujudkan tujuan tersebut dilakukan
dengan prosedur yang sederhana, tenaga kerja yang sedikit, dan biaya yang murah.
7. Aksesibel. Pelayanan publik yang diselenggarakan oleh pemerintah harus dapat
dijangkau oleh warga negara yang membutuhkan dalam arti fisik ( dekat, terjangkau
dengan kenderaan publik, mudah dilihat, gampang ditemukan, dll) dan dapat
dijangkau dalam arti non fisik yang terkait dengan biaya dan persyaratan yang harus
dipenuhi oleh masyarakat untuk mendapatkan layanan tersebut.
16
8. Akuntabel. Penyelenggaraan pelayanan publik dilakukan dengan menggunakan
fasilitas dan sumber daya manusia yang dibiayai oleh warga negara melaui pajak
yang mereka bayar. Oleh karena itu semua bentuk penyelenggaraan pelayanan publik
harus dapat dipertanggung jawabkan secara terbuka kepada masyarakat.
9. Berkeadilan. Penyelenggaraan pelayanan publik yang dilakukan oleh pemerintah
memiliki berbagai tujuan. Salah satu tujuan yang penting adalah melindungi warga
negara dari praktik buruk yang dilakukan oleh warga negara yang lain. Oleh karena
itu penyelenggraan pelayanan publik harus dapat dijadikan sebagai alat melindungi
kelompok rentan dan mampu menghadirkan rasa keadilan bagi kelompok lemah
ketika berhadapan dengan kelompok yang kuat.
.

17
BAB III
RANCANGAN AKTUALISASI

3.1. Rancangan Kegiatan Aktualisasi


Unit Kerja : UPT Puskesmas Kuta I
Identifikasi Issue :
1. Belum optimalnya kegiatan kewaspadaan standar pencegahan dan pengendalian
infeksi khususnya pada penanganan needle stick injury di UPT Puskesmas Kuta I
2. Belum optimalnya intervensi lanjutan untuk meningkatkan IKS pada wilayah UPT
Puskesmas Kuta I
3. Belum optimalnya pelaksanaan asuhan gizi pada pasien rawat inap dan nifas di
UPT Puskesmas Kuta I
4. Belum tersedianya Manajamen Efek Samping Obat (MESO) di layanan farmasi
UPT Puskesmas Kuta I

Core Isue : “Belum optimalnya kegiatan kewaspadaan standar pencegahan


dan pengendalian infeksi khususnya pada penanganan needle
stick injury di UPT Puskesmas Kuta I”
Gagasan Pemecah Isu : “Penggunaan NIBox (Needle Injury Box) sebagai upaya
optimalisasi kegiatan kewaspadaan standar pencegahan
dan pengendalian infeksi khususnya pada penanganan
needle stick injury di UPT Puskesmas Kuta I”

Rancangan Kegiatan :
1. Koordinasi rencana kegiatan aktualisasi dengan mentor, PJ UKP, dan Tim
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan koordinator tim Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi (PPI)
2. Penganalisaan peraturan menteri kesehatan (Permenkes) Republik Indonesia nomor
27 tahun 2017 tentang Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di fasilitas
pelayanan kesehatan untuk mendapatkan barang-barang yang menjadi standar
kewaspadaan minimal penanganan pajanan jarum suntik / needle stick injury
3. Koordinasi dengan layanan laboratorium dan VCT tentang rencana pengadaan
NIBox
18
4. Penyusunan Standar Operasional Prosedur (SOP) untuk kewaspadaan standar needle
stick injury
5. Pengusulan kelengkapan kotak khusus sesuai jumlah ruangan yang berisiko melalui
dana JKN atau BOK Puskesmas
6. Sosialisasi SOP needle stick injury kepada seluruh staf UPT Puskemas Kuta I pada
Lokakarya Mini bulanan;
7. Peletakan kotak NIBox pada tempat yang berisiko untuk terjadinya kejadian needle
stick injury

19
Tabel 1. Rancangan Kegiatan Aktualisasi

Kontribusi
Keterkaitan Substansi Mata Penguatan Nilai
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/ Hasil Terhadap Visi dan
Pelatihan Organisasi
Misi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
1 Koordinasi rencana  Membuat bahan Output: Akuntabilitas: Mengkoordinasikan Mengkoordinasikan
kegiatan aktualisasi koordinasi Terkoordinasinya Penerapan nilai akuntabilitas dari rencana kegiatan ini rencana kegiatan ini
dengan mentor, PJ  Mengkoordinasikan serta tersusunnya kegiatan ini terwujud pada semangat dapat mewujudkan dapat menguatkan
UKP, dan Tim rencana kegiatan rencana kegiatan kerja, kerjasama serta berintegritas visi UPT Puskesmas nilai-nilai
Keselamatan dan aktualisasi dengan aktualisasi dengan dalam menyelesaikan rancangan Kuta I yaitu organisasi yaitu
Kesehatan Kerja mentor, PJ UKP, dan persetujuan PJ aktualisasi secara efektif dan efisien. ‘Menjadi Puskesmas nilai komitmen,
(K3) dan koordinator pemegang program UKP, dan Nasionalisme: dengan pelayanan tanggung jawab,
tim Pencegahan dan K3 dan PPI pemegang program Koordinasi merupakan pengamalan sila prima untuk dan akuntabel.
Pengendalian Infeksi K3 dan PPI keempat Pancasila yaitu bermusyawah meningkatkan
(PPI) untuk mencapai mufakat. derajat kesehatan
Bukti Fisik: Etika Publik: masyarakat’, serta
 Jadwal rencana Kordinasi merupakan perwujudan misi Puskesmas
pelaksanaan nilai-nilai dasar etika publik yaitu Kuta I yaitu
kegiatan menghargai komunikasi dan bekerja Meningkatkan
aktualisasi sama. keterampilan dan
 Foto kegiatan Komitmen Mutu: profesionalisme
 Notulen rapat Dalam melakukan koordinasi semua tenaga kesehatan
 Data jumlah menampakkan sikap komitmen untuk
NIBox yang menghasilkan yang terbaik.
dibuat sesuai Anti Korupsi:
dengan jumlah Koordinasi dilakukan dengan jujur,
layanan yang transparan dan berintegritas.
berisiko
2 Penganalisaan  Mencari dokumen Output: Akuntabilitas : Mengetahui Mempelajari

20
peraturan menteri Permenkes no. 27 Analisa kebutuhan Bertanggung jawab untuk menetapkan peraturan yang permenkes
kesehatan tahun 2017 minimal untuk informasi dan edukasi yang akan berlaku guna menguatkan nilai-
(Permenkes)  Menganalisis sarana membuat kotak diberikan. meningkatkan nilai organisasi
Republik Indonesia dan prasarana yang NIBox Nasionalisme: keterampilan dan yaitu nilai
nomor 27 tahun 2017 diperlukan untuk Memberikan informasi harus adil tanpa profesionalisme komitmen,
tentang Pedoman melaksanakan Bukti fisik: diskriminatif, dan mengedepankan rasa tenaga kesehatan tanggung jawab,
Pencegahan dan standar minimal  Salinan kemanusiaan dan sesuai perundangan sehingga mampu dan akuntabel.
Pengendalian Infeksi untuk needle stick permenkes no 27 yang berlaku mencegah kejadian
di fasilitas pelayanan injury tahun 2017 Etika publik : yang tidak
kesehatan untuk  Analisa barang Bahan informasi yang disiapkan harus diingankan
mendapatkan kebutuhan untuk jelas, tepat dan memberikan semangat
barang-barang yang membuat NIBox serta solusi terhadap permasalahan
menjadi standar yang dihadapi petugas
kewaspadaan Komitmen mutu:
minimal penanganan Kotak yang disiapkan harus lengkap
pajanan jarum suntik dan sederhana serta informasi yang
/ needle stick injury dijelaskan harus efektif sehingga lebih
mudah dipahami
Anti korupsi :
Analisa kebutuhan barang harus sesuai
dengan kebutuhan dan tidak berlebih
3 Koordinasi kegiatan  Membuat bahan Output: Akuntabilitas: Mengkoordinasikan Mengkoordinasikan
dengan layanan koordinasi Terkoordinasinya Penerapan nilai akuntabilitas dari rencana kegiatan ini rencana kegiatan ini
laboratorium dan  Mengkoordinasikan isi dari kotak kegiatan ini terwujud pada semangat dapat mewujudkan dapat menguatkan
VCT tentang rencana rencana kegiatan NIBox berdasarkan kerja, kerjasama serta berintegritas visi Puskesmas Kuta nilai-nilai
pengadaan NIBox dengan layanan ketersediaan sarana dalam menyelesaikan rancangan I yaitu ‘Menjadi organisasi yaitu
laboratorium dan pendukung yang aktualisasi secara efektif dan efisien. Puskesmas dengan nilai komitmen,
VCT ada di layanan lab Nasionalisme: pelayanan prima tanggung jawab,
dan VCT Koordinasi merupakan pengamalan sila untuk meningkatkan dan akuntabel.
keempat Pancasila yaitu bermusyawah derajat kesehatan
Bukti Fisik: untuk mencapai mufakat. masyarakat’, serta
 Daftar kebutuhan Etika Publik: misi Puskesmas

21
yang bisa Kordinasi merupakan perwujudan Kuta I yaitu
dimasukkan di nilai-nilai dasar etika publik yaitu Meningkatkan
kotak NIBox menghargai komunikasi dan bekerja keterampilan dan
 Foto kegiatan sama. profesionalisme
 Notulen rapat Komitmen Mutu: tenaga kesehatan
Dalam melakukan koordinasi semua
menampakkan sikap komitmen untuk
menghasilkan yang terbaik.
Anti Korupsi:
Koordinasi dilakukan dengan jujur,
transparan dan berintegritas.

4 Penyusunan Standar  Membuat draft SOP Output: Akuntabilitas: Mewujudkan misi Penyusunan SOP
Operasional  Menyerahkan ke PJ Tersusunnya SOP Bertanggung jawab akan terbentuknya meningkatkan dapat menguatkan
Prosedur (SOP) UKP untuk direvisi pelayanan sesuai dengan standar kualitas sarana dan nilai-nilai
untuk kewaspadaan  Menyerahkan draft Bukti fisik: prosedur prasarana pelayanan organisasi yaitu
standar needle stick ke pengendali  Draft SOP Nasionalisme: kesehatan nilai komitmen,
injury dokumen untuk  SOP yang telah Pembuatan SOP dapat digunakan untuk tanggung jawab,
revisi format disetujui kepala seluruh lapisan masyarakat dan tenaga dan akuntabel.
 Persetujuan kepala puskesmas kesehatan tanpa melihat suku, agama
Puskesmas ataupun ras
Etika Publik:
Dengan sopan dan santun dalam
melaksanakan penyusunan SOP
Komitmen Mutu:
Meningkatkan kualitas pelayanan
dengan terbentuknya SOP yang baik
Anti Korupsi:
Pembuatan SOP dilakukan tanpa
memungut biaya apapun
5 Pengusulan  Membuat daftar Output: Akuntabilitas: Melengkapi kotak Melengkapi kotak
kelengkapan kotak kebutuhan untuk  Tersusunnya Nilai akuntabilitas pada kegiatan ini NIBox akan NIBox akan

22
khusus sesuai jumlah membuat NIBox kebutuhan alat ditunjukkan dengan tersusunnya kotak mewujudkan visi menguatkan nilai-
ruangan yang  Membuat usulan untuk keperluan NIBox yang sesuai dengan kebutuhan UPT Puskesmas nilai organisasi
berisiko melalui dana pengadaan barang NIBox serta terkirimnya surat usulan dengan Kuta I yaitu yaitu nilai
JKN atau BOK yang dibutuhkan  Terencananya tepat waktu. ‘Menjadi Puskesmas komitmen,
Puskesmas dengan dana JKN pengadaan NIBox Nasionalisme: dengan pelayanan tanggung jawab,
atau BOK di pendanaan JKN Pengusulan kelengkapan kotak NIBox prima untuk dan akuntabel
puskesmas atau BOK ini mengamalkan sila kelima yaitu rasa meningkatkan
keadilan agar pelayanan di ruang yang derajat kesehatan
Bukti Fisik: berisiko dapat berjalan optimal masyarakat’, serta
 Surat usulan Etika Publik: misi Puskesmas
kelengkapan Pengusulan kelengkapan kotak NIBox Kuta I yaitu
kotak NIBox dilakukan melaui surat resmi dengan meningkatkan
 Rencana tindak bahasa yang sopan serta dengan sikap kualitas sarana dan
lanjut surat usulan yang santun saat mengantarkan surat. prasarana pelayanan
dari Kepala Komitmen Mutu kesehatan dan
Puskesmas Pengusulan pengadaan kotak NIBox meningkatkan
melalui bendahara dilakukan secara efektif dan efisien keterampilan dan
JKN dalam menggunakan sumber daya. profesionalisme
Anti Korupsi tenaga kesehatan.
Kotak NIBox yang dibutuhkan sesuai
dengan kebutuhan serta tidak
mengusulkan pihak tertentu dalam
penyediaannya
6 Sosialisasi SOP  Mempersiapkan Output: Akuntabilitas: Melakukan Sosialisasi internal
needle stick injury materi sosialisasi  Meningkatnya Pada kegiatan sosialisasi, nilai sosialisasi internal ini dapat
kepada seluruh staf  Melakukan pemahaman akuntabilitas tercermin dalam kepada seluruh staf menguatkan nilai-
UPT Puskemas Kuta sosialisasi pada saat seluruh staf memberikan informasi yang dapat dapat mewujudkan nilai organisasi
I pada Lokakarya Lokmin bulanan Puskesmas dipertanggung jawabkan. visi UPT Puskesmas yaitu nilai
Mini bulanan; pada minggu II mengenai alur Nasionalisme: Kuta I yaitu komitmen,
bulan berjalan penanganan Dalam memberikan sosialisasi ‘Menjadi Puskesmas tanggung jawab,
needle stick injury tercermin sila kelima dengan tidak dengan pelayanan dan akuntabel
membeda-bedakan suku, agama, ras, prima untuk

23
Bukti Fisik: ekonomi, maupun jabatan. meningkatkan
 Laporan kegiatan Etika Publik: derajat kesehatan
Melakukan sosialisasi dengan sikap masyarakat’, serta
yang ramah, sopan, santun dan tidak misi UPT
menggunakan istilah medis yang sulit Puskesmas Kuta I
dimengerti. yaitu meningkatkan
Komitmen Mutu: kualitas manajemen
Melakukan sosialisasi secara efektif Puskesmas dan
dan efisien dan staf dapat memahami meningkatkan
informasi yang diberikan dengan baik. keterampilan dan
Anti Korupsi: profesionalisme
Memberikan informasi dengan jujur, tenaga kesehatan.
jelas, terbuka sehingga seluruh staf
mengetahui rencana pelaksaan program
yang akan dilaksanakan.
7 Penyediaan kotak  Pembuatan kotak Output: Akuntabilitas: Penyediaan kotak Penyediaan kotak
NIBox pada tempat NIBox dengan isinya Kotak NIBox telah Bertanggung jawab akan tersedianya NIBox dapat ini dapat
yang berisiko untuk sesuai dengan tersedia di ruangan kotak NIBox untuk kewaspadaan mewujudkan visi menguatkan nilai-
terjadinya kejadian permenkes tentang yang berisiko standar terhadap pajanan jarum sesuai UPT Puskesmas nilai organisasi
needle stick injury kewaspadaan standar dengan perencanaan sebelumnya Kuta I yaitu yaitu nilai
needle stick injury Bukti fisik: Nasionalisme: ‘Menjadi Puskesmas komitmen,
 Meletakkan kotak  Dokumentasi Penyediaan kotak NIBox dapat dengan pelayanan tanggung jawab,
NIBox sesuai tempat  Kotak NIBox digunakan untuk seluruh tenaga prima untuk dan akuntabel
yang sudah  Form kesehatan tanpa melihat suku, agama meningkatkan
direncanakan dan pengendalian ataupun ras sat bertugas derajat kesehatan
menunjuk PIC setiap kotak Etika Publik: masyarakat’, serta
ruangan tersebut NIBox Dengan sopan dan santun dalam misi UPT
untuk bertanggung menunjuk dan memposisikan kotak di Puskesmas Kuta I
jawab atas kotak masing-masing ruangan yaitu meningkatkan
tersebut Komitmen Mutu: kualitas manajemen
Meningkatkan kualitas pelayanan Puskesmas dan
dengan terbentuknya kewaspadaan meningkatkan

24
standar terhadap pajanan jarum suntik keterampilan dan
Anti Korupsi: profesionalisme
Pembuatan kotak NIBox dilakukan tenaga kesehatan.
tanpa memungut biaya apapun

25
3.2. Jadwal Kegiatan Aktualisasi
Kegiatan aktualisasi akan diadakan di UPT Puskesmas Kuta I selama 32 hari kerja mulai dari
tanggal 19 September 2019 sampai dengan 27 Oktober 2019. Kegiatan-kegiatan aktualisasi akan
dijabarkan pada tabel 4 di bawah ini:

Tabel 2. Jadwal Kegiatan Aktualisasi


No Kegiatan Waktu Pelaksanaan Portofolio/Bukti
Kegiatan
September Oktober
III IV I II III IV
1 Koordinasi rencana 21  Jadwal rencana
kegiatan aktualisasi Sept pelaksanaan kegiatan
dengan mentor, PJ 2019 aktualisasi
UKP, dan Tim  Foto kegiatan
Keselamatan dan  Notulen rapat
Kesehatan Kerja (K3)
dan koordinator tim
Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi
(PPI)
2 Penganalisaan 23-  Salinan permenkes no
peraturan menteri 25 27 tahun 2017
kesehatan Sept  Analisa barang
(Permenkes) 2019 kebutuhan untuk
Republik Indonesia membuat NIBox
nomor 27 tahun 2017
tentang Pedoman
Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi
di fasilitas pelayanan
kesehatan untuk
mendapatkan barang-
barang yang menjadi
standar kewaspadaan
standar minimal
penanganan pajanan
jarum suntik / needle
stick injury
3 Koordinasi dengan 26 Sept – 2  Daftar kebutuhan yang
layanan laboratorium Okt 2019 bisa dimasukkan di
dan VCT tentang kotak NIBox
rencana pengadaan  Foto kegiatan
NIBox  Notulen rapat

26
4 Penyusunan Standar 3 – 9 Okt  Draft SOP
Operasional Prosedur 2019  SOP yang telah
(SOP) untuk disetujui kepala
kewaspadaan standar puskesmas
needle stick injury
5 Pengusulan 10-  Surat usulan
kelengkapan kotak 12 kelengkapan kotak
khusus sesuai jumlah Okt NIBox
ruangan yang 2019  Rencana tindak lanjut
berisiko melalui dana surat usulan dari
JKN atau BOK Kepala Puskesmas
Puskesmas melalui bendahara JKN
6 Sosialisasi SOP 14 – 19  Laporan kegiatan
needle stick injury Okt 2019
kepada seluruh staf
UPT Puskemas Kuta
I pada Lokakarya
Mini bulanan;
7 Peletakan kotak 21 – 26  Dokumentasi
NIBox pada tempat Okt 2019  Kotak NIBox
yang berisiko untuk  Form pengendalian
terjadinya kejadian setiap kotak NIBox
needle stick injury

3.3. Analisis Dampak


Dalam kegiatan aktualisasi yang dilaksanakan selama habituasi, beberapa kegiatan untuk
memecahkan isu dan apabila kegiatan itu tidak dilakukan maka akan menimbulkan dampak terhadap
kinerja organisasi, seperti uraian dalam tabel 5 berikut ini:

Tabel 3. Teknik Analisis Dampak


NO KEGIATAN ANALISIS DAMPAK KEGIATAN
1 2 3
1 Koordinasi rencana Jika melakukan koordinasi rencana kegiatan aktualisasi
kegiatan aktualisasi dengan mentor, PJ UKP, dan pemegang program
dengan mentor, PJ UKP, Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) dan Tim
dan Tim Keselamatan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) yang
dan Kesehatan Kerja didasari nilai ANEKA tidak terlaksana maka rencana
(K3) dan koordinator tim aktualisasi kegiatan tidak akan sesuai dengan proses
Pencegahan dan manajemen puskesmas
Pengendalian Infeksi
(PPI)
2 Penganalisaan peraturan Jika penganalisaan peraturan menteri kesehatan yang
menteri kesehatan didasari nilai ANEKA tidak terlaksana, maka kegiatan
(Permenkes) Republik aktualisasi tidak akan bisa dilaksanakan karena belum
27
Indonesia nomor 27 cukupnya pengetahuan mengenai kewaspadaan standar
tahun 2017 tentang minimal tentang pajanan jarum suntik
Pedoman Pencegahan
dan Pengendalian Infeksi
di fasilitas pelayanan
kesehatan untuk
mendapatkan barang-
barang yang menjadi
standar kewaspadaan
standar minimal
penanganan pajanan
jarum suntik / needle
stick injury
3 Koordinasi dengan Jika kegiatan Koordinasi dengan layanan laboratorium
layanan laboratorium dan VCT tentang rencana pengadaan NIBox yang
dan VCT tentang didasari nilai ANEKA tidak terlaksana, maka tidak
rencana pengadaan terjadi sinkronisasi antar program di layanan terkait
NIBox
4 Penyusunan Standar Jika kegiatan Penyusunan Standar Operasional
Operasional Prosedur Prosedur (SOP) untuk kewaspadaan standar needle
(SOP) untuk stick injury yang didasari nilai ANEKA tidak
kewaspadaan standar terlaksana, maka penyusunan SOP tidak akan mampu
needle stick injury menjawab kebutuhan kewaspadaan standar terhadap
pajanan jarum suntik
5 Pengusulan kelengkapan Jika kegiatan Pengusulan kelengkapan kotak NIBox
kotak NIBox sesuai sesuai jumlah ruangan yang berisiko melalui dana JKN
jumlah ruangan yang atau BOK Puskesmas yang didasari nilai ANEKA
berisiko melalui dana tidak terlaksana, maka tidak ada sumber pendanaan
JKN atau BOK untuk pembuatan kotak yang dimaksud
Puskesmas
6 Sosialisasi SOP needle Jika kegiatan Sosialisasi internal kepada seluruh staf
stick injury kepada UPT Puskemas Kuta I pada Lokakarya Mini bulanan
seluruh staf UPT yang didasari nilai ANEKA tidak terlaksana, maka
Puskemas Kuta I pada tidak merata pengetahuan tentang pelaksanaan kotak
Lokakarya Mini NIBox
bulanan;
7 Penyediaan kotak NIBox Jika kegiatan Penyediaan kotak NIBox pada tempat
pada tempat yang yang berisiko untuk terjadinya kejadian needle stick
berisiko untuk terjadinya injury yang didasari nilai ANEKA tidak terlaksana,
kejadian needle stick maka tidak tersedia sarana yang mendukung
injury kewaspadaan standar standar pajanan jarum suntik

3.4. Kendala dan Solusi


Pada pelaksanaan program ini tentu tidak lepas dari kendala yang kiranya akan dialami
oleh peserta latsar sehingga diperlukan solusi agar program dapat terlaksana dengan baik.
Berikut penjelasan Kendala dan solusi dapat dijelaskan dengan tabel dibawah ini
28
Tabel 4. Kendala dan Solusi
No Kendala Penjelasan Solusi
1 Tidak disetujuinya Proritas penggunaan Berkoordinasi dengan pihak
pendanaan pengadaan dana tersebut telah bendahara dan pihak terkait mengenai
kotak NIBox melalui ditentukan kepastian penganggaran.
dana JKN atau BOK sebelumnya sehingga Menggunakan biaya sendiri untuk
puskesmas pengalokasian tidak pengadaan kotak, sedangkan isinya
bisa dilakukan di menggunakan fasilitas dari puskesmas
bulan Oktober 2019
2 Penerbitan SOP yang Tim pengendali Selalu berkoordinasi dengan tim
tidak tepat waktu dokumen dari pengendali dokumen untuk penerbitan
puskesmas juga SOP agar sesuai dengan peraturan
memiliki tugas yang berlaku
menyelesaikan
dokumen lainnya

29
BAB IV
HASIL AKTUALISASI

4.1. Capaian Aktualisasi

Untuk Mengatasi core issue “Belum optimalnya kegiatan kewaspadaan standar


pencegahan dan pengendalian infeksi khususnya pada penanganan needle stick injury di UPT
Puskesmas Kuta I”, ada 7 (tujuh) kegiatan yang dirancang dan telah berhasil dilaksanakan
seluruhnya dengan baik dan lancar selama masa off campus dari tanggal 19 September 2019
sampai dengan 27 November 2019 bertempat di UPT. Puskesmas Kuta I, Kecamatan Kuta,
Kabupaten Badung. Selama kegiatan dilaksanakan, terjalin kerjasama yang sangat baik antara
penulis dengan Kepala UPT. Puskesmas Kuta I beserta para staff sehingga kegiatan dapat
berjalan sesuai dengan yang diharapkan.
4.2. Pembahasan Kegiatan Aktualisasi

Adapun capaian dari masing-masing kegiatan diuraikan secara rinci sebagai berikut :
Tabel 5. Koordinasi rencana kegiatan aktualisasi dengan mentor, PJ UKP, dan Tim
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan koordinator tim Pencegahan dan Pengendalian
Infeksi (PPI)

a Output/evidence Terkoordinasinya serta tersusunnya rencana kegiatan


aktualisasi dengan persetujuan PJ UKP, dan pemegang
program K3 dan PPI
b Waktu 21 September 2019
Pelaksanaan
c Tempat UPT. Puskesmas Kuta I
Pelaksanaan
d Tahapan Kegiatan  Membuat bahan koordinasi
 Mengkoordinasikan rencana kegiatan aktualisasi dengan
mentor, PJ UKP, dan pemegang program K3 dan PPI
e Aktualisasi Nilai Akuntabilitas:
ANEKA Penerapan nilai akuntabilitas dari kegiatan ini terwujud pada
semangat kerja, kerjasama serta berintegritas dalam
menyelesaikan rancangan aktualisasi secara efektif dan efisien.
Nasionalisme:
Koordinasi merupakan pengamalan sila keempat Pancasila
yaitu bermusyawah untuk mencapai mufakat.
Etika Publik:

30
Kordinasi merupakan perwujudan nilai-nilai dasar etika publik
yaitu menghargai komunikasi dan bekerja sama.
Komitmen Mutu:
Dalam melakukan koordinasi semua menampakkan sikap
komitmen untuk menghasilkan yang terbaik.
Anti Korupsi:
Koordinasi dilakukan dengan jujur, transparan dan
berintegritas.
f Manfaat - Diri sendiri : Dengan mengaktualisasi nilai ANEKA pada
saat melakukan sosialisasi dan penyusunan konsep, saya
bisa melatih diri dalam melakukan suatu managamen
dengan baik dan bersikap professional
- Instansi : Dengan melakukan proses kegiatan ini dapat
meningkatkan kemampuan sumber daya manusia/staff
Puskesmas melalui pendidikan dan pelatihan sesuai
perkembangan iptek
g Analisis Dampak Setelah dilakukannya kegiatan ini dengan berlandaskan nilai-
nilai aneka, maka kegiatan ini dapat berajalan lancar sesuai
dengan yang diharapkan. Pimpinan dan seluruh staff UPT.
Puskesmas Kuta I menjadi paham dengan rencana dan konsep
dari kegiatan aktualisasi ini, serta bersedia membantu dan turut
serta dalam kegiatan demi tercapainya tujuan bersama.
Jika dalam pelaksanaan kegiatan tidak berlandaskan nilai-nilai
aneka, maka kegiatan ini tidak akan berjalan sebagaimana
mestinya, terkesan asal-asalan, dan tidak bisa
dipertanggungjawabkan.

31
Dokumentasi Kegiatan

Gambar 1. Berkoordinasi dengan Kepala UPT. Puskesmas Kuta I

Tabel 6. Penganalisaan peraturan menteri kesehatan (Permenkes) Republik Indonesia


nomor 27 tahun 2017 tentang Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di fasilitas
pelayanan kesehatan untuk mendapatkan barang-barang yang menjadi standar kewaspadaan
minimal penanganan pajanan jarum suntik / needle stick injury

a Output/evidence Analisa kebutuhan minimal untuk membuat kotak NIBox


b Waktu 23-25 September 2019
Pelaksanaan
c Tempat UPT. Puskesmas Kuta I
Pelaksanaan
d Tahapan Kegiatan 1. Mencari dokumen Permenkes no. 27 tahun 2017
2. Menganalisis sarana dan prasarana yang diperlukan untuk
melaksanakan standar minimal untuk needle stick injury
e Aktualisasi Nilai Akuntabilitas :
ANEKA Bertanggung jawab untuk menetapkan informasi dan edukasi
yang akan diberikan.

32
Nasionalisme:
Memberikan informasi harus adil tanpa diskriminatif, dan
mengedepankan rasa kemanusiaan dan sesuai perundangan
yang berlaku
Etika publik :
Bahan informasi yang disiapkan harus jelas, tepat dan
memberikan semangat serta solusi terhadap permasalahan
yang dihadapi petugas
Komitmen mutu:
Kotak yang disiapkan harus lengkap dan sederhana serta
informasi yang dijelaskan harus efektif sehingga lebih mudah
dipahami
Anti korupsi :
Analisa kebutuhan barang harus sesuai dengan kebutuhan dan
tidak berlebih
f Manfaat - Diri sendiri : Dengan mengaktualisasi nilai ANEKA pada
saat pembentukan susunan kepanitiaan dan narasumber,
saya bisa melatih diri dalam melakukan suatu managamen
program dengan baik dan bersikap professional
- Instansi : Dengan melakukan proses kegiatan ini dapat
membantu memberikan kontribusi terhadap visi UPT.
Puskesmas Kuta I yaitu Menjadi Puskesmas dengan
pelayanan prima untuk meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat
g Analisis dampak Setelah dilakukannya kegiatan ini dengan berlandaskan nilai-
nilai aneka, maka kegiatan ini dapat berjalan lancar sesuai
dengan yang diharapkan. Daftar barang yang menjadi standar
di dalam penanganan kejadian needle stick injury menjadi
jelas.
Jika dalam pelaksanaan kegiatan tidak berlandaskan nilai-nilai
aneka, maka kegiatan ini tidak akan berjalan sebagaimana
mestinya, terkesan asal-asalan, akan muncul konflik
kepentingan dan tidak bisa dipertanggungjawabkan.

33
Dokumentasi Kegiatan

Gambar 2. PMK no. 27 tahun 2017 tentang pedoman pencegahan dan pengendalian
infeksi di fasilitas layanan kesehatan

Gambar 3. Daftar keperluan barang-brang dalam kewaspadaan minimal

Tabel 7. Koordinasi kegiatan dengan layanan laboratorium dan VCT tentang rencana
pengadaan NIBox

a Output/evidence Terkoordinasinya isi dari kotak NIBox berdasarkan


ketersediaan sarana pendukung yang ada di layanan lab dan
VCT

34
b Waktu 26 September – 2 Oktober 2019
Pelaksanaan
c Tempat UPT. Puskesmas Kuta I
Pelaksanaan
d Tahapan Kegiatan 1. Membuat bahan koordinasi
2. Mengkoordinasikan rencana kegiatan dengan layanan
laboratorium dan VCT
e Aktualisasi Nilai Akuntabilitas:
ANEKA Penerapan nilai akuntabilitas dari kegiatan ini terwujud pada
semangat kerja, kerjasama serta berintegritas dalam
menyelesaikan rancangan aktualisasi secara efektif dan efisien.
Nasionalisme:
Koordinasi merupakan pengamalan sila keempat Pancasila
yaitu bermusyawah untuk mencapai mufakat.
Etika Publik:
Kordinasi merupakan perwujudan nilai-nilai dasar etika publik
yaitu menghargai komunikasi dan bekerja sama.
Komitmen Mutu:
Dalam melakukan koordinasi semua menampakkan sikap
komitmen untuk menghasilkan yang terbaik.
Anti Korupsi:
Koordinasi dilakukan dengan jujur, transparan dan
berintegritas.
f Manfaat - Diri sendiri : Dengan mengaktualisasi nilai ANEKA, saya
bisa melatih diri dalam melakukan suatu managamen
program dengan baik dan bersikap professional
- Instansi : Dengan melakukan proses kegiatan ini dapat
membantu memberikan kontribusi terhadap misi Puskesmas
Kuta I yaitu Meningkatkan keterampilan dan
profesionalisme tenaga kesehatan
g Analisis dampak Setelah dilakukannya kegiatan ini dengan berlandaskan nilai-
nilai aneka, maka kegiatan ini dapat berjalan lancar
sebagaimana mestinya.
Jika dalam pelaksanaan kegiatan tidak berlandaskan nilai-nilai
aneka,maka kegiatan ini tidak akan berjalan sebagaimana
35
mestinya, terkesan asal-asalan, akan muncul konflik
kepentingan dan tidak bisa dipertanggungjawabkan.

Dokumentasi Kegiatan

Gambar 4. Koordinasi dengan layanan laboratorium

36
Gambar 5. Koordinasi dengan layanan VCT

Tabel 8. Penyusunan Standar Operasional Prosedur (SOP) untuk kewaspadaan standar needle
stick injury
a Output/evidence 1. Draft SOP
2. SOP yang telah disetujui kepala puskesmas
b Waktu 10 – 12 Oktober 2019
Pelaksanaan
c Tempat UPT. Puskesmas Kuta I
Pelaksanaan
d Tahapan Kegiatan 1. Membuat draft SOP
2. Menyerahkan ke PJ UKP untuk direvisi
3. Menyerahkan draft ke pengendali dokumen untuk
revisi format
4. Persetujuan kepala Puskesmas

e Aktualisasi Nilai Akuntabilitas:


ANEKA Bertanggung jawab akan terbentuknya pelayanan sesuai
dengan standar prosedur
Nasionalisme:
Pembuatan SOP dapat digunakan untuk seluruh lapisan
masyarakat dan tenaga kesehatan tanpa melihat suku, agama
ataupun ras
Etika Publik:
Dengan sopan dan santun dalam melaksanakan penyusunan
SOP
Komitmen Mutu:
Meningkatkan kualitas pelayanan dengan terbentuknya SOP
yang baik
Anti Korupsi:
Pembuatan SOP dilakukan tanpa memungut biaya apapun
f Manfaat - Diri sendiri : Dengan mengaktualisasi nilai ANEKA pada
saat melakukan koordinasi bersama staff puskesmas
membuat saya bisa mengasah kemampuan berkomunikasi
menjadi lebih baik

37
- Instansi : Dengan dibuatnya SOP diharapkan seluruh tenaga
kesehatan mampu paham dan bias melakukan penanganan
terpapar benda infeksius
g Analisis dampak Setelah dilakukannya kegiatan ini dengan berlandaskan nilai-
nilai aneka, maka kegiatan ini dapat berjalan lancar sesuai
dengan yang diharapkan. SOP akan menjadi acuan dalam
panatalaksanaan terpapar benda infeksius
Jika dalam pelaksanaan kegiatan tidak berlandaskan nilai-nilai
aneka,maka kegiatan ini tidak akan berjalan sebagaimana
mestinya, terkesan asal-asalan, akan muncul konflik
kepentingan dan tidak bisa dipertanggungjawabkan.

Dokumentasi Kegiatan

38
Gambar 6. Draft SOP penanganan pajanan benda/cairan infeksi

Tabel 9. Pengusulan kelengkapan kotak khusus sesuai jumlah ruangan yang berisiko melalui
dana JKN atau BOK Puskesmas
a Output/evidence 1. Tersusunnya kebutuhan alat untuk keperluan NIBox
2. Terencananya pengadaan NIBox di pendanaan JKN
atau BOK
b Waktu 10-12 Oktober 2019
Pelaksanaan
c Tempat UPT. Puskesmas Kuta I
Pelaksanaan
d Tahapan Kegiatan 1. Membuat daftar kebutuhan untuk membuat NIBox
2. Membuat usulan pengadaan barang yang dibutuhkan
39
dengan dana JKN atau BOK puskesmas
e Aktualisasi Nilai Akuntabilitas:
ANEKA Nilai akuntabilitas pada kegiatan ini ditunjukkan dengan
tersusunnya kotak NIBox yang sesuai dengan kebutuhan serta
terkirimnya surat usulan dengan tepat waktu.
Nasionalisme:
Pengusulan kelengkapan kotak NIBox ini mengamalkan sila
kelima yaitu rasa keadilan agar pelayanan di ruang yang
berisiko dapat berjalan optimal
Etika Publik:
Pengusulan kelengkapan kotak NIBox dilakukan melaui surat
resmi dengan bahasa yang sopan serta dengan sikap yang
santun saat mengantarkan surat.
Komitmen Mutu
Pengusulan pengadaan kotak NIBox dilakukan secara efektif
dan efisien dalam menggunakan sumber daya.
Anti Korupsi
Kotak NIBox yang dibutuhkan sesuai dengan kebutuhan serta
tidak mengusulkan pihak tertentu dalam penyediaannya
f Manfaat - Diri sendiri : Dengan mengaktualisasi nilai ANEKA pada
saat diskusi dan penyebaran informsi, saya melatih dan
membiasakan diri bertanggung jawab dan bersikap
profesional sehingga bisa membangun kepercayaan pasien
terhadap diri saya.
- Instansi : Dengan kegiatan ini diharapkan mampu
meningkatkan kemampuan sumber daya manusia/staff
Puskesmas sesuai dengan perkembangan iptek.
g Analisis dampak Setelah dilakukannya kegiatan ini dengan berlandaskan nilai-
nilai aneka, maka kegiatan ini dapat berjalan lancar sesuai
dengan yang diharapkan. Pengadaan barang dalam puskesmas
harus sesuai dengan peraturan yang berlaku
Jika dalam pelaksanaan kegiatan tidak berlandaskan nilai-nilai
aneka,maka kegiatan ini tidak akan berjalan sebagaimana
mestinya, terkesan asal-asalan, akan muncul konflik
kepentingan dan tidak bisa dipertanggungjawabkan.

40
Dokumentasi Kegiatan

Gambar 7. Usulan pengadaan NIBox

Gambar 8. Penyusunan Kotak NIBox bersama layanan laboratorium

41
Tabel 10. Sosialisasi SOP needle stick injury kepada seluruh staf UPT Puskemas Kuta I pada
Lokakarya Mini bulanan;
a Output/evidence 1. Laporan kegiatan
b Waktu 14 – 19 Oktober 2019
Pelaksanaan
c Tempat UPT. Puskesmas Kuta I
Pelaksanaan
d Tahapan Kegiatan 1. Mempersiapkan materi sosialisasi
2. Melakukan sosialisasi pada saat Lokmin bulanan pada
minggu II bulan berjalan
e Aktualisasi Nilai Akuntabilitas:
ANEKA Pada kegiatan sosialisasi, nilai akuntabilitas tercermin dalam
memberikan informasi yang dapat dipertanggung jawabkan.
Nasionalisme:
Dalam memberikan sosialisasi tercermin sila kelima dengan
tidak membeda-bedakan suku, agama, ras, ekonomi, maupun
jabatan.
Etika Publik:
Melakukan sosialisasi dengan sikap yang ramah, sopan, santun
dan tidak menggunakan istilah medis yang sulit dimengerti.
Komitmen Mutu:
Melakukan sosialisasi secara efektif dan efisien dan staf dapat
memahami informasi yang diberikan dengan baik.
Anti Korupsi:
Memberikan informasi dengan jujur, jelas, terbuka sehingga
seluruh staf mengetahui rencana pelaksaan program yang akan
dilaksanakan.
f Manfaat - Diri sendiri : Dengan mengaktualisasi nilai ANEKA pada
saat sosialisasi kegiatan ini, saya bisa melatih diri dalam
melakukan suatu managamen program dengan baik dan
bersikap professional
- Instansi : Dengan melakukan proses kegiatan ini dapat
membantu mewujudkan visi UPT Puskesmas Kuta I yaitu
‘Menjadi Puskesmas dengan pelayanan prima untuk
42
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat’
g Analisis dampak Setelah dilakukannya kegiatan ini dengan berlandaskan nilai-
nilai aneka, maka kegiatan ini dapat berjalan lancar sesuai
dengan yang diharapkan. Petugas kesehatan mampu
melakukan tata laksana paparan benda/cairan infeksius.
Jika dalam pelaksanaan kegiatan tidak berlandaskan nilai-nilai
aneka,maka kegiatan ini tidak akan berjalan sebagaimana
mestinya, terkesan asal-asalan, akan muncul konflik
kepentingan dan tidak bisa dipertanggungjawabkan.
Dokumentasi Kegiatan

Gambar 9. Sosialisasi NIBox

Tabel 11. Penyediaan kotak NIBox pada tempat yang berisiko untuk terjadinya kejadian
needle stick injury
a Output/evidence Kotak NIBox telah tersedia di ruangan yang berisiko
b Waktu 21-26 Oktober 2019

43
Pelaksanaan
c Tempat UPT. Puskesmas Kuta I
Pelaksanaan
d Tahapan Kegiatan 1. Pembuatan kotak NIBox dengan isinya sesuai dengan
permenkes tentang kewaspadaan standar needle stick injury
2. Meletakkan kotak NIBox sesuai tempat yang sudah
direncanakan dan menunjuk PIC ruangan tersebut untuk
bertanggung jawab atas kotak tersebut
e Aktualisasi Nilai Akuntabilitas:
ANEKA Bertanggung jawab akan tersedianya kotak NIBox untuk
kewaspadaan standar terhadap pajanan jarum sesuai dengan
perencanaan sebelumnya
Nasionalisme:
Penyediaan kotak NIBox dapat digunakan untuk seluruh
tenaga kesehatan tanpa melihat suku, agama ataupun ras sat
bertugas
Etika Publik:
Dengan sopan dan santun dalam menunjuk dan memposisikan
kotak di masing-masing ruangan
Komitmen Mutu:
Meningkatkan kualitas pelayanan dengan terbentuknya
kewaspadaan standar terhadap pajanan jarum suntik
Anti Korupsi:
Pembuatan kotak NIBox dilakukan tanpa memungut biaya
apapun
f Manfaat - Diri sendiri : Dengan mengaktualisasi nilai ANEKA pada
saat sosialisasi kegiatan ini, saya bisa melatih diri dalam
melakukan suatu managamen program dengan baik dan
bersikap professional
- Instansi : Dengan melakukan proses kegiatan ini dapat
membantu mewujudkan misi UPT Puskesmas Kuta I yaitu
meningkatkan kualitas manajemen Puskesmas dan
meningkatkan keterampilan dan profesionalisme tenaga
kesehatan.
g Analisis dampak Setelah dilakukannya kegiatan ini dengan berlandaskan nilai-
44
nilai aneka, maka kegiatan ini dapat berjalan lancar sesuai
dengan yang diharapkan. Petugas kesehatan mengetahui
ketersediaan alat-alat penatalaksanaan terpapar benda/cairan
infeksius
Jika dalam pelaksanaan kegiatan tidak berlandaskan nilai-nilai
aneka,maka kegiatan ini tidak akan berjalan sebagaimana
mestinya, terkesan asal-asalan, akan muncul konflik
kepentingan dan tidak bisa dipertanggungjawabkan.
Dokumentasi Kegiatan

Gambar 10. Kotak NIBox

4.3 Kendala dan Solusi


Pada saat pelaksanaan aktualisasi terdapat beberapa kendala yang dihadapi oleh
penulis. Namun penulis yang dibantu oleh mentor dan staf Puskesmas dapat menemukan
solusi yang dapat diaplikasikan untuk menyelesaikan kendala-kendala yang ada. Kendala

45
yang ada di bahas dan didiskusikan pada saat evaluasi kegiatan sehingga dihasilkan solusi
yang merupakan hasil keputusan bersama.
Kendala-kendala yang muncul antara lain adalah sebagai berikut:
1. Kurangnya pemahaman penulis tentang standar kewaspadaan minimal di layanan
kesehatan
2. Koordinasi awal dengan mentor yang cukup singkat dikarenakan kepala puskesmas
saat itu berada di luar kota
3. Sosialisasi yang tidak dapat dilaksanakan saat loka karya mini (lokmin) karena SOP
dan kotak NIBox belum terselesaikan saat lokmin dilaksanakan
4. Pengadaan kotak yang belum mendapat anggaran dari puskesmas
5. Penerbitan SOP yang tidak tepat waktu
Dari beberapa kendala yang ada, dan setelah dibahas dan didiskusikan pada saat evaluasi,
ditemukan solusi pemecahan permasalahannya. Adapun solusinya adalah sebagai berikut:
1. Menganalisa isi dari PMK RI nomor 27 tahun 2017 tentang Pedoman Pencegahan
dan Pengendalian Infeksi di fasilitas pelayanan kesehatan dan berdiskusi dengan PJ
UKP
2. Melakukan koordinasi dengan PJ UKP
3. Melakukan sosialisasi diluar lokmin dimana waktunya adalah setelah jam pelayanan
usai
4. Melakukan pengadaan secara swadaya untuk 2 kotak NIBox. Melakukan koordinasi
dengan bendahara puskesmas agar dimasukan pada anggaran berikutnya
5. Berkoordinasi dengan tim pengendali dokumen

46
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Dari hasil pelaksanaan kegiatan aktualisasi yang dilaksanakan di UPT. Puskesmas Kuta
I selama 32 hari kerja pelaksanaan off campus, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa :
1. Seluruh kegiatan aktualisasi yang dirancang untuk mengatasi issue yang diangkat
yaitu “Belum optimalnya kegiatan kewaspadaan standar pencegahan dan
pengendalian infeksi khususnya pada penanganan needle stick injury di UPT
Puskesmas Kuta”, telah berhasil dilaksanakan berkat dukungan dari Kepala UPT.
Puskesmas Kuta I dan seluruh dokter umum serta staff di UPT. Puskesmas Kuta I.
2. Penerapan nilai-nilai ANEKA (Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik,
Komitmen Mutu, Anti Korupsi) pada setiap kegiatan aktualisasi yang dilakukan
dapat memperdalam pemahaman dan penghayatan nilai-nilai dasar profesi
Aparatur Sipil Negara sehingga mampu menerapkannya dalam tugas sehari-hari.
3. Penerapan nilai-nilai dasar profesi ASN dalam setiap aspek kehidupan kerja akan
menghasilkan ASN yang memiliki integritas tinggi, beretika, dan professional
sehingga dapat menjalankan tugas dan fungsinya sebagai pelaksana kebijakan
publik yang amanah, pelayan publik yang bersih, serta sebagai agen perekat dan
pemersatu bangsa.

Dengan gagasan pemecahan issue “Penggunaan NIBox (Needle Injury Box) sebagai
upaya optimalisasi kegiatan kewaspadaan standar pencegahan dan pengendalian
infeksi khususnya pada penanganan needle stick injury di UPT Puskesmas Kuta I” dan
mengaktualisasikan nilai-nilai ANEKA pada keenam kegiatan tersebut maka diharapkan
terjadi perubahan pola sikap dan perilaku bagi diri sendiri dan memberikan efek positif bagi
lingkungannya dan bagi UPT. Puskesmas Kuta I akan mewujudkan visinya yaitu
Terwujudnya masyarakat Kuta sebagai pelopor hidup sehat secara mandiri di Kabupaten
Badung.

Dengan adanya kotak NIBox di area kerja UPT. Puskesmas Kuta I, maka akan
memberikan manfaat kepada semua pihak. Manfaat bagi diri sendiri menjadi pribadi yang
mampu memanagemen dan bertanggung jawab dalam melaksanakan tugas, dan bagi
puskesmas akan mendukung dan memberikan kontribusi pada visi dan motto UPT.
Puskesmas Kuta I

47
5.2 Saran
Adapun saran yang penulis dapat berikan agar peningkatan pelayanan kesehatan dapat
berlangsung secara berkesinambungan adalah:
1. Diharapkan agar pimpinan dan seluruh pegawai UPT. Puskesmas Kuta I selalu
berkomitmen dan konsisten dalam mendukung segala bentuk kegiatan untuk
pencegahan pajanan benda/cairan infeksius di wilayah kerja UPT. Puskesmas Kuta
I.
2. Diharapkan agar semua Aparatur Sipil Negara di UPT. Puskesmas Kuta I selalu
berpedoman pada nilai-nilai ANEKA dan meningkatkan aktualisasinya dalam
melaksanakan tugas pokok dan kewajibannya masing-masing agar dapat
memberikan pelayanan yang maksimal kepada pasien dan masyarakat yang ada di
wilayah kerja UPT. Puskesmas Kuta I.

48
DAFTAR PUSTAKA

Lembaga Administrasi Negara. 2015. Akuntabilitas: Modul Pelatihan Dasar calon


PNS. Jakarta : Lembaga Administrasi Negara
Lembaga Administrasi Negara. 2015. Nasionalisme: Modul Pelatihan Dasar calon
PNS. Jakarta : Lembaga Administrasi Negara
Lembaga Administrasi Negara. 2015. Etika Publik: Modul Pelatihan Dasar calon
PNS. Jakarta : Lembaga Administrasi Negara
Lembaga Administrasi Negara. 2015. Komitmen Mutu: Modul Pelatihan Dasar calon
PNS. Jakarta : Lembaga Administrasi Negara
Lembaga Administrasi Negara. 2015. Anti Korupsi: Modul Pelatihan Dasar calon
PNS. Jakarta : Lembaga Administrasi Negara
Depkes RI. Pedoman Kerja Puskesmas jilid II. Direktorat Pembinaan, Kesehatan
Masyarakat, Jakarta, 1997.
http://www.pusdatin.kemkes.go.id/article/view/13010200029/penyakit-tidak-
menular.html. (diakses tanggal 20 Juli 2019)
http://www.depkes.go.id/article/view/1637/penyakit-tidak-menular-ptm-penyebab-
kematian-terbanyak-di-indonesia.html. (diakses tanggal 20 Juli 2019)
http://www.depkes.go.id/article/view/18110200003/potret-sehat-indonesia-dari-
riskesdas-2018.html. (diakses tanggal 20 Juli 2019)
http://www.p2ptm.kemkes.go.id/profil-p2ptm/latar-belakang/strategi-pencegahan-
dan-pengendalian-ptm-di-indonesia. (diakses tanggal 20 Juli 2019)
E-puskesmas.com/badung/epuskesmas/index.php?file=44. Grafik penyakit-penyakit
terbanyak. (diakses tanggal 20 Juli 2019)
https://dikes.badungkab.go.id/puskesmasKutasatu/index.php. (diakses tanggal 10
september 2019)

49
LAMPIRAN

Lampiran 1 :

Tabel 9 : Validasi Isu dengan metode AKPL

ISU AKTUAL/ POKOK KRITERIA


NO KET
PERMASALAHAN A K P L
1 Belum optimalnya kegiatan
kewaspadaan standar pencegahan
dan pengendalian infeksi
khususnya pada penanganan needle + + + + Memenuhi syarat
stick injury di UPT Puskesmas
Kuta I

2 Belum optimalnya intervensi


lanjutan untuk meningkatkan IKS
pada wilayah UPT Puskesmas Kuta + + + + Memenuhi syarat
I

3 Belum optimalnya pelaksanaan


asuhan gizi pada pasien rawat inap Tidak memenuhi
+ + + -
dan nifas di UPT Puskesmas Kuta I syarat

4 Belum tersedianya Manajamen


Efek Samping Obat (MESO) di
Tidak memenuhi
layanan farmasi UPT Puskesmas + + + -
syarat
Kuta I

Keterangan :
A = Aktual K = Kekhalayakan
P = Problematik L = Layak
Issue yang berhasil diidentifikasi selanjutnya dianalisis dengan metode USG untuk
menentukan issue yang menjadi prioritas dalam penanganan sebagaimana tabel 2 berikut :

50
51
Lampiran 2 :

Tabel 10. Penetapan Prioritas Isu dengan metode USG

NO ISU U S G Total Rangking


Nilai
1. Belum optimalnya kegiatan kewaspadaan standar 4 5 5 14 I
pencegahan dan pengendalian infeksi khususnya
pada penanganan needle stick injury di UPT
Puskesmas Kuta I

2. Belum optimalnya intervensi lanjutan untuk 4 4 5 13 II


meningkatkan IKS pada wilayah UPT Puskesmas
Kuta I

Keterangan :
U = Urgency
S = Seriousness
G = Growth
Skor :

5 = Sangat gawat/serius/mendesak
4 = gawat/serius/mendesak
3 = Cukup gawat/serius/mendesak
2 = Kurang gawat/serius/mendesak
1 = Tidak gawat/serius/mendesak

52
Lampiran 3 :

Form Pengendalian oleh Coach

Nama Coach Ida Ayu Rai Sri Dewi, SH, M.Si

Nama Peserta dr . I Putu Anom Nurcahyadi

Instansi UPT. Puskesmas Kuta I

Tempat UPT. Puskesmas Kuta I

Aktualisasi

No Tanggal Kegiatan Output Paraf Coach

1.

2.

3.

4.

5.

6.

53
Lampiran 4 :

Form Pengendalian oleh Mentor

Nama Mentor dr. Indira Pudi Asri

Nama Peserta dr . Kayan Setiawan

Instansi UPT. Puskesmas Kuta I

Tempat UPT. Puskesmas Kuta I

Aktualisasi

No. Tanggal Kegiatan Output Paraf Mentor

1.

2.

3.

4.

5.

6.

54
55

Anda mungkin juga menyukai