Anda di halaman 1dari 11

0

PENGARUH MOBILISASI DINI TERHADAP INTENSITAS


NYERI POST OPERASI SECTIO CAESAREA
DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA

ARTIKEL ILMIAH

Oleh:
Sri Handayani
NIM. ST13065

PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN


STIKES KUSUMA HUSADA
SURAKARTA
2015



1

PENGARUH MOBILISASI DINI TERHADAP INTENSITAS


NYERI POST OPERASI SECTIO CAESAREA
DI RSUD DR. MOEWARDI

Sri Handayani1), Yeti Nurhayati2), Ari Setiyajati3)


1)
Mahasiswa S-1 Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta
2)
Dosen Prodi S-1 Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta
3)
RSUD Dr Moewardi
E-mail : jenksri.85@gmail.com

Abstrak
Seorang ibu yang melahirkan bayi dengan cara operasi sectio caesarea (SC)
akan mengalami rasa nyeri. Mobilisasi dini merupakan salah satu cara untuk
menurunkan intensitas nyeri post operasi sectio caesarea.
Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh mobilisasi dini terhadap
intensitas nyeri post operasi sectio caesarea di RSUD Dr. Moewardi. Rancangan
penelitian menggunakan metode pre eksperimental dengan pendekatan one group
pretest – posttest. Sampel penelitian adalah 61 ibu post operasi Sectio Caesaria di
RSUD Dr. Moewardi di Ruang Mawar I dan PONEK, dengan teknik sampling
menggunakan total sampling. Instrumen penelitian dalam mengukur intensitas nyeri
numerical rating scale, sementara Instrumen mobilisasi dini menggunakan lembar
checklist. Analisis data menggunakan uji Wilcoxon.
Hasil penelitian menunjukkan rata-rata intensitas nyeri nilai sebelum
mobilisasi dini sebesar 5,77 dan setelah mobilisasi dini menjadi 3,99. Hasil analisis
uji statistik diperoleh nilai Z score = -6.835 dengan p-value = 0,000 sehingga
disimpulkan ada pengaruh mobilisasi dini terhadap intensitas nyeri post operasi
sectio caesarea di RSUD Dr. Moewardi.
Oleh karena itu mobilisasi dini efektif mampu menurunkan intensitas nyeri
post operasi sectio caesarea. Diharapkan bagi ibu post operasi SC dapat melakukan
mobilisasi dini untuk mempercepat penurunan intensitas nyeri

Kata kunci: mobilisasi dini, nyeri, post operasi sectio caesarea


2

Abstract

Mother giving birth by Caesarean Section will experience pain. One of the
ways to relieve the post Caesarean Section pain is early mobilization.
The objective of this research is to investigate the effect of the early
mobilization on the post-operative Caesarean Section pain intensity at Dr.Moewardi
General Hospital of Surakarta. The research used the pre-experimental method with
the one group pretest – posttest approach. The samples of research were 61 mothers
with the post-operative Caesarean Section at Ward Mawar I and Comprehensive
Obstetric and Neonatal Emergency Service Unit. They were taken by using the total
sampling technique. The research used the numerical rating scale as the instrument
for the pain intensity and the checklist for the early mobilization. The data were
analyzed by using the Wilcoxon’s test.
The result of the research shows that prior the treatment, the average level of
pain intensity, was 5.77. Following the treatment it became 3.99, meaning that there
was an effect of the early mobilization on the post-operative Caesarean Section pain
intensity at Dr. Moewardi General Hospital of Surakarta as indicated by the Z score
= -6.835 with the p-value = 0.00.
Thus, the early mobilization was expected to effectively relieve the mothers’
post-operative Caesarean Section pain intensity.

Keywords: Early mobilization, pain intensity, post-operative Caesarea Section

References: 38 (2004-2014)


3

1. PENDAHULUAN 2. TINJAUAN PUSTAKA


Persalinan dengan sectio caesarea 2.1 Sectio Caesarea
memiliki resiko tinggi karena ditlakukan Sectio Caesarea (SC) adalah
pembedahan dengan membuka dinding suatu tindakan untuk melahirkan bayi
perut dan dinding uterus atau insisi per abdominal dengan melalui insisi
transabdominal uterus, pasien dengan pada dinding abdomen dan dinding
post operasi sectio caesarea akan uterus interior, biasanya yang sering
merasakan rasa nyeri. Rasa nyeri dilakukan insisi segmen bawah
merupakan stresor yang dapat tranversal (Farrer, 2005). Tindakan
menimbulkan stress dan ketegangan Sectio caesarea digunakan bilamana
dimana individu dapat berespon secara diyakini bahwa penundaan persalinan
biologis dan perilaku yang menimbulkan pervaginam tidak mungkin
respon fisik dan psikis (Corwin, 2006). dilangsungkan secara aman
Mobilisasi dini adalah upaya untuk (Cunningham, 2006).
mempertahankan kemandirian sedini
mungkin yang merupakan aspek 2.2 Nyeri
terpenting pada fungsi fisiologis Nyeri merupakan kejadian yang
(Carpenito, 2009). Mobilisasi dini pada tidak menyenangkan, mengubah gaya
pasien yang mengalami pembedahan hidup dan kesejahteraan individu.
berguna untuk mencegah tromboemboli, Perawat harus mengkaji hal-hal berikut
kekakuan otot pembedahan, ini untuk mengetahui efek nyeri pada
melancarkan siklus peredaran darah dan klien (Mulyadi, 2011).
mencegah terjadinya perdarahan Pengukuran nyeri menggunakan
(Manuaba, 2004). Numeric Rating Scale (NRS). Skala ini
Data jumlah kasus persalinan sudah biasa dipergunakan dan telah
normal di RSUD Dr. Moewardi tahun divalidasi. Berat ringannya rasa sakit
2013 adalah 1.019 pasien, dan atau nyeri dibuat menjadi terukur
persalinan sectio caesarea di ruang dengan mengobyektifkan pendapat
Mawar 1 dari bulan September - subyektif nyeri. Skala numerik dari 0
Desember 2014 sebanyak 208 hingga 10, di bawah ini, nol (0)
persalinan. Berdasarkan studi merupakan keadaan tanpa atau bebas
pendahuluan di RSUD Dr. Moewardi, nyeri, sedangkan 1-3 adalah nyeri
pada bulan Agustus 2014 didapatkan ringan, 4-6 adalah nyeri sedang, 7-9
63% pasien post operasi sectio caesarea adalah nyeri berat terkontrol, dan 10
pada hari kedua masih berbaring adalah nyeri berat tidak terkontrol
ditempat tidur. Rasa nyeri bagian (Potter & Perry, 2005).
operasi sangat dirasakan. Peneliti
dengan menggunakan alat pengukur 2.3 Mobilisasi Dini
nyeri yaitu Numeric Rating Scale (NRS) Menurut Carpenito (2009),
diperoleh pasien masih takut untuk mobilisasi dini merupakan suatu aspek
melakukan mobilisasi seperti yang terpenting pada fungsi fisiologis
menggerakan badan ataupun kaki. karena hal itu esensial untuk
Tujuan Penelitian adalah mempertahankan kemandirian. Konsep
mengetahui pengaruh mobilisasi dini mobilisasi mula–mula berasal dari
terhadap intensitas nyeri post operasi ambulasi dini yang merupakan
sectio caesarea di RSUD Dr. Moewardi. pengembalian secara berangsur–angsur



4

ke tahap mobilisasi sebelumnya untuk c) Pasien yang bersedia diberikan


mencegah komplikasi. mobilisasi dini.
Tujuan Mobilisasi d) Pasien yang tidak sedang
1. Mempertahankan fungsi tubuh mendapatkan obat analgesic.
2. Memperlancar peredaran darah 2. Kriteria eksklusi
sehingga mempercepat a) Pasien post operasi sectio
penyembuhan luka caesarea dengan pre eklamsi
3. Membantu pernafasan menjadi lebih berat
baik b) Pasien yang pernah melakukan
4. Mempertahankan tonus otot operasi sectio caesarea
5. Memperlancar eliminasi Alvi dan sebelumnya
Urin Alat ukur tingkat nyeri yang paling
6. Mengembalikan aktivitas tertentu efektif yang sering digunakan adalah
sehingga pasien dapat kembali skala penilaian numerik (numerical
normal dan atau dapat memenuhi rating scale).
kebutuhan gerak harian. Pengkajian nyeri dilakukan sebelum
7. Memberi kesempatan perawat dan dilakukan mobilisasi dini untuk pertama
pasien untuk berinteraksi atau kali dan pada akhir mobilisasi dini pada
berkomunikasi (Susan, 2004). hari ketiga.
Analisa Data yang digunakan dalam
penilaian ini adalah dengan uji Wilcoxon
3. METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah penelitian 4. HASIL PENELITIAN
kuantitatif, metode penelitian yaitu pre 4.1 Karakteristik responden
eksperimental design, dengan Usia responden
pendekatan one group pre test–post test Tabel 1. Distribusi Karakteristik responden
design. Populasi penelitian semua ibu berdasarkan usia (n = 61)
post operasi Sectio Caesarea di ruang Usia f %
Mawar 1 dan PONEK RSUD Dr. 20-35 tahun 55 90,2
Moewardi. Data dari rekam medis >35 tahun 6 9,8
RSUD Dr. Moewardi menunjukkan Jumlah 61 100
jumlah persalinan dengan sectio
caesarea di Ruang Mawar 1 dan Tabel 1 diketahui 55 usia
PONEK dari bulan September - responden (90,2%) berusia antara 20-35
Desember 2014 sebanyak 208 tahun dan 6 responden (9,8%) berusia
persalinan. Teknik pengambilan sampel responden lebih dari 35 tahun.
menggunakan teknik total sampling,
sebanyak 61 responden . Tingkat pendidikan responden
Tabel 2 Distribusi Karakteristik responden
Kriteria sampel
berdasarkan tingkat pendidikan (n = 61)
1. Kriteria inklusi
Pendidikan F %
a) Pasien post operasi sectio SMP 16 26,2
caesarea yang dirawat di ruang SMA 27 44,3
Mawar 1 dan PONEK PT 18 29,5
b) Pasien telah 10 – 24 jam post Jumlah 61 100
operasi sectio caesarea.


5

Tabel 2. 16 responden (26,2%) Tabel 5 diperoleh data bahwa nilai


berpendidikan SMP, 27 responden rata-rata tingkat nyeri responden
(44,3%) berpendidikan SMA dan 18 sebelum mobilisasi dini sebesar 5,77 dan
responden (29,5%) berpendidikan PT. setelah melakukan mobilisasi dini
sebesar 3,99. Hasil uji dengan Wilcoxon
Intensitas nyeri sebelum dilakukan diperoleh nilai Z score = -6.835 dengan
mobilisasi dini p-value = 0,000. Berdasarkan hasil
Tabel 3. Distribusi responden berdasarkan tersebut, keputusan yang diambil adalah
intensitas nyeri post operasi SC Sebelum Ho ditolak, artinya ada pengaruh
mobilisasi dini mobilisasi dini terhadap intensitas nyeri
Intensitas nyeri post operasi sectio caesarea di RSUD
sebelum Dr. Moewardi. Intensitas nyeri pada
mobilisasi dini F %
responden dapat menurun dari nilai rata-
Nyeri berat 10 16,4
Nyeri sedang 51 83,6
rata 5,77 menjadi 3,99. Oleh karena itu
Jumlah 61 100 mobilisasi dini efektif mampu
menurunkan intensitas nyeri post operasi
Tabel 3 diketahui bahwa 10 sectio caesarea.
responden (16,4%) dengan intensitas 4.3 Pembahasan
nyeri berat dan 51 responden (83,6%) a. Usia
dengan intensitas nyeri sedang. Berdasarkan hasil penelitain
diketahui 90,2% usia responden antara
Intensitas nyeri sesudah dilakukan 20-35 tahun. Menurut BKKBN tahun
mobilisasi dini 2007 menyatakan usia risiko rendah
Tabel 4. Distribusi responden berdasarkan kehamilan dan persalinan pada ibu
intensitas nyeri post operasi SC Sesudah
adalah 20-35 tahun. Usia risiko tinggi
mobilisasi dini
kehamilan dan persalinan adalah kurang
Intensitas nyeri dari 20 tahun dan diatas 35 tahun.
sesudah Aritonang (2010) menjelaskan bahwa
mobilisasi dini F % pasien nyeri dengan usia yang lebih
Nyeri ringan 41 67,2 muda memiliki koping yang lebih
Nyeri sedang 20 32,8 berfokus pada emosi dibandingkan
Jumlah 61 100 dengan pasien dengan usia yang lebih
tua.
Tabel 4 diketahui bahwa 41 Hasil penelitian Grace (2012)
responden (67,2%) dengan intensitas menyebutkan dari 34 responden,
nyeri ringan dan 20 responden (32,8%) sebanyak 25 responden (73,5%) berusia
dengan intensitas nyeri sedang. 20-34 tahun yang melakukan mobilisasi
dini pascasalin dengan seksio sesaria di
4.2 Analisis Bivariat RSUD dr. Pirngadi Medan. Namun
Tabel 5. Hasil uji Wilcoxon intensitas nyeri berdasarkan hasil penelitian bahwa usia
pada responden sebelum dan sesudah responden baik antara 20-35 tahun
melakukan mobilisasi dini maupun diatas 35 tahun, pada pre test
Nyeri Mean Z score p-value diketahui rata-rata intensitas nyeri pada
pre test 5,77 nilai 5,77 (atau intensitas nyeri sedang),
-6,835 0,000
post test 3,99 dan sesudah mobilisasi dini intensitas


6

nyeri menurun dengan rat-rata nilai 3,99 merupakan salah satu faktor yang
(nyeri ringan). Hal ini menunjukkan mendukung peningkatan pengetahuan
bahwa usia responden dalam penelitian yang berkaitan dengan daya serap
ini mempunyai kesamaan nyeri dan informasi. Orang yang memiliki
melakukan strategi koping dengan pendidikan tinggi diasumsikan lebih
melakukan mobilisasi dini. mudah menyerap informasi.
Pengetahuan tentang pengelolaan nyeri
b. Tingkat pendidikan dapat diperoleh dari pengalaman pasien
Distribusi tingkat pendidikan sendiri atau dari sumber lain. Sehingga
responden menunjukkan sebagian besar tingkat pendidikan bukan merupakan
responden berpendidikan SMA yaitu variabel yang dapat mempengaruhi
sebanyak 27 responden (44,3%). persepsi nyeri.
Mubarak (2009) menyatakan pendidikan
yang dimiliki responden berhubungan c. Analisis Univariat
dengan kemampuan menerima informasi Intensitas Nyeri Sebelum Mobilisasi
tentang pentingnya kesehatan. Semakin Dini
tinggi tingkat pengetahuan seseorang, Berdasarkan hasil peneliitian,
maka kemampuannya untuk menerima intensitas nyeri responden sebelum
informasi semakin baik. mobilisasi dini banyak dalam intensitas
Penelitian Angriani (2014) sedang sebanyak 51 responden (83,6%).
menyebutkan dari 15 responden Hasil penelitian ini didukung penelitian
penelitian, 60% ibu berpendidikan dari Astutik (2014) yang menjelaskan
SMA, berkaitan dengan tindakan sebelum dilakukan mobilisasi dini,
mobilisasi dini terhadap penyembuhan tingkat nyeri ibu post operasi SC
luka post operasi sectio caesarea di banyak dalam kategori nyeri berat
RSUD Salewangang Maros. Pendidikan (67,3%) dan setelah mobilisasi dini,
ibu pada tingkat SMA sudah dapat tingkat nyeri banyak dalam tingkat
menerima informasi kesehatan termasuk sedang (53,8%). Hasil uji statistic
melakukan mobilisasi dini post operasi menunjukkan ada pengaruh mobilisasi
SC, maka dengan pengetahuannya terhadap penurunan nyeri ibu post Sectio
tersebut ibu mengerti tentang cara untuk Caesarea di Ruang Post Anesthesi Care
mempercepat penurunan intensitas nyeri Unit RSUD Dr. Harjono Ponorogo.
apabila melakukan mobiliasi dengan Dewi & Fauzi (2007)
baik dan teratur. Namun berdasarkan menjelaskan bahwa tindakan sectio
penelitian yang dilakukan Kristiani & caesarea merupakan tindakan yang
Latifah (2013) pasien pasca bedah cepat dan mudah, akan tetapi tindakan
menunjukkan bahwa tidak ada hubungan sectio caesarea juga memiliki beberapa
yang signifikan antara intensitas nyeri bahaya komplikasi, seperti infeksi luka,
dan tingkat pendidikan. tromboflebitis, perdarahan dan nyeri
Penelitian lain yang dilakukan pasca pembedahan. Nyeri merupakan
Harsono (2009) pada 85 pasien bedah masalah yang paling mendominasi pada
sectio caesarea juga menunjukkan hasil pasca pembedahan sectio caesarea
yang sama yaitu tidak ada hubungan Nyeri merupakan sensasi tidak
yang signifikan antara intensitas nyeri menyenangkan yang terlokalisasi pada
dan tingkat pendidikan. Menurut suatu bagian tubuh. Marmi (2013)
Harsono (2009), tingkat pendidikan menyatakan bahwa sectio caesarea



7

adalah sebuah bentuk proses melahirkan caesarea pertama kali melakukan


anak dengan melakukan sebuah irisan persalinan dengan sectio caesarea dan
pembedahan yang menembus abdomen belum prnah melakukan operasi
seorang ibu (laparotomi) dan uterus sebelumnya seorang pasien akan
(hiskotomi) untuk mengeluarkan satu mengalami konsep mekanisme koping
anak atau lebih dan cara ini dilakukan dalam mengatasi nyeri sehingga dapat
ketika kelahiran melalui vagina akan mengakibatkan kondisi pasien menjadi
mengarah pada komplikasi-komplikasi. cemas sehingga otot-otat menjadi tegang
Nyeri pasien post sectio caesarea dan rasa nyeri menjadi berat.
disebabkan oleh terjadinya kerusakan
kontinuitas jaringan karena Intensitas Nyeri Sesudah Mobilisasi
pembedahan. Dini
Tamsuri (2007) menyatakan Berdasarkan hasil peneliitian,
kerusakan kontinuitas jaringan intensitas nyeri responden sesudah
menyebabkan pelepasan mediator kimia mobilisasi dini banyak dalam intensitas
yang kemudian mengaktivasi nosiseptor ringan sebanyak 41 responden (67.2%).
dan memulai transmisi nosiseptif sampai Intensitas nyeri adalah gambaran
terjadinya nyeri. Nyeri akan tentang seberapa parah nyeri dirasakan
mengakibatkan mobilisasi pasien oleh individu, pengukuran intensitas
menjadi terbatas. Dampak tidak nyeri sangat subjektif dan individual
melakukan mobilisasi dini yaitu dan kemungkinan nyeri dalam intensitas
terjadinya involusi uterus yang tidak yang sama dirasakan sangat berbeda
baik sehingga menghambat pengeluaran oleh dua orang yang berbeda oleh dua
lochea dan meningkatkan resiko orang yang berbeda. Pengukuran nyeri
terjadinya perdarahan abnormal. dengan pendekatan objektif yang paling
Menurut Perry dan Potter (2006) mungkin adalah menggunakan respon
menyatakan beberapa faktor fisiologik tubuh terhadap nyeri itu
mempengaruhi nyeri antara lain adalah sendiri. Namun, pengukuran dengan
usia, jenis kelamin, kebudayaan, makna tehnik ini juga tidak dapat memberikan
nyeri, perhatian, ansietas, keletihan, gambaran pasti tentang nyeri itu sendiri
pengalaman sebelumnya, gaya koping (Tamsuri, 2007). Tingkat nyeri sedang
dan dukungan keluarga dan sosial. dapat digambarkan secara obyektif
Andarmoyo (2013) menyatakan bahwa pasien mendesis, menyeringai, dapat
pengalaman nyeri operasi sebelumnya menunjukkan lokasi nyeri, dapat
terkadang meningkatkan stres pada mendeskripsikannya, dapat mengikuti
periode post operasi, karena pasien akan perintah dengan baik (Perry dan Potter,
bertanya-tanya tentang keefektifan 2005).
prosedur terhadap perbaikan sakitnya. Intensitas nyeri pasien setelah
Selain itu pendapat Potter dan Perry mobilisasi dalam kategori ringan, hal ini
(2006) menyatakan setiap individu kemungkinan dipengaruhi oleh
belajar dari pengalaman nyeri, apabila kemampuan pasien melaksanakan
seseorang belum merasakan nyeri instruksi dari peneliti untuk melakukan
sebelumnya maka persepsi pertama mobilisasi. Kemampuan seseorang dapat
nyeri dapat menggangu koping terhadap dipengaruhi oleh pendidikan. Dalam
nyeri. Dapat diambil kesimpulan jika Kamus Lengkap Bahasa Indonesia
seorang pasien post operasi sectio (Purwodarminto, 2003), disebutkan


8

bahwa pendidikan adalah proses simpatif berupa keluarnya keringat yang


pengubahan sikap dan perilaku berlebihan, respon metabolisme yang
seseorang atau kelompok dalam usaha meningkat ,stimulasi kardiovaskuler,
mendewasakan manusia melalui upaya gangguan fungsi saliran kencing,
pengajaran dan pelatihan. pencernaan (Nugroho, 2001). Dengan
Berdasarkan hasil penelitian melakukan mobilisasi dini mempunyai
diperoleh gambaran pada responden pengaruh memperbaiki dan melancarkan
adalah meskipun mobilisasi dilakukan sirkulasi darah. Dengan lancarnya
dengan bantuan dan instruksi dari sirkulasi darah di harapkan suplay
peneliti, namun apabila pasien tidak nutrisi ke jaringan luka dapat tercukupi
mempunyai motivasi untuk sehingga proses penyembuhan akan
melaksanakan mobilisasi juga akan lebih cepat. Selain itu sisa metabolisme
mempengaruhi keberhasilan dalam mudah tersangkut dan terbuang. Bentuk
menurunkan intensitas nyeri post latihan ini adalah latihan active
operasi sectio caesarea. movement yang di lakukan untuk
memelihara keadaan, kemampuan dan
d. Analisis bivariat Pengaruh antara kekuatan otot untuk berkontraksi setelah
Mobilisasi Dini dengan Intensitas mendapatkan fisioterapi berupa terapi
Nyeri Post Operasi Sectio latihan karena dengan adanya mobilisasi
Caecarea akan memberikan otot menjadi rileks
Berdasarkan hasil peneltian dengan adanya pembuangan zat “P”
disimpulkan terdapat pengaruh (histamin, prostaglandin) sebagai
mobilisasi dini terhadap intensitas nyeri penyebab nyeri yang merupakan
post operasi sectio caesarea di RSUD akumulasi sisa hasil metabolisme yang
Dr. Moewardi dengan p = 0,000. Hasil menumpuk (Kisner, 1996).
penelitian ini memperkuat penelitan Manfaat mobilisasi adalah pasien
Arum (2011), menunjukan bahwa merasa lebih sehat dan kuat dengan
tingkat nyeri menurun dari nyeri sedang early ambulation. Dengan bergerak,
menjadi nyeri ringan seiring dengan otot-otot perut dan panggul akan
mobilisasi dini yang dilakukan sehingga kembali normal sehingga otot perutnya
mampu mencapai tingkat aktifitas menjadi kuat kembali dan dapat
normal seperti biasanya dan dapat mengurangi rasa sakit (nyeri) post
memenuhi kebutuhan gerak harian. operasi sectio caecarea. Mobilisasi
Nyeri pada daerah incisi yang di merupakan faktor yang menonjol dalam
sebabkan oleh perobekan jaringan pada mempercepat pemulihan post sectio
dinding perut dan dinding uterus caecarea. Mobilisasi bisa mencegah
sehingga dengan adanya perobekan terjadinya trombosis dan tromboemboli,
jaringan ini akan mengaktifkan bukan selain itu mobilisasi akan mencegah
hannya reseptor nyeri perifer namun kekakuan otot dan sendi sehingga juga
juga menimbulkan proses respon mengurangi nyeri, menjamin kelancaran
peradangan lokal dengan di kluarkannya peredaran darah, memperbaiki
berbagai mediator dan sel-sel pertahanan pengaturan metabolisme tubuh,
tubuh (immun). Disamping reaksi mengembalikan kerja fisiologis organ-
peradangan lokal adanya nyeri juga organ vital (Kasdu, 2005).
mengaktifkan syaraf-syaraf simpatif,
akibat timbulnya hiperaktif syaraf


9

5.Simpulan caesarea, menjelaskan pengertian


dari mobilisasi dini serta
1. Responden penelitian banyak menjelaskan keuntungan dan
berusia 20-35 tahun (90,2%) dan kerugian apabila tidak melakukan
berpendidikan SMA (44,3%). mobilisasi dini.
2. Intensitas nyeri post operasi sectio 4. Bagi Peneliti yang lain
caesarea sebelum mobilisasi dini Diharapkan penelitian ini
pada responden sebagian besar sebagai dasar pengembangan
dalam ketagori sedang. penelitian yang sejenis dengan lebih
3. Intensitas nyeri post operasi sectio menggali beberapa faktor yang
caesarea sesudah mobilisasi dini mempengaruhi mobilisasi dini post
pada responden sebagian besar operasi sectio caesarea seerti
dalam ketagori ringan. melakukan penilaian tingkat
4. Terdapat pengaruh mobilisasi dini motivasi responden dalam
terhadap intensitas nyeri post melakukan mobilisasi dini.
operasi sectio caesarea dengan nilai 5. Bagi Peneliti
p = 0,000. Diharapkan penelitian ini dapat
meningkatkan pengetahuan peneliti
dan manfaat mobilisasi dini post
Saran
operasi sectio caesarea.
1. Bagi Rumah Sakit
Diharapkan penelitian ini
memberikan kontribusi untuk DAFTAR PUSTAKA
pertimbangan pihak rumah sakit
dalam pembuatan Standar Prosedur Andarmoyo, S. (2013), Konsep dan
Operasional ( SPO ) mobilisasi dini Proses Keperawatan Nyeri,
Yogyakarta: Ar-Ruzz.
post operasi sectio caesarea
sehingga pihak Rumah sakit lebih Aritonang, I. (2000). Pemantauan
menggiatkan lagi sosialisasi Pertumbuhan Balita. Jakarta: PT.
mobilisasi dini post operasi sectio Kanisius.
caesarea kepada seluruh karyawan
rumah sakit. Arum, R (2011). Hubungan Mobilisasi
2. Bagi Institusi Pendidikan Dini dengan Intensitas Nyeri Ibu
Diharapkan penelitian ini dapat Post Seksio Sesarea di RSD Dr.
menambah pustaka kepada Haryoto Lumajang. Jurnal
kesehatan, Universitas Brawijaya
mahasiswa tentang mobilisasi dini
Malang.
post operasi sectio caesarea.
3. Bagi Petugas Kesehatan Astutik, P. (2014). Mobilisasi terhadap
Diharapkan penelitian ini Penurunan Tingkat Nyeri Ibu
menjadi acuan dalam meningkatkan Postoperasi Sectio Caesarea di
pelayanan kepada pasien khususnya Care Unit Ruang Post Anesthesia
tentang mobilisasi dini post operasi RSUD dr. Harjono Ponorogo.
sectio caesarea. Sebagai petugas Jurnal Kesehatan Stikes Satriya
kesehatan sebaiknya memotivasi Bhakti Nganjuk, Vol. 1, No. 1,
Juni 2014.
pasien untuk melakukan mobilisasi
dini setelah 6 jam post operasi sectio



10

Carpenito, L, J. (2009). Diagnosis Kristiani, D & Latifah, L (2013).


Keperawatan, Aplikasi pada Pengaruh Teknik Relaksasi
Praktek Klinis: Edisi 9. Jakarta: Autogenik Terhadap Skala Nyeri
EGC. pada Ibu Post Operasi Sectio
Caesarea (SC) di RSUD
Corwin, E.J. (2006). Patofisiologi.
Banyumas, skripsi, Universitas
Jakarta : EGC.
Jenderal Soedirman.
Cunningham, F.G., Clark, S. L.,
Manuaba, I.B.G. (2004). Kapita Selekta
Hankins, G. D. V., Gilstrap, L. C.,
Penatalaksanaan Rutin Obstetri
Mac Donald, P. C., Norman.,
Ginekologi dan KB. Jakarta: EGC.
et.all. (2006). Obstetri Williams,
Edisi : 21, Vol : 1. Jakarta : EGC.
Manuaba I.B.G. (2010). Kapita Selekta
Penatalaksanaan Rutin Obstetri
Dewi, Y & Fauzi, DA. (2007), Operasi
Ginekologi dan KB. Jakarta: EGC
Caesar Pengantar dari A samapai
Z, Jakarta: Edsa Mahkot.
Marmi (2013) Kesehatan Reproduksi.
Edisi I. Yogykarta: Pustaka Pelajar
Farrer, H. (2005). Perawatan aternitas.
Jakarta : EGC.
Mubarak. (2009). Buku Ajar Asuhan
Kebidanan Nifas Normal. Jakarta:
Grace C. (2012). Pengetahuan, Sikap
EGC
Dan Pelaksanaan Mobilisasi Dini
Ibu Ascasalin Dengan Seksio
Nugroho, (2001). Neurofisiologi Nyeri
Sesaria. Jurnal kesehatan.
dari Aspek Kedokteran,
Fakultas Keperawatan Universitas
disampaikan pada Pelatihan
Sumatera Utara
Penatalaksanaan Fisioterapi
Komprehensif pada Nyeri
Harsono (2009). Faktor-faktor yang
Surakarta.
Mempengaruhi Intensitas Nyeri
Pasca Bedah Abdomen dalam Potter dan Perry. (2005). Fundamental
Konteks Asuhan Keperawatan di Keperawatan : Konsep, Proses
RSUD Ade Mohammad Djoen dan Praktek. Jakarta: EGC.
Sintang. Thesis, Universitas
Indonesia Poerwadarminta, W.J.S. (2003). Kamus
Umum Bahasa Indonesia. Jakarta:
Kasdu, D. (2005). Operasi Caesar Balai Pustaka.
Masalah dan Solusinya, Puspa
Susan J. G, (2004). Dasar-dasar Terapi
Swara, Jakarta. dan Latihan Fisik. Jakarata
:Hypocrates.
Kisner C and Lynn C. (1996).
Therapeutic Exercise Foundations Tamsuri, A. (2007). Konsep dan
and Tecniques; Third Edition, F A Penatalaksanaan Nyeri. Jakarta:
Davis Company, Philadelphia. EGC.

Anda mungkin juga menyukai