Anda di halaman 1dari 5

COUNTER

Elya Aida Nuraini / 161810201004 / Kelompok 2


Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas
Jember
elyaaida87@gmail.com

1. Latar Belakang
Rangkaian Counter (penghitung) adalah logika sekuensial yang dapat
dipergunakan untuk menghitung jumlah pulsa masuk dan dinyatakan dengan
bilangan biner. Sesuai dengan namanya 4 BIT Binary Counter adalah suatu
rangkaian logika yang terdiri dari 4 buah Flip-Flop yang mampu melaksanakan
perhitungan sampai bilangan 16. Counter tersusun atas sederetan flip-flop yang
dimanipulasi sedemikian rupa dengan menggunakan peta Karnough sehingga pulsa
yang masuk dapat dihitung sesuai rancangan. Dalam perancangannya counter dapat
tersusun atas semua jenis flip-flop, tergantung karakteristik masing-masing flip-
flop tersebut. Dilihat dari arah cacahan, rangkaian pencacah dibedakan atas
pencacah naik (Up Counter) dan pencacah turun (Down Counter). Pencacah naik
melakukan cacahan dari kecil ke arah besar, kemudian kembali ke cacahan awal
secara otomatis. Pada pencacah menurun, pencacahan dari besar ke arah kecil
hingga cacahan terakhir kemudian kembali ke cacahan awal. Tiga faktor yang harus
diperhatikan untuk membangun pencacah naik atau turun yaitu (1) pada transisi
mana Flip-flop tersebut aktif. Transisi pulsa dari positif ke negatif atau sebaliknya,
(2) output Flip-flop yang diumpankan ke Flip-flop berikutnya diambilkan dari
mana. Dari output Q atau Q, (3) indikator hasil cacahan dinyatakan sebagai output
yang mana. Output Q atau Q. ketiga faktor tersebut di atas dapat dinyatakan dalam
persamaan EX-OR (Roger,1990).
Secara global counter terbagi atas 2 jenis, yaitu: Syncronus Counter dan
Asyncronous counter. Perbedaan kedua jenis counter ini adalah pada pemicuannya.
Pada Syncronous counter pemicuan flip-flop dilakukan serentak (dipicu oleh satu
sumber clock) susunan flip-flopnya paralel. Sedangkan pada Asyncronous counter,
minimal ada salah satu flip-flop yang clock-nya dipicu oleh keluaran flip-flop lain
atau dari sumber clock lain, dan susunan flip-flopnya seri. Dengan memanipulasi
koneksi flip-flop berdasarkan peta karnough atau timing diagram dapat dihasilkan
counter acak, shift counter (counter sebagai fungsi register) atau juga up-down
counter. Syncronous counter memiliki pemicuan dari sumber clock yang sama dan
susunan flip-flopnya adalah paralel. Dalam Syncronous counter ini sendiri terdapat
perbedaan penempatan atau manipulasi gerbang dasarnya yang menyebabkan
perbadaan waktu tunda yang di sebut carry propagation delay. Asyncronous
counter tersusun atas flip-flop yang dihubungkan seri dan pemicuannya tergantung
dari flip-flop sebelumnya, kemudian menjalar sampai flip-flop MSB-nya. Karena
itulah Asyncronous counter sering disebut juga sebagai ripple-through counter.
sehingga setiap flip-flop akan beroperasi dengan masukan transisi clock yang sama.
Pada synchronous counter harus dipastikan bahwa setiap flip-flop menahan transisi
luarannya sampai tiba gilirannya (Albert,1994).
Counter banyak diaplikasikan pada peralatan yang berhubungan dengan
teknologi digital dan biasanya digunakan untuk aplikasi menghitung jumlah
kemunculan sebuah kejadian/event atau untuk menghitung pembangkit pulsa.
Aplikasi ini dapat dilihat seperti pada aplikasi sisa parkiran dalam gedung, aplikasi
penghitung jumlah barang, aplikasi penghitung jumlah pengunjung perpustakaan
dan lain sebagainya. Aplikasi lainnya yaitu rangkaian counter yaitu pada rangkaian
encoder. Rangkaian encoder adalah rangkaian logika kombinasional yang berfungsi
untuk mengubah atau mengkodekan suatu sinyal masukan diskrit menjadi keluaran
kode biner. Encoder disusun dari gerbang-gerbang logika yang menghasilkan
keluaran biner sebagai hasil tanggapan adanya dua atau lebih variabel masukan.
Hasil keluarannya dinyatakan dengan aljabar boole, tergantung dari kombinasi
kombinasi gerbang yang digunakan (Suryatmo,1997).
Kelebihan rangkaian counter sinkron yaitu masukan clock dikembalikan secara
serempak, waktu penundaan counter adalah sama dengan penundaan satu flip flop,
sering disebut pencacah paralel. Counter sinkron memiliki kekurangan yaitu
memerlukan clock yang berdaya tinggi sebab clock harus menggerakkan semua flip
flop secara serentak. Hal ini dapat disempurnakan dengan adanya counter asinkron
yaitu memerlukan sirkuit clock yang berdaya rendah sebab hanya flip flop yang
paling awal saja yang dikendalikan. Counter asinkron ini sering disebut dengan
pencacah biner (Malvino,1996).
Tujuan rangkaian counter adalah mengetahui prinsip kerja rangkaian counter.
Rangkaian counter yang telah disusun dapat dicek dengan melakukan pengujian
menggunakan tabel kebenaran rangkaian counter yang di tandai dengan lampu LED
yang.menyala. Kemudian rangkaian counter juga digunakan untuk menentukan
rangkaian dadu yaitu menentukan sisi atau wajah dadu mana yang akan muncul.

2. Metode Penelitian
2.1 Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum rangkaian counter adalah:
1. IC 7408 sebagai gerbang AND
2. IC 74112 sebagai JK flip-flop
3. IC 555 sebagai clock
4. Projectboard sebagai tempat untuk meletakkan komponen rangkaian
5. Kabel Penghubung untuk menghubungkan antar komponen
6. Voltmeter sebagai pengukur tegangan
7. Lampu LED sebagai indikasi tabel kebenaran untuk mengetahui keadaan
logika
8. Baterai sebagai sumber tegangan
9. Regulator 7805 berfungsi sebagai pengatur tegangan output stabil 5 Volt.

2.2 Desain Rangkaian


Desain rangkaian yang digunakan pada praktikum rangkaian counter
adalah:
Gambar 2.1 Desain rangkaian Counter dengan JKFF (synchronous)
(Sumber :Wasito, 1987)

2.3 Metode Analisis


2.3.1 Tabel Kebenaran
Berdasarkan desain rangkaian di atas dapat dibuat tabel kebenaran sebagai
berikut:
Tabel 2.1 Tabel kebenaran counter
Clock QC QB QA Desimal
0 0 0 0 0
1 0 0 1 1
2 0 1 0 2
3 0 1 1 3
4 1 0 0 4
5 1 0 1 5

2.3.2 Parameter Keberhasilan


System kerja dari Counter sendiri adalah sistem yang mencacah atau
menghitung suatu bilangan decimal dari 0 hingga 5. Dimana segala sesuatu nya di
perintahkan oleh masukan yang diberikan. Selang waktu yang digunakan dalam
mencacah setiap decimal yang diperintahkan dalam masukan di atur oleh IC Timer
555 (IC Clock). Keluaran yang diberikan dari rangkaian terpadu counter merupakan
angka decimal yang telah di konversi dari bilangan biner. Dimana bilangan biner
ini merupakan perintah keluaran yang diberikan oleh suatu IC flip-flop yang
digunakan dalam suatu rangkaian. Jika counter sudah mendapatkan input pulsa
clock dan telah terhubung dengan power supply 5V dc, maka output IC counter
akan menghitung naik terus sampai batas tertinggi sesuai dengan fungsi dari IC
counter yang digunakan masing-masing. Tentu saja untuk dapat menghitung naik
atau turun sampai batas tertentu atau sampai batas yang sesuai fungsi dari masing-
masing jenis counter, ada persyaratan dan tabel fungsi reset dan aturan tabel fungsi
kebenaran yang harus dilakukan. Parameter keberhasilan praktikum rangkaian
counter dengan melakukan uji tabel kebenaran. Penerapan pada LED dapat
menunjukkan nilai keberhasilan dengan melihat tabel kebenaran

DAFTAR PUSTAKA
Albert, Paul & Tjia. 1994. Elektronika Komputer Digital & Pengantar Komputer
Edisi 2 . Jakarta : Erlangga.
Malvino,Barmawi. 1996. Prinsip-Prinsip Elektronika. Jakarta: Erlangga.
Roger, L. 1990. Elektronika Digital. Jakarta: Erlangga.
Suryatmo, F. 1997. Teknik Digital. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Wasito, S. 1987. Teknik Digital. Jakarta: Karya Utama.

Anda mungkin juga menyukai