Allen L.H, Gillespie SR. 2010, What Work? A Review of The Efficacy and effectiveness of
Nutrition Interventions. Manila. ADB.
Anugraheni HS, Kartasurya MI (2012). Faktor Risiko Kejadian Stunting padaAnak Usia 12-36
Bulan di Kecamatan Pati, Kabupaten Pati. Journal of Nutrition College, 1(1): 30-
37.
Depkes RI. Penuhi Kebutuhan Gizi Pada 1000 Hari Pertama Kehidupan. Jakarta: Departemen
Kesehatan Republik Indonesia; 2012.
Fikawati, S., Syafiq, A., dan Karima, K. (2015). Gizi Ibu dan Bayi. Jakarta: Rajawali Pers
Najahah, I (2014). Faktor Risiko Panjang Lahir Bayi Pendek di Ruang Bersalin RSUD Patut
Patuh Patju Kabupaten Lombok Barat. Media Bina Ilmiah,8(1): 16-23.
Nasikhah, R. 2012. Faktor-faktor Resiko Kejadian Stunting pada Balita Usia 2436 bulan di
Kecamatan Semarang Timur. Artikel Penelitian. Program Studi Ilmu Gizi
Universitas Diponegoro. Semarang.
Novita, Lony, dkk. 2008. Perbandingan Fungsi Kognitif Bayi Usia 6 Bulan yang mendapat dan
tidak mendapat ASI Eksklisif. Online, Sari Pediatri, Vol. 9, No. 6, April 2008.
Pormes, Elseus, Rompas, Sefti dan Ismanto, Yudi. 2014. “Hubungan Pengetahuan Orang Tua
Tentang Gizi Dengan Stunting Pada Anak Usia 4 – 5 Tahun di TK Malaekat
Pelindung Manado”.
Rahayu, L.S. 2011. Pengaruh BBLR (Berat Badan Lahir Rendah) Dan Pemberian Asi Eksklusif
Terhadap Perubahan Status Stunting Pada Balita Di Kota Dan Kabupaten
Tangerang Provinsi Banten. Dalam prosiding Seminar Nasional 7 Juni 2011.
Riskesdas, 2018. Laporan Nasional Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018. Badan
Penelitian Dan Pengebangan Kesehatan Departemen Kesehatan RI. Jakarta.
Swathma D, Lestari H, Ardiansyah RT. (2016). Analisis Faktor Risiko BBLR, Panjang Badan
Bayi saat Lahir dan Riwayat Imunisasi Dasar Terhadap Kejadian Stunting pada
Balita Usia12-36 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Kandai Kota Kendari.
JIMKESMAS.