Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kematian maternal dan perinatal merupakan ukuran terpenting dalam menilai

indikator keberhasilan pelayananan kesehatan di Indonesia, namun pada

kenyataannya ada juga persalinan yang mengalami komplikasi. Komplikasi yang

terjadi dapat mengakibatkan kematian ibu dan perinatal. Angka kematian ibu dan

perinatal merupakan ukuran terpenting dalam menilai keberhasilan pelayanan

kesehatan disuatu Negara. (Maryuani, Asuhan kegawatdaruratan dalam kebidanan.

2011:1- 3)

Kontribusi AKI di Indonesia cukup besar, yaitu 390 per 100.000 persalinan sekitar

165.000-170.000 orang pertahun. Atau terjadi sekitar setiap 2,0-2,5 menit. Penyebab

utama tingginya AKI tersebut disebabkan oleh trias penyebab kematian, yaitu

Perdarahan 60 %, infeksi 25 %, gestosis 15 %. (Manuaba ; Pengantar Kuliah

Obstetri, 2012 : 6).

Dari laporan-laporan baik di Negara Maju maupun Berkembang angka kejadian

berkisar antara 5 %-15 %. Dari angka tersebut, diperoleh sebaran etiologi antara lain :

Atonia Uteri (50-60 %), sisa plasenta (23-24 %), retensio plasenta (16-17 %), laserasi

jalan lahir (4-5 %), kelainan darah (0.5 %-0.8 %). (dilaporkan oleh Muchtar R.dkk,

2005). Oleh karena itu, salah satu kasus penyebab terbesar kematian maternal pada

perdarahan masa nifas terjadi karena Atonia Uteri. Hal ini merupakan penyebab

perdarahan post partum yang paling penting dan biasa terjadi segera setelah bayi lahir

hingga 4 jam setelah persalinan. Atonia uteri dapat menyebabkan perdarahan hebat

dan dapat mengarah pada terjadinya syok hipovolemik.

Perdarahan postpartum merupakan penyebab kematian maternal terbanyak. Semua

wanirta yang sedang hamil 20 minggu Perdarah postpartum adalah adalah perdarah
yang melebihi 500 ml setelah bayi lahir. (Sarwono, 2011 : 523)

Pada uterus yang tidak berkontraksi dengan segera setelah kelahiran plasenta, maka

ibu dapat mengalami perdarahan yaitu 350-500 cc per menit dari bekas tempat

melekatnya plasenta. Bila uterus berkontraksi maka myometrium akan menjepit

anyaman pembuluh yang berjalan diantara serabut otot dan keadaan myometrium

yang tidak berkontraksi maka darah yang keluar dari bekas melekatnya plasenta

menjadi tidak terkendali. (APN, 2012)

Atonia uteri merupakan penyebab terbanyak perdarahan pospartum dini (50%), dan

merupakan alasan paling sering untuk melakukan histerektomi peripartum. Kontraksi

uterus merupakan mekanisme utama untuk mengontrol perdarahan setelah

melahirkan. Atonia Uteri adalah suatu kondisi dimana miometrium tidak dapat

berkontraksi dan bila ini terjadi maka darah yang keluar dari bekas tempat

melekatnya plasenta menjadi tidak terkendali. (Asuhan Persalinan Normal, 2012 :

104)

Kematian ibu dengan perdarahan karena atonia uteri masih merupakan

masalah Indonesia seperti yang kita ketahui 80 % dari persalinan di indonesia masih

ditolong oleh dukun sehingga kematian akibat perdarahan pada kala III masih tinggi

karena minimnya pengetahuan dukun tentang atonia uteri dan rendahnya/kurangnya persalinan
yang ditangani oleh tenaga kesehatan, faktor sosial budaya dan faktor

kepercayaaan takut untuk bersalin oleh tenaga kesehatan / bidan.

Dengan masih tingginya angka kejadian ibu bersalin yang mengalami atonia uteri,

untuk itu perlu dilakukan penelitian tentang karakteristik ibu bersalin dengan atonia

uteri di Rumah Sakit umum Melati tahun 2017.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas bahwa perlu diketahui faktor-faktor apa sajakah

yang mempengaruhi karakteristik ibu bersalin dengan atonia uteri di RSU Melati
tahun 2017

C. Tujuan

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui Karakteristik ibu bersalin dengan Atonia uteri di RSU Melati

Tahun 2017.

2. Tujuan Khusus

a. Diketahuinya gambaran kejadian atonia uteri pada ibu bersalin di RSUD

Tangerang tahun 2013.

b. Diketahuinya karakteristik ibu bersalin dengan atonia uteri berdasarkan usia ibu

di RSUD Tangerang tahun 2013.

c. Diketahuinya karakteristik ibu bersalin dengan atonia uteri berdasarkan paritas

ibu di RSUD Tangerang tahun 2013.

d. Diketahuinya karakteristik ibu bersalin dengan atonia uteri berdasarkan partus

lama ibu di RSUD Tangerang tahun 2013.

e. Diketahuinya karakteristik ibu bersalin dengan atonia uteri berdasarkan

riwayat anemia di RSUD Tangerang tahun 2013.

D. Manfaat

1. Bagi RSUD Tangerang

Hasil penelitian ini di harapkan dapat memberikan masukan bagi RSUD

Tangerang untuk lebih meningkatkan upaya-upaya kuratif dan rehabilitatif dengan

Anda mungkin juga menyukai