Gambar 3.2 Surat pesanan obat yang mengandung precursor Apotek Wijaya
b. Surat Pesanan Psikotropika
Surat pesanan ini dibuat untuk memesan obat-obat psikotropika. Hal-hal yang
harus dimuat dalam surat pesanan psikotropika adalah nama PBF yang dituju, no SP,
tanggal SP, nomor urut, jumlah pesanan, satuan, nama psikotropika, nama dan alamat
apotek pemesan, no SIPA, stempel Apotek, tanda tangan dan nama terang apoteker
penanggung jawab. Surat pesanan psikotropika terdiri dari tiga rangkap. Adapun
contoh format SP untuk Psikotropika sebagai berikut :
Gambar 3.3 Surat pesanan obat psikotropika Apotek wijaya
3. Penyimpanan
Penyimpanan obat di Apotek Wijaya dilakukan berdasarkan sifat obat dan
bentuk sediaan obat, serta stabilitasnya pada suhu. Penyimpanan obat jenis
suppositoria, ovula, lacto B dan insulin disimpan di dalam lemari es pada suhu 2-80C
sesuai dengan sifat sediaan tersebut yang dapat dipengaruhi oleh suhu tinggi sehingga
harus disimpan dalam suhu rendah. Penyimpanan sediaan untuk penggunaan injeksi
disimpan di lemari yang terlindung dari cahaya. Penyimpanan untuk obat seperti
kombinasi amoxicillin dan asam clavulanat ada juga suppositoria yang disimpan
dengan suhu sejuk (8-150C). Penyimpanan obat-obat yang mengandung alkohol
disimpan dalam wadah tertutup rapat. Untuk obat krim, tetes telinga, tetes mata,
tablet, kaplet, sirup disimpan pada tempat yang terlindung dari cahaya. Penyimpanan
tablet, kaplet dan sirup disimpan pada suhu 15-300C. Penyimpanan obat golongan
narkotika dan psikotropika disimpan dalam lemari khusus yang dilengkapi dengan
pintu dan kunci ganda. Apotek Wijaya menyimpan obat psikotropika dan narkotika
dalam lemari khusus tanam yang berbeda. Lemari penyimpanan narkotika dilengkapi
dengan pintu dan kunci lemari ganda yang sudah baik. Secara keseluruhan,
penyimpanan obat di Apotek Wijaya sudah baik dan sesuai dengan aturan yang
berlaku.
Adapun SOP penyimpanan barang digudang pada Apotek Wijaya yaitu :
1. Pada faktur yang telah dicek, masukkan jumlah, nomor batch dan tanggal
kadaluarsa sediaan farmasi di dalam komputer.
2. Simpan sediaan farmasi dan alat kesehatan yang diterima pada lemari yang sesuai
dengan suhu penyimpanan, penggolongan obat berdasarkan aspek farmakologi,
bentuk sediaan dan alfabetis.
3. Setiap penyimpanan sediaan farmasi dan alat kesehatan harus mengikuti
penyimpanan berdasarkan prinsip FEFO dan FIFO.
4. Mencatat Kartu stock barang mengenai mutasi barang.
5. Khusus narkotika dan psikotropika, setiap karyawan harus mengisi kartu stok
setiap penambahan dan pengambilan obat.
6. Membersihkan lokasi penyimpanan dan barangnya.
7. Melaksanakan supervise penyimpanan.
Sedangkan SOP penyimpanan barang di tempat pelayanan yaitu :
1. Pada faktur yang telah dicek, masukkan jumlah, nomor batch dan tanggal
kadaluarsa sediaan farmasi di dalam komputer.
2. Simpan sediaan farmasi dan alat kesehatan yang diterima pada lemari yang sesuai
dengan suhu penyimpanan, penggolongan obat berdasarkan aspek farmakologi,
bentuk sediaan dan alfabetis.
3. Setiap penyimpanan sediaan farmasi dan alat kesehatan harus mengikuti
penyimpanan berdasarkan prinsip FEFO dan FIFO.
4. Untuk OWA dan OTC, berikan label harga terlebih dahulu sebelum
memasukkannya ke etalase.
5. Khusus narkotika dan psikotropika, setiap karyawan harus mengisi kartu stok
setiap penambahan dan pengambilan obat.
6. Membersihkan lokasi penyimpanan dan barangnya.
7. Melaksanakan supervise penyimpanan.
Kasus resep
Kasus resep 5
SERIAN WINARTO
DOKTER GIGI
Jl. Overste Soedirman 17 A
Telp. 0811291514
PURWOKERTO
295/ Dinkes/ Bms/ DG/ IV/ 96
Purwokerto, 14 Maret 2018
R/ Cataflam 50 mg XII
S 3 dd I
Kesimpulan : Dalam skrining kelengkapan resep terdapat bagian yang tidak lengkap yaitu
signatura keterangan waktu minum obat apakah sebelum atau setelah makan. Oleh karena itu,
Apoteker ataupun Asisten Apoteker perlu mengkaji dari cara penggunaan obat agar obat
dapat diterima dengan baik dalam tubuh dan dapat meningkatkan efektifitas.
Skrining Farmasetika
• Obat diberikan sesuai dengan dosis dan bentuk sediaan tanpa diubah menjadi bentuk
sediaan lainnya, sehingga tidak terdapat inkompatibilitas diantara tiap sediaan obat yang
diberikan kepada pasien.
• Kedua obat tersebut stabil dalam suhu ruang kurang dari 300C dan terhindar dari sinar
matahari langsung.
Skrining Farmakologi
• Clindamycin merupakan antibiotik golongan Lincosamides yang efektif mengobati terutama
pada infeksi bakteri anaerob yang serius. Clindamycin bekerja sebagai antibiotik dengan
memodifikasi atau menghambat sintesis protein (Hardjosaputra, 2008). Penyakit periodontal
merupakan penyakit inflamasi yang disebabkan oleh bakteri anaerob yang menyerang
jaringan sekitar gigi sehingga dibutuhkan antibiotik. Antibiotik diberikan bila terdapat
gambaran klinis seperti edema dan kemerahan di daerah mulut yang tidak segera sembuh.
Antibiotik merupakan terapi yang sering digunakan oleh dokter gigi untuk membunuh bakteri
spesifik dan non spesifik etiologi periodontal (Pejcic, et al., 2010). Pilihan antibiotik lini
pertama adalah golongan Penisilin, seperti Amoxicillin (Azwar, 2004). Namun, ciprofloxacin
(golongan fluorokuinolon) dan clindamycin (golongan lincosamides) masih digunakan
sebagai lini pertama pada kasus ringan. Dosis oral Clindamycin untuk dewasa yaitu 150-300
mg diberikan setiap 6 jam (Hardjosaputra, 2008).
• Cataflam merupakan obat paten dengan zat aktif Natrium diklofenak 50 mg yang diberikan
pada pasien dengan indikasi pengobatan jangka pendek untuk nyeri dan inflamasi (ISFI,
2011).
Plan
Tujuan terapi
Monitoring
Obat KIE
Keberhasilan Efek samping
KIE
a. Jadwal minum obat
• Pukul 07.00; 15.00; dan 23.00 : Obat yang harus diminum yaitu Clindamycin dan Cataflam.
Diminum setelah makan karena Cataflam mengandung Natrium diklofenak (NSAID) yang
dapat menyebabkan iritasi saluran gastrointestinal bila diminum sebelum makan.
Clindamycin dapat diminum sebelum maupun setelah makan tetapi untuk meningkatkan
kepatuhan pasien maka dapat diminum bersamaan dengan Cataflam karena kedua obat
tersebut tidak berinteraksi (drugs.com, 2018).
b. Jangka waktu penggunaan obat
• Obat yang harus dihabiskan adalah Clindamycin, selama 4 hari.
• Obat yang harus dihentikan ketika nyeri gigi hilang adalah Cataflam. Durasi pengobatan
NSAID yang optimal untuk tujuan analgesik adalah 3 hari, pada prinsipnya tidak boleh
melebihi 5 hari (French-Speaking Society of Oral Medicine and Oral Surgery, 2008).
c. Menjaga kebersihan gigi dan mulut dengan menyikat gigi minimal 2x sehari dan dapat
disempurnakan dengan mouthwash setelah menyikat gigi. Selain itu membersihkan lidah
dengan alat pembersih lidah minimal 2 kali sehari.
d. Menghindari makanan dan minuman yang terlalu manis, dingin, maupun panas.
Kasus resep 6
R/ Plantacid syr I
S 3 dd CI
R/ Ranitidin 150 X
S 2 dd I
R/ Lansoprazole X
S 1dd I malam
Pro : Ny Kinasih
Umur : 75 tahun
Alamat : Purwokerto Timur
Skrining administratif
No Uraian Keterangan
Ada Tidak ada
Inscriptio
1 Nama Dokter √
2 Surat Izin Praktek Dokter √
3 Alamat dan Nomor Telepon √
4 Tempat Penulisan resep √
5 Tanggal Penulisan Resep √
Invocatio
6 Tanda R/ pada setiap pengambilan √
obat
Prescriptio
7 Nama Obat √
8 Kekuatan Dosis Obat √
9 Jumlah obat √
10 Cara pembuatan(untuk racikan) - -
Signatura
11 Aturan pemakaian obat √
12 Waktu minum obat √
Pro
13 Nama Pasien √
14 Umur Pasien √
15 Alamat Pasien √
Subscriptio
16 Paraf atau tanda tangan Dokter √
Kesimpulan : Dalam skrining kelengkapan resep terdapat bagian yang tidak lengkap yaitu
signatura keterangan waktu minum obat apakah sebelum atau setelah makan. Oleh karena itu,
Apoteker ataupun Asisten Apoteker perlu mengkaji dari cara penggunaan obat agar obat
dapat diterima dengan baik dalam tubuh dan dapat meningkatkan efektifitas.
Skrining Farmasetika
• Obat yang diberikan tidak perlu diubah menjadi bentuk sediaan lainnya karena dosis yang
diberikan sudah sesuai dengan dosis sediaan sehingga tidak terdapat inkompatibilitas diantara
tiap sediaan obat yang diberikan kepada pasien karena tidak mengalami pencampuran dengan
obat lainnya.
Skrining farmakologi
a. Plantacid sirup
Komposisi Aluminium hydroxide 400 mg, magnesium hydroxide 400 mg dan dymethil
polysiloxane 100 mg.
Indikasi : Mengurangi gejala-gejala yang berhubungan dengan kelebihan asam lambung,
tukak lambung, tukak usus 12 jari dengan gejala-gejala seperti mual, kembung dan perasaan
penuh pada lambung.
Efek Samping : Mual, muntah, konstipasi, diare. Gejala-gejala akan hilang bila pemakaian
obat dihentikan.
Dosis : Diberikan 1 - 2 jam setelah makan dan menjelang tidur. 5-10 mL suspensi, 3 - 4x/hari
(Kalbemed, 2017)
b. Ranitidin
Komposisi Ranitidin 150 mg
Indikasi : tukak lambung dan tukak duodenum, refluks esofagitis, dispepsia episodik kronis,
tukak akibat AINS, tukak duodenum karena H.pylori, sindrom Zollinger-Ellison, kondisi lain
dimana pengurangan asam lambung akan bermanfaat.
Efek Samping : Sakit Kepala, pusing, ruam kulit
Dosis : 150 mg 2 kali sehari atau 300 mg pada malam hari sampai 6 minggu pada dyspepsia
episodik kronis (BPOM RI, 2015)
c. Lansoprazol
Indikasi : tukak duodenum dan tukak lambung ringan, refluks esofagitis.
Efek Samping : Konstipasi, diare, mulut kering, distensi abdomen, sakit kepala, ruam kulit
Dosis : 30 mg sehari 1 kali, selama 4-8 minggu (MIMS, 2012)
Tujuan terapi
Monitoring
Obat KIE
Keberhasilan Efek samping
KIE
a. Jadwal minum obat
b. Jangka waktu penggunaan obat
c. Hindari konsumsi makanan dan minuman yang meningkatkan asam lambung dan
mengiritasi lambung, seperti kopi, makanan bersantan, makanan yang terlalu asam maupun
pedas.
d. Konsumsi air putih lebih dari 2 liter perhari.