VOLUME 37, NO. 1, JUNI 2010: 13 – 22
Hubungan Kecerdasan Emosi dengan Kemampuan
Coping Adaptif
Ridwan Saptoto1
Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada
Abstract
This study was aimed to analyze the correlation between adaptive coping and emotional
intelligence (EI). The subject of this study (N=69) are high school students in SMU Negeri 8
Yogyakarta, whose age ranged from 15 to 17 years old. Adaptive coping is measured by
adaptive coping scale, and EI is measured by EI scale. Researcher developed both scale. Data
was analyzed using Pearson’s product moment correlation. Results show that there are:
positive correlation between EI and problem focused coping (PFC) part I (r=0,302; p=0,006),
negative correlation between EI and emotional focused coping (EFC) and confrontative coping
(CC) part I (r=‐0,322; p=0,004), and negative correlation between EI and PFC and CC part II
(r=‐0,366; p=0,001). Spearman’s test correlation used to analyze correlation between EI and
EPC part II, because this correlation did not meet linearity assumption. Spearman’s test
correlation show that there is no correlation between EI and EPC part II (p=0,337). Based on
these minor hypothesis, it is concluded that generally there is correlation between EI and
adaptive coping ability.
Keywords: adaptive coping, emotional intelligence, problem focused coping, emotion focused
coping, confrontative coping
13
SAPTOTO
yang positif. Avoidance coping yang juga EFC. Pemilihan untuk menggunakan stra‐
disebut emotion focused coping (selanjutnya tegi CC merupakan cara penyesuaian diri
disingkat EFC) mempunyai ciri represi, yang tidak tepat untuk menghadapi situasi
proyeksi, mengingkari, dan berbagai cara yang relatif dapat dikontrol maupun situasi
untuk meminimalkan ancaman (Hollahan yang relatif tidak dapat dikontrol.
& Moos, 1987). Folkman, Lazarus, Dunkel‐ Berkaitan dengan pemilihan strategi
Schetter, DeLongis, & Gruen (1986) coping tersebut, individu dituntut untuk
menyebutkan satu strategi coping lagi, yaitu mampu memilih dan menggunakan stra‐
confrontative coping (selanjutnya disingkat tegi coping yang efektif untuk mengatasi
CC). Strategi ini meliputi tindakan agresif persoalannya. Tiap persoalan membutuh‐
atau tindakan pengambilan resiko. Strategi kan usaha coping yang berbeda‐beda.
ini tidak dapat digolongkan ke dalam PFC Ketidakmampuan menggunakan strategi
atau EFC. coping yang efektif menunjukkan rendah‐
Secara umum berbagai penelitian yang nya kemampuan coping adaptif seseorang.
ada menunjukkan bahwa strategi PFC, Misalnya adalah penggunaan strategi CC
yang bertujuan mengelola beberapa aspek untuk mengatasi persoalan. Berbagai peris‐
dalam situasi yang penuh tekanan atau tiwa berikut ini menunjukkan penggunaan
stres, berhubungan dengan hasil yang lebih strategi CC oleh para pelajar.
positif hanya jika usaha tersebut secara Fahmi (2008) mencatat telah terjadi
nyata dapat dipertanggungjawabkan. tawuran antara pelajar SMKN 1 dengan
Sebaliknya untuk stresor yang relatif tidak SMKN 2 di Ternate. Tawuran terjadi
dapat dikontrol, strategi EFC yang setelah mereka mengikuti upacara peri‐
berorientasi ke arah pengaturan emosi atau ngatan detik‐detik proklamasi kemerdeka‐
penilaian kembali ancaman terlihat paling an Republik Indonesia ke‐63 di Stadion
adaptif. Strategi terakhir, yaitu CC, tidak Gelora Kieraha. Selanjutnya Virdhani
dapat digolongkan ke dalam PFC atau EFC, (2009) melaporkan bahwa telah terjadi
dan bersifat maladaptif tanpa memperha‐ tawuran antara pelajar SMK 1 Perintis
tikan apakah situasi yang dihadapi dapat dengan pelajar SMA Kasih Pemuda di
dikontrol atau tidak (Folkman et al., 1986). Depok, Jawa Barat. Tawuran dipicu oleh
Berdasarkan penjabaran‐penjabaran di peristiwa saling ejek di antara para pelajar
atas, maka disusunlah pengertian kemam‐ yang berbeda sekolah tersebut. Tawuran
puan coping adaptif. Kemampuan coping juga terjadi di Tangerang, Banten. Tawuran
adaptif adalah kemampuan individu dalam terjadi antara pelajar STM AL Husna
proses aktivitas kognitif yang disertai dengan pelajar SMK Votek Cimone.
dengan aktivitas perilaku dalam pemilihan Seorang pelajar STM AL Husna tewas
cara untuk menyesuaikan diri secara tepat dalam tawuran tersebut, sedangkan seo‐
terhadap situasi hidup yang menekan, rang pelajar SMK dilarikan ke RSU
yang timbul dari hubungan individu Tangerang karena terkena sabetan golok di
dengan lingkungan. Penyesuaian diri terse‐ tubuhnya (Carolina, 2009).
but akan menjadi tepat ketika menghadapi Berbagai faktor mempengaruhi
stres dengan situasi yang relatif dapat kemampuan coping adaptif. Salah satunya
dikontrol individu memilih menggunakan adalah karakteristik psikologis yang
PFC, sedangkan ketika menghadapi stres dimiliki oleh seseorang, termasuk di
dengan situasi yang relatif tidak dapat dalamnya kecerdasan emosi. Menurut
dikontrol individu memilih menggunakan Goleman (1999) kecerdasan emosi merupa‐
14 JURNAL PSIKOLOGI
KECERDASAN EMOSI DAN KEMAMPUAN COPING ADAPTIF
kan sisi lain dari kecerdasan kognitif yang presikan emosi secara tepat kepada orang
berperan dalam aktivitas manusia. lain.
Salovey & Mayer (dalam Goleman, Peneliti dalam penelitian ini meng‐
1999) menggunakan istilah kecerdasan gunakan pengertian kecerdasan emosi yang
emosi untuk menggambarkan sejumlah dikemukakan oleh Salovey & Mayer
keterampilan yang berhubungan dengan (dalam Goleman, 1999). Hal ini karena
keakuratan penilaian tentang emosi diri peneliti memandang pengertian kecerdasan
sendiri dan orang lain, serta kemampuan emosi yang mereka kemukakan sudah
mengelola perasaan untuk memotivasi, lengkap.
merencanakan, dan meraih tujuan kehi‐
dupan. Batasan kecerdasan emosi menurut Hipotesis
mereka adalah kemampuan untuk menger‐
ti emosi, menggunakan, dan memanfaatkan Hipotesis penelitian yang diajukan
emosi untuk membantu pikiran, mengenal terdiri dari sebuah hipotesis mayor dan
emosi dan pengetahuan emosi, dan menga‐ empat buah hipotesis minor. Hipotesis ma‐
rahkan emosi secara reflektif sehingga yor yang diajukan adalah sebagai berikut:
menuju pada pengembangan emosi dan Ada hubungan positif antara kecer‐
intelektual. dasan emosi dengan kemampuan coping
Salovey (dalam Goleman, 1999) selan‐ adaptif. Semakin tinggi kecerdasan emosi
jutnya menyatakan bahwa kecerdasan seseorang, maka akan semakin tinggi pula
emosi terdiri dari mengenali emosi diri kemampuan coping adaptifnya. Semakin
atau kesadaran diri, mengelola emosi, rendah kecerdasan emosi seseorang, maka
memotivasi diri sendiri, mengenali emosi akan semakin rendah pula kemampuan
orang lain atau empati, dan membina coping adaptifnya.
hubungan. Mengenali emosi diri atau Hipotesis mayor akan diterima apabila
kesadaran diri merupakan kemampuan empat hipotesis minor yang diajukan oleh
untuk mengenali dan menyadari perasaan peneliti diterima. Adapun hipotesis minor
sewaktu perasaan itu terjadi. Mengelola yang diajukan oleh peneliti adalah sebagai
emosi merupakan kemampuan untuk berikut:
menangani perasaan agar perasaan dapat 1. Ada hubungan positif antara kecer‐
terungkap dengan tepat. Memotivasi diri dasan emosi dengan pemilihan untuk
sendiri merupakan kemampuan untuk menggunakan PFC pada situasi yang
menata emosi diri sendiri yang digunakan relatif dapat dikontrol. Semakin tinggi
sebagai alat pencapaian tujuan yang dike‐ kecerdasan emosi seseorang, maka akan
hendaki. Mengenali emosi orang lain atau semakin tinggi pula pemilihannya
empati merupakan kemampuan untuk untuk menggunakan PFC pada situasi
mengetahui keadaan perasaan orang lain. yang relatif dapat dikontrol.
Membina hubungan merupakan kemam‐
2. Ada hubungan negatif antara kecer‐
puan yang dapat memudahkan seseorang
dasan emosi dengan pemilihan untuk
masuk dalam lingkup pergaulan. Hal pen‐
menggunakan EFC dan CC pada situasi
ting dalam pembinaan hubungan ini
yang relatif dapat dikontrol. Semakin
adalah kemampuan untuk memahami
tinggi kecerdasan emosi seseorang,
emosi orang lain dan kemudian bertindak
maka akan semakin rendah pemilihan‐
bijaksana berdasarkan pemahaman terse‐
nya untuk menggunakan EFC dan CC
but, serta kemampuan untuk mengeks‐
JURNAL PSIKOLOGI 15
SAPTOTO
pada situasi yang relatif dapat dikon‐ perempuan, sedangkan subjek penelitian
trol. dari kelas 2 D terdiri dari 16 orang siswa
3. Ada hubungan positif antara kecer‐ laki‐laki dan 18 orang siswa perempuan.
dasan emosi dengan pemilihan untuk Subjek penelitian memiliki usia 15 sampai
menggunakan EFC pada situasi yang dengan 17 tahun.
relatif tidak dapat dikontrol. Semakin
tinggi kecerdasan emosi seseorang, Instrumen Penelitian
maka akan semakin tinggi pula pemili‐
1. Skala Kemampuan Coping Adaptif
hannya untuk menggunakan EFC pada
situasi yang relatif tidak dapat Pengumpulan data kemampuan coping
dikontrol. adaptif subjek menggunakan Skala
Kemampuan Coping Adaptif yang akan
4. Ada hubungan negatif antara kecer‐
disusun oleh peneliti. Skala ini disusun dan
dasan emosi dengan pemilihan untuk
dikembangkan dari klasifikasi strategi
menggunakan PFC dan CC pada situasi
coping yang dikemukakan oleh Aldwin &
yang relatif tidak dapat dikontrol.
Revenson (1987) serta Folkman et al. (1986).
Semakin tinggi kecerdasan emosi
Aldwin & Revenson (1987) mengidentifi‐
seseorang, maka akan semakin rendah
kasikan PFC menjadi tiga jenis, yaitu
pemilihannya untuk menggunakan PFC
exercised caution (selanjutnya disingkat EC),
dan CC pada situasi yang relatif tidak
instrumental action (selanjutnya disingkat
dapat dikontrol.
IA), dan negotiation (selanjutnya disingkat
N). Selain itu Aldwin & Revenson
Metode mengidentifikasikan EFC menjadi empat
jenis, yaitu escapism (selanjutnya disingkat
Subjek Penelitian Esc), minimization (selanjutnya disingkat
Min), self‐blame (selanjutnya disingkat SB),
Pengambilan data penelitian dilaksa‐ dan seeking meaning (selanjutnya disingkat
nakan pada tanggal 12 November 2001 di SM). Folkman et al. (1986) menyebutkan
SMU Negeri 8 Yogyakarta. Siswa‐siswa satu strategi coping lagi, yaitu confrontative
yang menjadi subjek penelitian adalah coping (disingkat CC). Strategi ini tidak
siswa‐siswa kelas 2 B dan 2 D. Pengambilan dapat digolongkan ke dalam approach
data penelitian dilaksanakan dengan coping atau avoidance coping.
menggunakan jam pelajaran yang kosong.
Skala Kemampuan Coping Adaptif
Pelaksanaan pengambilan data untuk terdiri dari dua bagian, dimana setiap
masing‐masing kelas membutuhkan waktu bagian terdiri dari delapan cerita. Skala
sekitar 60 menit. Jumlah keseluruhan Bagian I terdiri dari cerita‐cerita yang
subjek penelitian adalah 72 orang siswa, mengandung stres dengan situasi yang
dengan perincian 35 orang siswa berasal relatif dapat dikontrol, sedangkan Skala
dari kelas 2 B dan 37 orang siswa berasal Bagian II terdiri dari cerita‐cerita yang
dari kelas 2 D. Tidak semua skala dapat mengandung stres dengan situasi yang
dianalisis, karena ada beberapa subjek relatif tidak dapat dikontrol. Pada setiap
penelitian yang tidak mengisi skala secara akhir cerita terdapat enam alternatif
lengkap. Jumlah skala yang dapat diana‐ jawaban, yaitu A, B, C, D, E, dan F,
lisis adalah 69 buah. Subjek penelitian yang mengenai tindakan yang dapat dilakukan
berasal dari kelas 2 B terdiri dari 18 orang subjek. Alternatif‐alternatif jawaban terse‐
siswa laki‐laki dan 17 orang siswa
16 JURNAL PSIKOLOGI
KECERDASAN EMOSI DAN KEMAMPUAN COPING ADAPTIF
JURNAL PSIKOLOGI 17
SAPTOTO
18 JURNAL PSIKOLOGI
KECERDASAN EMOSI DAN KEMAMPUAN COPING ADAPTIF
JURNAL PSIKOLOGI 19
SAPTOTO
20 JURNAL PSIKOLOGI
KECERDASAN EMOSI DAN KEMAMPUAN COPING ADAPTIF
menjelaskan bahwa individu yang memili‐ adalah sebesar 90,9%. Sumbangan penga‐
ki kecerdasan emosi tinggi akan memiliki ruh faktor‐faktor lain dalam pemilihan
kemampuan coping adaptif yang tinggi seseorang untuk tidak menggunakan EFC
pula. dan CC pada situasi yang relatif dapat
Hipotesis minor ketiga yang diajukan dikontrol adalah sebesar 89,7%, sedangkan
dalam penelitian ini tidak diterima. Hasil sumbangan pengaruh faktor‐faktor lain
analisis menghasilkan taraf signifikasnsi dalam pemilihan seseorang untuk tidak
p=0,337 (p>0,05). Hal ini menunjukkan menggunakan PFC dan CC pada situasi
bahwa tidak ada hubungan yang signifikan yang relatif tidak dapat dikontrol adalah
antara kecerdasan emosi seseorang dengan sebesar 86,6%. Faktor‐faktor tersebut antara
pemilihannya untuk menggunakan EFC lain adalah lamanya sakit bagi penderita
pada situasi yang relatif tidak dapat dikon‐ suatu penyakit (Sarafino, 1990) dan pening‐
trol. Salah satu penyebab tidak diterimanya katan pemahaman keagamaan pada diri
hipotesis minor ini yaitu karena adanya seseorang (Hadisuprapto, dalam Elyza,
kemungkinan bahwa pada situasi yang 1996).
nyata subjek penelitian menggunakan stra‐ Pengaruh perbedaan karakteristik
tegi coping jenis lain. Strategi coping tersebut kepribadian terhadap strategi coping yang
tidak terungkap dalam Skala Kemampuan digunakan juga diteliti oleh ahli lain.
Coping Adaptif. Strategi coping yang Rabkin & Struening (dalam Lugo &
dimaksud oleh peneliti adalah support Hershey, 1981) dalam penelitiannya menje‐
mobilization (memobilisasi dukungan) yang laskan bahwa faktor‐faktor tersebut adalah
juga diidentifikasikan oleh Aldwin & kepekaan ambang psikologis maupun
Revenson (1987). Memobilisasi dukungan biologis, kemampuan‐kemampuan verbal,
meliputi usaha untuk mendapatkan infor‐ moral, tipe kepribadian, pertahanan psiko‐
masi, nasihat, dan dukungan emosi dari logis, pengalaman masa lalu, dan perasaan
orang lain. tidak menyerah pada nasib. Usia, pendi‐
Goldman (1993) mengatakan bahwa dikan, pendapatan dan pekerjaan, yang
salah satu cara untuk menangkal stres‐ kesemuanya itu termasuk ke dalam faktor‐
meraih sukses adalah dengan memperluas faktor demografi juga turut mempengaruhi
pergaulan sekaligus memperbanyak bagaimana seseorang menilai kondisi yang
kawan. Apabila pergaulan seseorang luas menekan dan reaksi‐reaksi terhadapnya.
dan kawannya banyak, maka kemungkinan Setyawati (1984) dalam penelitiannya juga
untuk mendapatkan dukungan sosial dari menemukan adanya hubungan yang signi‐
orang lain akan menjadi semakin besar fikan antara tingkat pendidikan dengan
pada saat dirinya sedang menghadapi tingkah laku coping.
masalah.
Hasil perhitungan koefisien determi‐ Kepustakaan
nasi menunjukkan bahwa selain kecer‐
Aldwin, C. M., & Revenson, T. A. 1987.
dasan emosi, masih terdapat faktor‐faktor
Does coping help ? A reexamination of
lain yang mempengaruhi pemilihan sese‐
the relation between coping and
orang untuk menggunakan suatu strategi
mental health. Journal of Personality and
coping pada situasi tertentu. Sumbangan
Social Psychology, 53, 337‐348.
pengaruh faktor‐faktor lain dalam pemi‐
lihan seseorang untuk menggunakan PFC Carolina. (2009). Tawuran pelajar di
pada situasi yang relatif dapat dikontrol Tangerang, 1 tewas. http://
JURNAL PSIKOLOGI 21
SAPTOTO
22 JURNAL PSIKOLOGI