Hasil Survey Budaya Keselamatan Edit Nov 2018
Hasil Survey Budaya Keselamatan Edit Nov 2018
Telah dilakukan Survey Budaya Keselamatan di Rumah Sakit Al Islam Bandung dengan
menggunakanan American Hospital Research and Quality (AHRQ). Tools ini dapat digunakan
untuk melakukan evaluasi keberhasilan program keselamatan dalam membangun budaya
keselamatan pasien terutama budaya pelaporan dan pembelajaran, mengidentifikasi komponen
budaya yang membutuhkan pengembangan, meningkatkan kesadaran keselamatan pasien, dan
memenuhi persyaratan akreditasi.
Survey ini dibagi dalam 4 dimensi Budaya keselamatan sebagai berikut :
A. Variabel Latar Belakang
B. Ukuran Hasil / Outcome
C. Dimensi Budaya Keselamatan Tingkat Unit
D. Dimensi Budaya Keselamatan Tingkat Rumah Sakit
Berdasarkan lama bekerja di RS.Al Islam Bandung, sebagian besar responden 28% bekerja
selama 1-5 th, 25% bekerja selama 6-10 th, 15,0% bekerja selama 16-20 tahun 9 %, dan
16% bekerja selama >21 th .
Berdasarkan waktu jam kerja selama seminggu, sebagian besar karyawan 74% bekerja
selama >40 jam/seminggu.
1
Demografi responden berdasarkan unit kerja:
Rawat Jalan 72 27.48%
Rawat Inap 61 23.28%
ICU, HCU 30 11.45%
Maternal Perinatal 20 7.63%
Bedah Sentral 16 6.11%
Perawatan Anak 9 3.44%
Farmasi 11 4.20%
Gizi 4 1.53%
Rehab Medik 10 3.82%
Laboratorium 6 2.29%
Radiologi 5 1.91%
Sanitasi 1 0.38%
Rekam Medis 4 1.53%
2
1. Persespsi Keselamatan Pasien secara Keseluruhan
• 78.63% menyatakan bahwa keselamatan pasien tidak pernah kami korbankan untuk
menyelesaikan masalah yang lebih banyak.
• 72.52 % menyatakan bahwa prosedur dan system di unit sudah baik dalam mencegah
terjadinya error
Namun demikian hal diatas masih ada kontradiksi dengan pernyataan :
• 61.45 % menyatakan bahwa diunit masih banyak masalah keselamatan pasien
• 48.59% menyatakan “TIDAK SETUJU” pernyataan kalimat reversi “Hanya
kebetulan saja bila insiden yang lebih serius tidak terjadi di unit kami artinya hanya
kurang lenih 50 % saja yang menyatakan bahwa insiden tidak terjadi di unit karena
sudah ada prosedur dan system untuk mencegah terjadinya error
3
Grafik 2. Nilai Respon Positif Item Pernyataan dalam Aspek Frekuensi Pelaporan Insiden
4
3. Jumlah Kejadian yang dilaporkan
Banyaknya Pelaporan
45.00%
14.00%
4.75%
1.00%
0.25% 0.50%
Tidak
1-2 3-5
ada 6-10
laporan laporan 11-20
laporan 21 atau
laporan
lebih
laporan
45% karyawan menyatakan tidak pernah dan 14% hanya 1-2 kali melaporkan insiden
selama setahun terakhir. Hanya 0.5% melaporkan insiden >21 kali selama setahun
terakhir
Tidak Tahu
87%
5
Ada kesinambungan antara persepsi dan perilaku budaya pelaporan: 53% karyawan
menyatakan sering/sangat sering melaporkan suatu insiden yang sempat diketahui dan
dikoreksi sebelum berdampak pada pasien. Pada hasil pengukuran outcome budaya
keselamatan mengenai jumlah pelaporan insiden menunjukkan bahwa 45% karyawan
tidak pernah lapor, artinya budaya pelaporan yang sudah berjalan di RSAI saat ini harus
lebih ditingkatkan lagi
Staffing 45.32%
63%
6
Menurut hasil survey budaya awal, area yang membutuhkan pengembangan adalah:
1. Ketenagaan
Grafik 6. Hasil Nilai Respon Positif Aspek Ketenagaan
Ketenagaan
Huruf “R” menandakan kalimat reversi, di mana nilai respon positif dihitung berdasarkan jawaban “sangat
tidak setuju” dan tidak setuju, jarang atau tidak pernah (tergantung kalimat pada item pernyataan)
7
Aspek ketenagaan nilainya masih rendah (45.32%), dari data terlihat bahwa 63.36 %
karyawan bekerja sesuai dengan standard dan prosedur walaupun 43.51 % dari staf
menyatakan bahwa unit mereka kekurangan staf untuk mengerjakan beban berlebih.
Hal yang harus diperhatikan adalah 76 % staf setuju bahwa mereka bekerja dalam waktu
yang lebih lama dari normal dan 62.6% setuju bahwa unit menggunakan tenaga melebihi
normal/tambahan untuk kegiatan pelayanan pasien
Huruf “R” menandakan kalimat reversi, di mana nilai respon positif dihitung berdasarkan jawaban “sangat
tidak setuju” dan tidak setuju, jarang atau tidak pernah (tergantung kalimat pada item pernyataan)
8
64.89% karyawan TIDAK SETUJU terhadap pernyataan kalimat negatif “Bila
dilaporkan Insiden yang dibicarakan pelakunya bukan masalahnya., artinya
sebanyak 64. 89 % setuju bahwa apabila melaporkan suatu insiden yang
dibicarakan adalah masalahnya bukan pelakunya
Aspek Respon tanpa Hukuman untuk Kesalahan (48.60%) masih rendah, walaupun
karyawan tahu bahwa mereka tidak akan disalahkan dan bahwa yang dibahasnya adalah
masalahnya bukan pelakunya tapi mereka tetap merasa khawatir bahwa kesalahan yang
mereka laporkan akan dicatat dalam berkas pribadinya mereka
Keterbukaan Komunikasi
Huruf “R” menandakan kalimat reversi, di mana nilai respon positif dihitung berdasarkan jawaban “sangat
tidak setuju” dan tidak setuju, jarang atau tidak pernah (tergantung kalimat pada item pernyataan)
Nilai respon positif item nilai ≤60%:
45.42% setuju pada pernyataan “Karyawan merasa bebas dapat mempertanyakan
keputusan atau tindakan yang diambil atasannya.”
60.69% setuju pada pernyataan “Karyawan di unit kami bebas berbicara jika melihat
sesuatu yang berdampak negatif.”
9
58.40% karyawan TIDAK SETUJU pernyataan kalimat negatif “Karyawan di unit
kami takut bertanya jika terjadi hal yang tidak benar”. Artinya hanya ada 58.40 %
tidak takut untuk bertanya jika terjadi hal yang tidak benar.
Perlu pengembangan dalam aspek keterbukaan komunikasi dengan rata-rata nilai 54.83%
(Cukup Handal), karena hanya 60.69 % karyawan berani untuk bebas berbicara jika melihat
sesuatu yang berdampak negative pada pelayanan pasien dan hanya 45.42% yang berani
menanyakan keputusan atau tindakan yang diambil atasannya. Rendahnya komunikasi
terbuka berdampak pada rendahnya pelaporan (under reporting) sehingga sistem pelaporan
yang dibangun kurang efektif untuk meningkatkan keselamatan pasien.
Grafik 6. Nilai Respon Positif Item dalam Aspek Komunikasi dan Umpan Balik
Mengenai Insiden
10
Hanya 55.34% “setuju” pernyataan “Kami mendapat Umpan balik mengenai
perubahan yang dilaksanakan berdasarkan laporan insiden.”
Nilai rata-rata untuk komunikasi dan umpan balik tentang error 68.83 % (Cukup handal),
namun demikian masih ditingkatkan pengkomunikasian terkait insiden dan umpan balik
perubahan yang dilaksanakan berdasarkan laporan insiden
Grafik 7. Nilai Respon Positif Item dalam Aspek Upaya Atasan dalam Meningkatkan
Keselamatan Pasien
Huruf “R” menandakan kalimat reversi, di mana nilai respon positif dihitung berdasarkan jawaban “sangat
tidak setuju” dan tidak setuju, jarang atau tidak pernah (tergantung kalimat pada item pernyataan)
11
Nilai Respon Positif Item terendah ≤70%:
63.74% karyawan “TIDAK SETUJU” pernyataan kalimat reverse “Bila beban kerja
tinggi, manajer/supervisor kami meminta kami bekerja cepat meski dengan
mengambil jalan pintas”
Grafik 8. Nilai Respon Positif Item dalam Aspek Dukungan Manajemen terhadap
Keselamatan Pasien
F8 Tindakan manajemen RS
menunjukkan bahwa keselamatan 91.22%
pasien merupakan prioritas utama
Huruf “R” menandakan kalimat reversi, di mana nilai respon positif dihitung berdasarkan jawaban “sangat
tidak setuju” dan tidak setuju, jarang atau tidak pernah (tergantung kalimat pada item pernyataan)
12
Dukungan manajemen RS terhadap keselamatan pasien sudah ccukup baik dengan rata-rata
nilai 78.12 %, perlu ada pengembangan dan proses pembelajaran untuk kasus KPC, KTC,
dan KNC
13
8. Aspek Teamwork Dalam Unit RS
Grafik 10. Hasil Nilai Respon Positif Aspek Kerja Tim dalam Unit
14
D. Dimensi Budaya Keselamatan Tingkat Rumah Sakit
Tabel 2. Hasil Survey Budaya Keselamatan Tingkat RS
No Hasil Survey Standar Hasil Positif Tingkat Budaya
1 Team Work Antar Unit di Rumah Sakit 80% 73.09 % Cukup Handal
Huruf “R” menandakan kalimat reversi, di mana nilai respon positif dihitung berdasarkan jawaban
“sangat tidak setuju” dan tidak setuju, jarang atau tidak pernah (tergantung kalimat pada item
pernyataan)
15
2. Aspek Handoffs dan Pergantian di Rumah Sakit
Grafik 9 . Nilai Respon Positif Item dalam Aspek Pergantian Shift Jaga dan Transfer
Huruf “R” menandakan kalimat reversi, di mana nilai respon positif dihitung berdasarkan jawaban “sangat
tidak setuju” dan tidak setuju, jarang atau tidak pernah (tergantung kalimat pada item pernyataan)
16
E. KESIMPULAN DAN SARAN
I. Kesimpulan
1. Telah dilakukan survey budaya keselamatan pada bulan Oktober 2018 kepada staf
klinis yang terdiri dari 12 profesi dari 14 unit di Rumah Sakit Al Islam Bandung
dengan respon rate 99.67%
2. Dari hasil survey diketahui bahwa untuk ukuran hasil (outcome) dari budaya
keselamatan secara umum di Rumah sakit Al Islam Bandung sudah cukup handal
(65%) namun demikian persepsi dan perilaku karyawan untuk melaporkan dan
jumlah pelaporan relatif masih rendah yaitu kurang lebih 50 %
3. Dimensi budaya keselamatan tingkat unit dari hasil survey dinilai sudah cukup handal
dengan nilai 68.34%. Dari 8 aspek dimensi budaya keselamatan ada 2 aspek budaya
yang masih kurang handal (< 50%), 2 aspek dengan tingkat budaya cukup handal
(dengan nilai 50-75%) dan ada 4 aspek dengan tingkat budaya yang sudah handal
(nilai > 75 %)
a. Aspek ketenagaan dengan nilai 45.32% merupakan aspek yang masih kurang
handal. Ada 76 % staf yang menyatakan bahwa mereka bekerja dalam waktu
lebih lama dari normal dan 62 % menyatakan bahwa unit menggunakan tenaga
melebihi normal untuk kegiatan pelayanan pasien
b. Aspek respon tidak menghukum terhadap error masih rendah karena ada 80.15 %
karyawan merasa khawatir bahwa kesalahan yang meraka laporkan akan dicatat
dalam berkas pribadi mereka.
c. Aspek keterbukaan informasi dengan nilai rata-rata 54.83 % (cukup handal)
karena 60.69 % karyawan berani untuk bebas bicara jika melihat sesuatu yang
berdampak negative pada pelayanan pasien dan sebesar 45.42 % yang berani
menanyakan keputusan atau tindakan yang diambil atasannya
d. Nilai rata-rata Aspek komunikasi dan umpan balik mengenai insiden keselamatan
sebesar 68.83% (Cukup Handal), namun demikian perlu ditingkatkan proses
komunikasi terkait insiden dan umpan balik perubahan yang dilaksanakan
berdasarkan laporan insiden
e. Aspek upaya atasan dalam meningkatkan keselamatan pasien sudah baik
(77.37%)
17
f. Aspek dukungan manajemen RS terhadap budaya keselamatan sudah baik dengan
rata-rata nilai 78.12 %, namun perlu ada pengembangan dan proses pembelajaran
untuk kasus yang berkaitan dengan keselamatan pasien (KPC, KTC dan KNC)
dan kasus terkait budaya etik karyawan (inappropriate, distruptive dan
Harassment)
g. Aspek pembelajaran organisasi dan perbaikan terus menerus sudah baik (86.13%)
sudah terbentuk budaya pembelajaran di rumah sakit
h. Aspek Teamwork dalam unit di rumah sakit sudah baik (87.12)
4. Dimensi budaya keselamatan tingkat rumah sakit dengan rata-rata nilai 66.84 %
(Cukup Handal), yang terdiri dari 2 aspek yaitu aspek teamwork antar unit di rumah
sakit dan aspek handoffs dan pergantian di rumah sakit
a. Aspek kerja tim antar unit di rumah sakit sudah cukup baik dengan nilai 73.09 %,
namun perlu ada koordinasi yang lebih baik antar unit
b. Aspek Handoffs dan pergantian di rumah sakit cukup handal dengan nilai 60.59%,
karena masih ada 52.29% staf yang menyatakan “Masalah selalu timbul dalam
pertukaran informasi antar unit di RS” dan 50.76 % menyatakan “Bila terjadi
pemindahan pasien dari unit satu ke unit lain, dapat menimbulkan masalah terkait
dengan informasi pasien”
II. Saran
a. Perlu membangun budaya keselamatan yang bisa menyeimbangkan Persepsi dan
perilaku karyawan dalam proses pelaporan sehingga meningkatkan jumlah
pelaporan dengan meningkatkan budaya adil (a Fair and Just Safety Culture) ,
mengoptimalkan sistem pelaporan (Strong Reporting System) dan meningkatkan
komitmen untuk terus menerus melakukan proses perbaikan (Driving
Improvement)
b. Mengkaji ulang beban kerja/ketenagaan pada kondisi pelayanan pasien yang
cukup tinggi serta meningkatkan fungsi leadership dan champion untuk
meningkatkan budaya keselamatan di tingkat unit kerja
18
c. Mengintegrasikan dan mengimplementasikan kebijakan manajemen risiko
strategis kedalam proses assessmen risiko, program kerja, standard dan prosedur
yang ada dalam bisnis proses pelayanan di rumah sakit
d. Melakukan sosialisasi budaya keselamatan di rumah sakit yang berfokus terhadap
pasien dan karyawan dengan mengadakan deklarasi kembali budaya keselamatan
di Rumah Sakit Al Islam Bandung
e. Merevisi Pedoman Keselamatan pasien dilengkapi dengan “Unsafe Act Algortim”
yaitu proses analisis investigasi sederhana yang mempertegas budaya adil dan
tidak menyalahkan
f. Membuat regulasi tentang system pelaporan budaya keselamatan rumah sakit
g. Memberikan pelatihan tentang Budaya Keselamatan kepada seluruh karyawan di
Rumah Sakit Al Islam Bandung
h. Memasukan proses briefing debriefing budaya keselamatan sebelum
melaksanakan tugas pelayanan kepada pasien, terkait hasil investigasi dan tindak
lanjut dari insiden yang dilaporkan
19