Anda di halaman 1dari 5

Desain Rigid Pavement Metode Bina Marga 2002

Parameter perencanaan perkerasan kaku metode Bina


Marga 2002 tersebut antara lain adalah :
1. Lalu lintas
Perhitungan lalu lintas dinyatakan dalam jumlah sumbu kendaraan niaga(commercial vehicle) , sesuai dengan konfigurasi sumbu pada lajur rencana selama
umur rencana
2. Tanah dasar
Daya dukung tanah dasar ditentukan dengan pengujian CBR
3. Pondasi bawah
Bahan pondasi bawah dapat berupa bahan berbutir, stabilisasi, dan campuran beton kurus.
4. Material konstruksi
Kekuatan beton dinyatakan dalam nilai kuat tarik lentur (flexural strenght) umur 28 hari, yang didapat dari hasil pengujian balok yang besarnya 30-50 kg/cm2
5. Faktor erosi dan tegangan ekivalen
Prosedur perencanaan perkeraisan kaku didasarkana atas dua model kerusakan yaitu :.
1) Retak fatik (lelah) tarik lentur pada pelat
2) Erosi pada pondasi bawah atau tanah dasar yang
diakibatkan
olehlendutan
berulang
pada sambungan dan tempat retak yang direncanakan.
Prosedur ini mempertimbangkan ada tidaknya ruji pada sambungan atau bahu beton. Perkerasan kaku
menerus dengan tulangan dianggap sebagai perkerasan bersambung yang dipasang ruji. Data lalu

lintas yang diperlukan adalah jenis sumbu dan distribusi beban serta jumlah repetisi masing-masing jenis sumbu/kombinasi beban yang diperkirakan selama umur rencana.

Perhitungan Tebal Pelat


Langkah-langkah dalam perencanaan tebal pelat untuk metode Bina Marga 2002 adalah :
a. Menentukan nilai CBR tanah dasar
b. Perkiraan distribusi sumbu kendaraan niaga dan jenis/beban sumbu sesuai data LHR. Memilih jenis sambungan, apakah memakai sambungan
memanjang atau sambungan melintang Memilih jenis dan tebal pondasi bawah berdasarkan Jenis dan tebal pondasi bawah ditentukan berdasarkan nilai repetisi sumbu dan CBR tanahbdasar rencana.
c. Menentukan CBR
d. Pilih faktor keamanan, tentukan memakai bahu beton atau tidak, kemudian pilih kuat tarik lentur beton pada umur 28 hari. Bila dihitung kuat tarik lentur beton
e. Taksir tebal pelat
f. Menentukan faktor erosi dan tegangan ekivalen pada setiap jenis sumbu
g. Tentukan
sebelum menetukan
jumlah repetisi
repetisi
ijinijin
untuk
harus
setiap
menentukan
sumbu beban
faktor
menggunakan
rasio tegangan
Dalam
(FRT).
menentukan tegangan ekivalen,
Tegangan Ekivalen
FRT =
kuat tarik lentur beton
h. Hitung kerusakan erosi dan kerusakan fatik setiap beban sumbu dengan membagi perkiraan jumlah sumbu dengan jumlah repetisi ijin, kemudian hasilnya dijumlahkan kerusakan fatik harus < 100%
i. Total fatik dan kerusakan erosi dihitung berdasarkan komposisi lalu lintas selama umur rencana. Jika kerusakan fatik atau erosi lebih dari 100%
tebal taksiran dinaikkan dan proses perencanaan diulangi.
ANALISA DAN PEMBAHASAN
Perhitungan Tebal Rigid Pavement Metode Bina Marga
Tabel 1. Hasil Pengujian test DCP
No Titik CBR %
1 8.00%
2 12.00%
3 2.00%
4 2.00%
5 2.00%
6 3.00%
7 3.50%
8 7.00%
9 5.00%
10 6.00%

Dari data yang telah diperoleh dan hasil survei yang telah dilakukan diketahui data parameter perencanaan adalah sebagai berikut :
· CBR tanah dasar = 2.00%
· CBR efektif = 7.00%
· Kuat tarik lentur (fcf) = 3.5 Mpa
· Bahan pondasi bawah = Campuran beton kurus
· Mutu Baja Tulangan = BJTP 40
· Keefisien gesek antara pelat beton dengan pondasi (µ) = 1.3
· Bahu Jalan = Ya (Beton)
· Ruji (dowel) = Ya
· Data Lalu Lintas Harian Rata-rata tahun 2013
- Mobil Penumpang = 100 kendaraan / hari
- Bus = 50 kendaraan / hari
- Truk 2 As kecil = 50 kendaraan / hari
- Truk 2 As besar = 25 kendaraan / hari
- Truk 3 As = 20 kendaraan / hari
- Truk gandeng = 10 kendaraan / hari
- Pertumbuhan Lalu Lintas (i) = 5% per tahun
- Umur Rencana (UR) = 10 tahun
Direncanakan perkerasan kaku untuk jalan 1 Lajur 2 arah
Jenis perkerasan = Beton
Jenis bahu = Beton
Faktor keamanan beban = 1.2
Jenis & tebal lapis pondasi = 10 cm Lean concrete
Tebal taksiran pelat beton = 20 cm

Analisa Perhitungan Tebal Beton


1. PERHITUNGAN TEBAL PELAT
a. Analisa Lalu Lintas
Dalam melakukan analisa lalu lintas harus diketahui jumlah sumbu kendaraan berdasarkan jenis dan
bebannya seperti pada tabel 2 di bawah ini :
Tabel 2. Perhitungan Jumlah Sumbu berdasarkan jenis dan bebannya.
Jenis Konfigurasi beban sumbu Jumlah Jumlah Jumlah STRT STRG STdRG
kendaraan (ton) kendaraan sumbu per sumbu (bh) BS JS BS JS BS JS
RD RB RGD RGB (bh) kendaraan (ton) (ton) (ton) (ton) (ton) (ton)
(bh)
M. Penumpang 1 1 - - 100 - - - - - - - -
Bus 3 5 - - 50 2 100 3 50 5 50 - -
Truk 2 As kcl 2 4 - - 50 2 100 2 50 - - - -
4 50 - - - -
Truk 2 As bsr 5 8 - - 25 2 50 5 25 8 25 - -
Truk 3 As 6 14 - - 20 2 40 6 20 - - 14 20
Truk gandeng 6 14 5 6 10 4 40 6 10 - - 14 10
5 10 - - - -
6 10 - - - -
Total 330 225 75 30

Jumlah Sumbu Kendaraan niaga (JSKN) selama umur rencana =10 tahun

JSKN = 365 x JSKNH x R

R = ( 1 + i )UR - 1
i
R = 1 + 5% 10 - 1
5%
R = 12.58

Tabel 3. Jumlah Lajur berdasarkan lebar perkerasan dan koefisien distribusi ( C ) Kendaraan Niaga pada lajur rencana
Lebar perkerasan Jumlah Lajur Koefisien distribusi
(Lp) (nl) 1 Arah 2 Arah
Lp < 5.5 m 1 1 1
5.50 m <= Lp < 8,25 m 2 0.7 0.5
8,25 m <= Lp < 11,25 m 3 0.5 0.475
11.23 m <= Lp <15 m 4 - 0.45
15 m <= Lp <18.75 m 5 - 0.425
18.75 m <= Lp <22 m 6 - 0.4

JSKN = 365 x JSKNH x R


= 365 x 330 x 12.58
= 1.5E+06
JSKN rencana = C x JSKN
JSKN rencana = 1 x 1.52E+06
= 1.52E+06

Analisa Perhitungan Tebal Beton


b. Perhitungan repetisi sumbu yang terjadi
Tabel 4. Perhitungan repetisi sumbu rencana
Jenis Beban sumbu Jumlah Proporsi Proporsi Lalu lintas Repetisi yang terjadi
sumbu sumbu beban sumbu rencana
1 2 3 4 5 6 7=4x5x6
STRT 6 435 0.134 0.65 1.52E+06 1.3E+05
5 890 0.275 0.65 1.52E+06 2.7E+05
4 730 0.226 0.65 1.52E+06 2.2E+05
3 450 0.139 0.65 1.52E+06 1.4E+05
2 730 0.226 0.65 1.52E+06 2.2E+05
Total 3235 1.00
STRG 8 860 0.656 0.26 1.52E+06 2.6E+05
5 450 0.344 0.26 1.52E+06 1.4E+05
Total 1310 1.00
STdRG 14 435 1.00 0.09 1.52E+06 1.3E+05
Total 435 1.00
Komulatif 4980 1.00 01.5E+06

c. Taksiran tebal beton


Sumber data beban = Data sekunder
Jenis perkerasan = Beton
Jenis bahu = Beton
Umur rencana = 10 tahun
JSKN = 1.52E+06
Faktor keamanan beban = 1.2
Kuat tarik lentur beton ( fef ) = 3.5 Mpa
Jenis & tebal lapis pondasi = 10 cm Lean concrete
CBR tanah Dasar = 2%
CBR efektif = 7%
Tebal taksiran pelat beton = 20 cm
Tabel 5. Tegangan Ekivalen dan Faktor Erosi untuk perkerasan dengan bahu beton tebal taksiran 20 cm
Tebal CBR Eff Tegangan Setara Faktor Erosi
slab Tanah Tampa Ruji Dengan Ruji Beton Bertulang
(mm) Dasar STRT STRG STdRG STrRG STRT STRG STdRG STrRG STRT STRG STdRG STrRG
(%)
200 5 0,91 1,47 1,27 0,99 2,01 2,61 2,74 2,78 1,8 2,4 2,52 2,6
200 10 0,89 1,39 1,18 0,93 1,99 2,59 2,69 2,71 1,78 2,38 2,46 2,52
200 15 0,87 1,35 1,15 0,9 1,98 2,59 2,66 2,68 1,77 2,37 2,43 2,49
200 20 0,86 1,33 1,12 0,89 1,97 2,58 2,64 2,66 1,76 2,36 2,42 2,48
200 25 0,85 1,3 1,1 0,87 1,97 2,57 2,62 2,64 1,75 2,35 2,4 2,44
200 35 0.83 1.25 1.05 0,84 1,96 2,56 2,58 2,6 1.73 2.33 2.36 2,39
200 50 0,82 1,2 1,01 0,82 1,94 2,54 2,54 2,55 1,71 2,31 2,32 2,33
200 75 0,81 1,14 0,95 0,8 1,92 2,52 2,51 2,5 1,69 2,3 2,27 2,26
Sumber :Departeman Pemukiman dan Prasarana Wilayah (2002)
Analisa Perhitungan Tebal Beton
Menghitung tegangan ekivalen untuk tebal taksiran= 20 cm Menghitung faktor erosi dengan ruji beton bertulang

STRT = 0.83 + 0.83 = 0.83 STRT = 1.73 + 1.73 = 1.73


2 2
STRG = 1.25 + 1.25 = 1.25 STRG = 2.33 + 2.33 = 2.33
2 2
STdRG = 1.05 + 1.05 = 1.05 STdRG = 2.36 + 2.36 = 2.36
2 2

c. Analisa Fatik dan Erosi


Tabel 6. Analisa Fatik dan Erosi
Jenis Beban Sumbu Beban rencana per Repetisi yang Faktor Analisa Fatik Analisa erosi
Sumb ton (kN) roda (kN) terjadi tegangan dan Repetisi ijin Persen rusak Repetisi ijin Persen rusak
u erosi (%) (%)
1 2 3 = 2/JR x FKB 4 5 6 7 = 4 x 100 / 6 8 9 = 4 x 100 / 8
STRT 6 60 36 1.3E+05 TE = 0.83 TT 0.00 TT 0.00
5 50 30 2.7E+05 FRT = 0.24 TT 0.00 TT 0.00
4 40 24 2.2E+05 FE = 1.73 TT 0.00 TT 0.00
3 30 18 1.4E+05 TT 0.00 TT 0.00
2 20 12 2.2E+05 TT 0.00 TT 0.00
STRG 8 80 24 2.6E+05 TE = 1.25 9.5E+05 27.54 TT 0.00
5 50 15 1.4E+05 FRT = 0.36 TT 0.00 TT 0.00
FE = 2.33
STdRG 14 140 21 1.3E+05 TE = 1.05 TT 0.00 TT 0.00
FRT = 0.30
FE = 2.36
Total 27.54% < 100%
Keterangan : TE = tegangan ekivalen; FRT = faktor rasio tegangan; FE = faktor erosi; TT = tidak terbatas
Karena % rusak fatik (telah) lebih kecil (mendekati) 100% maka tebal pelat diambil= 20 cm

Analisa Perhitungan Tebal Beton

Anda mungkin juga menyukai