Anda di halaman 1dari 7

TUGAS KELOMPOK MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA

BONUS DEMOGRAFI

Dosen Pengampu:

Dr. Puji Hardati M.Si.


Drs. Saptono Putro, M.Si

Disusun oleh :

1. Nasiatul Hidayati 3211417013


2. Muhammad Lutfi Wirawan 3211417015
3. Kristi Dese Imanuel A.P.Y 3211417017
4. Yuria Sari 3211417018
5. Glendina Clara Josephine S 3211417019
6. Khoirunisa Kurnia Lestari 3211417022
7. Ushada Guntur Kalpajar 3211417028

JURUSAN GEOGRAFI

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2019
BAB I
PENDAHULUAN

Bonus Demografi merupakan kondisi dimana suatu wilayah atau negara memiliki jumlah
penduduk usia produktif (usia 15-64 tahun) lebih banyak dibandingkan dengan usia non-
produktif (usia 65+). Dikatakan sebagai "bonus" karena kondisi ini tidak terjadi secara terus
menerus melainkan hanya terjadi sekali dan tidak bertahan lama. Bonus Demografi dapat
menjadi suatu berkah dan peluang untuk mendatangkan keuntungan yang besar bagi kemajuan
bangsa Indonesia. Dengan persiapan yang baik serta investasi yang tepat, bonus demografi bisa
mengubah masa depan Indonesia menjadi lebih baik dan sejahtera dengan cara mengoptimalkan
sumber daya manusia terutama yang berusia produktif. Namun berkah ini bisa berbalik menjadi
bencana jika bonus ini tidak dipersiapkan kedatangannya. Bonus Demografi tidak serta merta
datang dengan sendirinya. Tetapi, untuk mewujudkan potensi nasional, perlu dipersiapkan dan
selanjutnya dimanfaatkan dalam peningkatan pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan
masyarakat.

Pada 2030-2040, Indonesia diprediksi akan mengalami masa bonus demografi, yakni
jumlah penduduk usia produktif (berusia 15-64 tahun) lebih besar dibandingkan penduduk usia
tidak produktif (berusia di bawah 15 tahun dan di atas 64 tahun). Pada periode tersebut,
penduduk usia produktif diprediksi mencapai 64 persen dari total jumlah penduduk yang
diproyeksikan sebesar 297 juta jiwa.

Prasyarat yang harus dipenuhi oleh suatu negara apabila ingin memperoleh manfaat besar
dari bonus demografi yaitu sumber daya manusia yang berkualitas. Karena dengan adanya
masyarakat yang berkualitas dapat meningkatkan pendapatan perkapita suatu negara apabila ada
kesempatan kerja yang produktif. Yang kedua, terserapnya tenaga kerja menjadi faktor penting
dalam memanfaatkan bonus demografi karena dengan banyak dibutuhkannya tenaga kerja, maka
pengangguran akan berkurang dan kesejahteraan akan meningkat pesat. Yang ketiga,
meningkatkan tabungan di tingkat rumah tangga. Setiap rumah tangga memiliki potensi untuk
membuka suatu usaha yang akan memberi lapangan pekerjaan untuk orang lain sehingga angka
pengangguran menurun. Dan yang terakhir, peran perempuan yang masuk ke dalam pasar kerja
akan membantu peningkatan pendapatan dan akan lebih banyak lagi penduduk usia produktif
menjadi benar-benar produktif.
BAB II
ISI

Dengan jumlah penduduk usia produktif yang cukup besar dan terkelola, Indonesia
memiliki momentum untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan menjadi negara maju.
Indonesia diprediksi akan mengalami masa bonus demografi, yakni jumlah penduduk usia
produktif (berusia 15-64 tahun) lebih besar dibandingkan penduduk usia tidak produktif (berusia
di bawah 15 tahun dan di atas 64 tahun). Pada periode tersebut, penduduk usia produktif
diprediksi mencapai 64 persen dari total jumlah penduduk yang diproyeksikan sebesar 297 juta
jiwa.

Banyaknya kualitas sumber daya manusia yang tinggi disuatu negara akan sangat
mempengaruhi perkembangan dari negara tersebut. Indonesia merupakan negara dengan SDM
yang berkesempatan untuk menjadi negara maju. Contohnya di negara Jepang yang mengalami
bonus demografi pada tahun 1950 membuat Jepang melesat menjadi negara dengan kekuatan
ekomoni tertinggi ke-3 di dunia pada dekade 70-an, setelah Amerika Serikat dan Uni Soviet.
Indonesia juga sampai saat ini memiliki modal SDM yang sama dengan Jepang pada tahun 1950.
Bahkan SDM di Indonesia bisa diprediksi akan meningkat pesat hingga pada tahun 2035.
Namun, yang menjadi masalah adalah banyaknya SDM tidak di imbangi dengan kualitas yang
memadai.

Jumlah usia produktif yang besar harus ditunjang dengan kemampuan, keahlian, dan
pengetahuan yang baik. Sehingga usia produktif dapat menjadi tenaga kerja yang terampil serta
memiliki keahlian dan pengetahuan untuk menunjang produktivitasnya. Salah satu persiapan
dalam hal ini adalah komitmen pemerintah dalam penganggaran di bidang pendidikan. Agar
besarnya anggaran bidang pendidikan yang mencapai 20% dari nilai APBN dapat dimanfaatkan
sebesar-besarnya untuk peningkatan kulitas SDM, terutama SDM yang akan masuk dalam bursa
kerja dengan memperbanyak cakupan pendidikan kejuruan dan ketrampilan serta melalui Balai-
balai Latihan Kerja terutama di pusat-pusat pertumbuhan dan pelibatan pihak Swasta
(Industri,perkebunan,pertambangan).
Selain memberikan keuntungan dan kesempatan bagi negara berkembang untuk menjadi
negara maju dan juga jumlah usia tidak produktif akan ditanggung oleh usia produktif, ternyata
bonus demografi bisa menjadi bahaya dan ancaman bagi sebuah negara jika tidak dipersiapkan
dengan baik. Terutama dalam mempersiapkan sumber daya manusia yang nantinya akan
menentukan tingkat keberhasilan negara dalam memanfaatkan peluang ini. Jika tidak memiliki
sumber daya manusia yang berkualitas, sudah dapat dipastikan saat memasuki bonus demografi
jumlah pengangguran akan meningkat dan tidak dapat terkendali.

Jumlah pengangguran yang meningkat menjadi awal bagi negara yang tidak mampu
memanfaatkan bonus demografi. Sebab, dari sini bisa berdampak ke berbagai aspek kehidupan,
seperti berkurangnya pendapatan sebagai akibat dari ketidakseimbangan antara kualitas sumber
daya manusia dengan standar kualifikasi yang diperlukan, meningkatkan jumlah kemiskinan
hingga akhirnya memberikan pengaruh buruk kepada pendidikan, ekonomi dan kesehatan.

Cara Memaksimalkan Bonus Demografi


Ada berbagai macam cara yang bisa dilakukan untuk dapat memaksimalkan peluang dari bonus
demografi ini, antara lain:

1. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia tidak hanya di perkotaan saja, namun juga
di pedesaan, terutama di daerah yang terpencil.
2. Mengadakan pelatihan – pelatihan guna meningkatkan kemampuan atau skill yang
berguna dalam mencari pekerjaan.

3. Meningkatkan kualitas pendidikan terutama di bidang kejuruan seperti teknologi


informasi, otomotif, tata boga, tata busa dan lain sebagainya.

4. Membuka lapangan pekerjaan baru guna menyerap tenaga kerja di sekitar tempat kerja.

5. Memberikan beasiswa bagi siswa ataupun mahasiswa berprestasi.

Selain itu, pemerintah dihimbau supaya mampu menjadi agent of development dengan
cara memperbaiki mutu modal manusia, mulai dari pendidikan, kesehatan, kemampuan
komunikasi, hingga penguasaan teknologi. Solusi lainnya bisa dengan memberikan keterampilan
kepada tenaga kerja produktif sehingga pekerja tidak hanya bergantung pada ketersediaan
lapangan pekerjaan tapi mampu menciptakan lapangan pekerjaan itu sendiri. Selain itu
pemerintah juga harus mampu menjaga ketersediaan lapangan pekerjaan, menjaga aset-aset
negara agar tidak banyak dikuasai pihak asing yang pastinya akan merugikan dari sisi peluang
kerja. Masyarakat pun juga harus menjadi pendukung utama pembangunan mutu manusia
dengan cara menyadari pentingnya arti pendidikan, kesehatan dan aspek-aspek yang dapat
mengembangkan kualitas manusia itu sendiri.
BAB III
PENUTUP

Bonus Demografi dapat menjadi suatu berkah dan peluang untuk mendatangkan
keuntungan yang besar bagi kemajuan bangsa Indonesia. Dengan persiapan yang baik serta
investasi yang tepat, bonus demografi bisa mengubah masa depan Indonesia menjadi lebih baik
dan sejahtera. Namun hal ini bisa berbalik menjadi bencana bila bonus ini tidak dipersiapkan
kedatangannya, karena jika tidak dipersiapkan dengan baik tentu akan menimbulkan masalah
seperti pengangguran yang semakin bertambah banyak, dan kesejahteraan sosial yang
memburuk.

Dengan adanya bonus demografi yang terjadi di Indonesia pada tahun 2030-2040,
diharapkan dapat mempengaruhi perkembangan negara Indonesia kearah yang lebih baik. Jika
ingin memperoleh manfaat besar dari bonus demografi, prasyarat yang harus dipenuhi yaitu
sumber daya manusia yang berkualitas dan terserapnya tenaga kerja dengan baik. Karena itulah
perlu dilakukan berbagai upaya yang dilakukan oleh pemerintah seperti memperbaiki mutu
modal manusia, mulai dari pendidikan, kesehatan, kemampuan komunikasi, hingga penguasaan
teknologi. Solusi lainnya dengan memberikan keterampilan kepada tenaga kerja produktif
sehingga tidak hanya bergantung pada ketersediaan lapangan pekerjaan tapi mampu menciptakan
lapangan pekerjaan itu sendiri dan tetap terjaganya ketersediaan lapangan pekerjaan. Tak lupa
masyarakat harus ikut serta mendukung pembangunan mutu manusia dengan cara menyadari
pentingnya arti pendidikan, kesehatan dan aspek-aspek yang dapat mengembangkan kualitas
manusia itu sendiri.

,
DAFTAR PUSTAKA

Anonym. 2016. “Bonus Demografi dan dampak Terhadap Indonesia”.


https://www.kompasiana.com/andhinirosari/5a2e2c4acf01b4574160ed32/bonus-
demografi-dan-dampak-terhadap-indonesia?page=all (Diakses tanggal 20 Oktober 2019)

BPS (Badan Pusat Statistik). 2019. Analisis statistic nasional (bonus demografi dan pertumbuhan
ekonomi. http://bps.go.id

Djoko, M. S., Karyana, Y., Karim, N. A., Mirdad, A. J., Fatah, R. H. A., Kusdiana, D., ... &
Badranaya, D. (2017). Mobilitas Penduduk dan Bonus Demografi. UNPAD PRESS

Harmanto, M. N., Rumiati, A. T., & Yahya, K. (2016). Analisis Pengelompokan Mengenai
Perubahan Struktur Kependudukan Dalam Menghadapi Era Bonus Demografi Di
Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Timur. Jurnal Sains dan Seni ITS, 5(2).

Jati, W. R. (2015). Bonus Demografi sebagai Mesin Pertumbuhan Ekonomi: Jendela Peluang
atau Jendela Bencana di Indonesia. Populasi, 23(1), 1-19.

Anda mungkin juga menyukai