Akhlak Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam
Akhlak Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam
komentarpun banyak bermunculan, sehingga Nya dan Rasul-Nya adalah kekafiran yang
diperbincang. Dari berita yang tersebar maka karena pondasi agama dibangun di atas dasar
kita bisa menyimpulkan dengan 2 kesimpulan, pengagungan kepada Allah dan pemuliaan
yang pertama ada golongan yang mengatakan terhadap agama-Nya dan Rasul-rasul-Nya.
bahwa hal tersebut bukanlah penghinaan Maka menghina salah satu darinya adalah
dengan argument yang dia miliki. Namun ada peniadaan terhadap pondasi ini dan sebesar-
juga mengatakan bahwa hal terbut adalah besarnya penghancuran terhadapnya.” [Tafsir
sallam orang yang paling agung, paling mulia Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia
dan paling luhur akhlaknya. banyak menyebut Allah.” (QS. al-Ahzab: 21)
wa sallam menoleh dan menyuruh kepada para Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sahabatnya agar memberikan sesuatu kepada sallam pulang ke keluarga beliau seraya
Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam juga tidak فَقَا َل َما ِع ْن َد َك يَا ث ُ َما َمةُ فَقَا َل ِع ْندِي َما قُ ْلتُ لَ َك
pernah menyalahkan Anas radhiyallahu ‘anhu ْ َ فَقَا َل أ
َط ِلقُوا ث ُ َما َمة
terhadap apa yang dilakukan, dengan س َل ث ُ َّمَ َ ْال َمس ِْج ِد فَا ْغت ب ِم ْن ٍ طلَقَ إِ َلى نَجْ ٍل قَ ِري َ ا ْن
mengatakan, “Kenapa engkau melakukan ini?” َّللاُ َوأ َ ْش َه ُد
َّ ََل إِلَهَ إِ ََّل َد َخ َل ْال َمس ِْج َد فَقَا َل أ َ ْش َه ُد أ َ ْن
atau terhadap apa yang tidak dilakukan, َِّللا ُ أ َ َّن ُم َح َّمدًا َر
َّ سو ُل
َض َ ض َوجْ هٌ أ َ ْبغ ِ علَى ْاْل َ ْرَ ََّللاِ َما َكان َّ يَا ُم َح َّم ُد َو Abdullah bin ubay bin salul, pimpinan orang
صبَ َح َوجْ ُه َك أ َ َحبَّ ْال ُو ُجو ِهْ َ ي ِم ْن َوجْ ِه َك فَقَ ْد أ َّ َإِل munafik yang selama hidupnya
َّ َإِل
ي
kisah Abdullah bin Ubay bin Salul, seorang
ْ َ ي ِم ْن دِينِ َك فَأ
صبَ َح َ ِين أ َ ْبغ
َّ ََض إِل ٍ َّللاِ َما َكانَ ِم ْن د
َّ َو
munafik yang selama hidupnya selalu
ي ِ دِينُ َك أ َ َحبَّ الد
َّ َِين ِإل mengganggu dan mencerca Nabi shallallahu
ْ َ ِك فَأ
صبَ َح َ ي ِم ْن بَلَد ُ َّللاِ َما َكانَ ِم ْن بَلَ ٍد أ َ ْبغ
َّ ََض إِل َّ َو `alaihi wasallam. Bahakan, ia menuduh istri
َّ الغَفُ ْو ُر
الر ِح ْي ُم mungkin menyalatkan jenazahnya. Maka ia
pun memberitahu Nabi. Ketika Nabi bersiap
untuk menyalatkan (jenazahnya), dan
turunlah wahyu : dan janganlah kamu sekali-
kali menyalatkan seorangpun diantara
KHUTBAH KEDUA mereka (orang-orang munafik) yang mati”
(attaubah : 84)
Betapa tinggi serta muli akhlak