Anda di halaman 1dari 3

ABSTRAK

Rekayasa ulang proses bisnis (BPR) adalah cara untuk mengevaluasi proses

kinerja organisasi, termasuk produk, layanan, sumber daya, dan meningkatkan kinerja

keseluruhan proses untuk mencapai tujuan organisasi. Metode BPR adalah rekayasa

bisnis berorientasi objek (OOBE) digunakan pada tahap awal peningkatan proses

analisis dan prosedur peningkatan proses bisnis untuk menghilangkan non-esensial

atau berlebihan, merampingkan proses bisnis dan menggunakan pemodelan proses

bisnis (BPM). Hasil pemodelan proses bisnis dan kebutuhan layanan

diimplementasikan dengan menggunakan teknologi Service Component Architecture

(SCA) untuk mengoptimalkan produktivitas atau kinerja manajemen eksekutif

organisasi atau perusahaan, terutama dalam hal perubahan proses bisnis. Aplikasi

berbasis SCA memisahkan logika bisnis dari implementasi layanan sehingga

pengembang aplikasi fokus pada penyelesaian masalah bisnis utama. Rangkaian

proses analisis dan desain proses bisnis dijelaskan dalam kerangka kerja pendekatan

rekayasa ulang proses bisnis untuk SCA dan diterapkan pada kegiatan pelacakan

kinerja proyek (PPT) di Divisi Manajemen Program, Direktorat Teknologi Dirgantara

dan Pengembangan Dirgantara Indonesia. Sementara kebutuhan fungsional layanan

dijelaskan dalam Arsitektur Aplikasi PPT berdasarkan SCA.


BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Dengan perkembangan zaman memaksa perusahaan untuk melakukan

perbaikan process bisnis secara cepat. Yang menyebabkan hal ini adalah

kemajuan teknologi yang begitu cepat dan persaingan global yang makin ketat.

Hal ini mengakibatkan semakin banyak perusahaan yang bermunculan di pasar

dan terjun dalam persaingan bebas yang menghasilkan persaingan yang semakin

ketat tersebut. Pada masa sekarang ini, perubahan-perubahan secara cepat dan

mendasar sering kali diperlukan sekedar hanya untuk tetap dalam keadaaan break

even. Sebagai akibatnya adalah bahwa perusahaan- perusahaan mencari cara yang

lebih tepat dan cepat untuk melakukan perbaikan proses bisnis.

Perusahaan-perusahaan mencari terobosan-terobosan baru yang mendasar, tidak

hanya sekedar perubahan-perubahan kecil-kecilan, tetapi perubahan besar dan

yang perlu dilakukan sekarang juga. Salah satu pendekatan baru untuk megatasi

masalah diatas adalah Business Process Reengineering (BPR). yang pada tahun

1993 Michael Hammer dan James Champy diperkenalkan konsep Business

Process Reengineering (BPR). Business Process Reengineering adalah

perancangan ulang mendasar dan perancangan ulang radikal sistem bisnis untuk

mencapai peningkatan dramatis dalam ukuran kinerja kontemporer yang kritis,

seperti biaya, kualitas, layanan dan kecepatan. Makalah ini akan membahas

mengenai Business Process Reenginering dan hal- hal lain yang berkaitan dengan

Business Process Reenginering.


B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa definisi dari Business Process Reenginering ?

2. Peran Business Process Reenginering?

3. Bagaimana tahapan dalam Business Process Reenginering?

4. Apa saja faktor yang mempengaruhi keberhasilan Business Process

Reenginering?

C. TUJUAN

1. Mengetahui apa itu BPR

2. Mengetahui peran BPR

3. Mengetahui tahapan tahapan BPR

4. Mengetahui faktor faktor apa saja yg mempengaruhi keberhasilan sebuah

BPR

Anda mungkin juga menyukai