A. PENGKAJIAN
1. Identitas
a. Identitas Pasien
Nama : Tn. B
Umur : 23 Tahun
Jenis Kelamin : Laki – laki
Agama : Islam
Pekerjaan : Mahasiswa
Pendidikan : SMA
Suku : Jawa
Bangsa : Indonesia
Diagnosa Medis : Kanker Leukemia
Tanggal Masuk RS : 15 Februari 2019
Alamat : Mantrianom, Rt 03 Rw 05, Kec. Bawang, Kab.
Banjarnegara
3. Pola Fungsional
1) Pola Persepsi Kesehatan
DS : Pasien mengatakan bahwa kesehatan itu penting, apabila ada anggota
keluarga yang sakit langsung diperiksakan ke pelayanan kesehatan terdekat.
DO : Pasien diperiksakan ke RS Margono Soekardjo.
2) Pola Nutrisi
DS : Pasien mengatakan makan 1 x sehari dalam porsi yang sedikit.
DO : Pasien terlihat tidak nafsu makan.
3) Pola Eliminasi
DS : Pasien mengatakan BAB 1x sehari dengan konsistensi padat, dan
BAK 5x sehari.
DO : Pasien terlihat teratur dalam BAB dan BAK.
4) Pola Latihan dan Aktifitas
DS : Pasien mengatakan badan terasa lemas untuk beraktivitas.
DO : Pasien terlihat lemas dan tidak bertenaga.
5) Pola Tidur dan Istirahat
DS : Pasien mengatakan sulit tidur karena kepala terasa pusing.
DO : Pasien terlihat terdapat lingkaran hitam di sekitar kelopak mata.
6) Pola Persepsi dan Kognitif
DS : Pasien mengatakan tidak ada gangguan pada panca indranya.
DO : Pasien dapat merespon rangsangan dengan baik.
7) Pola Persepsi Diri
DS : Pasien berharap dapat segera sembuh dari penyakitnya dan dapat
segera pulang ke rumah.
DO : Pasien terlihat kooperatif dalam pemberian tindakan keperawatan.
8) Pola Peran dan Hubungan
DS : Pasien mengatakan hubungan dengan keluarga dan lingkungan
sekitarnya baik.
DO : Pasien terlihat mudah bergaul dengan orang lain.
9) Pola Reproduksi dan Seksualitas
DS : Pasien mengatakan mengalami mimpi basah sejak umur 13 tahun.
DO : Pasien berjenis kelamin laki – laki.
10) Pola Pertahanan Diri dan Koping Individu
DS : Pasien mengatakan bila mempunyai masalah selalu dibicarakan
dengan keluarga.
DO : Pasien dirawat di rumah sakit atas persetujuan dan dukungan
keluarganya.
11) Pola Keyakinan dan Nilai
DS : Pasien mengatakan beragama islam dan melaksanakan ibadah sholat 5
waktu.
DO : Pasien menjawab salam.
4. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum : Lemah.
b. Kesadaran : Compos Mentis.
c. TTV :
TD : 110/70 mmHg.
N : 108 x / menit.
S : 38,5⁰ C.
RR : 18 x / menit.
5. Pemeriksaan Penunjang
Data laboratorium pada pasien dengan leukemia :
1) Anemi normokrom normositer.
2) Leukosit >15.000/mm3 (5000-10000/ mm3).
3) Sitogenik : kelainan pada kromosom 12, 13, 14, kadang-kadang pada
kromosom 6, 11
4) Hb : 7,3 mg / dl ( N : 12.0 – 16.0 g/dL).
5) Trombosit : 100.000 (150.000-400.000/mm3)
6) SDP : 60.000/cm (50.000)
7) Copper serum : meningkat
8) Zink serum : menurun
ANALISA DATA
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Intoleran aktivitas berhubungan dengan kelemahan akibat anemia.
2. Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
anoreksia.
C. INTERVENSI KEPERAWATAN
Diagnosa 1 : Intoleran aktivitas berhubungan dengan kelemahan akibat anemia
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan
pasien kembali bertenaga dan tidak merasa lemah saat beraktivitas.
Keterangan Skala :
1 = Sangat terganggu
2 = Banyak terganggu
3 = Cukup terganggu
4 = Sedikit terganggu
5 = Tidak terganggu
NO Dx NOC NIC
1. Intoleran aktivitas 1) Frekuensi nadi ketika 1) Kaji status fisiologis pasien
berhubungan dengan beraktivitas dari skala 3 yang menyebabkan
kelemahan akibat menjadi skala 5. kelelahan sesuai dengan
anemia. 2) Tekanan darah sistolik konteks usia dan
ketika beraktivitas dari perkembangan.
skala 2 menjadi skala 5. 2) Tentukan persepsi pasien
3) Tekanan darah diastolik atau orang terdekat dengan
ketika beraktivitas dari pasien mengenai penyebab
skala 2 menjadi skala 5. kelelahan.
4) Warna kulit dari skala 3 3) Bantu pasien untuk
menjadi skala 5. menjadwalkan periode
5) Kecepatan berjalan dari istirahat.
skala 2 menjadi skala 5.
1 = Parah
2 = Banyak
3 = Cukup
4 = Sedikit
5 = Tidak ada
NO Dx NOC NIC
2. Ketidak seimbangan 1) Kehilangan selera makan 1) Dorong pasien untuk belajar
nutrisi kurang dari dari skala 2 menjadi skala strategi mengatasi mual
kebutuhan tubuh 5. sendiri.
berhubungan dengan 2) Perubahan status nutrisi 2) Identifikasi faktor – faktor
mual dan anoreksia. dari skala 2 menjadi skala yang dapat menyebabkan
5. atau berkontribusi terhadap
3) Penurunan berat badan mual ( misalnya obat –
dari skala 2 menjadi skala obatan dan prosedur )
5. 3) Kurangi atau hilangkan
4) Malaise dari skala 2 faktor – faktor yang bersifat
menjadi skala 5. personal yang memicu atau
5) Asupan makanan meningkatkan mual (
berkurang dari skala 2 kecemasan, takut,
menjadi skala 5. kelelaham, dan kurangnya
pengetahuan)
4) Kolaborasi dengan ahli gizi
untuk pemberian makanan
diit yang tidak
menyebabkan mual.
D. IMPLEMENTASI