Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.
Keanekaragaman suku bangsa di Indonesia juga menyangkut
keanekaragaman budayanya. Hal ini meliputi perbedaan Adat istiadat, Religis,
Bahasa dan keseniannya. Namun tidak ada perbedaan fisik yang begitu besar
antar suku-suku bangsa di Indonesia, ini di sebabkan oleh kesamaan ras akibat
proses amalgamasi/kawin campur, dan migrasi penduduk. Kelompok etnis
adalah kelompok yang diakui oleh masyarakat dan oleh kelompok etnis sebagai
suatu kelompok tersendiri, namun ciri pengenalannya dapat berupa bahasa,
agama, wilayah kediaman dan kebangsaan. Menurut Koentjaraningrat, suku
bangsa diartikan sebagai kesatuan- kesatuan manusia atau kolektifitas yang
terikat oleh kesadaran akan kesatuan kebudayaan, sedangkan kesadaran itu
sering dikuatkan oleh kesatuan bahasa.

B. Rumusan Masalah.
Jadi berdasarkan latar belakang yang tertulis di atas maka rumusan
masalah yang akan kita bahas dalam makalah ini adalah :
1. Bagaimana keanekaragaman etnis yang ada di Indonesia ?
2. Bagaimana Sistem Sosial Masyarakat di Indonesia ?

C. Tujuan
Jadi setelah membaca apa yang telah menjadi rumusan masalah di atas,
makalah ini bertujuan :
1. Untuk mengetahui bagaimana keanekaragaman etnis yang ada di Indonesia.
2. Untuk mengetahui bagaimana Sistem Sosial Masyarakat di Indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Kelompok Etnis
Pengertian etnis atau suku adalah suatu kesatuan sosial yang dapat
dibedakan dari kesatuan yang lain berdasarkan akar dan identitas kebudayaan,
terutama bahasa. Dengan kata lain etnis adalah kelompok manusia yang terikat
oleh kesadaran dan identitas tadi sering kali dikuatkan oleh kesatuan bahasa.
Dari pendapat diatas dapat dilihat bahwa etnis ditentukan oleh adanya kesadaran
kelompok, pengakuan akan kesatuan kebudayaan dan juga persamaan asal-usul.
pengertian etnis mungkin mencakup dari warna kulit sampai asal ususl acuan
kepercayaan, status kelompok minoritas, kelas stratafikasi, keanggotaan politik
bahkan program belajar.
Kelompok etnis adalah kelompok yang diakui oleh masyarakat dan oleh
kelompok etnis sebagai suatu kelompok tersendiri, namun ciri pengenalannya
dapat berupa bahasa, agama, wilayah kediaman dan kebangsaan. Menurut
Koentjaraningrat, suku bangsa diartikan sebagai kesatuan- kesatuan manusia
atau kolektifitas yang terikat oleh kesadaran akan kesatuan kebudayaan,
sedangkan kesadaran itu sering dikuatkan oleh kesatuan bahasa.

1. Pengertian Etnis menurut para ahli.


Para ahli mengemukakan beberapa pengertian tentang etnis beberapa di
antaranya yaitu :
a. Fredrick Barth
Etnis adalah himpunan manusia karena kesamaan ras, agama, asal-usul
bangsa ataupun kombinasi dari kategori tersebut yang terikat pada sistem
nilai budaya
b. Hassan Shadily MA
Suku bangsa atau etnis adalah segolongan rakyat yang masih dianggap
mempunyai hubungan biologis.
c. Menurut Ensiklopedi Indonesia
Etnis berarti kelompok sosial dalam sistem sosial atau kebudayaan yang
mempunyai arti atau kedudukan tertentu karena keturunan, adat, agama,
bahasa, dan sebagainya. Anggota-anggota suatu kelompok etnik memiliki
kesamaan dalam hal sejarah keturunan, bahasa baik yang digunakan
ataupun tidak, sistem nilai, serta adat-istiadat dan tradisi.
d. Menurut Perspektif Teori Situasional
Etnis merupakan hasil dari adanya pengaruh yang berasal dari luar
kelompok. Salah satu faktor luar yang sangat berpengaruh terhadap
etnisitas adalah kolonialisme, yang demi kepentingan administratif
pemerintah kolonial telah mengkotak-kotakkan warga jajahan ke dalam
kelompok-kelompok etnik dan ras. Untuk seterusnya sisa warisan kolonial
itu terus dipakai sampai sekarang.
Berdasarkan teori-teori diatas dapat disimpulkan bahwa etnis atau suku
merupakan suatu kesatuan sosial yang dapat membedakan kesatuan
berdasarkan persamaan asal-usul seseorang sehingga dapat dikategorikan
dalam status kelompok mana ia dimasukkan. Istilah etnis ini digunakan untuk
mengacu pada satu kelompok, atau ketegori sosial yang perbedaannya
terletak pada kriteria kebudayaan.
Seperti halnya dalam setiap budaya, anggota kelompok etnis memiliki
keyakinan, nilai-nilai, kebiasaan, adat istiadat, dan norma-norma tertentu
dikarenakan latar belakang mereka yang sama. Mereka mendefinisikan diri
mereka berbeda dan istimewa karena fitur budaya. perbedaan ini mungkin
timbul dari bahasa, agama, pengalaman masa lalu, penempatan geografis,
kekerabatan, atau ras. Penanda kelompok etnis mungkin termasuk nama
kolektif, kepercayaan keturunan umum, rasa solidaritas, dan hubungan
dengan wilayah tertentu. etnis dapat dikatakan ada apabila orang mengklaim
identitas etnis tertentu untuk diri mereka sendiri dan didefinisikan oleh orang
lain sebagai pemilik identitas tersebut.

2. Karakteristik Kelompok Etnis


Kelompok etnis memiliki karekteristik atau ciri ciri sebagai berikut :
a. Kesatuan masyarakat yang dibatasi oleh desa atau lebih.
b. Kesatuan masyarakat yang terdiri dari penduduk yang mengucapkan satu
bahasa atau satu logat bahasa.
c. Kesatuan masyarakat yang dibatasi oleh garis batas suatu daerah politikal
administrasi.
d. Kesatuan masyarakat yang batasnya ditentukan oleh rasa identitas
penduduknya sendiri.
e. Kesatuan masyarakat yang ditentukan oleh suatu wilayah geografis yang
merupakan kesatuan daerah secara fisik.
f. Kesatuan masyarakat yang ditentukan oleh kesatuan ekologi.
g. Kesatuan masyarakat dengan pendudukan yang mengalami suatu
pengalaman sejarah yang sama
h. Kesatuan masyarakat dengan penduduk yang frekuensi interaksinya satu
dengan yang lain merta tinggi
i. Kesatuan masyarakat dengan susunan sosial yang seragam.

3. Struktur Kelompok Etnis


Semua kelompok etnis yang ada memiliki sekitar struktur yang sama,
yang terdiri dari tiga bagian utama:
a. Inti dari sebuah kelompok etnis, yang ditandai dengan hidup kompak di
daerah tertentu.
b. Peripherals adalah bagian dari kelompok yang secara geografis terpisah
dari inti.
c. Diaspora ini adalah bagian dari populasi yang secara geografis, termasuk,
mungkin diperlukan wilayah masyarakat etnis lainnya.

Dalam kehidupan sehari-hari, kita mendengar bahwa status hanya


merupakan kehormatan atau prestise. Tapi dalam hal ini, status bukan
merupakan suatu kehormatan atau prestise semata. Status meliputi beragam
posisi atau kedudukan seseorang yang dijalankan di masyarakat. Terdapat dua
macam status yang ada di masyarakat yaitu achieved statuess dan ascribed
statuses. Achieved statuses merupakan status social yang diperoleh karena
usaha orang tersebut atau dapat dikatakan peraihan suatu posisi yang didapat
dari prestasi. Sedangkan Ascribed statuses merupakan status social yang
diperoleh sejak lahir, artinya status social ini tidak dapat dipilih atau si
individu tidak bisa memilih suatu status yang akan ia peroleh.

4. Identitas Kelompok Etnis


Ada beberapa alasan yang orang tertentu dapat dikaitkan dengan
kelompok etnis tertentu.Perlu dicatat bahwa karakteristik ini sendiri anggota
masyarakat menganggap mereka penting, mereka adalah dasar dari identitas
mereka. Berikut adalah kelompok etnis utama:
a. hubungan darah dan perkawinan (fitur ini sudah dianggap agak
ketinggalan jaman)
b. sejarah umum asal dan pengembangan
c. dasar teritorial, yang mengikat area spesifik, wilayah
d. bahasa umum
e. karakteristik budaya dan tradisi.

5. Jenis kelompok etnis


Etnis juga terbagi kedalam kelompok kelompok diantaranya yaitu :
a. Rod : tidak lain, sebagai sebuah komunitas dekat kerabat darah.suku -
beberapa genera, yang dihubungkan oleh tradisi umum, agama, sekte atau
dialek umum.
b. Nasionalisme : adalah kelompok etnis tertentu, yang dibentuk secara
historis dan bersatu dengan satu bahasa, budaya, iman, dan wilayah umum.
c. bangsa - adalah bentuk tertinggi dari komunitas etnis, yang ditandai
dengan umum wilayah, bahasa, budaya dan pengembangan hubungan
ekonomi.

6. Masalah-masalah yang di timbulkan oleh kelompok Etnis.


Masalah masalah atau konflik konflik yang dapat ditimbulkan oleh
kelompok etnis adalah sebagai berikut :
a. jika dua suku bangsa masing-masing bersaing dalam hal mendapatkan
lapangan mata pencaharian hidup yang sama.
b. jika warga suatu suku bangsa mencoba memasukkan unsur-unsur dari
kebudayaan kepada warga dari suatu suku bangsa lain.
c. jika warga satu suku bangsa mencoba memaksakan konsep-konsep
agamanya terhadap warga dari suku bangsa lain yang berbeda agama.
d. jika warga satu suku bangsa berusaha mendominasi suatu suku bangsa
secara politis.
e. potensi konflik terpendam dalam hubungan antar suku bangsa yang telah
bermusuhan secara adat.
f. Konflik Merupakan suatu proses disosiatif yang memecah kesatuan di
dalam masyarakat. Meskipun demikian konflik tidak selamanya negatif,
adakalanya dapat menguatkan ikatan dan integrasi.
g. Integrasi Adalah dibangunnya interdependensi yang lebih rapat dan erat
antara bagian-bagian dari organisme hidup atau antara anggota-anggota
di dalam masyarakat sehingga menjadi penyatuan hubungan yang
diangap harmonis.
h. Disintegrasi Disebut pula disorganisasi, merupakan suatu keadaan
dimana tidak ada keserasian pada bagian-bagian dari suatu kesatuan.
Agar masyarakat dapat berfungsi sebagai organisasi harus ada keserasian
antar bagian-bagian.
i. Reintegrasi Disebut juga reorganisasi, dilaksanakan apabila norma-
norma dan nilai-nilai baru telas melembaga dalam diri warga
masyarakat.
B. Sistem Sosial Masyarakat
Sistem sosial itu sendiri adalah suatu sistem yang terdiri dari elemen-
elemen sosial. Elemen tersebut terdiri atas tindakan-tindakan sosial yang
dilakukan individu-individu yang berinteraksi satu dengan yang lainnya. Dalam
sistem sosial terdapat individu-individu yang berinteraksi dan bersosialisasi
sehingga tercipta hubungan-hubungan sosial. Keseluruhan hubungan sosial
tersebut membentuk struktur sosial dalam kelompok maupun masyarakat yang
akhirnya akan menentukan corak masyarakat tersebut. dipisahkan satu sama lain
itulah yang kita sebut sebagai sistem.
Masyarakat sebagai suatu sistem apabila kita mengikuti pengertian
masyarakat baik secara natural maupun kultural, maka akan tampak bahwa
keberadaan kedua masyarakat itu merupakan satu kesatuan fungsi. Adanya
mekanisme yang saling bergantung, saling fungsional, saling mendukung antara
berbagai unsur dan tidak bisa dipisahkan satu sama lain itulah yang kita sebut
sebagai sistem, dan selalu mengalami dinamika yang mengikuti hukum sebab
akibat (kausal). Apabila ada perubahan pada salah satu unsur atau aspek, maka
unsur yang lain akan menerima konsekuensi atau akibatnya, baik yang positif
maupun yang negatif. Oleh karena itu, sosiologi melihat masyarakat atau
perubahan masyarakat selalu dalam kerangka sistemik, artinya perubahan yang
terjadi di salah satu aspek akan memengaruhi faktor-faktor lain secara
menyeluruh dan berjenjang.

1. Fungsi Sistem Sosial Masyarakat


Sistem sosial masyarakat mempunyai fungsi sebagai berikut yaitu :
a. Fungsi Adaptation (Adaptasi)
Sistem sosial harus mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan yang
dihadapi.
b. Fungsi Goal Attainment (Pencapaian Tujuan Yang Diharapkan)
Tujuan individu harus menyesuaikan dengan tujuan sosial yang lebih besar
agar tidak bertentangan dengan tujuan-tujuan lingkungan sosial.
c. Fungsi Integration (Integrasi/Kebersamaan)
Menunjukkan adanya solidaritas sosial dari bagian-bagian yang
membentuknya serta berperannya masing-masing unsure tersebut sesuai
dengan posisinya. Integrasi hanya bias terwujud jika semua unsure yang
membentuk sistem tersebut saling menyesuaikan.
d. Fungsi Latent Pattern Maintance (Pemeliharaan Pola Latent)

2. Proses-proses Sistem Sosial Masyarakat


Sistem sosial memiliki beberapa proses antara lain :
a. Komunikasi
b. Memelihara tapal batas
c. Penjalinan sistem
d. Sosialisasi
e. Pengawasan sosial
f. Pelembagaan
g. Perubahan social

3. Ciri-ciri Sistem Sosial Masyarakat


Sistem sosial masyaakat memiliki beberapa karakeristik atau beberapa
ciri ciri yaitu sebagai berikut :
a. Manusia yang hidup bersama, sekurang-kurangnya terdiri atas dua orang
b. Bercampur atau bergaul dalam waktu yang cukup lama, karena
perkumpulannya manusia akan menimbulkan manusia-manusia baru.
Akan timbulnya sistem komunikasi
c. Sadar bahwa mereka merupakan satu-kesatuan.
d. Manusia merupakan suatu sistem hidup bersama, karena sistem
kehidupan bersama menimbulakan kebudayaan.

4. Unsur-unsur sistem sosial


Sistem sosial memiliki beberapa unsur unsur didalamnya yaitu seperti :
a. Keyakinan
Setiap sistem sosial mempunyai unsur-unsur keyakinan-keyakinan
yang ditaati oleh para warganya. Mungkin juga terdapat aneka ragam
keyakinan di luar keyakinan umum yang dipeluknya di dalam suatu sistem
sosial. Akan tetapi hal itu tidaklah begitu penting. Dalam kenyataanya,
keyakinan itu tidak musti benar. Yang penting, keyakinan tersebut
dianggap benar atau tepat oleh warga yang hidup di dalam sosial yang
bersangkutan. Misalnya, para anggota dari suatu aliran agama, mungkin
percaya bahwa api, batu-batuan tertentu memiliki kekuatan gaib.
Keyakinan termasuk unsur sangat penting dalam sistem sosial, sebab
orang bertibgkah laku sesuai dengan apa yang mereka ketahui dan yakini.
Dan mereka tahu bahwa keterangan dan penilaian tertentu di dalam sistem
sosialnya adalah mesti benar, tepat dan bak.
b. Perasaan (sentimen)
Unsur kedua ini mempunyai kaitan dengan unsur pertama, tetapi dari
segi analitis keduanya mudah dipisahkan. Keyakinan menunjuk pada apa
yang diketahui oleh para anggota dari sistem sosial tentang dunia mereka,
sedangkan perasaan menunjuk pada bagaimana peraaan para anggota
suatu sistem sosial tentang hal-hal, peristiwa-peristiwa serta tempat-
tempat tertentu, tanpa memperdulikan cara mereka mempunyai perasaan
semacam itu.
Perasaan sangat membantu menjelaskan pola-pola perilaku yang
tidak bisa dijelaskan dengan cara lain. Dalam soal perasaan ini misalnya,
dapat menjelaskan tentang sebab seorang ayah mau menghadapi bahaya
apapun untuk menyelamatkan anaknya. Tetapi dalam kesempatan lain
seorang juru bom tanpa ragu-ragu menjatuhkan bom di suatu tempat yang
juga didiami oleh banyak anak-anak.
Proses elemental yang secara langsung membentuk perasaan adalah
komunikasi perasaan. Hasil komunikasi itu lalu membangkitkan perasaan,
yang bila sampai pada tingkatan tertentu memang harus diakui.
c. Cita-cita, tujuan atau sasaran
Orang-orang yang berinteraksi pada lazimnya dimaksud untuk
mencapai suatu tujuan atau sasaran tertentu. Tujuan atau sasaran dari suatu
sistem sosial, paling jelas bisa dilihat dari fungsi sistem-sistem itu sendiri.
Misalnya, keturunan merupakan fungsi dari lembaga keluarga.
d. Norma
Norma-norma sosial dapat dikatakan merupakan patokan tingkah
laku yang diwajibkan atau dibenarkan di dalam situasi-situasi tertentu.
Oleh para sosiolog, norma ini dipandang sebagai unsur yang paling kritis
untuk memahami serta meramalkan aksi atau tindakan manusia di dalam
menilai tingkah laku. Norma-norma menggambarkan tata tertib atau
aturan-aturan permainan; dengan kata lain, norma memberikan petunjuk
tentang standard untuk bertingkah laku di dalam menilai tingkah laku.
Ketertiban atau keteraturan merupakan hasil ketaatan orang terhadap
norma-norma dan niali merupakan unsur-unsur universal di dalam semua
kebudayaan.
Wujudnya termasuk (1) folkways atau aturan di dalam melakukan
sesuatu yang dibenarkan oleh umum, akan tetapi sebetulnya tidak
memiliki status paksaan atau keharusan, (2) moress, atau segala tingkah
laku yang menjadi keharusan, di mana setiap oramg wajib melakukan, dan
(3) hukum, di dalamnya menjelaskan dan mewajibkan ditaatinya mores
serta mengekang tingkah laku yang berada di luar ruang lingkup mores
tersebut.
e. Kedudukan-peranan
Status dapat didefinisikan sebagai kedudukan di dalam sistem sosial
yang tidak tergantung pada para pelaku tersebut. Sedangkan peranan dapat
dikatakan sebagai suatu bagian dari satu status yang terdiri dari
sekumpulan norma-norma sosial. Norma-norma tersebut, sedikit banyak
terintegrasi di dalam membentuk suatu peranan.
Semua sistem sosial, di dalamnya mesti terdapat berbagai macam
kedudukan atau status, seperti misalnya suami, istri, anak laki-laki atau
perempuan. Hal ini merupakan akibat wajar dari adanya dua orang atau
lebih di dalam setiap sistem sosial.
f. Kekuasaan
Kekuasaan sosial sebagai suatu konsep tidak mudah dirumuskan
definisinya oleh para sosiolog. Dewasa ini, terdapat konsensus yang agak
luas bahwa istilah tersebut harus digunakan untuk menunjuk pada
“kapasitas untuk atau dalam menguasai orang lain”
Kekuasaan seringkali dikelompokkan menjadi dua jenis utama, yaitu
otoritatip dan non-otoritatip. Kekuasaan otoritatipselalu bersandar pada
posisi status, sedangkan non-otoritatip seperti pemaksaan dan kemampuan
mempengaruhi orang lain tidaklah implisit dikarenakan posisi-posisi
status.
g. Tingkatan atau pangkat
Pangkat atau tingkat sebagai unsur dari sistem sosial dapat
dipandang sebagai kepangkatan sosial (social standing). Pangkat tersebut
bergantung pada posisi-posisi status dan hubungan-hubungan peranan.
Ada kemungkinan ditemukan orang-orang yang mempunyai pangkat
bermiripan. Akan tetapi tidak ada sistem sosial manapun yang semua
orang-orangnya brpangkat sama untuk selama-lamanya.
Setiap pelaku di dalam suatu sistem sosial secara terus-menerus
menilai pelaku-pelaku lain untuk bisa menentukan pangkat antar mereka
masing-masing. Jadi penilaian terhadap pelaku-pelaku merupakan proses
elemental yang mendorong terjadinya keterlibatan tindakan di dalam
unsur struktural dari kepangkatan. Sesudah diadakan penilaian oleh
seseama pelaku, seorang individu tertentu diberi sutu status. Penilaian
terhadap pemangku tindakan tersebut dapat dilakukan berdasarkan
keterampilan, pengalaman, pendidikan atau menggunakan kriteria lain
baik penting maupun sepele.
h. Sanksi
Istilah sanksi digunakan oleh sosiolog untuk menyatakan tentang
sistem ganjaran atau imbalan (reward) dan hukuman (punishment).
Ganjaran dan hukuman tersebut ditetapkan oleh masyarakat untuk
menjaga tingkah laku mereka supaya sesuai dengan norma-norma yang
berlaku. Sanksi positf mungkin meliputi hal-hal kecil seperti misalnya
sepatah kata pujian dan mungkin juga berbentuk besar seperti pemberian
hadiah uang jumlah yang banyak. Sebaliknya, sanksi negatif (hukuman),
antara lain bisa berbentuk penurunan pangkat atau yang paling ekstrim,
seseorang dihukum buang atau dihukum mati.
Penerapan sanksi dimaksudkan untuk menimbulkan perubahan
tingkah laku. Diberikan sanksi atau tidak terhadap seseorang yang
melakukan pelanggaran norma bergantung pada banyak faktor. Faktor
paling penting adalah diketahui atau tidaknya pelanggaran itu sendiri oleh
masyarakat. Bagaimanapun juga, setiap orang mesti terlibat di dalam
penggunaan sanksi-sanksi pada sistem sosial tempat ia berada.
i. Sarana (facility)
Secara luas, sarana itu dapat dikatakan sebagai semua cara atau jalan
yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan sistem itu sendiri. Sarana itu
mungkin berbentuk gedung, alat teknik apapun bentuknya, atau boleh jadi
merupakan jangka waktu dilakukan pengawasan terhadap suatu pekerjaan,
misalnya kapan, sesuatu pekerjaan itu harus selesai.
Bukan sifat dari sarana itu yang penting di dalam sistem sosial. Pusat
perhatian para sosiolog terletak pada masalah penggunaan dari sarana-
sarana itu sendiri. Penggunaan sarana itu dipandang sebagi suatu proses
yang erat hubungannya dengan sistem-sistem sosial. Sebagai contoh ,
dalam dunia dewasa ini terdapat orang-orang yang tidak mau memakan
daging babi, sapi atau kuda, padahal babi, sapi atau kuda hanya merupakan
sarana, yaitu makan bagi banyak orang. Hal tersebut terjadi karena
perbedaan nilai.
j. Tekanan-ketegangan
Dalam sistem sosial akan terdapat unsur-unsur tekanan dan
ketegangan. Hal ini muncul karena tidak akan ada dua orang sekalipun
yang mempunyai interprestasi persis sama mengenai peranan dan posisi
status, di dalam suatu sistem sosial manapun. Sistem sosial akan
mengalami tekanan apabila terjadi perbedaan interprestasi dan bila
perbedaan itu berubah menjadi pola-pola tindakan.
Ketegangan merupakan wujud tingkah laku yang tidak bisa
dipisahkan dengan tekanan. Sebab tekanan merupakan sumber timbulnya
kekangan. Ketegangan tersebut erat dengan taraf kekangan yang diterima
oleh seseorang dari seorang individu atau kelompok. Kekangan tersebut
oleh pihak penekan dimaksudkan untuk menghindari kecenderungan
menyimpang terhadap norma. Pihak yang ditekan atau dikekang tentu saja
menerimanya dengan ketegangan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kelompok etnis adalah kelompok yang diakui oleh masyarakat dan oleh
kelompok etnis sebagai suatu kelompok tersendiri, namun ciri pengenalannya
dapat berupa bahasa, agama, wilayah kediaman dan kebangsaan. Menurut
Koentjaraningrat, suku bangsa diartikan sebagai kesatuan- kesatuan manusia
atau kolektifitas yang terikat oleh kesadaran akan kesatuan kebudayaan,
sedangkan kesadaran itu sering dikuatkan oleh kesatuan bahasa.
Sistem sosial itu sendiri adalah suatu sistem yang terdiri dari elemen-
elemen sosial. Elemen tersebut terdiri atas tindakan-tindakan sosial yang
dilakukan individu-individu yang berinteraksi satu dengan yang lainnya. Dalam
sistem sosial terdapat individu-individu yang berinteraksi dan bersosialisasi
sehingga tercipta hubungan-hubungan sosial. Keseluruhan hubungan sosial
tersebut membentuk struktur sosial dalam kelompok maupun masyarakat yang
akhirnya akan menentukan corak masyarakat tersebut. dipisahkan satu sama lain
itulah yang kita sebut sebagai sistem.

B. Saran
Kami selaku penulis mengharapakan kritik dan saran apabila terdapat
kesalahan kata dalam penulisan makalah ini. Kritik dan saran yang membangun
akan menjadikan kami lebih baik ke depannya dalam penulisan makalah.harapan
kami dengan ditulisnya makalah ini bisa berguna bagi kita semua untuk
menambah ilmu pengetahuan terutama dibidang Sosiologi dan Antropologi.
kurang dan lebihnya tentang makalah ini kami selaku penulis meminta maaf
yang sebesar besarnya.
DAFTAR PUSTAKA
Dhiilah. (2011). Makalah Individu Dan Masyarakat. Bahan Diskusi
(online).http://14april92.blogspot.com/2012/01/makalah-individu-dan
masyarakat.html. Diakses, 11 Desember 2016
Nasikun. (2006). Sistem Sosial Indonesia. Jakarta: Raja Grafindo Persada
Ram, Aminuddin. (1999). Sosiologi. Jakarta: Erlangga
MAKALAH PENGENALAN KELOMPOK ETNIS /
SISTEM SOSIAL MASYARAKAT
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sosio Antropologi
Dosen Pembimbing: Achmad Abdul Aziz, M.Pd.

Disusun Oleh
Nama : Indri Wahyuningsih
NIM : 182013450
Prodi : PGMI

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM KHOZINATUL ULUM


BLORA
Tahun Ajaran 2019/2020

Anda mungkin juga menyukai