Anda di halaman 1dari 7

Jurnal ABDIMAS Unmer Malang Vol.

4, Nomor 1, Juni 2019

PENINGKATAN KUALITAS PRODUK UMKM


KAMPUNG WISATA BISNIS TEGAL WARU DALAM UPAYA KOMERSIALISASI
PRODUK BERDAYA SAING DAN BERBASIS INFORMASI TEKNOLOGI

Endang Purwaningsih1), Muslikh2), Suhaeri 3)


1)
Fakultas Hukum Universitas YARSI Jakarta Pusat
2)
Fakultas Ekonomi Universitas YARSI Jakarta Pusat
3)
Fakultas Teknik Informatika Universitas YARSI Jakarta Pusat
E-mail: e.purwaningsih@yarsi.ac.id

Abstrak
Tujuan program ini adalah: 1) meningkatkan kualitas desain kemasan dan produk, 2) pelindungan hukum
atas merek (branding) produk UMKM Kampung Wisata Tegal Waru Bogor, 3) perluasan jaringan
pemasaran melalui internet (on-line), dan 4) meningkatkan kompetensi manajemen pemasaran, sehingga
mampu meningkatkan omzet/daya saing produk. Metode pendekatan dengan mengadakan pelatihan dan
pendampingan secara terus menerus sampai mandiri. Pelatihan dikemas secara praktis dengan mengambil
tempat di tempat usaha yaitu Kampung Wisata Bisnis Tegal Waru Bogor.Solusi yang ditawarkan melalui
antara lain dengan mengadakan: 1) pelatihan peningkatan kualitas desain kemasan dan produk, 2) pelatihan
pembuatan dan pendaftaran merek produk, 3) pelatihan perluasan jaringan pemasaran melalui internet (on-
line), dan 4) pelatihan manajemen pemasaran. Program tersebut telah dilaksanakan secara kontinue (terus
menerus) sehingga dapat diketahui perkembangan mitra (UMKM) Kampung Wisata Tegal Waru dari waktu
ke waktu. Hasil kegiatan ini dapat dijelaskan bahwa (1) Produsen Kampung Wisata Bisnis Tegalwaru perlu
diberdayakan dari segala hal, baik status badan usaha, keberlanjutan produksi, dan membrandingya, (2) e
commerce belum dilakukan dengan baik, sebagian kecil dari mereka memanfaatkan media sosial pribadi, dan
memerlukan link kerjasama berbagai pihak untuk membantu, Tim Abdimas telah membuatkan dan
menyumbangkannya (3) belum tergerak untuk mendaftarkan merek, karena yang penting laku dan survive.
Desain produk dan kemasannya masih seadanya, perlu didampingi dan dilatih. Telah dibuat model
pemberdayaan UMKM Tegal Waru dan siap untuk diterapkan.

Kata Kunci : Desain, merek produk UMKM, pemasaran on-line, daya saing
I. PENDAHULUAN rendah yang mengakibatkan daya saing produk yang
dihasilkan masih rendah.
Desa Tegal Waru yang kemudian dipopulerkan
dengan Kampung Wisata Bisnis Tegal Waru berada Agar Usaha UMKM tetap eksis dan kinerjanya
di wilayah Kecamatan Ciampea Kabupaten Bogor, meningkat dari waktu ke waktu, maka Universitas
terletak di sebelah barat Kabupaten Bogor atau YARSI dengan multidisiplin dari Fakultas Hukum,
sekitar 3 KM dari kampus IPB Dramaga, dan dapat Fakultas Ekonomi, Fakultas Teknologi Informasi
ditempuh dalam waktu 1 (satu) jam dari Jakarta. sekaligus Sekolah Pascasarjana-- karena Tim juga
Dilihat dari monografi Desa Tegal Waru terdiri dari mengajar di Sekolah Pascasarjana--memandang
38 RT, 6 RW, dan memiliki jumlah penduduk perlu untuk melakukan program pengabdian kepada
sebanyak 12.123 jiwa. Sebagian besar masyarakat masyarakat berupa pelatihan berbagai hal di atas
berprofesi sebagai petani dan wirausaha, hanya saja bagi pemberdayaan UMKM di Kampung Wisata
pada setiap RW masyarakatnya memiliki spesifikasi Bisnis Tegal Waru Bogor dalam bentuk
usaha dan semua tergolong UMKM. pendampingan mulai dari: 1) pelatihan peningkatan
kualitas desain produk dan kemasan, 2) pelatihan
Berdasarkan hasil wawancara dengan Tatiek perlindungan hukum atas merek produk, 3)
Kancaniati 2 April 2017 Ketua Yayasan Kuntum pelatihan perluasan jaringan pemasaran melalui
Indonesia diketahui empat permasalahan mendasar internet (on-line), dan 4) pelatihan manajemen
yang disarankan pada saat ini yaitu: 1) rendahnya pemasaran. Program tersebut akan dilaksanakan
kualitas desain kemasan & produk, 2) merek produk secara kontinue (terus menerus) sehingga dapat
belum terlindungi, 3) keterbatasan jangkauan diketahui perkembangan mitra (UMKM) Kampung
pemasaran produk yang belum on-line, dan 4) Wisata Bisnis Tegal Waru dari waktu ke waktu.
kompetensi manajemen pemasaran yang masih

51
Jurnal ABDIMAS Unmer Malang Vol. 4, Nomor 1, Juni 2019

Dengan berbagai program pelatihan tersebut pihak terkait seperti Pemda dan Dinas Perindag,
ditargetkan terjadi peningkatan wawasan, ilmu dan Koperasi, dan Forum UMKM Kabupaten Bogor.
pengetahuan pada anggota UMKM. Selain itu,
dengan program tersebut diharapkan terjalin 2. Tahap persiapan
silaturahim yang lebih intensif antara usaha mikro a) Membentuk tim yang terlibat, yakni para
Kampung Wisata Bisnis Tegal Waru dengan 4 dosen, mahasiswa, dan mitra pengabdian
Fakultas di Universitas YARSI. Dengan komunikasi kepada masayrakat
dan silaturahim yang baik, keberadaan dan b) Menyiapkan instruktur pelatihan yang benar-
keunggulan Universitas YARSI akan benar sesuai dengan kompetensi yang
tersosialisasikan ke masyarakat.
dibutuhkan
Permasalahan Mitra c) Menyiapkan modul pelatihan sesuai dengan
Permasalahan yang dihadapi usaha mikro Tegal jenis pelatihan yang dilakukan di lokasi
Waru Bogor dan berbagai prioritas yang perlu pengabdian.
dilakukan sebagaimana tampak pada tabel 1.
d) Menyiapkan sarana dan prasarana pelatihan,
Tabel 1. Analisis situasi permasalahan yang dihadapi tempat, alat dan bahan, komputer, jaringan
usaha mikro Tegal Waru Bogor dan prioritas
pendampingan internet, dan menyiapkan berbagai hal yang
berkaitan dengan pendaftaran Merek.
3. Tahap pelaksanaan
a) Mengadakan pelatihan pelbagai pelatihan
utamanya badan hukum, merek dagang dan
transaksi
b) Pelatihan pemasaran produk melalui web/on-
line dan menerapkannya.
c) Pelatihan peningkatan kompetensi manajemen
pemasaran.
4. Tahap evaluasi
Evaluasi dilakukan kepada peserta pelatihan
Penetapan prioritas ini dijustifikasi bersama
antara mitra dengan tim pengusul melalui beberapa untuk mengetahui sejauh mana mereka telah
kali pertemuan dan observasi secara langsung. memahami berbagai materi pelatihan yang
Berdasarkan tabel prioritas di atas, dan mengacu diberikan oleh para narasumber, sehingga dapat
pada analisis situasi produsen maka telah diadakan dijadikan rujukan dalam melakukan umpan balik
pelbagai kegiatan untuk meningkatkan daya saing kepada khalayak sasaran.
produk UMKM. Tim pengusul menentukan
permasalahan dengan prioritas tinggi (No. 1 sampai III. HASIL DAN PEMBAHASAN
dengan 5) yang telah diselesaikan dalam program
ini. Keberhasilan program ini didukung oleh
peranserta dosen dan mahasiswa dari Fakultas
II. METODE KEGIATAN Hukum, Magister Kenotariatan, Magister
Metode pendekatan pelatihan dijabarkan dalam Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Teknologi
Informasi serta Yayasan Kuntum Indonesia.
tahap-tahap sebagai berikut:
1. Tahap Penjajagan Jumlah UMKM di Tegal Waru sekitar 85,
namun Tim Abdimas/pengusul memfokuskan pada
Tim Abdimas/Pengusul yang terdiri dari Ketua
35 UMKM yang tergabung dalam binaan Yayasan
(FH/Sekolah Pascasarjana), Anggota 1 (FE/ Kuntum Indonesia. UMKM yag mengikuti need
Sekolah Pascasarjana), dan anggota 2 (FTi) assesment berjumlah 21.
Universitas YARSI bekerjasama dengan
Kegiatan yang telah dilakukan adalah:
Yayasan Kuntum Indonesia sebagai koordinator
1. Meningkatkan kesadaran pemilik UMKM akan
UMKM Kampung Wisata Binsis, dan pihak
arti pentingnya meningkatkan kualitas desain

52
Jurnal ABDIMAS Unmer Malang Vol. 4, Nomor 1, Juni 2019

kemasan dan produk untuk meningkatkan meningkat, 9) memudahkan melakukan riset


prestise dan daya saing produknya. pemasaran, 10) memberikan keuntungan yang
Desain produk adalah proses perbaikan atau tidak terbatasdan, dan 11) kemudahan
pengembangan mutu produk yang dirancang Pengawasan.
secara tepat untuk menghasilkan keluaran yang
4. Pelatihan manajemen pemasaran, yang meliputi:
dapat memuaskan keinginan para pelanggan.
a. pengetahuan orientasi pasar (baik orientasi
Manfaat desain produk menurut David (2009:
konsumen maupun orientasi pesaing)
251) adalah untuk meningkatkan penjualan
b. pengidentifikasian kebutuhan konsumen dan
melalui perbaikan produk atau pengembangan
c. strategi menghadapi pesaingan
produk yang ada saat ini. Sedangkan Menurut
Pelatihan ini dipilih karena, menurut Stanton
Prastyowibowo (1999: 5), manfaat desain produk
(2005) manajemen pemasaran merupakan seni
adalah untuk memajukan industri agar hasil
dan ilmu untuk memilih pasar sasaran guna
industri produk tersebut dapat diterima oleh
meraih, menghantarkan, dan
masyarakat, karena produk yang didapatkan
mengkomunikasikan nilai pelanggan yang
mempunyai kualitas yang baik, harga terjangkau,
unggul. Manajemen pemasaran juga berusaha
desain yang menarik, mendapatkan jaminan dan
mengatur tingkat, waktu, dan susunan dari
sebaginya.
permintaan yang ada, agar dapat membantu
2. Mendampingi UMKM dalam membuat merek organisasi mencapai sasaran dengan cara dan
dagang dan memberi pengarahan dalam mendapatkan, menjaga, dan menumbuhkan
mengurus Merek Dagang. Pendampingan ini pelanggan melalui penciptaan, pemberian dan
dipilih karena, merek (brand) merupakan bagian pengkomukasian nilai pelanggan yang unggul.
terpenting dari suatu produk. Merek dapat
menjadi nilai tambah suatu produk. Menurut
Kotler dan Keller (2009: 259), manfaat merek
adalah: 1) untuk menyerderhanakan penelusuran
atau penanganan suatu produk, 2) menawarkan
perlidungan hukum bagi suatu perusahaan untuk
fitur-fitur atau aspek uni dari suatu produk, 3)
mereprestasikan bagian properti hukum yang
sangat berharga, 4) sangat mempengaruhi
kepercayaan konsumen, dan 5) memberikan
keamanan pendapatan untuk masa depan yang
lebih langgeng. Sampai saat ini produsen baru
pada tahap termotivasi, namun belum ada yang
secara mantap menyiapkan dengan serius berkas Gambar 1. Kegiatan pelatihan merek dan marketing
yang diperlukan.
3. Pelatihan pemasaran on-line dengan materi: Jadi pada program ini kami telah melakukan:
a. membuat web-online a) Pelatihan strategi marketing, badan hukum dan
b. manajemen web (pengisian konten, operasi pendampingan merek namun belum ada yang
web, pemasaran on-line praktis) tergerak untuk mendaftarkan.
c. perawatan web b) pembuatan web e commerce dan memfasisitasi
Kegiatan pelatihan pemasaran secara on-line serta menyewakan server selama 1 tahun.
dipilih, karena menurut Badi Uzzaman Sampai Mei tahun 2019.
(2015), dalam bukunya yang berjudul Bisnis
c) Mendaftarkan (maksudnya mencatatkan hak
Pemasaran On-line, menjelaskan beberapa
cipta) video kegiatan pengabdian kepada
keuntungan bisnis on-line yaitu meliputi: 1)
masyarakat ini ke Ditjen KI KemenkumHAM
anpa batas waktu, 2) tanpa batas tempat, 3)
RI. Video kegiatan juga telah diupload di
efisiensi biaya operasional, 4) kemudahan
https://youtu.be/yxnvtxEQZlg
dalam strategi pemasaran produk, 5)
kemudaham manajemen organisasi dan d) Model pemberdayaan
produk, 6) kemudahan pengelolaan kontrol e) Assesment dalam bentuk kuesioner yang
persediaan, 7) kemudahan pengelolaan analisisnya kami tampilkan sebagai berikut.
sumber daya manusia, 8) Produktifitas

53
Jurnal ABDIMAS Unmer Malang Vol. 4, Nomor 1, Juni 2019

Pemahaman tentang merek dan indikasi Pemahaman tentang manajemen dan strategi
geografis pemasaran untuk branding produk
Berdasarkan hasil pengambilan data di Berdasarkan hasil pengambilan data di
lapangan dapat dipahami bahwa, pemahaman pelaku lapangan dapat diketahui bahwa, pemahaman pelaku
UMKM tentang merek dan indikasi geografis rata- UMKM tentang manajemen dan strategi pemasaran
rata mendapat skor 2,3 dalam arti mereka masih untuk branding produk rata-rata mendapat skor 2,4
kurang paham. Jumlah pelaku UMKM yang dalam arti masih kurang paham. Jumlah pelaku
menjawab sangat tidak paham sebanyak 1 orang, UMKM yang menjawab sangat tidak paham
menjawab tidak paham sebanyak 13 orang, sebanyak 3 orang, menjawab tidak paham sebanyak
menjawab cukup paham sebanyak 3 orang, 10 orang, menjawab cukup paham sebanyak 5 orang,
menjawab paham sebanyak 2 orang, dan menjawab menjawab paham sebanyak 2 orang, dan menjawab
sangat paham sebanyak 1 orang. Untuk lebih sangat paham sebanyak 1 orang. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat tabel berikut. jelasnya dapat dilihat tabel berikut.
Tabel 1. Pemahaman tentang merek dan indikasi Tabel 3. Pemahaman tentang manajemen dan strategi
geografis pemasaran untuk branding produk

Pemahaman tentang perbedaan merek dan


indikasi geografis Pemahaman tentang peraturan perundangan
Berdasarkan hasil pengambilan data di terkait ijin edar dan SIUP
lapangan dapat dipahami bahwa, pemahaman pelaku Berdasarkan hasil pengambilan data di
UMKM tentang perbedaan merek dan indikasi lapangan dapat diketahui bahwa, pemahaman pelaku
geografis rata-rata mendapat skor 2,1 dalam arti UMKM tentang peraturan perundangan terkait ijin
masih kurang paham. Jumlah pelaku UMKM yang edar dan SIUP rata-rata mendapat skor 2,2 dalam
menjawab sangat tidak paham sebanyak 6 orang, arti masih kurang paham. Jumlah pelaku UMKM
menjawab tidak paham sebanyak 8 orang, menjawab yang menjawab sangat tidak paham sebanyak 5
cukup paham sebanyak 4 orang, dan menjawab orang, menjawab tidak paham sebanyak 10 orang,
paham sebanyak 3 orang, sedangkan yang menjawab menjawab cukup paham sebanyak 2 orang, dan
sangat paham tidak ada seorang pun. Untuk lebih menjawab paham sebanyak 4 orang, sedangkan yang
jelasnya dapat dilihat tabel berikut. menjawab sangat paham tidak ada seorang pun.
Tabel 2. Pemahaman tentang perbedaan merek dan Untuk lebih jelasnya dapat dilihat tabel berikut.
indikasi geografis Tabel 4. Pemahaman tentang peraturan perundangan
terkait ijin edar dan SIUP

54
Jurnal ABDIMAS Unmer Malang Vol. 4, Nomor 1, Juni 2019

Pemahaman tentang pentingnyas status badan Jumlah pelaku UMKM yang menjawab sangat tidak
usaha dan badan hukum paham sebanyak 7 orang, menjawab tidak paham
Berdasarkan hasil pengambilan data di sebanyak 2 orang, menjawab cukup paham sebanyak
lapangan dapat diketahui bahwa, pemahaman pelaku 5 orang, menjawab paham sebanyak 5 orang, dan
UMKM tentang pentingnyas status badan usaha dan menjawab sangat paham sebanyak 2 orang. Untuk
badan hukum rata-rata mendapat skor 2,5 dalam arti lebih jelasnya dapat dilihat tabel berikut.
masih kurang paham. Jumlah pelaku UMKM yang Tabel 7.Pemahaman tentang pentingnya kualitas produk
menjawab sangat tidak paham sebanyak 6 orang, dan reputasi
menjawab tidak paham sebanyak 3 orang, menjawab
cukup paham sebanyak 8 orang, menjawab paham
sebanyak 3 orang, dan menjawab sangat paham
sebanyak 1 orang. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
tabel berikut.
Tabel 5. Pemahaman tentang pentingnyas status badan
usaha dan bdan hukum

Pemahaman tentang pentingnya desain


Berdasarkan hasil pengambilan data
diketahui bahwa, pemahaman pelaku UMKM
tentang pentingnya desain rata-rata mendapat skor
2,8 dalam arti sudah paham. Jumlah pelaku UMKM
Pemahaman tentang pentingnya halal yang menjawab sangat tidak paham sebanyak 4
Berdasarkan hasil pengambilan data dapat orang, menjawab tidak paham sebanyak 5 orang,
diketahui bahwa, pemahaman pelaku UMKM menjawab cukup paham sebanyak 4 orang,
tentang pentingnya halal rata-rata mendapat skor 3,0 menjawab paham sebanyak 7 orang, dan menjawab
dalam arti sudah paham. Jumlah pelaku UMKM sangat paham sebanyak 1 orang. Untuk lebih
yang menjawab sangat tidak paham sebanyak 6 jelasnya dapat dilihat tabel berikut.
orang, menjawab cukup paham sebanyak 5 orang, Tabel 8. Pemahaman tentang pentingnya desain
menjawab paham sebanyak 7 orang, dan menjawab
sangat paham sebanyak 3 orang. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat tabel berikut.
Tabel 6. Pemahaman tentang pentingnya halal

Pemahaman tentang informasi dan transaksi


elektronik (ITE) dan e-commerce
Pemahaman tentang pentingnya kualitas produk Berdasarkan hasil pengambilan data diketahui
dan reputasi bahwa pemahaman pelaku UMKM tentang tentang
Berdasarkan hasil pengambilan data dapat informasi dan transaksi elektronik (ITE) dan e-
diketahui bahwa, pemahaman pelaku UMKM commerce rata-rata mendapat skor 2,2 dalam arti
tentang pentingnya kualitas produk dan reputasi masih kurang paham. Jumlah pelaku UMKM yang
rata-rata mendapat skor 2,6 dalam arti sudah paham. menjawab sangat tidak paham sebanyak 5 orang,

55
Jurnal ABDIMAS Unmer Malang Vol. 4, Nomor 1, Juni 2019

menjawab tidak paham sebanyak 10 orang, Berikut model yang dihasilkan melalui need
menjawab cukup paham sebanyak 3 orang, assesment dan wawancara langsung pada saat
menjawab paham sebanyak 2 orang, dan menjawab pelatihan.
sangat paham sebanyak 1 orang. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat tabel berikut.
Tabel 9. Pemahaman tentang informasi dan transaksi
elektronik (ITE) dan e-commerce

Dalam wawancara di Tegalwaru selama


kegiatan pelatihan berlangsung Yayasan Kuntum
Indonesia dan mitra (Tatik dan Rara) menyatakan
bahwa web Tegal Waru sudah dibuat, e commerce Gambar 4. Model Pemberdayaan UMKM Tegal Waru
belum ada, transaksi online belum dilakukan dengan
baik, sebagian kecil dari mereka memanfaatkan Deskripsi Model:
media sosial pribadi, dan mereka memerlukan link 1. UMKM Tegal Waru selama ini dibina oleh
kerjasama berbagai pihak untuk membantu. Yayasan Kuntum Indonesia dan belum memiliki
Demikian pula mereka belum tergerak untuk organisasi/perkumpulan produsen, sehingga
mendaftarkan merek, karena yang penting
perlu dibantu untuk membuatkan legalitas usaha
proiduknya lancar, laku dan survive
dalam bentuk perkumpulan. Namun terdapat
kendala, bahwa produsen belum seia sekata
sehingga perlu diberikan pemahaman yang
mendalam dan penyamaan persepsi demi
kepentingan bersama
2. Kampus (YARSI) dan Forum UMKM Bogor
dan link terkait selayaknya turun tangan
membantu mengatasi permasalahan
3. Pendekatan partisipatif seharusnya diterapkan
Gambar 2. Keterlibatan mahasiswa dalam pelbagai untuk lebih membangkitkan motivasi, sehingga
pelatihan pemberdayaan pun dapat berhasil. Pelbagai
pelatihan terkait produk dan manajemen serta
pelindungan hukumnya sangat perlu dilakukan
4. Model pemberdayaan diterapkan dengan
kerjasama pelbagai pihak, partisipasi aktif
produsen itu sendiri, sehingga terwujud produk
berkualitas, didukung pelindungan merek
dagang, dan support kuat dari peran
organisasi/perkumpulan produsen yang siap
Gambar 3. Pelatihan dan serah terima bersaing dan survive.
e commerce system

56
Jurnal ABDIMAS Unmer Malang Vol. 4, Nomor 1, Juni 2019

Tim Abdimas juga mengadakan Focus Group IV. KESIMPULAN


Discussion (FGD) 4 September 2018 sehubungan
1. Produsen Kampung Wisata Bisnis Tegalwaru
dengan kendala pada produsen, baik belum adanya
perlu diberdayakan dari segala hal, baik status
yang termotivasi mendaftarkan merek dagang,
badan usaha, keberlanjutan produksi, dan
maupun terbentuknya perkumpulan secara spesifik
membrandingnya. Meskipun Tim Abdimas telah
yang mewadahi aspirasi produsen UMKM Tegal
menyumbangkan e commerce dan menyewakan
Waru. FGD dihadiri oleh para akademisi, UMKM
server 1 tahun, E commerce belum dilakukan
Tegal Waru dan beberapa UMKM asal daerah lain,
dengan baik, sebagian kecil dari mereka belum
Ikatan Notaris Indonesia (INI) dan Ditjen Kekayaan
siap dan memanfaatkan media sosial pribadi
Intelektual.
2. Model pemberdayaan perlu diterapkan dengan
link kerjasama berbagai pihak untuk membantu,
mengingat produsen belum tergerak untuk
mendaftarkan merek dagang, karena yang
penting laku dan survive.

V. REFERENSI
David, Fred R. 2009, Manajemen Strategis. Jakarta:
Salemba Empat. Diunduh dari
epository.widyatama.ac.id/xmlui/bitstream/ha
ndle/123456789 tanggal 7 Mei 2017
Kotler, Philip, dan Kevin Lane Keller. 2009.
Gambar 5. FGD 4 September 2018 Manajemen Pemasaran Jilid 1, edisi Ketiga
Belas, Terjemahan Bob Sabran. Jakarta:
Berdasarkan FGD 4 September 2018, mitra Penerbit. Erlangga. Diunduh dari
berharap bantuan dari kampus tidak terhenti dan repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/298
sosialisasi merek dari pemerintah lebih ditingkatkan. 86/2/Reference.pdf tanggal 7 Mei 2017
Ikatan Notaris Indonesia (Notaris Rita Diana Prasetyowibowo, Bagas. 1999. Desain produk
Syarifah) menyatakan bahwa saat ini terdapat Industri, Bandung: Yayasan Depalan Sepuluh.
kerjasama antara INI dan Berkraf, yang memayungi Diunduh dari eprints.ums.ac.id/28908/7/
segala urusan ijin operasional produk dan legalitas DAFTAR_PUSTAKA.pd tanggal 7 Mei 2017
badan usaha, bahkan dibantu sampai pendaftaran
merek. Demikian pula DitjekemenkumHAM RI Purwaningsih, Endang. 2015 Hukum Bisnis, Bogor:
(Ahmad Rifadi) menyatakan bahwa akan Ghalia
memperhatikan kepentingan UMKM dan aspirasi Stanton, William J. 1994. Fundamental of
tersebut. Ahmad Rifadi juga menunjukkan tata cara Marketing, 10th. Ed. Tokyo: Mc-Graw Hill
meng search proses pendaftaran merek di DJKI, Kogakusha. Diunduh Dari lib.ui.ac.id/file?
namun mitra juga mengeluhkan bahwa tidak semua file=digital/123591 TANGGAL 7 Mei 2017
produsen paham teknologi, serta keterbatasan Uzzaman, Badi (2015), Bisnis Pemasaran On-line
pemanfaatan internet dan kepemilikan handphone diunduh dari http://www.kembar.pro/2015/08/
yang hanya sekedar sarana komunikasi saja saat ini. apa-keun, ungan – melakukan – pemasaran -
secara-online.html tanggal 7 Mei 2017.

57

Anda mungkin juga menyukai